Ditemukan 1476 dokumen yang sesuai dengan query
Trofimenko, Genrikh
Moscow: Progress Publishers, 1986
355.03 Tro u
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
"Abad ke 21 ditandai dengan peningkatan hubungan multilateralisme, dimana salah satu hubungan penting yang terjalin adalah hubungan antara Amerika Serikat dan Indonesia. Kompetensi ekonomi dan letak geostrategis Indonesia tidak dapat diabaikan dalam perumusan kebijakan luar negeri Amerika Serikat."
300 JWISOS 2:1 (2011)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Trofimenko, Genrikh
Moscow: Progress Publishers, 1986
355.03 TRO u
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Killblane, Richard E.
"In this book US Army Transportation Corps Historian, Richard E. Killblane, utitlizes the expertise of professionals with lived experience of synchronizing military transportation from end to end to uniquely explore how military transportation logistics have evolved during the last half of the 20th Century and beyond towards greater efficiency."
Bingley: Emerald Publishing Limited, 2019
e20511723
eBooks Universitas Indonesia Library
Bruce, Allan
Vermont : Arena, 1996
362.1 BRU c
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Record, Jeffrey
Washington: Pergamon-Brassey's, 1985
355.033 573 REC r
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Suzie Sri Suparin S. Sudarman
"This chapter analyzes the United States use of psychological warfare to win the hearts and minds of the people of Indonesia during the 1950s, and Iraq and Muslim majority countries in the aftermath of the 9/11 attacks. This chapter explains both the change and historical development of U.S. psychological warfare, the agencies involved, and the policy options at its disposal. It argues that the U.S. uses of psychological warfare without clear understanding of the domestic politics of the targeted country produced results that were not only harmful to the people of the country targeted but also to U.S. interests. Drawing from the past and present practices of U.S. psychological warfare this chapter seeks to identify the changes in U.S. psychological warfare, and the mistakes that the U.S. has made, as well as the type of challenges that it will face in the future."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, [Date of publication not identified]
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Udsi Siska Widirianti
"Setelah kekalahan Jepang Perang Dunia II, pembangunan Jepang dibidang militer dihentikan dan dipaksa oleh Amerika Serikat untuk fokus hanya pada pertahanan diri. Namun awal abad ke-21, perubahan situasi keamanan dan politik di wilayah seperti China dan Korea Utara telah mendorong Jepang untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan armada militernya. Dalam meningkatkan kapabilitas militer, Jepang melihat Indonesia sebagai negara militer terbesar di Asia Tenggara kemudian mengadakan kerjasama dalam bidang militer. Di bidang pertahanan, Jepang telah menjadi salah satu mitra Indonesia dalam pembangunan kapabilitas pertahanan dan peningkatan profesionalitas prajurit TNI. Indonesia dan Jepang juga mengembangkan kerjasama pendidikan, antara lain pertukaran perwira untuk mengikuti pendidikan pengembangan, pendidikan dan latihan (diklat), pertukaran kunjungan pejabat tinggi pertahanan dan militer Jepang dan Indonesia. Penelitian ini membahas mengenai hubungan Jepang dan Indonesia dalam bidang militer. Jepang dalam ekspansi militernya melihat perkembangan Cina dan Korea Utara khususnya ketegangan di wilayah Laut Cina Selatan. Jepang juga melihat potensi yang dimiliki oleh negara-negara Asia Tenggara khususnya Indonesia yang diyakini oleh pihak Jepang sebagai salah satu negara yang akan berperan besar menjaga keamanan wilayah Asia Tenggara yang juga penting bagi banyak negara maju dari seluruh dunia.
