Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45647 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wolfe, Rebecca Luhn
Jakarta: PPM, 2001
650.14 Wol ot (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Oliverio, Mary Ellen, 1926-
Singapore : South Western Cengage Learning, 2013
651 OLI o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wolfe, Rebecca Luhn
Jakarta: PPM, 2001
650.14 Wol o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dobson, Michael Singer
"Office politics are often seen as the unethical manipulations of ruthless people. This text sheds light on office politics and shows readers how to keep up by using them in powerful, approriate ways that will keep their integrity intact."
New York: [American Management Association, ], 2001
e20438060
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Mattalitti, Sitti Fatimah U.
"Grup XYZ adalah sebuah perusahaan consumer goods yang telah berkembang pesat dan menjadi market leader untuk industri sejenisnya. Perusahaan tersebut memiliki keinginan untuk selalu berada di depan semua perubahan yang relevan dengan bisnis yang dijalankan, sesuai dengan visi organisasinya. Karena itu Grup XYZ menyadari bahwa investasi SDM merupakan keharusan demi menambah daya saing perusahaan serta untuk melahirkan pemimpin-pemimpini masa depan.
Namun dalam kurun waktu tujuh bulan terakhir ini, ada gejala meningkatnya turnover karyawan khususnya di kantor pusat Grup XYZ (18 dari 302 orang karyawan di Head Office). Berdasarkan data kualitatif yang diperoleh, sebagian besar karyawan yang keluar adalah karyawan yang menduduki posisi-posisi kunci di dalam organisasi dan tergolong karyawan high potensial atau talent employee. Berdasarkan data exit interview yang diperoleh, sebagian besar karyawan keluat karena alasan kurang adanya career development yang jelas, kurangnya kesempatan untuk pengembangan (employee development) serta kurang kompetitifnya gaji yang mereka terima. Di samping itu, keluarnya karyawankaryawan tersebut jugs mengakibatkan cukup banyak posisi kunci pada head office Grup XYZ yang mengalami kekosongan.
Langkah yang selanjutnya seringkali diambil oleh pihak user (atasan langsung) adalah melakukan mapping terhadap seluruh anak buah masing-masing yang dinilai cocok untuk menempati posisi-posisi yang kosong. Akan tetapi, mapping yang dilakukan belum memiliki standar yang jelas dan masih dijalankan secara subyektif oleh atasan. Selanjutnya bila kandidat dad dalam organisasi benar-benar tidak dapat diperoleh, maka akan dilakukan rekrutmen dad luar perusahaan. Situasi ini cenderung membuat sebagian karyawan merasa pesimis dalam memandang jenjang karirnya di masa yang akan datang karena perusahaan kurarig berusaha melakukan promotion from within. Dengata kata lain, Grup XYZ belum memiliki sistem guna menyiapkan karyawan yang slap dipromosikan untuk mengisi posisi kunci yang kosong ketika dibutuhkan.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, intervensi yang direkomendasikan adalah menjalankan program Succession Planning yang mencakup career development dan employee development sehingga Grup XYZ dapat me-retain karyawan-karyawannya khususnya karyawan high potential atau talent employee yang menduduki posisi kunci dalam organisasi, sekaligus menyiapkan kader-kader yang slap dipromosikan ketika posisi-posisi kunci tertentu ditinggalkan oleh pemegang jabatannya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18256
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cucu Suminar
"Latar belakang penelitian ini muncul dari kenyataan, bahwa dalam sistem keorganisasian pegawai negeri sipil diatur berdasarkan peraturan tentang kepegawaian. Sistem ini di dalamnya tercakup peraturan tentang kepangkatan/golongan dan jabatan pegawai negeri sipil. Sistem pegawai negeri sipil tersbut mengatur aturan tata kerja pada unit-unit kerja dalam organisasinya untuk berbagai keahlian, sehingga tugas setiap pegawai negeri dalam jabatan tertentu dapat dikelompokkan, seperti jabatan struktural dan jabatan fungsional.
Sehubungan dengan sistem organisasi pegawai negeri yang telah disebutkan di atas, baik itu sistem kepangkatan/golongan atupun jabatan, pada dasarnya berhubungan langsung dengan pekerjaan. Selain itu diatur pula tata cara pembagian kerja dalam struktur pegawai negeri sipil bertujuan atau dirancang untuk mencapai kinerja tertentu. Tujuan pekerjaan (job) biasanya bersifat ideal dan realistis.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa adanya korelasi antara pengembangan karir dan pemberdayaan karyawan terhadap kepuasan kerja pegawai, di lingkungan Dinas Dikmenti DKI Jakarta.
