Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108992 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Tetet Kartilah
"ABSTRAK
Masih rendahnva kualitas pelayanan keperawatan dan tingkat pendidikan perawat
direspon dengan berkembangnya program peningkatan pendidikan lanjut bagi perawat,
baik pelaksana maupun pengelola, dengan tujuan meningkatkan kompetensi dan kinerja
pelayanan keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Tasikmalaya sejak tahun 1999
telah melaksanakan program tersebut dengan rnenyelenggarakan pendidikan DIII
Keperawatan Khusus bagi perawat lulusan SPK bekerja sama dengan Akper Depkes
Tasikmalaya, tetapi belum diketahui dampaknva terhadap pencapaian kompetensi dan
kinerja pelaksanaan tugas masing-masing.
Penelitian ini bermaksud mengidentifikasi kompetensi dan kinerja kepemimpinan
Kepala Ruangan di Rumah Sakit Umum Daerah Tasikmalaya setelah mengikuti
pendidikan DIII Keperawatan dan sejauhmana program pendidikan tersebut memberikan
dampak pada kompetensi dan kinerja kepemimpinan tersebut.
Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metoda wawancara,
observasi dan studi dokumentasi terhadap kegiatan kepemimpinan Karu. Kompetensi
kepemimpinan terdiri dari 6 komponen (Tappen, 1998), sedangkan kinerja
kepemimpinan terdiri dan 10 komponen (Soeprihanto,2000). Responden utama terdiri
dari 4 orang Karu yang sudah menjadi karu sejak sebelum mengikuti pendidikan dan 6
orang responden lain, yang dianggap mengetahui kompetensi dan kinerja Karu selama 2
tahun terakhir.
Hasil penelitian menunjukan. bahwa secara umurn setelah mengikuti pendidikan DIII
Keperawatan, Karu memiliki pengetahuan yang cukup tentang konsep kepemimpinan
tetapi belum cukup kompeten dalam penguasaan menyusun tujuan dan menentukan
perencanaan kegiatan pengelolaan ruang rawat. Sehingga. Karu belum mampu mencapai
kinerja yang memadai dalam melaksanakan tugasnya sebagai manajer, terutama dalam
penguasaan tugas, mengambil keputusan. menentukan prioritas tugas, melakukan
koordinasi ang efektif dan efisien serta ketegasan dan obvektiftas dalam pengelolaan
pelayanan keperawatan di ruangan.
Dampak pendidikan DIII Keperawatan yang lain adalah meningkatnya rasa percaya diri
Karu dalam melakukan aktifitas, tetapi belum optimal dalam meningkatkan sikap,
keterampilan dan penampilan kerja kepemimpinan Karu. Hal ini disebabkan karena
pengetahuan yang diperoleh belum memberikan gambaran yang lengkap dari tugas dan
jenis akilvitas kepemimpinan yang harus dikerjakan oleh Karu, sehingga pada saat.
pelaksanaan tugasnya Karu cenderung kembali ke pola yang lama. Kebijakan
peningkatan pelayanan di setiap aspek, upaya aktualisasi dan motivasi diri, kepercayaan
dan penghargaan sejawat dianggap sebagai faktor pendukung pencapaian kompetensi
dan kinerja kepemimpinan Karu. Sedangkan belum adanya standar kompetensi dan
kinerja yang diharapkan organisasi, masìh rendahnya penghargaan terhadap profesi
keperawatan, perubahan struktur, kurangnya sarana prasarana yang berkaitan dengan
pelayanan langsung kepada kiien, dianggap faktor penghambat.
Program pendidikan DIII Keperawatan, belum memadai untuk membentuk calon Karu
yang memiliki kompetensi kepemimpinan efektif dan efisien. Implikasinya, untuk
memberdayakan Karu dengan pendidikan DIII Keperawatan di RSUD Tasikmalaya,
sangat diperlukan supervisi dan program pengembangan kompetensi dan kinerja
kepemimpinan dalam pengelolaan ruang rawat melalui program-program pelatihan
dalam pelaksanaan tugas (on job training), penetapan standar kompetensi dan kinerja
yang jelas dan tersosialisasi, evaluasi kinerja secara berkala, peningkatan ketersediaan
sarana pendukung pelaksanaan tugas dan sistem peghargaan pelaksanaan tugas yang
memadai. Selain itu, program pendidikan DIII Keperawatan diharapkan mampu
mengembangkan program pendidikan yang mempertimbangkan tingkat kebutuhan
masyarakat terhadap lulusan.