After Japan's defeat of World War II, the Japanese development of military field stopped and forced by the United States to focus solely on selfdefense. But the early 21st century, conversion of the security and political situation in China and North Korea have been encouraging Japan to improve its military and fleet capacity and capability. By enhancing military capability, Japan saw Indonesia as the largest army in Southeast Asia and entered into military cooperation of Japan-Indonesia later. Japan Self-Defense forces (JSDF) has been developing a global partnership for development of Indonesian defense capabilities and professionalization of Indonesian national armed forces, furthermore, conducting other field cooperations such as military personnel exchange, education and training, military-to-military cooperation and exercises, disaster response, and exchange of visits between high-ranking military officers. This research discusses the military relationship of Japan and Indonesia in the military field. Japan's military expansion saw the development of China and North Korea especially the tension in South China Sea Region. Japan also saw the potential possessed by Southeast Asian countries particularly Indonesia, which is believed by the Japanese as one of the Southeast Asian countries that played a major role that was able to maintaining Southeast Asia security."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
I Wayan Sadyana
"Penelitian ini merupakan kajian historis tentang seorang tokoh bernama Miura Jo pada masa pendudukan militer Jepang di Bali dalam kurun waktu tahun 1942 sampai dengan tahun 1945. Tujuan penelitian ini adalah untuk merekonstruksi : (1) Bagaimana peran dan tindakan Miura pada masa pendudukan militer Jepang terhadap rakyat Bali dan (2) Bagaimana dasar pemikiran pilihan-pilihan tindakan yang dilakukan oleh Miura terhadap rakyat Bali pada masa itu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan memanfaatkan teori-teori penulisan sejarah dalam analisis terhadap sumber-sumber sejarah primer dan hasil wawancara terhadap pelaku sejarah. Hasil penelitian menunjukan ada beberapa peran sentral yang dilakukan oleh seorang Miura di Bali pada masa pendudukan militer Jepang yaitu: (1) sebagai penghubung dan penasehat bagi rakyat Bali dan pemerintah, (2) menggagas reformasi keagamaan, (3) berusaha memprakarsai penguatan ekonomi rakyat Bali, dan (4) menjadi satu-satunya orang Jepang dalam Panitia Persiapan Kemerdekaan (PPK) sebagai cerminan pengakuan baik kalangan rakyat Bali maupun pihak Jepang atas ketokohan seorang Miura. Latar belakang kehidupan terlahir pada keluarga, dimana ayahnya seorang pendeta dan ibu seorang pendidik turut berperan membentuk karakter humanis seorang Miura. Dia dapat menjalankan peran sebagai warga negara yang harus taat pada perintah untuk membantu kesuksesan pendudukan Jepang di Bali, disisi lain dia memberi 'sentuhan' nilai humanis persuasif pada kebijakan militeristik yang dijalankan pemerintah pendudukan Jepang. Dengan demikian dia dapat diterima dan pendapatnya diamini oleh rakyat Bali. Akhir kisah hidup Miura menunjukkan bahwa kemerdekaan Indonesia bukan 'hadiah' dari Jepang.
This study analyzed the life of Miura Jo under Japanese occupation in Bali in the year of 1942-1945. The aims of this research are to analyze role and action of Miura and background of his approach to the people of Bali on that time. This is qualitative approach using the theories of history in analyzing the documents and data. The result shows there are number of Miura's important act among the people of Bali such as: (1) to be connector and adviser to the people of Bali in their relationship to Japanese military government; (2) the conceptor of the religious reform; (3) initiator the empowerment of Balinese in economic term; (4) to be representative of Japanese government in kenkokudoushikai, the Independent Preparation Committee of Bali. The last one can be determined as confession of the personage of Miura because he was only Japanese this committee. Background of his life, born in academic-religious family made strong foundation of his character in humanism as he showed in his approach to the Balinese. He acted as citizen of Japanese to support the country mission, but in the other hand, use persuasive-humanism approach in implementing the militaristic policy simultaneously. By that approach, he got the trust of Balinese. The ending of life of Miura showed the important thing that Indonesian independent was not 'gift' from Japan."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
I Gusti Bagus Dharma Agastia
"
ABSTRAKThe fourth industrial revolution has promised many breakthroughs in military affairs. From cyber weapons to partially autonomous weapons system, militaries of the great power have sought to maintain their edge in increasingly complex and unpredictable operating environment."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2019
330 ASCSM 44 (2019)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library