Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurun Ala
"Apa yang kamu lakukan pada hari pertama setelah patah hati?” Itu adalah pertama kalinya bagi Rania. Pertama kalinya ia memiliki hubungan spesial dengan seorang lelaki. Juga pertama kalinya ia merasakan patah hati oleh seorang lelaki. Hari-hari setelah patah hati dihabiskannya mengurung diri di kamar, membaca artikel-artikel seputar move-on, bertanya-tanya apa yang salah, mengapa takdir sedemikian menyakitkan untuknya. Biah, sahabat Rania, juga tak bisa berbuat banyak untuk menghibur Rania.
Sebuah toko buku kecil yang baru buka di samping rumah, rupanya mampu menjadi pelarian Rania. Ia pun mengajak Biah ke toko buku itu, melihat-lihat koleksi buku, dan berkenalan dengan pemiliknya, Tama. Rania yang mulanya tidak hobi membaca buku, tiba-tiba mampu menamatkan banyak bacaan. Tama mengizinkan Rania membaca semua koleksi di toko bukunya. Setiap selesai membaca buku, Rania dan Tama duduk di toko buku itu dan mendiskusikannya. Rania bersyukur atas hadirnya Tama dan toko bukunya dalam kehidupan Rania. Setelah ayah dan ibunya bercerai, Rania tinggal dengan ayahnya. Tidak banyak hal yang bisa dilakukan Rania saat tinggal bersama ayahnya.
Kini, ada Tama di sebelah rumahnya. Namun ternyata Rania tidak benar-benar tahu siapa Tama. Satu persatu hal yang tidak Rania ketahui tentang Tama muncul. Rania mulai meragukan arti kehadiran Tama untuknya. Ia mulai takut patah hati kembali.
Selling Point:
Festival Hujan merupakan karya dari penulis Seribu Wajah Ayah, Azhar Nurunala. Festival Hujan diterbitkan oleh Penebit Grasindo tahun 2023. Festival Hujan bercerita tentang seorang perempuan yang patah hati. Hari-hari pertama patah hati, ia banyak membaca artikel tentang menyembuhkan patah hati. Rupanya toko buku di seberang rumahnya yang lebih membantunya. Buku-buku menjadi pelarian patah hatinya. Hujan di sore hari dan secangkir kopi turut pula menjadi saksi Rania dan Tama menghabiskan waktu mereka di toko buku itu. Festival Hujan merupakan novel yang tidak tebal.
Ditulis dengan gaya khas Azhar Nurunala, Festival Hujan—seperti Tuhan Maha Romantis dan Seribu Wajah Ayah—ringan untuk diikuti alur ceritanya. Hal-hal dalam novel juga sangat dekat dan melekat dalam kehidupan sehari-hari. Desain kover Festival Hujan juga terlihat menawan sehingga sangat layak untuk dikoleksi."
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2024
813 NUR f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Sabrina
"ABSTRAK
Artikel ini membahas Festival Pernikahan Imilchil di Maroko. Imilchil Marriage Festival (festival pernikahan Imilchil), mengambil nama Imilchil dari tempat berlangsungnya festival ini di sebuah desa di wilayah pegunungan Atlas Tinggi (High Atlas) di Tenggara wilayah Kerajaan Maroko. Di dalam festival ini, muda-mudi bangsa Berber berdatangan dari berbagai pelosok untuk mencari pasangan hidup. Suatu kebiasaan yang unik, bahkan tidak biasa terjadi secara umum di masyarakat Maroko yang dikenal sebagai negara berpenduduk mayoritas Muslim ini. Tujuan penulisan artikel ini adalah: 1. menjelaskan asal-usul Festival Pernikahan Imilchil, 2. memaparkan tahapan rangkaian Festival Pernikahan Imilchil, dan menjelaskan bagaimana festival pencarian pasangan hidup ini dapat terus dipertahankan dalam situasi kebudayaan mayoritas masyarakat Muslim Maroko, yang biasanya menjalankan proses perjodohan. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif-analitis dengan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Festival Pernikahan Imilchil bukanlah festival pernikahan, melainkan suatu tradisi mencari pasangan hidup bagi muda-mudi suku bangsa Berber, dan juga sebagai ajang interaksi sosial bangsa Berber dalam menguatkan jati diri mereka. Keberlangsungan Festival ini difasilitasi dan didukung oleh Pemerintah Kerajaan Maroko, yang meskipun mengedepankan pembangunan nasional bangsa Maroko, namun juga mempertahankan tradisi lokal yang dimiliki oleh semua warga negara Maroko.

