Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7972 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indra Djulfiansyah
"Bahasa Iklan merupakan hal yang menarik untuk dibahas. Ini patut dipelajari, tidak saja melingkupi kehidupan kita sehari-hari, tetapi juga dapat dilihat sebagai pengantar penulisan yang bersifat persuasif. Penelaahan bahasa iklan dapat menambah studi tentang bahasa dalam konteks yang lebih luas. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk membahas bahasa iklan dari sudut fungsi bahasa dalam komunikasi. Setiap kehidupan manusia tidak terlepas dari komunikasi. Komunikasi dalam hal ini yaitu penyampaian amanat dari penberi komunikasi kepada penerima komunikasi. Bahasa iklan sebagai salah satu sarana komunikasi yang menghubungkan produsen ke konsumen. Roman Jakobson menyebutkan ada enam fungsi bahasa dalam komunikasi, yaitu (1) Fungsi referensial, (2) Fungsi emotif, (3) Fungsi konatif, (4) Fungsi fatik, (5) Fungsi metalinguistik, dan (6) Fungsi puitik. Dari keenam fungsi bahasa yang dikemukakan oleh Roman Jakobson, kelima fungsi bahasa berhubungan erat dengan makna konotatif, sedangkan satu fungsi lagi mengandung makna denotatif. Kelima fungsi tersebut yakni fungsi konatif, menimbulkan konotasi konatif, fungsi emotif menimbulkan konotasi emotif, fungsi fatik menimbulkan konotasi fatik, fungsi metalinguistik menimbulkan konotasi metal linguistik, dan fungsi puitik menimbulkan konotasi publik. Kelima fungsi tersebut bersama-sama menyebabkan timbulnya makna ekspresif bahasa iklan. Data yang digunakan adalah bahasa iklan media cetak, yakni tajuk iklan yang memiliki sifat dan fungsi yang khan. Sampel penelitian berjumlah sembilan puluh delapan, dengan menggunakan teknik interval (teknik slang). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari data yang terkumpul, bahasa iklan sebagian besar mempunyai fungsi konatif, perwujudan kebahasaan terbanyak pada bentuk perbandingan. Perbandingan di sini dapat berupa kesamaan sifat, perbandingan tingkat lebih, ataupun perbandingan tingkat superlatif. Fungsi konatif yang menimbulkan konotasi konatif paling nyata dalam bentuk kalimat perintah, dengan penggunaan partikel-lah, serta kata-kata perintah seperti : berikan, atasi, dan biarkan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S11221
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Adhianingsih
"Skripsi ini merupakan salah satu dari sedikit banyak hasil penelitian atas iklan radio berbahasa Indonesia. Penulis dalam melakukan penelitian ini menggunakan pendekatan pragmatik untuk menganalisis tuturan yang dituturkan oleh penuturnya. Di samping itu, penulis juga menganalisis partikel-partikel fatis yang ada di dalam tuturan. Daya ilokusi yang muncul dalam penelitian ini berjumlah empat belas jenis, yaitu memberitahu, berargumentasi, meminta penjelasan, memerintah, meminta, mengusulkan, meminta informasi, memberi nasihat, menjamin, memuji, mengeluh, menyindir, memutuskan, dan membuktikan, sedangkan partikel fatis yang muncul adalah ayo, deh, dong, halo, kan, kok, lho, nah, nih, sih, toh, tuh, dan ya. Salah satu hal yang menarik dari penelitian ini adalah daya ilokusi dan partikel-partikel fatis dapat saling berkombinasi.