Selain itu dari hasil penelitian ditemukan juga pertama, bahwa sebagian besar pendidikan pegawai di lingkungan Dinas Dikmenti berpendidikan S1 dan 82 yang umumnya bergolongan III dan IV yang rata-rata sudah bekerja 15 tahun ke atas. Kedua, sebagian besar pegawai di lingkungan Dinas Dikmenti memiliki kepuasan kerja tinggi. Ketiga, sebagian besar pegawai di lingkungan Dinas Dikmenti setuju ada pengembangan karir, baik pada jabatan fungsional maupun pada jabatan struktural. Keempat, sebagian besar pegawai di lingkungan Dinas Dikmenti setuju atas pemberdayaan karyawan, baik pada jabatan fungsional maupun pada jabatan struktural, Kelima, penelitian ini menunjukkan adanya korelasi antara pengembangan karir dan pemberdayaan karyawan terhadap kepuasan kerja karyawan di lingkungan Dinas Dikmenti DKI Jakarta. Keenam, bahwa penelitian ini ternyata tidak terdapat perbedaan antara kepuasan kerja jabatan fungsional dan jabatan struktural.
Berdasarkan hasil temuan ini disarankan, untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan di lingkungan Dinas Dikmenti perlu ada upaya dari pimpinan memberikan kebebasan dan kesempatan baik karyawan yang memiliki jabatan fungsional maupun jabatan struktural untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan harapan mereka.

The background of this research starts out of the fact that in an organizational system, civil service is regulated based on the personnel regulations. The system includes regulations about rank/grade and civil service position. The civil service system regulates rules of procedures in each working unit in their organization for various skills. Therefore the tasks of each civil service in certain jobs can be classified into structural and functional positions.
In relation with the aforementioned civil service organizational system, both systems of rank/grade and position are basically directly related with the jobs. Apart from that the procedures of jobs distribution in the structure of civil service are regulated with the purpose of achieving certain performance. The purpose of the jobs is usually idealistic and realistic.
The results of the research show that there is a correlation between career development path and personnel empowerment towards personnel work satisfaction in service office of dikmenti, special province of Jakarta.
Besides, the results of the research also find that firstly majority of the personnel education level in this office is strata one and masters degree, which means that they are generally in grades III and 1V with an average of above 15 years of service. Secondly, majority of the personnel in this office has high jobs satisfaction. Thirdly, majority of the personnel in this office agrees that there is career development path, both in structural and functional positions. Fourthly, majority of the personnel in this office agrees that there is personnel empowerment, both in structural and functional positions. Fifthly, the research shows that there is a correlation between career development path and personnel empowerment towards personnel work satisfaction in service office of dikmenti, special province of Jakarta. Sixthly, the research also shows that there is no difference between work satisfaction of structural and functional positions.
Based on these results, it is suggested that to increase the personnel work satisfaction in service office of dikmenti, it is necessary for the management to make some efforts to give the freedom and opportunity to those in structural and functional positions to carry out the jobs in line with their competency and hopes.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13923
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nissa Effita Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengembangan karier terhadap kepuasan kerja pegawai tetap Direktorat Human Resources Development di Kantor Pusat PT Pertamina (Persero). Pengembangan karier diukur berdasarkan teori Sadili Samsudin (2006) dan Danang Sunyoto (2012). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode survey yang menggunakan teknik total sampling, yaitu sebanyak 83 responden pegawai tetap Direktorat Human Resources Development PT Pertamina (Persero). Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji regresi sederhana dengan bantuan program aplikasi SPSS versi 20.0. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengembangan karier memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai tetap Direktorat Human Resources Development di Kantor Pusat PT Pertamina (Persero).

This study is aimed to examine the influence of career development towards job satisfaction at Human Resources Development Directorate of PT Pertamina (Persero) (Head Office). Career development is measured by based on the theory of Sadili Samsudin and job satisfaction is measured by based on the theory of Danang Sunyoto. This study used quantitative approach with survey method that used total sampling technique which held 83 respondents of Human Resources Development Directorate of PT Pertamina (Persero) (Head Office). The datas were analyzed by using simple regression method which was assited by SPSS version 20.0 program. The result of this study showed that career development had a positive and significant impact to job satisfaction at Human Resources Development Directorate of PT Pertamina (Persero) (Head Ofice).
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S54873
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan D.
