Ditemukan 64877 dokumen yang sesuai dengan query
Dickinson, Richard, Jr.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1982
261.8 DIC b
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Ahmad Saefuddin
"Di dalam bahasa Arab dikenal empat partikel, yaitu; preposisi, adverbia, konjungsi dan interjeksi. Partikel_-partikel itu kehadirannya mempengaruhi bentuk nomina atau verba yang terletak sesudahnya, baik yang terdapat dalam tataran frasa atau klausa. Pada skripsi ini penulis mem_babas tentang partikel /innama/ yang termasuk ke dalam kelompok adverbia dengan menitikberatkan pada pada_nan partikel tersebut dalam bahasa Indonesia. Ada empat macam kelompok padanan /innama/ dalam Bahasa Indonesia, yaitu; restriktif, penegas, ekseptif negatif dan tak berpadanan ( yang tidak mempunyai padanan secara eksplisit di dalam bahasa Indonesia). Dari keempat kelompok padanan itu dapat disebutkan bahwa padanan sesunguhnya (penegas) dan tidak lain melainkan (ekseptif negatif) sama-sama menduduki urutan yang besar dari padanan /innama/ dalam bahasa Indonesia. Selain itu pola-pola kalimat yang mengikuti bentuk /innama/ juga menjadi telaah dalam skripsi ini. Karena dapat juga memberikan deskripsi tentang pemberian padanan /innama/ di dalam Bahasa Indonesia. Sebagai contoh pada padanan hanya (restriktif) bentuk kalimat yang meng_ikuti /innama/ adalah bentuk kalimat verbal. Sedangkan pada padanan tidak lain melankan (ekseptif) pola kalimat yang mengikuti bentuk /innama/ adalah pola kalimat nominal."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S13180
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Asvi Warman Adam
Jakarta: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S14515
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nurlaila
"Berdasarkan ciri morfemnya, bahasa Arab membedakan antara bentuk verba. partikel dan nomina. Pada skripsi ini penulis membahas tentang adverbia yang termasuk kelompok bentuk partikel dan adverbial, dengan menitikberatkan pada padanan adverbia-adverbial tersebut dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Arab adverbiaa-adverbial ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu adverbia kata dan adverbial frase. Padanan-padanan adverbis-adverbial ini tidak ditentukan oleh struktur sintaksis bahasa sumbernya. Yang menentukan_nya adalah tindakan interpretatif penterjemah. yang merupakan keputusan bebas pihak penterjemah sejauh hal tersebut tidak merubah pesan inti yang terkandung dalam bahasa sum_bernya. Ada 2 jenis padanan adverbia-adverbial bA dalam bI yaitu padanan formal dan padanan nonformal. Padanan formal men_cakup padanan adverbia, verba dan frase. Sedangkan padanan nonformal mencakup padanan zerro. Contoh adverbia kata memi1iki kemungkinan berpadanan dengan adverbia, diantara_nya tidak, tak pernah, jangan. Adverbial frase -frase nomi_nal yang tersusun sari MM + N berkemungkiiian berpadanan dengan adverbia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13326
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ismirani Mardalena
"The absence of equivalents is an issue that has always been faced by translators in translating the source text. When translating proverbs, which are loaded with moral and cultural messages, translators are required to be able to transfer the messages appropriately. The different types of proverbs between French and Indonesian are a major cause of translators' difficulty in finding the equivalents in the form of proverbs. This issue was raised from the author's own experience in translating French fable by Jean de La Fontaine into Indonesian. By using the theory of Paremi and proverbs types of Bhuvaneswar (2000), French and Indonesian proverbs are analyzed in order to find the kinds of proverbs of the source language and the target language. It was found that the absence of equivalents in the form of Indonesian proverbs caused by the opposite of types of French proverbs and Indonesian proverbs. The majority of French proverbs are literal, whereas Indonesian proverbs are mostly metaphors. Data were taken from the fables of Jean de La Fontaine and its translation into Indonesian."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
306 UI-PJKB 6:2 (2016) ; PDF
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Ismirani Mardalena
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
907 PJKB 6: 2 (2016)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Agus Irianto
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011
371.2 AGU p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Cynthia Kemalawati
"Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan deskripsi mengenai dasar pemilihan padanan verba bahasa: Indonesia di dalam novel Korupsi ke dalam verba beraspek tertentu di dalam bahasa Prancis dalam novel Corruption. Metode yang digunakan adalah metode penelitian korpus. Penelitian dilakukan pada 312 buah data yang berupa verba yang terdapat dalam kalimat bahasa Indonesia dan padanannya yang berupa verba beraspek tertentu yang terdapat dalam kalimat bahasa Prancis. Teori yang digunakan terdiri dari teori semantik dan teori terjemahan. klasifikasi atas verba bahasa Indonesia berdasarkan atas verba yang bermarkah unsur leksikal, verba yang bermarkah unsur morfologis dan verba tanpa pemarkah keaspekan. Adapun kesimpulan-kesimpulan yang didapatkan setelah menganalisis verba bahasa Indonesia dan padanannya dalam bahasa Prancis adalah sebagai berikut: keaspekan dalam bahasa Indonesia dinyatakan dengan unsur leksikal dan morfologis ter- (22,43%). Sedangkan pada verba bahasa Indonesia yang tidak bermarkah unsur leksikal maupun morfologis diterjemahkan ke dalam verba beraspek tertentu dalam bahasa Prancis berdasarkan makna inheren (unsur semantis) yang terkandung dalam verbanya (77,577). Verba bahasa Prancis beraspek perfektif pada umumnya merupakan padanan dari verba bahasa Indonesia yang secara semantis merupakan verba bercara tindakan pungtual dan verba yang menyatakan peristiwa telis, dan verba bahasa Prancis beraspek imperfektif pada umunnya merupakan padanan verba bahasa Indonesia yang secara semantis merupakan verba bercara tindakan duratif, repetitif dan verba yang mengungkapkan peristiwa atelis. Selain itu konteks wacana menentukan pula pemilihan padanan. Verba bahasa Indonesia yang menyatakan peristiwa latar depan berpadanan dengan verba beraspek perfektif dalam bahasa Prancis dan verba bahasa Indonesia yang menyatakan peristiwa latar belakang berpadanan dengan verba beraspek imperfektif dalam bahasa Prancis."
Depok: Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Bakti Pratiwi
"
ABSTRAKTujuan menganalisa adverbia yatto ialah untuk mengetahui fungsi dan padanan artinya dalam bahasa Indonesia. Metode dalam melaksanakan penulisan skripsi ini adalah metode kepustakaan.
Kesimpulan yang didapat dari analisa adalah adverbia yatto mengandung makna, menunjukkan usaha dan kemampuan maksimal seseorang dalam mengatasi situasi sulit yang dihadapi untuk mewujudkan harapan dan keinginannya, padanan artinya adalah 'akhirnya', kemudian menunjukkan. kemampuan yang dicapai dalam melakukan perbuatan tidak bisa melebihi batas kemampuan yang dimiliki, padanan artinya adalah 'hanya bisa', juga menunjukkan tingkat kemampuan dan tingkat keadaan yang pada waktu itu mulai dicapai, padanan artinya adalah 'baru'. Situasi sulit yang dihadapi dalam kalimat yang mengandung adverbia yatto dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok, situasi waktu, situasi perbuatan, situasi tempat kejadian dan situasi tingkat kemampuan. Adverbia yatto menerangkan predikat kata kerja sehingga termasuk Jenis adverbia Jotai no fukushi 'adverbia keadaan'. Jenis kata kerja yang dapat diterangkan oleh adverbia yatto ialah kata kerja refleksi, kata kerja kontinuitas dan kata kerja potensial. Kata-kata kerja tersebut kebanyakan menunjukkan kala lampau dan aspek selesai.
"
1989
S13505
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sri Amanda Basri
"Seperti telah diungkapkan sebelum ini, dalam BIng pemakaian KGO2 you tidak lagi menunjukkan status pembicara dan yang diajak bicara. Status dapat ditunjukkan dengan pemakaian kata panggilan. Pendapat ini sudah diungkapkan oleh Brown, Ford, Gilman, Irvin-Tripp dan Bell. Apabila dicocokkan pendapat mereka dengan korpus yang digunakan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jarak sosial dan status sosial individu sangat menentukan hubungan P1 dan P2 dan dalam menentukan kata panggilan yang akan dipakai. Dalam Bind hubungan antara P1 dan P2 dapat dilihat dari pemakaian KGO2, selain pemakaian kata panggilan seperti dalam BIng. Dalam memilih padanan kata sapaan BIng dalam Blnd, pertama-tama ditentukan hubungan antara pelaku dalam BIng dan kemudian disesuaikan dengan melihatnya dari kaca mata kebudayaan Indonesia dan kaidah sosiolinguistis agar hasil terjemahan terasa wajar. Karena adanya penyesuaian dengan latar belakang kebudayaan Indonesia itu maka KGO2 you mempunyai padanan yang berbeda-beda"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S14234
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library