Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101585 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Perlulah kiranja isi uraian diatas itu, saja simpulkan disini dalam beberapa kalimat. Istilah wijzers van modaliteit jang dipakai oleh Prof. Gonda untuk menjebut fungsi sedjumlah kata2 tertentu, jang menjatakan modalitet dalam bahasa Indonesia itu, menurut pendapat saja terlalu umum sifatnja. Prpf. A.A. Fokker-pun setjara umum menjebut kata2 penjatakan modalitet itu modale woorde..."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1954
S11268
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Alwi
"Pandangan dan tafsiran mengenai modalitas sering berbeda antara ahli yang satu dan ahli yang lain. Seperti yang dikutip oleh Perkins (1983:6) dari Ackrill (1983), Aristoteles merupakan ahli yang pertama kali menyatakan gagasan atau buah pikiran mengenai apa yang sekarang disebut modalitas itu. Dengan menggunakan sudut pandang yang didasari oleh logika modal {modal logic), Aristoteles menyebutkan keperluan (necessity), kemungkinan (possibility), dan ketakmungkinan (impossibility) sebagai permasalahan modalitas. Dua pengertian yang disebutkan pertama, yaitu keperluan dan kemungkinan, oleh sebagian ahli bahkan dianggap sebagai masalah utama dalam sistem modalitas (Geerts dan Malls, 1978: 108; Lyons, 1977:787; Palmer, 1979:8).
Maingueneau (1976:112) menyoroti modalitas tidak hanya dari sudut logika karena menurut pendapatnya, modalitas pikiran (modalite Iogique) perlu dibedakan dari modalitas apresiatif (modalite appreciative). Yang dimaksudkannya dengan modalitas pikiran ialah sikap pembicara yang menggambarkan, antara lain, kebenaran (la verite), kementakan atau kebolehjadian (la probabilite), dan kepastian (la certitude), sedangkan yang menggambarkan perasaan gembira (1'heureux) dan sedih (le triste) digolongkannya ke dalam modalitas apresiatif."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
D14
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asvi Warman Adam
Jakarta: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S14515
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Muis
Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, 2007
499.221 MUI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1962
S11312
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Montolalu, Lucy Ruth
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Untung Yuwono
"This study is aimed to explore a construction in Indonesian that contains clause relations linked without any conjunction. The construction is traditionally called asyndetic construction. The discussions about clause relations in Indonesian have been generally emphasized on the use of conjunctions as clause relation markers. Some grammarians have actually also discussed the use of asyndetic construction in Indonesian, such as Mees (1949), Fokker (1951), Lapoliwa (1999), Kridalaksana (l985 and 1999), and Baryadi (2000). However, the discussions were only some parts of the wider topics. It should also be noted that the term of asyndetic construction has not been sharpened during the discussions. This study, therefore, is expected to sharpen the concept.
By applying the Systemic Functional Grammar by Halliday (1994), which underlies the theoretical framework of this study, this study is focused on three discussions- Those are (i) the features of asyndetic construction in Indonesian, (ii) the production rules of asyndetic construction, and (ii) the relation between the use of asyndetic construction and certain language styles, especially journalistic style, which productively use the construction. As the lindings of this study, related to the features of the asyndetic construction, it is found that there are three types of asyndetic construction in Indonesian, which are (i) paratactic-asyndetic construction, (ii) hypotactic-asyndetic construction, and (iii) embedded-asyndetic construction. There are two main rules of the construction production, namely the clause joining and the logical meaning of clause relations. The clause joining shows a strategy of asyndetic construction forming based on the syntactical core functions. The logical meaning of clause relations shows a strategy of clause relation composing between main clause and main clause, dependent clause and dependent clause, and embedded clause and nominal group.
Concerning the features of asyndetic construction in Indonesian, the paratactic-asyndetic construction is formed by three ways, which are linking, juxtaposition, and juxtaposition-linking. The hypotactic-asyndetic construction is formed by subordination. The embedded-asyndetic construction is formed by rank-shifting.
