Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110342 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erwin Rinaldi S.
"ABSTRAK
J.E. Tatengkeng adalah salah satu penyair terpenting angkatan Pujangga Baru, selain Amir Hamzah, karena corak keagamaan yang menjadi ciri khas sajak-sajaknya. Dalam perkembangannya, sajak-sajak J.F. Tatengkeng mengalami per_geseran tematik dari sajak-sajak yang bercorak keagamaan ke arah kritik sosial.
Skripsi ini merupakan hasil penelitian mengenai per_geseran tematik yang melandasi sajak-sajak J.E. Tatengkeng serta kaitannya dengan latar belakang kehidupannya. Latar belakang kehidupan pengarang dan aktivitasnya selama hidup itulah yang sangat berpengaruh terhadap tema-tema sajaknya.
Sebagai seorang yang kreatif, J.E. Tatengkeng tidak hanya menulis sajak, ia pun mewariskan karya-karya dalam bentuk lain, seperti surat, esai, cerita pendek, drama. Sejalan dengan itulah dalam skripsi ini diberikan pula daf_tar karangan dan singkatan isi yang akan turut membantu usaha penelusuran minat dan perhatian J.E. Tatengkeng dalam sajak-sajaknya. Untuk pemahaman lebih lanjut, dilakukan pula analisis pola rima terhadap beberapa sajak yang menjadi sampel penulisan skripsi ini.

"
1990
S10845
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhardi Budi Santoso
"ABSTRAK
Hartojo Andangdjaja, penyair Indonesia yang juga banyak menulis esai sastra dan menerjemahkan karya-karya sastrawan asing, telah dikenal dalam dunia sastra Indonesia sejak tahun '40-an. Ia tergolong sebagai penyair, esais, dan penerjemah yang produktif.
Beberapa pengamat sastra Indonesia, antara lain Herman K.S., Sapardi Djoko Damono, Harris Effendi Thahar, dan Sudjarwo, telah melakukan penelaahan terhadap puisi Hartojo Andangdjaja, namun hanya terbatas pada beberapa sajak yang mungkin hanya yang mereka sukai saja, atau hanya merupakan resensi atau analisis selintas terhadap Buku Puisi , satu_-satunya buku kumpulan sajak Hartojo Andangdjaja yang telah diterbitkan.
Dalam skripsi ini, dilakukan tinjauan intrinsik terhadap keseluruhan karya puisi Hartojo Andangdjaja, sehingga dapat dilihat kecenderungan sti1istik dan tematiknya. Melalui tinjauan itu pula,.kesastrawanan Hartojo Andangdjaja dapat ditampilkan kembali secara menyeluruh.

"
1990
S11162
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mursal Esten
Padang: Angkasa Raya, 1987
508.2 MUR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yusak Irianto
"Citraan atau pengimajian dapat dibatasi sebagai kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris. Citraan menjadi salah satu kiat penyair untuk menyodorkan dan menyugestikan bunyi, wujud, aroma, cita rasa, kondisi atau pengertian tertentu yang dapat diindera. Citraan-citraan tersebut adalah Citraan penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, pengecapan, gerakan, dan pikiran.
Perangkat teknis lain yang banyak digunakan penyair adalah majas, yang merupakan alat bantu efektif bagi penyair untuk menyampaikan pengalaman puitik. Majas-majas tersebut adalah simile, metafor, personifikasi, alegori, simbolisme, ironi, hiperbol, litotes, metonimi, sinekdoke, eufemisme, dan kilatan. Citraan dan atau majas dapat membantu penyair dalam berkarya, dan membantu pembaca untuk memahami karya-karya seorang penyair.
