Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8701 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohammad Yunus
"Sebagai dosen ekonomi Universitas Chittagong Muhammad Yunus merasa resah melihat kesenjangan antara teori yang diajarkannya dengan realitas kemiskinan sehari-hari di Bangladesh. Dan ia pun memutuskan keluar dari ruang kelas untuk belajar langsung dari masyarakat miskin pedesaan. Lahirlah ide-ide cemerlang pengentasan kemiskinan yang sangat relevan dengan kondisi Indonesia saat ini.Ikutilah pergulatan mengharukan Yunus dan Grameen Bank dalam memberdayakan masyarakat miskin, membela hak-hak kaum perempuan yang selama ini diabaikan, melawan kelambanan birokrasi, kekolotan sikap keagamaan, kekakuan cara berpikir akademis, dan kesewenang-wenangan lembaga keuangan internasional seperti Bank Dunia."
Serpong: Marjin Kiri, 2007
332.1 YUN vt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Riana Salma Indraswari
"Bank Wakaf Mikro adalah Lembaga Keuangan Mikro Syariah yang didirikan pada tahun 2017 dengan izin Otoritas Jasa Keuangan yang menyediakan kegiatan pembiayaan untuk komunitas kecil yang belum memiliki akses ke lembaga keuangan formal. Lembaga ini memiliki peran untuk memberdayakan masyarakat miskin di sekitar Pesantren masing-masing dengan mendorong pengembangan bisnis konsumen melalui pembiayaan dan kegiatan pendampingan. Bank Wakaf Mikro didirikan dalam bentuk badan hukum koperasi dan beberapa keuntungan bagi konsumen adalah bahwa lembaga tersebut mendistribusikan pembiayaan tanpa agunan dan bahwa imbal hasil pembiayaan hanya berjumlah 3% per tahun. Penulis mengajukan dua pokok permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini yaitu bagaimana Bank Wakaf Mikro diatur dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia dan bagaimana Bank Wakaf Mikro diterapkan di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif yang disampaikan dalam mekanisme deskriptif yang didukung oleh studi dokumen dan wawancara dengan pihak-pihak terkait. Dapat disimpulkan bahwa Bank Wakaf Mikro diatur oleh berbagai macam peraturan perundang-undangan untuk bentuk badan hukumnya serta kegiatan usahanya. Bank Wakaf Mikro berbeda dengan koperasi biasa dan melibatkan tindakan hukum hibah mutlak dan hibah bi syarth daripada wakaf. Sementara, perlindungan hukum bagi para donatur, konsumen, dan Bank Wakaf Mikro umumnya dalam bentuk keterbukaan informasi, pembiayaan berbasis kelompok, dan mekanisme pengaduan.

Micro Waqaf Bank is an Islamic Microfinance Institution established in 2017 with the permission of the Financial Services Authority which provides financing activities to a small community that does not have any access yet to the formal financial institutions. It has a role to empower the impoverished communities around the respective Islamic Boarding Schools by encouraging the development of consumers’ businesses through financing and mentoring activities. It is established in a form of legal entity of a cooperative and several advantages for the consumers include that it distributes financing without collaterals and that the financing yield only amounts to 3% per year. The author came up with two research questions covering how Micro Waqf Bank is being regulated in the Indonesian Laws and how does Micro Waqf Bank being implemented in Indonesia. The research method used is normative legal research delivered in descriptive mechanism supported by document study and interviews with the relevant parties. It is concluded that Micro Waqf Bank is regulated by various laws for their form of legal entity also their business activities. Micro Waqf Bank is different from a regular cooperative and it involves the legal conduct of absolute grant and hibah bi syarth rather than waqf. While, the legal protection for the donors, consumers, and the Micro Waqf Bank is generally in the form of openness of information, groupbased financing, and mechanism of complaints. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Hamsal
"ABSTRACT
Recently, research on paradoxical strategies has been considered critical in winning in the competitive dynamic landscape, characterized by uncertainty and rapid changes in the business environment. Such environmental uncertainties require firm to apply paradoxical strategies; combining strategic flexibility and strategic consistency (Parnell, 1994). This study addresses three main questions: what is the effect of strategic flexibility on firm's performance; what is the contingent effect of perceived environmental uncertainty on the relationship between paradoxical strategies and firm's performance. Questionnaires were distributed to 131 CEOs or members of top management team of Indonesian commercial banks (including sharia banks); and the 59 returned responses were analyzed to test hypotheses. The results indicate that strategic flexibility has positive effect on bank's performance, while strategic consistency does not have significant effects o bank's performance. In terms of combining these two paradoxical strategies, the results of this study confirm that the effect of strategic flexibility on bank's performance depends on strategic consistency and environmental uncertainty."