Meanwhile, the logical meaning of clause relations can also be identified. The logical meanings of clause relations in paratactic-asyndetic construction are divided into two groups, which are expansion and projection. The expansion can be divided into (i) elaboration, which covers exposition, exemplitication, and clarification, (ii) extension, which covers addition and polar alternation, and (iii) enhancement, which covers temporal, causal, and conditional relations. The projection can be divided into locution and idea projection. The logical meanings of clause relations in hypotactic-asyndetic construction are also divided into two groups, which are expansion and projection. The expansion is only found in the form of enhancement, which covers temporal, causal, manner, purposive, conditional, and concessive relations. The projection covers both locution and idea projection. The logical meanings of clause relations in embedded-asyndetic construction are divided into expansion an projection. The expansion can be divided into elaboration, which is only found in the fonn exemplification, and enhancement, which is only in the form of purposive relation. The projection is only in the form of idea proj ection, which covers sense and cognition relations.
Related to the language style, this study explores data that is not limited to a certain style. The large ntunber of data obtained from joumalistic style, especially hom printed mass media, shows at least that the asyndetic construction becomes one of the special characteristics of the journalistic style. The high frequency of the construction use in the journalistic style is mainly caused by literal translation, e.g. literal translation from participial construction in English, as the source language, into hypotactic-asyndetic construction in Indonesian, as the target language."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
D500
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lamuddin Finoza
"Dalam bagian terdahulu dari karangan ini telah dikemukakan beberapa masalah tentang adverbia. Dari pokok-pokok permasalahan yang dibahas dapatlah disimpulkan sebagai berikut. Pembicaraan mengenai adverbia selama ini lebih mementingkan arti dari pada bentuk. Di antara 9 orang penulis yang diringkaskan pendapatnya, hanya tiga orang (Zainuddin, Slametmuljana, dan C.A. Mees) yang membicarakan adverbia dari segi bentuk. Penulis yang lain membicarakan adverbia hanya dari segi arti.
Dengan menyadari betapa pentingnya segi bentuk di samping arti, karangan ini menampilkan pambicaraan dari segi bentuk; karena bentuk kata dapat menentukan perubahan jenis kata. Kata tertentu yang mandapat afiks, diulang pengucapannya atau digabungkan dengan partikel, dapat merubah makna. Oleh sebab itulah dalam karangan ini selain segi arti segi bentukpun diuraikan pula. Di samping masalah arti. (semantis) dan bentuk (morfologis), segi sintaktis dalam adverbia harus pula diteliti. Adverbia yang unsurnya lebih dari satu kata pada dasarnya adalah satuan sintaktis sebab hubungan antar unsur, dan bentuk gabungan (frase adverbial) barulah jelas kedudukannya bila diuraikan dari segi sintaktis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1977
S11003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Budina J.
"ABSTRAK
Masalah Idiom bukanlah masalah yang baru bagi perkembangan Linguistik dunia pada umumnya. Sudah banyak ahli linguistik dunia barat yang menyinggung Idiom dan perma_salahannya. Tidak demikian halnya dengan Idiom Indonesia . Kelihatannya, berdasarkan penelitian kepustakaan, masalah idiom Indonesia belumlah disinggung banyak oleh pakar linguistik Indonesia.
Pembahasan skripsi ini bertujuan untuk mencari dan menentukan definisi idiom bahasa Indonesia yang akurat, disertai pengujian, agar diperoleh definisi idiom yang sesuai dengan kasus bahasa Indonesia; bentuk-bentuk apa saja yang dapat kita golongkan sebagai idiom bahasa In_donesia. Ternyata, seperti halnya Idiom-idiom bahasa lain, masalah-masalah utama idiom dalam bahasa Indonesia pun berkaitan dengan semantik dan sintaksis. Dari hasil analisis, diharapkan pemakai bahasa Indonesia dapat menge_tahui bentuk-bentuk ungkapan kompleks apa saja yang dapat dimasukkan dalam keanggotaan idiom.