ABSTRACT
Nursing service at the hospital has not been recognized as a professional care services.
The reason of that problem has been predicted that it is due to lack of knowledge of the
nurses in ward departement as well as in nursing care because of low education of them.
One of the effort to improve the nurses ability to provide nursing care and ward
management. Tasikrnalaya Hospital had been chalange for the head nurses and nurse
practitioners, continuing education program into Diploma Ill Nursing program since
1999.
The purpose of this research to identify a change in nursing competency and
performance particularly in the leadership ability of the head nurses after graduated
from Diploma III Nursing Program, in Tasikmalaya district general Hospital.
This reasearch is a qualitative reasearch, that using interview and observation methode
to assessing the activities of head nurses related to leadership and management. The
number of respondents is four head nurses. Additional data collected from six other
informans who knowledgeable abou the role and function of the respondents.
This reasearch descrift an averrage of the head nurses competency in leadership and low
of averrage in head nurses performance in leadership. Commonly, that is appropriate
with the educational program in Diploma UI nursing program. They had a high level
knowledge of nursing sience and managmeflt science, but not aplicated that sience in
their daily activities. Made a decision, task priority, coordination, oblectivity and fairly
arc activity that not yet be done. That condition cause of difficult for changing, a habbit
and percept in ward management and nursing service after graduated DIII nursing
program. The other faktor that contribute in this condition is organizations, individuals,
and the environmental supports factor.
?[o improve the head nurse competency and performance in nursing leadersip, this study
recommended a supervision program in the nursing management and leadership (on ob
training), fasilitate the head nurse activity in the ward management and need assessment
of the program to improve quality and relevancy DIll nursing program.
Learning assesment is necessaryy to improve quality of the graduate to identify the
relevencies of the subject matter providing in DIII nursing program.
"
2002
T3811
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christy N. Y. Orah
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S8143
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daffa Muhammad Al-Farisy
"Artikel ini membahas gerakan anti-kolonialisme Kwame Nkrumah di Ghana dan di seluruh benua Afrika pada kurun waktu dari tahun 1948 sampai 1966. Gerakan anti-kolonialisme adalah sebuah gerakan perlawanan terhadap penjajahan bangsa Eropa yang berkembang di Ghana dan juga di negara-negara Afrika lainnya setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua. Salah satu tokoh yang sangat berpengaruh dari gerakan tersebut adalah Kwame Nkrumah. Visi dari gerakan anti-kolonialismenya adalah membebaskan negaranya yaitu Ghana lalu seluruh benua Afrika dari penjajahan bangsa Eropa. Gerakan antikolonialisme Kwame Nkrumah terwujud dalam berbagai bentuk. Beberapa diantaranya adalah gerakan ketidakpatuhan sipil (civil disobedience), penyelenggaran berbagai konferensi antar negara atau wilayah di Afrika hingga pendanaan dan pelatihan terhadap berbagai kelompok pembebasan nasional (national liberation movement) yang termasuk ke dalam pemikiran Pan-Afrikanisme-nya. Berbeda dengan kajiankajian sebelumnya yang pembahasannya sangat komprehensif, penelitian ini akan membatasi topik penelitian pada gerakan anti-kolonialismenya. Jadi, beberapa sub-topik di kajian sebelumnya seperti kebijakan domestik Nkrumah pasca Ghana merdeka hingga kebijakan luar negeri Ghana yang tidak berkaitan dengan Afrika tidak akan dibahas di dalam penelitian ini. Hasil temuan penelitian ini adalah Kwame Nkrumah memiliki pengaruh penting dalam gerakan anti-kolonialisme baik itu di Ghana atau di Afrika walaupun gerakannya di kedua wilayah tersebut memiliki perbedaan hasil. Penelitian ini ditulis menggunakan metode sejarah yang mengambil sumber-sumber penelitian dalam bentuk buku-buku dan jurnal dari Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Pusat UI hingga beberapa sumber dari internet.