Sapardi Djoko Damono adalah penyair yang banyak memanfaatkan potensi kedua perangkat tersebut. Sebagai salah seorang kritikus sastra terkemuka di Indonesia ia berpendapat bahwa kata-kata adalah segala-galanya dalam puisi. Fungsi utama kata-kata, menurutnya, adalah sebagai pendukung citraan. Mata Pisau dan Perahu Kertas adalah buku kumpulan sajaknya yang memperlihatkan kekhasan gaya bersajak yang didasari gagasannya tersebut."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
S11160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Junus
Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1980
899.310 9 UMA s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nindira Sekar Kusuma
"Fenomena sastra majalah yang terjadi dalam dunia kesusastraan Indonesia pada tahun 1950-an melahirkan banyak sastrawan yang memanfaatkan majalah sebagai media untuk mengungkapkan karya-karya dan hasil pemikirannya tentang sastra. Kondisi penerbit buku-buku sastra yang sedang hancur saat itu mengakibatkan banyaknya sastrawan di periode tersebut yang tidak menerbitkan karyanya dalam bentuk buku sehingga mereka cenderung terlupakan. Salah satu sastrawan yang terlupakan tersebut adalah Sukarno Hadian. Karya-karyanya yang tersebar di berbagai majalah yang terbit tahun 1950-an berupa cerpen dan puisi. Sukarno Hadian banyak mengangkat tema eksistensialistis dalam karya-karyanya termasuk enam puisi yang akan dibahas dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bahwa masih banyak sastrawan yang tidak tercatat dalam sejarah sastra Indonesia, termasuk Sukarno Hadian, dan apa saja penyebab terlupakannya Sukarno Hadian. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis sajak-sajak Sukarno Hadian yang bertema eksistensialistis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S11036
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Syakur Usman
"Pada 1970-an lahir gerakan puisi mbeling. Gerakan ini dipelopori Remy Sylado lewat majalah Aktuil . Gerakan antikemapanan dalam penulisan puisi ini didukung penyair muda seperti Yudhistira ANM Massardi. Nama ini kemudian menjadi seorang tokoh penting dalam gerakan puisi ini. Lewat kumpulan Sajak Sikat Gigi (1983), ia berhasil membuktikan kepenyairannya dalam usia relatif muda. Kumpulan sajak itu berhasil mendapat penghargaan sebagai kumpulan puisi terbaik 1977 dari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ).
Bahasa puisi Yudhistira adalah bahasa sehari-hari, jujur, polos, dan penuh kelakar Keempat ciri tersebut sangat kental dalam kumpulan sajaknya, terutama Sajak Sikat Gigi. la banyak memakai kosakata dialek Jakarta, seperti biarin, cuman, ngaso, doyan, ngantuk, nyerah, brontak, brisik, nggak, dan memadukannya dengan kosakata bahasa Indonesia.
Ciri lain, Yudhistira jujur menuliskan sajak-sajaknya sebagai cermin jiwa mudanya. Emosinya yang meluap-luap membuatnya menulis apa saja, sekalipun hal tersebut kelihatannya sepele, seperti soal mandi dalam Sajak Waktu Mandi dan Cermin tentang kebiasaan bersolek. Kepolosannya terletak dari pemakaian bahasanya yang sederhana, yang ingin menampilkan apa adanya sebuah peristiwa atau kejadian, seperti Sajak Ketemu di Jalan, Sajak Dolanan Anak-anak, dan Rasa Minum. Kelakar menjadi salah satu gayanya supaya orang tidak marah jika dikritik. Demikianlah bahasa puisi Yudhistira ANM Massardi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1998
S11050
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Kurniawan