ABSTRACT
This article discusses the Imilchil Wedding Festival in Morocco. The Imilchil Festival (Imilchils wedding festival), derives from a word Imilchil from a venue of a festival in High Atlas (Atlas Tinggi) village of the Highlands region of Southeast Morocco. Inside this festival, young Berber people came from various places to find a life partner. It is a unique habit, even an unusual habit occurs in Moroccan societies known as the Muslim population. The purpose of this article is to: 1. explain the origins of the Imilchil Wedding Festival, 2. describe the stage of Imilchil Wedding Festival, and explain how the couple's search festival can be maintained in the cultural situation of the majority of Moroccan Muslim society, who basically run arranged marriage process. The method used in this article is qualitative descriptive-analytical with literature study. The results show that the Imilchil Wedding Festival is not a wedding festival, but the tradition of finding life partners for young Berber ethnic groups, instead it is a place for Berber people to interact socially with one another in strengthening their identity. The sustainability of the Festival is facilitated and supported by the Kingdom of Morocco, despite focusing on the national development of the Moroccan nation, yet also maintaining a local tradition owned by all Moroccan citizens.
"
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Direktorat Jendral PPG, Departemen Penerangan , 1991
791.43 IND f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York: The Festival of Indonesia Foundation, 1992
959.8 FES
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Belo, Jane
New York: J.J. Augustin, 1953
959.86 BEL b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Australia: John Wiley & Sons, 2008
394.26 FES
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hooykaas, Christiaan, 1902-1979
The Hague: Martinus Nijhoff, 1977
726.1 HOO b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Cesira Putri
"Pada penelitian ini, penulis menggunakan data sekunder dari beberapa website dan studi dokumen yang sudah ada. Data terdiri dari penjelasan singkat terhadap komponen musik festival di Indonesia yang terdiri dari konten, struktur media, non-mainstream dan analisis ekonomi. Data ini dibentuk dengan proses pencarian studi kasus mengenai industrialisasi musik festival yang telah ada. Metodepenelitian yang dipakaiadalahStudi dokumen untuk memperoleh data sekunder dan Forum Group Discussion (FGD) untuk data pendukung. Padaindustrialisasi musik festival di Indonesia penulis menjelaskan bahwa prediksi Theodor Adorno dalam teori Industri Budaya yang diungkapkannya, belum berlaku secara menyeluruh di semua genre musik yang ada. Musik festival non-mainstream menunjukkan adanya hasil karya seni murni yang tidak mengikuti arus industri media genre musik lainnya. Dengan adanya komunitas dan pergelaran musik festival independen, musik non-mainstream semakin memperkuat bahwa tidak semua musik dapat di industrialisasi di Indonesia. Dibuatnya jurnal iniiniadalahuntuk kepentingan memperluas dan memperkaya studi dokumen mengenai Teori Industri Budaya milik Theodor Adorno dan, informasi mengenai industri media khususnya musik, dan proses industrialisasi itu sendiri.