This journal article will discuss the history of Kwame Nkrumah’s anti-colonialism movement in both Ghana and Africa which occurred from 1948to 1966. Anti-colonialism movement opposed European colonialism which was well-developed in Ghana and other African countries after World War II ended. One of the most influental figures from that movement was Kwame Nkrumah. His anti-colonialism vision aimed to liberate his country Ghana and the entire African continent from European colonialism. His movements were manifested in various forms, from implementation of civil disobedience, organizing several inter-governmental and inter non-governmental conferences and providing equipment and training for various national liberation movements that his Pan-Africanism thoughts. Differing from the previous research which the main topic is comprehensive, this research will restrict its scope to Nkrumah’s anti-colonialism movements. Hence, sub-topics such as Nkrumah’s domestic policy after Ghana’s independence or Ghana’s foreign policy which does not mention Africa’s affair will not be discussed in this article-journal. These research findings show that Nkrumah was an influental figure in anti-colonialism movement in Ghana and Africa even the result of his movements in those two areas differ. This articleis written using the historical method, by collecting historical sources in the form of books and journals, obtained from the National Library, UI Library, or other online sources."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ike Pustakaningrat
"Penelitian mengenai Cirebon Di Masa Revolusi ; Dari Linggarjati Hingga Pengakuan Kedaulatan ini dilakukan dari tahun 1985-1987, bertempat di Jakarta, Bandung dan Cirebon. Tujuannya adalah untuk mengetahui peristiwa-peristiwa serta peranan Cirebon selama periode revolusi (1946-1949). Pengumpulan data dilakukan melalui penelitian kepustakaan dan wawancara, serta peninjauan ke lokasi dimana peristiwa itu terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlawanan yang terjadi di daerah Cirebon memegang peranan penting dalam menegakkan kemerdekaan dan kedaulatan negara RI. Kerjasama antara pihak Angkatan Bersenjata, Badan-Badan Perjuangan/ Laskar, dan dukungan rakyat telah berhasil mengusir musuh (Belanda). Walaupun semula Cirebon sempat diduduki Belanda namun semangat perjuangannya tidak pernah padam, bahkan kemudian bangkit dan menjadi pelopor pengembalian negara Pasundan ke pangkuan RI."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S12283
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sapto Noviantoro
"Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) memiliki fungsi bagi pertahanan dan keamanan wilayah udara di bawah kekuasaan Republik Indonesia. Baik dalam keadaan damai maupun keadaan perang, kesatuan ini dituntut untuk mampu melaksanakan fungsi-fungsinya guna menjamin keamanan di udara secara khusus maupun keamanan di seluruh wilayah Nusantara baik di darat laut dan udara secara umum. Dalam suatu pertahanan negara, kesatuan ini bersama-sama kesatuan lainnya (Angkatan Darat dan Angkatan Laut) sangat menentukan bagi keberhasilan suatu negara untuk melindungi wilayah kekuasaannya. Seperti yang terjadi pada tahun 60-an, ketika terjadi perebutan kekuasaan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Belanda mengenai masalah Irian Barat dan jalan diplomasi tidak mendapatkan hasil yang maksimal. Maka mulailah digunakan kekuatan militer untuk menekan pemerintah Belanda. Di sinilah mulai terlihat pentingnya kekuatan bersenjata untuk menekan pihak lawan. Dalam isi skripsi ini akan dibahas lebih jauh mengenai keterlibatan AURI sebagai salah satu komponen militer yang dimiliki oleh Indonesia dalam mengatasi masalah Irian Barat. Sejauh mana AURI mampu menjalankan fungsi kesatuannya sehingga mampu ikut serta dalam mempertahankan wilayah Republik Indonesia"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12417
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anderson, Benedict Richard O`Gorman, 1936-2015
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1988
992.07 AND r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kersten, Rikki
"Japan's student-led protests of 1968–1969 resonated with similar movements around the world, particularly in their demand for individual autonomy and liberation from the burden of mature capitalism and the yoke of social regimentation. In the case of Japan, this movement also signified a major turning point in postwar intellectual culture. 1968 was when protesting youth led a critical rejection of the progressive intellectuals who had defined the substance of postwar Japanese democratic idealism. In intellectual terms, progressive thinkers were challenged from two directions: radicalism and conservatism. The confrontation between these three intellectual positions was dramatised in the movement that took place at the University of Tokyo. This article examines the experiences and responses of Maruyama Masao, Yoshimoto Takaaki (Ryūmei) and Hayashi Kentarō during the course of the 1968–1969 protests at the University of Tokyo. I conclude that while 1968 heralded the end of progressive predominance, it confirmed the importance of ideas about the self in postwar intellectual life."
Oxford: Institute of Social Science, University of Tokyo, 2009
SSJJ 12:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hill, Helen Mary
Dili : Sahe Institute for Liberation, 2000
959.87 HIL ot (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>