"Saat ini tenaga perawat yang bekerja di rumah sakit mengalami kesulitan untuk mengembangkan kariernya, baik melalui pendidikan formal maupun tidak formal, disebabkan ketidakjelasan pola yang ada. Pola standar yang ada sekarang adalah pengembangan karier secara struktural, sedang dalam stuktur organisasi jabatan untuk tenaga fungsional keperawatan terbatas hanya ada 15 - 20 jabatan, untuk seluruh ( 200 - 300) tenaga keperawatan yang bekerja di rumah sakit. Oleh karena itu pengembangan karier tenaga fungsional keperawatan penting dilaksanakan di rumah sakit, khususnya pengembangan karier melalui peningkatan keterampilan profesi.
Penelitian ini adalah untuk mengembangkan pola, sebagai metoda untuk pengembangan karier tenaga keperawatan di rumah sakit Sumedang, Jawa Barat. Penelitian bersifat studi kasus, juga bersifat kualitatif karena meneliti suatu proses dari pola yang telah ada. Fokus penelitian adalah manajemen sumber daya manusia khususnya tentang pola pengembangan karier tenaga keperawatan di rumah sakit.
Untuk mengembangkan pola pengembangan karier tenaga keperawatan, dibentuk berdasarkan tinjauan pustaka serta pengamatan langsung di rumah sakit "X? Jakarta yang telah melaksanakan pola seperti di atas. Hasil analisa kajian pustaka dan pelaksanaan pola pengembangan karier rumah sakit "X" di Jakarta, dibentuk pola untuk pengembangan karier tenaga keperawatan di rumah sakit Sumedang.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran pimpinan rumah sakit sangat penting dalam implementasinya, dan pola ini banyak keuntungannya untuk pengembangan karier tenaga keperawatan di rumah sakit Sumedang.
Daftar bacaan : 40 ( 1967 - 1995 )

Nursing Professional Skill Improvement as a Method to Improve Functional Career Development of Nurses in Sumedang General Hospital, West JavaAlmost all nurses working in hospital nowadays have difficulties in their career development both through formal and non formal education, because the standard patterns for nursing career development has not available yet. The standard model for career development is structural career development, while the available organizational structures in nursing profession are limited to 15 - 20 positions from the total of 200 - 300 nurses in hospital. Therefore, functional career development is badly needed in hospital, specifically career development which overlapped with improving the nursing professional skills.
The study objective is to develop a model of nursing professional skill as a method to develop nursing career development in Sumedang General Hospital, West Java. The study used a case study method to describe the current process, and heavily using qualitative research techniques in its process. The study focus on human resource development management, specifically on nursing career development model in hospital.
To develop the nursing professional career development model this study looked at theoretical model from the literature review, and conducted a comparative study at "X" General Hospital in Jakarta where the nursing professional skill improvement model was developed. The synthesis of the theoretical and "X" General Hospital was a model for nursing career development through improving their professional skills. This model then, was applied to Sumedang General Hospital to improve nursing career development in Sumedang Hospital.
Result of the study shown that hospital managers plays an important roles in the implementation of this model, and the model was found very beneficial for nursing career development in Sumedang General Hospital.
References : 40 (1967 - 1995)"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yustina Sandra Yunita
"Memasuki abad 21, abad perdagangan babas dunia, abad globalisasi yang penuh tantangan dan persaingan bagi pelaku bisnis termasuk juga didalanmya bidang pelayanan kesehatan, diibutuhkan persiapan untuk mengantisipasinya. Makin meningkatnya persaingan, bidang pelayanan kesehatan, termasuk rumah sakit, makin membutuhkaa pemasaran. Tenaga paramedis perawatan merupakan 50 - 60 % dari seluruh tenaga di rumah sakit, sehingga meningkatkan pemasaran rumah sakit, berarti harus didahului dengan meningkatkan kepuasan tenaga paramedis perawatannya. Dengan meningkatnya kepuasan, kinerja menjadi lebih baik, sehingga pemasaran meningkat. Sedangkan peningkatan kepuasan bagi Pegawai Negeri Sipil didapat dengan kenaikan pangkat melalui sistem angka kredit. Kenyataannya saat ini sistem angka kredit belum berjalan dengan lancer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perolehan angka kredit bagi jabatan tenaga paramedis perawatan.