In this study, the authors used secondary data from multiple websites and study of existing documents. The data consist of a brief description of the components of the music festival in Indonesia, which consists of content, media structure, non ? mainstream, and economic analysis. These data formed the search process case studies on industrialization music festival that has been there.The research method used is the study of documents to obtain secondary data and Focus Group Discussion ( FGD ) for supporting data. At the music festival in Indonesia industrialization author explains that the predictions of Theodor Adorno Culture Industry in theory it expresses, not apply fully in all genres of music available. Non - mainstream music festival showed works of fine art that does not follow the flow of other musical genres of the media industry. With the community festivals and musical performances of independent, non-mainstream music reinforces that not all music can be in industrialization in Indonesia. This journal is made for the benefit of expanding and enriching the study of documents belonging to the Cultural Industry Theory made by Theodor Adorno and, information about the media industry, especially music, and the process of industrialization itself.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ririn Diah Sartika
"[ABSTRAK
Jurnal ini membahas tentang Festival Janadriyah di Arab Saudi. Metodologi yang digunakan adalah metodologi kualitatif. Festival Janadriyah merupakan festival budaya terbesar di Arab Saudi bahkan di Jazirah Arab dan puncak dari berbagai festival budaya di Arab Saudi. Ciri khas dari festival ini adalah balap unta yang selalu diikuti ribuan peserta dari berbagai daerah dan negara. Festival ini diselenggarakan oleh Garda Nasional Arab Saudi. Peserta dari festival ini adalah seluruh provinsi yang memamerkan dan menampilkan budaya dan tradisi masing-masing. Selain itu, terdapat beberapa organisai pemerintah dan perusahaan ternama. Negara asing juga ikut berpartisipasi dalam festival ini sebagai peserta kehormatan. Terdapat tiga bagian utama dalam rangkaian acara festival ini, yaitu pameran seni dan budaya, balap unta, dan pameran sejarah Kerajaan Arab Saudi. Pameran lain dari beberapa organisai pemerintahan dan perusahaan ternama di Arab Saudi. Festival ini sangat menarik dan bertujuan untuk melestarikan budaya dan sejarah Arab Saudi.ABSTRACT This journal discusses Janadriyah Festival in Saudi Arabia. The methodology used was a qualitative methodology. Janadriyah Festival is the biggest cultural festival in Saudi Arabia throughout Arabian Peninsula. It is also the culmination of all cultural festivals in Saudi Arabia. The distinctive feature of this festival is camel race which is always followed by thousands of participants from different regions and countries. The festival is organized by the National Guard of Saudi Arabia. The participants of the festival are all provinces which exhibits and showcases each culture and tradition. There are also several government organizations and leading companies which taking part in this event. Foreign countries also participated in this festival as honorary participants. There are three main parts of the series of events in this festival, they are exhibition of art and culture, camel race, and exhibition of history of the Kingdom of Saudi Arabia Exhibition from some government organizations and leading companies in Saudi Arabia are also there. This festival is not only interesting and but it also preserves the culture and history of Saudi Arabia., This journal discusses Janadriyah Festival in Saudi Arabia. The methodology used was a qualitative methodology. Janadriyah Festival is the biggest cultural festival in Saudi Arabia throughout Arabian Peninsula. It is also the culmination of all cultural festivals in Saudi Arabia. The distinctive feature of this festival is camel race which is always followed by thousands of participants from different regions and countries. The festival is organized by the National Guard of Saudi Arabia. The participants of the festival are all provinces which exhibits and showcases each culture and tradition. There are also several government organizations and leading companies which taking part in this event. Foreign countries also participated in this festival as honorary participants. There are three main parts of the series of events in this festival, they are exhibition of art and culture, camel race, and exhibition of history of the Kingdom of Saudi Arabia Exhibition from some government organizations and leading companies in Saudi Arabia are also there. This festival is not only interesting and but it also preserves the culture and history of Saudi Arabia.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anggita Dewi Saputri
"Jakarta International Jazz Festival tahun 1988-2005 dan dampak terselenggaranya acara tersebut dari masyarakat Indonesia menjadi fokus penelitian dari skripsi ini. Jakarta International Jazz Festival dicetuskan oleh Ireng Maulana karena pada saat itu Ireng Maulana menjabat sebagai anggota Dewan Kesenian Jakarta. Acara ini untuk memperkembangkan musik jazz di Indonesia. Penelitian ini menggunakan empat tahapan dalam metode sejarah, yaitu heuristik, verifikasi, interpretasi dan historiografi dengan mengacu pada sumber-sumber tertulis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebaran musik jazz semakin kuat dengan terselenggaranya Jakarta International Jazz Festival di Indonesia dan mendapatkan apresiasi dari masyarakat baik penikmat jazz maupun masyarakat biasa. Selain itu, Jakarta International Jazz Festival juga berdampak pada peningkatan acara jazz yang diselenggarakan di Indonesia seperti Java Jazz Festival.

Jakarta International Jazz Festival in 1988-2005 and the impact of the implementation of the event from the people of Indonesia became the focus research of this thesis. Jakarta International Jazz Festival was initiated by Ireng Maulana because at that time Ireng Maulana served as a member of the Jakarta Arts Council. The event is to promote jazz music in Indonesia. This study uses four stages in the historical method, which is a heuristic, verification, interpretation and historiography by referring to the written sources.
The results showed that the spread of jazz is getting stronger with the implementation of the Jakarta International Jazz Festival in Indonesia and gain an appreciation from the public, both from jazz lovers and ordinary people. In addition, the Jakarta International Jazz Festival also had an impact on improving the jazz event held in Indonesia such as Java Jazz Festival."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S65578
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>