Hasil dari penelitian sederhana ini, penulis menemukan pemakain daya ilokusi memberitahu yang lebih dominan dibandingkan dengan memuji dan menjamin. In iterjadi mungkin disebabkan oleh kebudayaan orang Indonesia, umumnya, dan pengkilan khususnya, yang malu menunjukan kelebihan produknya dibandingkan produk lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S11109
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia Vientiani
"Penelitian mengenai keutuhan wacana iklan radio bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara ujaran-ujaran yang terdapat dalam percakapan dan alat-alat kohesi yang terdapat dalam percakapan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan kaitan antara bunyi-bunyi latar dan ujaran dalam percakapan sehingga membentuk keutuhan wacana iklan radio berjenis narasi. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu mendeskripsikan kaitan antara ujaran dalam percakapan dan bunyi-bunyi latar. Langkah-langkah penelitian dilakukan melalui tahap pemilihan sumber data, perekaman data, pemilihan jenis dan jumlah data, transkripsi data, analisis data, dan penarikan simpulan berdasarkan hasil analisis terhadap data. Hasil analisis menunjukkan bahwa penghubung antara ujaran dalam percakapan ditandai oleh pasangan berdampingan. Topik wacana percakapan turut menciptakan koherensi percakapan sehingga tercapai keutuhan wacana. Selain itu, alat kohesi juga dapat menghubungkan ujaran-ujaran dalam percakapan, baik itu di dalam lingkungan ujaran maupun di luar ujaran. Hasil analisis menunjukkan bahwa konteks yang berupa bunyi-bunyi latar saling berhubungan dan berkaitan dengan ujaran. Bunyi-bunyi latar diperlukan untuk mendukung ujaran dalam merangkai keutuhan wacana, begitu pun sebaliknya"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S10708
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Alanudin
"Penelitian mengenai penggunaan singkatan dalam iklan mini telah dilakukan di penerbit surat kabar harian Kompas, sejak tanggal 1 sampai 31 Agustus 2002, Bentuk-bentuk singkatan yang terdapat dalam iklan mini Kompas memiliki ciri khas tersendiri yang dapat dibedakan dengan jenis singkatan lainnya yang telah dikenal. Penulis bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk singkatan yang dipergunakan pada bahasa iklan mini Kompas sehingga dapat memperluas wawasan pembaca iklan mini Kompas mengenai bentuk-bentuk singkatan. Hasil penelitian ini digunakan untuk menghemat ruang, waktu, dan biaya, tanpa mengesampingkan pemahaman dan aspek komunikasi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S10713
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alberthiene Endah Kusumawardani
"Para linguis seperti Den Hertog (1973), Van den Toorn (1976), dan Geerts. et al. (1984) mengemukakan bahwa pada dasarnya kalimat terbagi menjadi dua bagian, yakni kalimat lengkap dan kalimat tidak lengkap. Kalimat lengkap terdiri dari kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak dihadiri oleh subjek dan predikat atau salah satunya. Kalimat ini biasanya merupakan kata perintah, salam, judul, dsb. Kalimat lengkap adalah kalimat yang mengandung unsur subjek dan predikat. Sedangkan kalimat tunggal adalah kalimat lengkap yang hanya mengandung satu unsur predikat, dan kalimat majemuk adalah kalimat lengkap yang mengandung dua atau lebih unsur predikat.
Van den Toorn juga mengutarakan bahwa dalam kalimat bisa ditemukan beraneka pergeseran makna. Seperti penurunan makna, perluasan makna, dan penyempitan makna, dan gaya bahasa seperti metafora, sinestesa, ironi, eufemisme, metonimia, dan personifikasi. Dengan dasar teori tersebut dilakukan penelitian terhadap sejumlah iklan yang memiliki keanekaragaman struktur kalimat dan pergeseran makna. Pengumpulan korpus dilakukan dengan memilih secara acak iklan-iklan makanan dan minuman yang dimuat di majalah-majalah terbitan Belanda. Sedangkan untuk mempelajari teori, penulis inengadakan studi pustaka.
Hasil dari analisis menunjukkan bahwa iklan-iklan komersial makanan dan minuman di majalah. Belanda ternyata memiliki keanekaragaman struktur kalimat dan pergeseran makna. Iklan-iklan itu lebih banyak menampilkan kalimat tidak lengkap, dengan hanya menyebutkan nama produknya saja. Sedangkan pada iklan_iklan dengan kalimat lengkap, struktur yang paling sering ditampilkan adalah subjek + predikat + objek + keterangan. Dari penelitian semantis, diketahui bahwa kebanyakan iklan menampilkan kalimat dengan pergeseran makna."
