Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 69550 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hapis Sulaiman
"Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan sekaligus menganalisis citra tokoh utama perempuan dalam skenario tersebut. Deskripsi citra tokoh perempuan dalam analisis ini didasarkan pada perkembangan penokohan yang meliputi karekter, sikap, dan pola pikir tokoh perempuan. Pemilihan skenario KDKK karya Asrul Sani sebagai objek penelitian didasarkan pada keinginan melihat keistimewaan skenario ini, terutama dalam kaitan dengan tema perempuan. Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa KDKK merupakan film yang mendapat penghargaan piala Citra sebagai film terbaik pada FFI tahun 1987. Selain itu, beberapa skenario karya Asrul Sani seperti Nagabonar dan Apa yang Kaucar, Palupi? Juga memperlihatkan tema perempuan. Skenario Kejarlah Daku Kau Kutangkap mengungkapkan problematika peran dan karekter perempuan. Di dalamnya diungkapkan perubahan status dan peran perempuan yang berpengaruh pada perubahan karakter, sikap dan pola pikir mereka. Perubahan karakter, sikap, dan pola pikir tersebut pada akhirnya mengakibatkan perubahan citra mereka. Di sisi lain, perubahan karakter, sikap dan pola pikir ini memperlihatkan kedinamisan citra perempuan yang ditandai dalam dua kategori, citra stereotip dan tidak stereotip. Hal ini juga menunjukkan upaya perempuan dalam mempertahankan eksistensi mereka. Tokoh Mona yang dicirkan perempuan dengan citra stereotip digambarkan sebagai perempuan yang bergantung dan tidak mampu membuat keputusan. Sebaliknya, tokoh Marni yang dicirikan sebagai perempuan dengan citra tidak stereotip digambarkan sebgai perempuan mandiri, tegas, mampu mengambil keputusan, dan enggan menikah karena penilaian buruknya tentang laki-laki. Perubahan karakter, sikap, dan pola pikir tokoh perempuan dalam skenario tersebut, menunjukkan adanya pergeseran terhadap citra perempuan. Pergeseran citra terjadi sesuai kondisi dan situasi yang dihadapi tokoh. Hal ini sesuai dengan pemahaman yang menyebutkan penggenderan bersifat fleksibel. Segala sifat, peran yang menempel pada laki-laki atau perempuan yang diberikan oleh masyarakat dapat saling bertukar tempat dan berubah sesuai dengan kondisi dan perkembangan masyarakat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S10871
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyoman Yatmi Pravita Dewi
"Dalam salah satu teori pefeminisme, perempuan adalah "liyan" (The Other) sementara laki-laki adalah "Diri" (The Self). Hal ini menunjukkan bahwa perempuan berada di bawah tataran laki-laki. Dalam novel RELAX karya Alexa Hennig von Lange, tokoh laki-laki dianggap menjadi ordinat dan tokoh perempuan menjadi subordinat. Subordinasi perempuan terhadap laki-laki dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah stereotip jender yang berkembang di masyarakat. Untuk menganalisis penyebab subordinasi tersebut, maka diperlukan perbandingan stereotip antara laki-laki dan perempuan. Pemikiran dan pergerakan perempuan juga dapat menjabarkan bahwa faktor yang sangat kuat untuk subordinasi perempuan terhadap laki-laki adalah stereotip.

In the theories of Feminism and Gender Studies, women are identified as "the Other" while men are "the Self". Such difference displays the inequality that exists between men and women. My hypothesis about Alexa Hennig von Lange's book RELAX, is that Chris is the ordinate of die Kleine, who plays the role of the subordinate. The subordination of women against men is influenced by many factors, one of which is Gender Stereotyping. To analyze the cause of women's subordination, we have to compare the stereotypes that are commonly being used in society. Women's thoughts and movements have come to show that there is a strong correlation between women's subordination and gender stereotyping."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S14605
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pustaka Jaya, 1997
928 ASR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Mangasa Sotarduga
Jakarta: Gunung Agung, 1967
899.208 HUT t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Zahro
"Perkembangan film Indonesia dimulai pada tahun 1926 dengan diproduksinya film Loetoeng Kasaroeng. Dalam perkembangannya kemudian, film Indonesia mengalami berbagai masa: penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, kemerdekaan, orde lama sampai dengan orde baru sekarang ini. Dalam kurun waktu tersebut, ribuan judul telah dilahirkan dari rahim sejarah perfilman Indonesia, dengan beraneka tema dan jalan cerita, dalam bentuk drama, action, komedi musikal, dakwah, dan sebagainya.
Bila kita mengamati perkembangan film Indonesia dewasa ini, banyak hal menarik yang layak untuk dijadikan pertimbangan, yaitu banyaknya gagasan dan pembaruan di sektor teknis sinematografi di kalangan sineas kita, seperti tata suara yang ultrastereo dan penyajian sinematografi yang menarik. Selain itu, menurut hemat penulis, perkembangan dan penggambaran dari segi penokohan, terutama tokoh-tokoh perempuan sangat menarik untuk diamati. Sudut pandang ini jarang diamati secara mendalam oleh para sarjana yang berkompeten di bidang ini. Pengamatan atas tokoh perempuan yang dimunculkan dalam film Indonesia baru dilakukan pada tahun 1981 oleh Khrisna San, seorang pengajar di Murdoch University, Australia.