Penelitian Akan dilakukan di RSU Pandan Arang Kabupaten Dati II Boyolali, meliputi jabatan fungsional tenaga paramedis perawatan (kecuali honorer), Kepala Ruangan di UGD, Kamar Operasi, Paviliun dan bangsal rawat inap, serta Tim Teknis Penilai angka kredit di RSU. Variabel pada penelitian ini terdiri dari : faktor perseorangan, faktor unsur-unsur penilaian angka kredit, faktor sarana pendukung dan faktor proses penilaian angka kredit. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis secara kuantitatif, pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan kuesioner bagi semua tenaga paramedis perawatan Pegawai Negeri Sipil, data sekunder didapat dari laporan-laporan rumah sakit, sedangkan data pelengkap diperoleh dengan kuesioner bagi tenaga paramedis perawatan calon Pegawai Negeri Sipil, kuesioner dan wawancara bagi Kepala Ruangan dan Tim Teknis Penilai angka kredit di RSU. Analisis data secara statistik menggunakan uji statistik Chi-Square, sedangkan sebagai perbandingan digunakan persentase dari data asli.
Hasil penelitian yang didapat dari uji statistik dan persentase data asli adalah faktor perseorangan, faktor unsur-unsur penilaian angka kredit, faktor sarana pendukung angka kredit dan faktor proses penilaian angka kredit berhubungan dengan perolehan angka kredit bagi jabatan tenaga paramedis perawatan di RSU Pandan Arang. Oleh karena itu, agar RSU Pandan Arang dapat memperlancar perolehan angka kredit bagi tenaga paramedis perawatannya, perlu memfungsikan Tim Teknis Penilai RSU secara optimal, penyediaan sarana pendukung, meningkatkan jumlah kunjungan pasien/meningkatkan aktifitas pemasaran, mengadakan rotasi intern, mengadakan penelitian lebih lanjut hambatan atas kelima unsur penilaian angka kredit, menghimbau kepada institusi pendidikan keperawatan agar persyaratan kenaikan pangkat dengan sistem angka kredit diajarkan lebih intensif kepada siswanya dan meninjau kembali ketetapan tentang besaran angka kredit setiap kegiatan, disesuaikan dengan tipe atau klasifikasi rumah sakit (A, B, C atau D), karena jumlah kunjungan pasien yang sangat berbeda.

Upon entering 21st century, a period signified by rapid growth of globalization and free trade, there is a strong need for business establishment to make a preparation for anticipating any socio-economic changes. The more intense the competition among companies, the more crucial it is for them to pay careful attention to services and marketing. Health service sector is, without exception, greatly affected by this phenomena In a hospital, nurses or those who provide subsidiary tasks count for approximately 50 - 60 % of the total hospital staffs. The important role of nurses in the performance of a hospital is obvious. Therefore, the improvement of their working condition or well-being means the improvement of the hospital's marketing. One way to achieve this is through promotion, which, for civil servants, can be obtained from the use of "angka kredit" system. However, the fact shows that this system, in practice, has not been too successful. This observation is aimed to realize those factors which relate to the acceptance of "angka kredit" system for nurses.
The study was done in Pandan Arang Hospital, Boyolali. The subjects are the nurses (except the honorary one), the heads of ICU room, operation room, pavilion and in patient wards and the technical team evaluators of "angka kredit" in the hospital. The variables of the study consist of individual factors, elements of "angka kredit" evaluation, support facilities and the process of "angka kredit" evaluation. This study uses descriptive analysis method quantitatively. The primary data is obtained from the distribution of questionaire to all civil nurses; and the secondary data is received from hospital reports ; while other supplement data is obtained from the questionaires to civil nurse candidates; the questionaires and interview to heads of the rooms and "angka kredit" technical team evaluators. Statistical analysis employs the use of chi-square statistic, while comparison datas are evaluated with percentage from original data.