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S15854
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Ayu Puspita Sari
"Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan keutuhan wacana iklan kosmetika pembersih wajah melalui alat-alat kohesi dari koherensi. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan mendeskripsikan keutuhan wacana iklan kosmetika pembersih wajah melalui hubungan antara bahasa dan gambar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode ini digunakan untuk menggambarkan alat-alat kohesi, koherensi, dan hubungan antara bahasa dan gambar yang muncul pada iklan kosmetika pembersih wajah dalam majalah Gadis tahun 2003. Langkah-langkah penelitian ini dimulai dengan (1) menentukan sumber data, yaitu majalah Gadis; (2) memilih iklan kosmetika yang akan dijadikan sebagai data penelitian sesuai dengan kriteria-kriteria sebagai berikut: iklan kosmetika yang dimuat dalam majalah Gadis sepanjang tahun 2003, iklan kosmetika yang besarnya satu halaman majalah, iklan kosmetika yang terdiri dari bahasa dan gambar, dan iklan kosmetika dengan jumlah terbanyak; (3) mengolah data, (4) menganalisis data; dan (5) menarik simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat-alat kohesi yang ditemukan dalam sembilan wacana iklan kosmetika, yaitu (1) elipsis, (2) referensi, (3) konjungsi, dan (4) kohesi leksikal yang berupa reiterasi dan kolokasi, berfungsi menghubungkan unsure-_unsur bahasa sehingga membentuk keutuhan wacana. Selain itu, koherensi unsur-unsur bahasa dalam wacana iklan kosmetika dapat membentuk keutuhan wacana. Akan tetapi, ditemukan juga iklan-iklan yang hanya dapat koheren dengan bantuan gambar sehingga gambar juga berpengaruh dalam keutuhan wacana. Dengan demikian, ditemukan dua kecenderungan, yaitu (1) ada wacana iklan yang hanya dapat koheren dengan bantuan gambar sehingga gambar mempunyai peran penting dalam membentuk keutuhan wacana dan (2) ada wacana iklan yang sudah koheren tanpa bantuan gambar. Gambar hanya ikut mendukung keutuhan wacana iklan-iklan tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S10714
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Wulandari
"Ada tiga hal yang menjadi tujuan dalam penelitian ini. Pertama, melihat jenis-_jenis ajektiva yang muncul dalam data iklan shampoo. Kedua, melihat pola perilaku sintaksis ajektiva dalam data Ketiga, melihat distribusi pemahaman pemakai bahasa (responden) terhadap pemakaian ajektiva dalam kalimat iklan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah iklan shampoo di majalah Femina selarna tahun 1997. Berkaitan dengan tujuan yang ketiga, maka dalam penelitian ini dilakukan pula penelitian lapangan terhadap lima puluh responden. Penelitian ini menggunakan acuan buku-buku karangan Harimurti Kridalaksana (Kelas Kata) dan Anton Moeliono dkk. (Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia) sebagai landasan analisis data. Pembahasan mengenai perilaku ajektiva dalam iklan shampoo di Femina menghasilkan kesimpulan, (1) jenis ajektiva yang muncul dalam data adalah ajektiva monomorfemis dan polimorfemis; (2) ajektiva dalam kalimat iklan berperilaku sebagai atributif, predikatif, adverbial, dan pelengkap. Selain itu, ajektiva dalam data pun dapat berperilaku sebagai tingkat bandingan positif, komparatif, superlatif, dan eksesif; serta (3) Sebagian besar responden (23-45) memahami ajektiva tingkat posistif tanpa ciri pembanding sebagai penyifat nomina. Adapun tingkat komparatif tanpa memunculkan nomina pembandingnya ternyata dapat dipaharni oleh 45 responden."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S11125
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda Rina Handayani
"Diese Arbeit besteht aus vier Abschnitten. Der erste Abschnitt ist die Einleitung, in der ich den Hintergrund des Themas, die Grenze der Thema, das Ziel der Analyse and die Hethode der Analyse, die ich benutze, um die Daten zu analysieren dargesteilt habe. Der zweite Abschnitt besteht aus vier Teilen, namlich die Definitionen von Werbung nach Otto Klepper. Im zweiten Teil erklare ich den Satzstruktur reach Gaston van der Elst. Im Dritten Teil beschreibe ich die drei Katagorien von Satzen in der Werbung nach Eleonore van Planta, and im letzten Tell schreibe ich Uber Sprachvarianten, Werbungskomposition and die Bedeutungen von Wortern. Im Dritten Abschnitt analysiere ich die Daten, die ich von Deutschen Magazinen nehme, anhand der konzeptuale Modell von van der Elst, van Planta and Blanke. Mach der Analyse der Daten kann ich einen SchluD ziehen, daE3 die einfachen Satze in Frauen- and Mannerduftwerbung gleich sind. Man benutzt haufig nicht komplexe Satze in der Werbung. Der Unterschied zwischen Frauen- and Mannerduftwerbung let im Wortwahl, namlich Adjektiva. In der Werbung finde ich, daO Werbungskomposjtion auch wichtig ist, damit die Leser daran Interesse haben."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14514
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kingkin Ismaya Sari
"Teks komersial seperti teks iklan dan teks surat edaran berperan tidak saja untuk memperkenalkan suatu barang atau produk yang ditawarkan, melainkan juga untuk mengajak, mempengaruhi, menganjurkan, menyarankan atau menyuruh seorang penerima atau seorang konsumen untuk mau membeli atau mempergunakan produk yang ditawarkan. Gaya bahasa yang dipergunakan untuk keperluan itu adalah selalu bentuk perintah (Liliweri, 1992: 33).