Depok: Management Research Center Graduate School of Management FEUI, 2007
330 UI-SEAM 1:1 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kasmir
Jakarta: Kencana Prenada Media, 2004
332.1 KAS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rose, Peter S.
New York: McGraw-Hill Irwin, 2002
332.1 Ros c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cain, Brian
Wanchai, Hong Kong: Grolier International, 1999
650 Cai d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Oka A. Yoeti
Jakarta: Infobank, 1997
332.17 OKA k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Prihadiyanti
"Dalam rangka menghadapi persaingan dalam dunia usaha, setiap
pelaku ekonomi dituntut untuk menjawab terhadap perubahan-perubahan lingkungan, guna meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan (sustainable competition advantages).
Untuk menjawab terhadap perubahan-perubahan ini, perlu tersedianya
institutional arrangement (rule) yang baru bagi perbankan oleh Bank Sentral
(Bank Indonesia). Sejalan dengan hal ini, dikeluarkannya Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagai kelanjutan dari Paket Kebijaksanaan Deregulasi Juni 1983, Pakto 1988, Pakjan 1990, Pakpeb 1991 dan Pakmei 1993 serta beberapa paket kebijaksanaan lainnya, dimaksudkan untuk meningkatkan kemandirian Bank Indonesia sebagai otoritas dalam merumuskan dan melaksanakan kebijaksanaan moneter.
Hal ini tertuang pada Rencana Strategis (Renstra) Bank Indonesia
periode 1994/95 - 1998/99 yang merupakan serangkaian sasaran Bank Indonesia yang perlu direalisasikan untuk jangka waktu 5 tahun Serta strategi yang tepat yang perlu ditempuh untuk merealisasikan sasaran tersebut. Penyusunan Renstra Bank Indonesia tersebut telah didasarkan pada suatu Strategic Trusts yang menggambarkan arah yang dituju Bank Indonesia dalam 20 - 25 tahun yang akan datang serta prasyarat pencapaiannya. Salah satu aspek yang dicakup dalam strategic trusts adalah visi Bank Indonesia untuk 20 - 25 tahun yang akan datang yaitu menjadi centre of excellence dalam pelaksanaan tugas-tugas yang berkaitan dengan 3 fungsi pokok Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yaitu dalam bidang pengendalian monster, bidang pengaturan, pembinaan dan pengawasan bank dan bidang sistem pembayaran.
Sejalan dengan Renstra Bank Indonesia, maka pokok permasalahan
yang akan dibahas dalam tesis ini adalah sampai sejauh mana Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1992 dapat memberikan intensif pola kerja perbankan.
Untuk mempermudah dalam membahas pokok permasalahan ini,
maka digunakan pendekatan:
1. Sikap perbankan terhadap Peranan Nasabah;
2. Sikap perbankan terhadap Persaingan Dalam Bidang Jasa Perbankan;
3. Sikap perbankan terhadap Proses Bisnis Perbankan.
Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Probability Random Sampling, yaitu penarikan sampel di mana setiap bank
umum merupakan anggota populasi dan diberi kesempatan yang sama. Teknik
pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan (kumpulan laporan),
kuestioner dan wawancara terhadap 15 (lima belas) Bank Umum sebagai
sampel yang cukup mewakili keseluruhan anggota populasi sebesar 75 Bank
Umum, di samping menghemat biaya dan waktu penelitian. Sedangkan pendekaian analisis yang adalah deskriptif dan kualitatif dibantu dengan
menggunakan tabel frekuensi."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Riza Zainuri
"Tesis ini membahas kinerja Bank Mandiri sebagai bank terbesar di tanah air dan peringkat bank nomor 9 (Sembilan) dengan asset terbesar di Asia Tenggara dalam kurun waktu lima tahun terakhir dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalis kinerja keuangan Bank Mandiri periode 2006 ? 2010 dengan menggunakan proksi rasio keuangan dan menganalisis perbedaan kinerja keuangan antara Bank Mandiri dan Malaysian Bank Berhard (Maybank) yang merupakan bank terbesar di Malaysia dan bank dengan peringkat 4 (empat) asset terbesar di Asia Tenggara dengan menggunakan metode statistik independent t test, dimana diperoleh hasil tidak terdapat perbedaan kinerja antara kedua bank dalam kategori rasio CAR, NPL, ROA, dan ROE, sedangkan untuk kategori LDR, BOPO, dan NIM diperoleh hasil terdapat perbedaan kinerja diantara keduanya.