Hasil pengamatannya itu kemudian dimuat di majalah Prisma Nomor 7, Juli 1981. Kemudian, pada 1986 Komite Film DKJ (Dewan Kesenian Jakarta) menyelenggarakan Pekan Film yang bertema Citra Wanita dalam Film Nasional: Dieksploitasi, Benarkah? Kesimpulan dari kedua pengamatan tersebut: perempuan yang diterima dalam film Indonesia adalah perempuan yang menikah dan bernaung di bawah lelaki, sedangkan perempuan yang mencoba untuk hidup mandiri adalah terkutuk dan contoh dari kekalahan hidup. Meskipun tersela waktu lima tahun (1981-1986), gambaran yang disimpulkan dari kedua pengamatan itu masih tetap sama."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S11200
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Turita Indah Setyani
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Okke Saleha K. Sumantri Zaimar
"Masalah gender telah lama menerik perhatian para peneliti bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, banyak karya sastra yang menampilkan permasalahan kaum wanita, antara lain Layar Terkembang karya St Takdir Alisyahbana. Jumlah tesis dan disertasi tentang wanita dalam karya sastra, tak dapat lagi dihitung dengan jari banyaknya. Hal ini mudah dipahami, karena hingga kini wanita masih belum mendapat tempat yang selayaknya di samping kaum pria Bahkan pada masa kini, masih juga dipersoalkan apakah seorang wanita dapat menjadi seorang presiden atau tidak. Keadaan seperti ini sering terpantul dalam karya sastra, terutama sastra popular.
Sementara itu, sepanjang sepengetahuan saya, masih sangat sedikit - kalau tak dapat dikatakan tak ada - penelitian tentang kaum pria, padahal sikap pria, citranya dalam masyarakat, mempunyai kaitan yang sangat erat dengan kondisi kaum wanita. Dengan memahami sikap dan pemikiran pria, ada kalanya kaum wanita dapat memperbaiki kondisi mereka.
Perumusan masalah:
Bagaimanakah citra kaum pria dalam cerpen di majalah-majalah popular Indonesia menjelang milenium ke tiga? Apakah ada perubahan citra di dalam penggambaran sosok pria, baik secara fisik maupun mental? Bagaimanakah pemikirannya, juga kedudukan dan dan perannya dalam keluarga maupun di masyarakat? Bagaimana. pula sikapnya secara keseluruhan, terutama terhadap kaum wanita? Banyak lagi hal yang perlu di babas dan penelitian ini akan mecoba menemukan jawaban atas permasalahan tersebut..."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Maman Soetarman Mahayana
Depok: Universitas Indonesia, 1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sunu Wasono
"ABSTRAK
Bali sebagai Iatar cerita telah muncul scjak Iama. Setidaknya I Nyoman Pandji Tisna
melalui sejumlah karyanya, antara lain Ni Rawit Ceii Penjual Orang dan I Swasra
Serahun di Bedahulu, telah rnemanfaatkan Bali sebagaj lata: cerita. Selepas pezang,
khususnya pada tahun 1980-an, Putu Wijaya juga memanfaatkan Bali scbagai latar
dalam karyanya yang beljudul Bila Malam Bertambah Malam. Dalam perkembangan
kemudian, sejumlah penulis yang berasal dari Bali juga melahirkan karya-karya yang
menjadikan Bali sebagai latar dan tcma cerita. Salah seorang penulis Bali yang
menampilkan Bali sebagai Iatay dan permasalahan adalah Oka Rusmini. Bali yang dari
pandangan orang Iuar terkesan teratur dan hannonis, di mata Oka Rusmini, temyata
mcnyimpan masalah. Salah satu masalah yang membalut kehidupan masyarakat Bali
adalah kedudukan perempuan, khususnya perempuan dari kalangan brahmana, dalam
kaitannya dengan perkawinan. Lewat dua novelnyaz Tarian Bumi dan Kenanga Oka
Rusmini mengungkapkan kehidupan para perempuan brahmana di tengah-tengah pranata
yang berpihak pada Iaki-laki. Dalam konteks itu, melihat bagaimana tema im
diungkapkan Oka Rusmini mclalui kedua karyanya tentu méiupakan studi yang rnenarik.
Penelitian ini mcrupakan usaha dari seorang pcmbaca non-Bali untuk mengkaji karya
tentang Bali yang ditulis oleh omng Bali. Fokus kajian dipusatkan pada aspek tematik
Yhrian Bumi dan Kenanga. Persoalan apa yang diusung kedua novel itu dan bagaimana
persoalan itu diungkapkan lewat penggambaran tokoh-tokoh cerita, khususnya tokoh-
tokoh perempuan, itulah yang dikaii dalam penelitian ini. Dari analisis terhadap kedua
karya itu diperoleh kesimpulan bahwa melalui Tarian Bumi dan Kenanga Oka telah (1)
membeberkan sisi gelap kchidupan para brahmana; dan (2) menunjukkan bagaimana
pranata sosial di Bali, khususnya yang menyangkut masalah perkawinan, telah menindas
dan rnerugikan perempuan, khususnya perempuan dari kalangan brahmana.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rasyid Sartuni
"ABSTRAK
Romantisme di Indonesia dan Malaysia tidak seheboh munculnya di Eropa. Di Eropa romantisme muncul sebagai gerakan suatu zaman sedangkan di Indonesia dan Malaysia cenderung merupakan suatu visi dan gaya dalam penulisan karya sastra. Walaupun romantisme di Indonesia merupakan pengaruh dari romantisme Eropa, ciri-ciri romantisme Indonesia tetap memperlihatkan visi dan gaya tersendiri. Warna romantisme demikian terlihat pada perubahan bentuk, pilihan kata, lukisan alam, deskripsi masa silam, dan gaya diafan yang penuh pesona. Romantisme demikian menguatkan pada deskripsi sentimental dari pada deskripsi ideology. Namun, kedua romantisme itu? romantisme sentimental dan romantisme idealis tumbuh subur pada masa Pujangga Baru (1933-1942). Romantisme Pujangga Baru ini berpengaruh pada gaya penulisan yang ada di Malaysia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>