Perintah dapat dikemukakan dengan bentuk kalimat yang berbeda-beda, tetapi bermakna sama yaitu sebuah perintah. Berdasarkan pendapat Geerts {1983) di dalam bahasa Belanda terdapat tiga bentuk kalimat perintah dengan menggunakan subjek dan enam bentuk kalimat perintah tanpa menggunakan subjek. Permasalahan yang muncul adalah bentuk kalimat perintah yang mama yang banyak dipergunakan di dalam teks komersial bahasa Belanda seperti teks iklan yang terdapat di dalam majalah dan teks surat edaran penawaran produk dari suatu bank.
Penelitian dilakukan dengan mengadakan studi pustaka dan melakukan pengujian. Melalui studi pustaka diperoleh data menge_nai bentuk-bentuk kalimat perintah bahasa Belanda. Pengumpulan data yang berhubungan dengan penggunaan bentuk kalimat perintah di dalam teks komersial dilakukan dengan. mengadakan pengujian di lima belas majalah dan empat edaran yang berbeda sasaran pembaca atau konsumennya. Data yang diperoleh dari kelima belas majalah dan keempat surat edaran tersebut adalah berupa persentase peng_gunaan bentuk kalimat perintah secara umum dan jugs di tiap pembagian kategori pembaca atau konsumen.
Hasilnya menunjukkan bahwa secara umum persentase tertinggi penggunaan bentuk kalimat perintah adalah bentuk kalimat perintah bentuk dasar + Sisa (51,91%), kedua adalah bentuk kalimat perintah S + VF + Sisa (25,19%) dan ketiga adalah bentuk kalimat perintah baru di luar sembilan bentuk kalimat perintah yang diberikan oleh Geerts (9,16%). Selanjutnya secara berurutan penggunaan bentuk-bentuk kalimat perintah adalah: Bentuk kalimat perintah Sisa + Infinitif (6,49%), bentuk kalimat perintah Bentuk dasar Sisa (3,44%), bentuk kalimat perintah VF + S + Sisa(2,48%), bentuk kalimat perintah Infinitif Sisa (0,57%), bentuk kalimat perintah VF + S+ Sisa ? (0,38%) dan bentuk kalimat perintah Bentuk perfektum (0,38%). Sedangkan bentuk kalimat perintah Bentuk pluperfektum sama sekali tidak pernah dipergunakan.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S15758
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Makmuria Anindita
"Skripsi ini membahas mengenai keutuhan wacana iklan partai politik yang muncul dalam surat kabar Kompas sebelum Pemilu Legislatif 2009. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif.Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan struktur wacana iklan, fungsi gambar dan hubungan gambar dengan bahasa, serta aspek semantis dan aspek gramatikal dalam iklan partai politik. Iklan partai politik memiliki struktur wacana yang cenderung lengkap. Fungsi gambar dalam iklan partai politik adalah mendukung dan menandai keutuhan wacana. Aspek gramatikal yang terdapat dalam iklan partai politik adalah substitusi dan elipsis, sedangkan aspek semantisnya adalah identifikasi, pengulangan leksem, amplifikatif, dan parafrastis.

This theses discuss about discourse wholeness political party's advertisement that appear on Kompas daily before Legislative Election 2009. This research used analitical descriptive metods. The purposes of this research are describing the discourse structure of advertisement, picture function and relation between picture and language, and gramatical and semantic aspect in political party's advertisement. The political party's advertisement have complete discourse structure. Picture function in political party's advertisement is supporting and marking discourse wholeness. Gramatical aspect in political party's advertisement are substitution and ellipsis, where as semantic aspect in political party's advertisement are identification, repetition, amplification, and paraphrastic."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S11407
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>