Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14123 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Lembaga Studi Pers dan Pembangunan, 2001
959.86 KAB
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Iswandi Syahputra
Yogyakarta : P_Idea, 2006
303.6 ISW j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bachtiar Aly
Jakarta: UI-Press, 2005
PGB 0308
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Greg Soetomo
Yogyakarta: Kanisius, 1998
303.66 GRE r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Haikal Mahfuzh Riza
"Setelah 14 tahun penutupan majalah jurnalisme sastrawi Pantau, tidak ada media lain yang melanjutkan penggunaan jurnalisme sastrawi menjadi gaya utama pemberitaan di Indonesia. Saat ini, jumlah pembaca surat kabar menurun karena peralihan tren membaca media online. Jurnal ini meninjau penggunaan jurnalisme sastrawi pada Jawa Pos dan Kompas, dua surat kabar paling banyak dibaca penduduk Indonesia saat ini. Setelah ditinjau, ditemukan bahwa kedua surat kabar tersebut mayoritas menggunakan pendekatan hard news dan soft news dan tidak ditemukan penggunaan jurnalisme sastrawi. Padahal, hard news dan soft news merupakan pendekatan utama yang digunakan oleh media siar dan media online. Hasil tersebut disimpulkan setelah dilakukan peninjauan terhadap sejumlah artikel berita pada tiga edisi surat kabar Jawa Pos dan tiga edisi surat kabar Kompas dengan menggunakan alat-alat jurnalisme sastrawi, yaitu: Penyusunan Adegan, Dialog, Sudut Pandang Orang Ketiga, dan Mencatat Detil. Jurnal ini menyarankan surat kabar untuk mengaplikasikan jurnalisme sastrawi secara lebih mendalam dan mendetil sebagai pembeda dari media siar dan media online yang serba cepat dan singkat.
Fourteen years after the shutting down of Pantau, a literary journalism magazine, no other media has since continued applying literary journalism as the principal style of news reporting in Indonesia. Nowadays, the number of newspapers readers is decreasing because of the shift to the trend of reading online media. This journal observes the application of literary journalism on Jawa Pos and Kompas,two of the most-read newspapers by Indonesian people today. After observing, it is found that both newspapers predominantly use hard news and soft news approaches, and the use of literary journalism is hardly found. Factually, hard news and soft news are the principal approaches mostly used by broadcast media and online media. This result is concluded after observing a number of news articles written for three editions of Jawa Pos newspaper and three editions of Kompas newspaper using the tools of literary journalism, namely Scene-by-Scene, Dialogue, Third Person Point of View, and Status Details. This journal suggests newspapers to apply literary journalism more deeply and in more detail, as a way to distinguish from broadcast media and online media with its speed and brief approaches."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Marisa Puspita Sary
"Konseptualisasi gender menyoroti proses konstruksi sosial mengenai kelaki-lakian dan keperempuanan sebagai kategori-kategori yang berlawanan dengan nilai-nilai sosial yang timpang. Adapun yang menjadi tekanan kuat pada teori-teori gender dalam hal ini adalah kekuasaan sosial, konstruksi persamaan dan perbedaan serta isu-isu dominasi Dominasi ini dibentuk, dirembeskan, dan dipertahankan melalui berbagai institusi dan nilai-nilai dalam masyarakat.
Media massa merupakan salah satu institusi yang secara sadar atau tidak turut andil dalam mengukuhkan keyakinan gender yang sudah tertanam di alam bawah sadar perempuan dari seluruh dunia bahwa mereka 'dikodratkan' menjadi ibu rumah tangga, dalam konteks yang lebih luas menjadi obyek yang inferior di hadapan subyek lad-lad yang superior. Melalui media massa, perspektif gender dapat secara efektif diperkenalkan kepada masyarakat mengingat media massa merupakan pembentuk opini publik yang potensial sehingga diharapkan memiliki peran yang besar dalam menyebarluaskan perspektif gender.