"Penelitian inimemusatkan perhatiannya pada tema cinta yang terkandung pada dua kumpulan sajak karya W.S. Rendra, yaitu Empat Kumpulan Sajak dan Potret Pembangunan dalam Puisi. Pada kedua kumpulan tersebut tema cinta yang dicari adalah tema cinta suci antar sepasang kekasih dan tema cinta anak kepada ibu. Di antara kumpulan-kumpulan sajak Rendra yang lain, Empat Kumpulan Sajak dan Potret Pembangunan dalam Puisi paling banyak mengandung sajak-sajak yang tertemakan cinta. Kedua kumpulan ini dibuat pada tahun yang berbeda, yaitu Empat Kumpulan Sajak sekitar tahun 50-an dan Potret Pembangunan dalam Puisi sekitar tahun 60-an Pada Empat Kumpulan Sajak hanya ditemukan saja-sajak yang tertemakan cinta suci antara sepasang kekasih, yaitu Surat Cinta, Episode, Kakawin-kawin, dan Serenada Kelabu. Pada Potret Pembangunan dalam Puisi sajak-sajak yang tertemakan cinta suci antara sepasang kekasih ditemukan pada sajak-sajak seperti Sajak Joki Tobing untuk Widuri, Sajak Widuri untuk Joki Tobing, dan Notabene: Aku Kangen. Tema cinta anak kepada ibu hanya ditemukan pada sajak Ibunda."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S11054
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abdul Latiff
Brunei: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Kebudayaan Belia dan Sukan, 1985
899.310 9 MUH t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Munawar Holil Carita
"Mundinglaya Dikusumah (CMD) merupakan salah satu cerita pantun Sunda yang paling popular dibandingkan cerita-cerita pantun lainnya. Cerita ini beredar di kalangan masyarakat Sunda dari masa ke masa dan diapresiasi oleh berbagai kalangan masyarakat.
Sumber cerita ini adalah juru pantun, yaitu tukang cerita yang menyajikan bentuk cerita ini secara lisan. Oleh karena sifat kelisanannya itu maka terjadi berbagai variasi cerita yang menunjukkan persamaan dan perbedaan satu sama lain. Yang menarik, versi cerita yang dikenal dan kemudian banyak dijadikan sumber inspirasi oleh para sastrawan Sunda modern hanyalah satu versi, yaitu yang dipublikasikan oleh CM Pleyte (1907). Padahal, berdasarkan penelusuran yang dilakukan terhadap sumber-sumber tertulis, termasuk naskah-naskah kuno (manuscript), terdapat variasi di antara berbagai sumber cerita tersebut.
Dalam penelitian ini diteliti empat buah sumber tertulis CMD yang berhasil diperoleh, yaitu dua buah naskah dari Universitas Leiden Belanda (NBG 333.-dan Lor. 2024), edisi CM Pleyte (1907), dan edisi Ajip Rosidi (1974). Keempat sumber tertulis CMD itu dibandingkan, kemudian dianalisis motif ceritanya berdasarkan motif-index yang dikemukakan oleh Stith Thompson (1955). Dua buah sumber tertulis CMD yang berupa naskah dibandingkan untuk mendapatkan teks yang layak disajikan sebagai suntingan teks.
Dari analisis yang dilakukan ditemukan bahwa motif cerita pada NBG 333, Lor. 2024, dan edisi CM Pleyte lebih banyak menunjukkan kesamaan. Perbedaan atau variasi cerita hanya berupa hal-hal kecil yang tidak prinsipil. Sementara itu, pada edisi Ajip Rosidi terdapat perbedaan motif cerita yang sangat prinsipil karena menyangkut motif cerita utama dan munculnya dua buah motif cerita yang tidak terdapat pada sumber CMD yang lain.
Persamaan dan perbedaan kemunculan motif cerita itu berkaitan erat dengan masa beredarnya cerita tersebut, bukan disebabkan daerah asal penyebaran cerita. Hai lain yang ditemukan bahwa motif cerita pada keempat sumber tertulis CMD itu berkaitan erat dengan struktur cerita. CMD yang bersumber dari NBG 333: Lor. 2024, dan edisi CM Pleyte memperlihatkan kesamaan struktur cerita karena mengandung motif cerita yang sama. Dalam pada itu, struktur cerita CMD yang bersumber dari edisi Ajip Rosidi menunjukkan perbedaan karena motif ceritanya berbeda."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T11251
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>