The result from the analysis shows that the individual factors, the elements of "angka kredit" evaluation factors, the "angka kredit" facility support factors and the processes of "angka kredit" factors significantly relate to the acceptance of "angka kredit" for nurses in Pandan Arang Hospital. Therefore, in order for Pandan Arang Hospital to effectively apply "angka kredit" system toward the process of promotion among its nurses, it is necessary that the function of technical team evaluator be optimized ; the availability of facility support be ensured ; the number of visiting patients be increased by improving marketing activities ; the internal rotation be carried out ; and last but not least, the further study of finding out other Obstacles in the 5 element of "angka kredit" evaluation . In addition, it is important to suggest that nursing education put more attention on the understanding of work promotion through "angka kredit" evaluation for its students. Finally, the reexamination of the standard measure for each activity which are adjusted is the types or hospital classification (A, B, C or D) seems to be crucial because the number of visiting patients in each hospitals is different."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leni Rosmalina
"Bagi sebagian besar masyarakat, Pendidikan Tinggi tidak hanya disadari sebagai Iembaga ilmiah yang mampu memberikan pengetahuan yang lebih luas tetapi juga sebagai tempat persiapan karir bagi mahasiswa. Hal ini karena sebagian besar mahasiswa akan terjun dalam dunia kerja setelah mereka menyelesaikan studi di perguruan Tinggi dan mereka jugn termasuk dalam tahap perkembangan dewasa muda yang dituntut untuk menyelesaikan tugas perkembangan terpentingnya yaitu berupa mempersiapkan dan menyeleksi pekerjaan (Pikunas, 1976). Tugas tersebut tidak mudah karena menurut Parson (dalam Seligman, 1994) terdapat 3 faktor penting yang perlu dipertimbangkan untuk dapat memilih karir secara bijaksana. Faktor-faktor tersebut yaitu: pemahaman yang mendalam mengenai diri sendiri, pengetahuan mengenai pekerjaan dan dunia kerja serta menghubungkan kedua faktor tersebut dengan penalaran yang seksama.
Para mahasiswa yang berdasarkan tahap perkembangan karirnya berada pada tahap eksplorasi, menyadari bahwa bidang karir tertentu akan menjadi kehidupan utama di masa depan sehingga mereka membutuhkan media eksplorasi untuk membantu memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri terjun dalam dunia kerja. Sebagai lembaga yang turut bertanggung jawab terhadap dihasilkannya Sumber Daya Manusia yang berkualitas, Perguruan Tinggi perlu menyelenggarakan suatu program yang menjembatani dunia kampus dengan dunia kerja yang sesungguhnya. Program tersebut adalah Program Kerja Praktek yaitu suatu program pendidikan yang memberi kesempatan kepada para mahasiswa untuk bekerja di perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Dengan adanya program ini, diharapkan dapat menjadi media yang menyediakan informasi berharga kcpada mahasiswa mengenai dunia kerja.
Sayangnya, tidak semua fakultas dan jurusan yang ada di Universitas Indonesia menyelenggarakan Program Kerja Praktek ini. Sehingga berangkat dari hal tersebut, dibuatlah penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat kemalangan karir dan derajat keraguan karir antara mahasiswa yang mengikuti Kerja Praktek dengan mahasiswa yang tidak mengikuti Kerja Praktek. Oleh Savickas (dalam Seligman, 1994) Kematangan Karir didefinisikan sebagai kesiapan seseorang untuk memenuhi tugas perkembangan karimya sedangkan derajat Keraguan Karir adalah seberapa besar derajat keraguan/kebimbangan individu dalam menentukan karir.
Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Indonesia yang duduk di tingkat akhir (minimal semester 8). Alat yang digunakan untuk mengukur derajat keraguan karir adalah Skala Keraguan dari Career Decision Scale (CDS) yang disusun oleh Osipow. Sedangkan untuk mengukur Kematangan Karir digunakan Career Maturity Inventory (CMI) yang disusun oleh John Crites. CMI ini terdiri dari 2 subtes, yaitu Tes kemampuan yang mewakili dimensi kognitif dari Kematangan Karir dan Skala Sikap yang mewakili dimensi afektif dari Kematangan Karir. Teknik analisa data yang digunakan adalah t-test for independent samples dengan bantuan program SPSS/PC+ versi 7.0.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam tingkat Kematangan Karir (baik dari segi kognitif maupun afektif) antara mahasiswa yang mengikuti Kerja Praktek dengan mahasiswa yang tidak mengikuti Kerja Praktek. Sedangkan mengenai derajat Keraguan Karir, terdapat perbedaan yang signifikan dalam skor Keraguan Karir antara mahasiswa yang mengikuli Kerja praktek dengan mahasiswa yang tidak mengikuti Kerja Praktek.
Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, ada beberapa saran yang perlu diperhatikan yaitu memperbesar jumlah subyek dan sebaiknya menggunakan teknik random sampling agar hasil penelitian dapat digeneralisaikan. Di samping itu berkenaan dengan alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu CMI dan CDS, perlu dilakukan uji coba yang lebih intensif untuk memperbaiki item-item yang buruk, dilakukan kembali pengujian reliabilitas dan validilas eksternal serta khusus untuk CMI sepertinya perlu lebih diadaptasi dengan kebudayaan Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
S2564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>