Berdasarkan analisis masalah semantik dan sintaktis, berdasarkan data yang dipergunakan, dapat diambil satu definisi idiom yang akurat, yang menyebutkan Idiom sebagai ungkapan kompleks yang benar-benar non-komposisi dalam makna, dan benar-benar non-produktif dalam bentuk. Dengan memakai landasan teori dari Mary McGee Wood, yang telah diujikan dan dibuktikannya, penulis menguji data-data dari Kamus Idiom (Abdul Chaer). Tiga alat pengujian yang penulis pakai untuk meneliti bentuk-bentuk ungkapan kompleks dalam bahasa Indonesia adalah kontinuum, komposi_sionalitas, dan produktivitas.
Di akhir penulisan, sebagai kesimpulan, penulis men_catat kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh. Kesimpulan yang penulis peroleh adalah bahwa Idiom harus benar-benar non-komposisional atau bersifat legap dalam makna; ambi_guitas adalah sifat umum (tidak mutlak) dari keidioman; makna idiom tidak dapat dibagi-bagi atas konstituen pembentuknya; idiom dapat bersifat legap dalarn struktur dan juga non-produktif dalam bentuk; tataran gramatikal idiom adalah kata sampai kalimat, kata majemuk merupakan idiom; serta harus dibedakan konsep kata majemuk sebagai konsep gramatikal dengan konsep idiom sebagai konsep semantis atau pragmatik; hubungan konstituen-konstituen konstruksi idiom dengan hubungan di luar konstruksi ter-sebut ada yang bersifat mandiri/tidak tergantung dengan yang di luar konstruksi tersebut, dan ada yang teri-kat/tergantung dengan yang di luar konstruksi tersebut.

"
1990
S11152
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Yunus
"Penelitian ini bermaksud mengetahui cara pemakai bahasa Indonesia menggunakan strategi kebahasaannya untuk menonjolkan (memfokuskan) bagian kalimat yang dianggap mengandung informasi paling penting, sehingga bagian kalimat itu menjadi pusat perhatian pembaca atau pendengar. Dalam pada itu, sebelum menelaah lebih lanjut cara pemfokusan dalam bahasa Indonesia, terlebih dahulu penulis menetralisasi ketumpang tindihan beberapa istilah seperti subyek, topik/ tema,fokus, enfasis (penegasan) dan kentrastif (penolakan yang tampaknya masing-masing mempunyai pengertian yang sama, padahal sesungquhnya berlainan. Subjek berada pada tataran sintaksis klausa; topik, tema/fokus terdapat pada tataran kalimat/wacana; dan enfasis serta kontras adalah dua macam makna yang secara implisit terkandung pada fokus. Setiap kalimat umurnya dapat dianalisis dari sudut topik: (sebutan), tetapi tidak demikian halnya dari sudut fokus (presuposisi), kecuali kalau didalamnya ada bagian kalimat yang ditonjolkan karena, dianggap mempunyai informasi yang lebih penting. Dalam analisis kalimat (wacana) ditemukan tiga alat untuk pemfokusan dalam bahasa Indonesia. Ketiga alat itu adalah unsur leksikal yang berupa bentuk penegas, unsur konstruksional seperti konstruksi terbelah, inversi, imperatif, pasif, dan konstruksi topik tertanda, serta unsur intonasional yang berupa pemakaian nada yang lebih tinggi serta tekanan yang lebih keras pada (bagian) kalimat yang difokuskan. Ketiga alat pemfokusan itu tidak jarang secara bersamaan menandai konstituen fokus dalam suatu ka1imat. Penelitian ini mengambil data tulis ragam sastra dari kumpulan cerpen Odah karya Mohammad Diponegoro dan Bukan Rumahku karya Titis Basino."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>