Hasil analisis berdasarkan pendekatan rasio keuangan bank yang diwakili oleh indikator rasio CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, LDR dan NIM dengan pembobotan nilai sesuai standard Bank Indonesia, diperoleh hasil selama 5 tahun terakhir Maybank lebih unggul dalam kinerja selama 4 (empat) tahun kecuali tahun 2009, dimana Bank Mandiri berhasil mengungguli nilai yang diperoleh Maybank karena pada tahun 2009 ROA Maybank merosot tajam yang disebabkan penurunan laba yang sangat besar. Dengan hasil perbandingan kinerja kedua bank ini, memberikan bukti bahwa kinerja Bank Mandiri yang notebene terbesar di tingkat nasional dan memperoleh banyak predikat penghargaan, harus lebih bekerja keras untuk dapat menyaingi kinerja Maybank khususnya dan bank-bank asing ditingkat regional Asia Tenggara pada umumnya.

The thesis tells about concerning Bank Mandiri performance as one of the biggest bank in Indonesia and number nine ranks having the biggest asset in South East Asia region, in five years period analyzing through their financial report. This research intended to look at Bank Mandiri financial performance from 2006 to 2010 with financial ratio as well as the financial performance differentiation between Bank Mandiri and Malaysian Bank Berhard (Maybank) which is the biggest bank in Malaysia and having the number four ranks with the biggest asset in South East Asia region using the independent t test statistic method, the results there are not any different between the two banks in CAR, NPL, ROA, and ROE ratio categories, while for LDR, BOPO and NIM categories there are different between both banks.
Analysis result from close points in financial bank ratio which represent by CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, LDR and NIM indicators, with Bank of Indonesia?s standards, the findings are for the last 5 years Maybank have improve their performance for four years in a row except for 2009, where Bank Mandiri have succeed to lead points from Maybank because in 2009 the Maybank ROA dropped off caused by the massive reduction on their profit. Through the comparison result between the two banks, proved that Bank Mandiri performance which in fact the biggest bank in national level and having a lot of achievement, should work very hard competing especially to Maybank and to other foreign banks in South East Asia region."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T33754
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutya Widyalestari
"[ABSTRAK
Berdasarkan Undang-undang No. 11 Tahun 1953, Bank Indonesia secara resmi ditetapkan sebagai bank sentral Republik Indonesia, mengantikan De Javasche Bank (Bank Jawa) yang telah menjadi bank sirkulasi sejak era kolonial. Dalam perkembangannya, tidak mudah bagi Bank Indonesia untuk menjadi bank sentral yang independen, dikarenakan tuntutan situasi ekonomi, sosial, dan politik pada masa itu. Misalnya, Bank Indonesia tetap memertahankan fungsinya sebagai bank umum, di samping menjalankan fungsi sebagai bank sirkulasi. Tidak independennya Bank Indonesia turut menimbulkan konflik kepentingan. Pemerintah kerap meminta bantuan pada Bank Indonesia untuk menalangi defisit anggaran dengan cara politik monetisasi (pencetakan uang) yang bersifat inflatoir. Akhirnya, pada tahun 1968, diterbitkan undang-undang baru yang bermaksud mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai bank sentral. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang memiliki empat tahapan, yakni heuristik, kritik, intepretasi, dan historiografi.

ABSTRACT
;Accordance with Act No. 11 of 1953, Bank Indonesia was legally assigned as a central bank for Republic of Indonesia, replacing De Javasche Bank (Java Bank) which had been the circulation bank since colonial era. During further period, because of political, economic, and social demands, it was not easy for Bank Indonesia to become independent. For example, Bank Indonesia retained its function as commercial bank, while it operated as circulation bank also. This action eventually lead towards conflict of interest. Government frequently asked Bank Indonesia to bail deficit of budget with monetization policy (issuing money), which had inflationary impact. At last, in 1968, new bill was passed to restore the real function of central bank. This research uses historical method which is consist of four continued actions, specifically: heuristics, criticism, interpretation, and then historiography.
, Accordance with Act No. 11 of 1953, Bank Indonesia was legally assigned as a central bank for Republic of Indonesia, replacing De Javasche Bank (Java Bank) which had been the circulation bank since colonial era. During further period, because of political, economic, and social demands, it was not easy for Bank Indonesia to become independent. For example, Bank Indonesia retained its function as commercial bank, while it operated as circulation bank also. This action eventually lead towards conflict of interest. Government frequently asked Bank Indonesia to bail deficit of budget with monetization policy (issuing money), which had inflationary impact. At last, in 1968, new bill was passed to restore the real function of central bank. This research uses historical method which is consist of four continued actions, specifically: heuristics, criticism, interpretation, and then historiography.
]
"
2015
S60424
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>