Perspektif gender di media massa khususnya di dunia jurnalistik dapat menimbulkan kepekaan gender (gender sensitivity), sehinggga tercipta suatu kesadaran bahwa fakta yang ada pada dasarnya merupakan hasil dari ketidaksetaraan dan keadilan gender yang berkaitan dengan dominasi kekuatan ekonomi-politik dan sosial budaya yang ada dalam masyarakat. Dengan adanya perspektif gender, media massa juga diharapkan dapat menjadi alat yang bermanfaat menjadi sarana untuk membebaskan dan memberdayakan kelompok-kelompok yang marjinal (khususnya perempuan). Berdasarkan permasalahan tersebut, permasalahan yang dikaji pada penelitian ini adalah : " Bagaimanakah frame jumalisme berperspektif gender terhadap pemberitaan isu-isu gender di Kompas dan Sinar Harapan sepanjang tahun 2003" Metode penelitian yang digunakan dalah metode analisis kualitatif, sedangkan perspektif metodologi penelitian ini adalah perspektif konstruktivisme. Sementara itu, metode analisisnya ialah analisis bingkai model Gamson dan Modigliani.
Subyek yang diteliti ialah berita-berita yang menampilkan isu-isu gender di Kompas dan Sinar Harapan sepanjang tahun 2003.Teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah ; teori konstruksi atas realitas dari Berger dan Luckmann, teori Hierarcy of Influence dari Shoemaker dan Reese dan teori feminis yang digunakan dalam penelitian ini. Konsep jurnalisme berperspektif gender merupakan pendekatan yang muncul dari kesadaran bahwa perempuan menjadi warga kelas dua yang dalam segala aspek kehidupan tersubordinat. Pendekatan jurnalisme berperspektif gender merupakan pendekatan yang berdasarkan pandangan kritis. Dalam menganalisis teks berita isu-isu gender di Kompas & Sinar Harapan, penulis menggunakan paradigma konstruktivisme dalam rangka mengamati muatan jurnalisme berperspektif gender yang terdapat dalam teks pemberitaan tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Secara garis besar pemberitaan terhadap isu-isu gender yang ditampilkan Sinar Harapan menunjukkan bahwa untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender di berbagai bidang tidak hanya diperlukan intervensi dari aparat hukum dan pemerintah retapi juga penanganan yang serius terhadap pennasalahan yang menimpa kaum perempuan yang menyebabkan dirinya tertindas dan tersubordinasi.
Kompas lebih menekankan adanya problema kesetaraan gender dalam berbagai bentuk bentuk ketidakadilan perlakuan dan kesempatan terhadap perempuan adalah masalah yang kompleks (complicated). Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran perempuan sendiri akan hak-haknya, kondisi sosio cultural yang mengedepankan budaya patriarkis, kebiasaan atau adat dalam keluarga, masyarakat dan sistem pendidikan kita yang masih menerapkan pola asuh yang bias gender dan mendikotomikan ruang publik - ruang domestik, serta negara yang turut berperan seperti yang diharapkan.
Secara umum sensifitas gender telah terlihat pada pemberitaan Isu-Isu gender yang terdapat pada Sinar Harapan dan Kompas. Pemberitaan Isu-isu Gender yang ditampilkan Sinar Harapan dan Kompas terlihat sebagai bentuk idealisme dan kesadaran media terhadap fungsinya sebagai media massa, yaitu sebagai fungsi transmisi media yang strategis, karena menunjukkan kekuatan media massa dalam mempengaruhi masyarakat luas. Melalui fungsi ini media dapat menyampaikan ideologi maupun idealismenya, yang dapat mempengaruhi cara berpikir dan pelrilaku masyarakat untuk memiliki kesadaran terhadap pentingnya keadilan dan kesetaraan gender.
Kecenderungan ideologi gender yang dominan mewarnai pemberitaan isu-isu gender di Sinar Harapan dan Kompas untuk isu perempuan di pentas politik ialah ideologi feminisme, untuk isu kekerasan terhadap perempuan adalah feminisme radikal, sedangkan untuk isu perempuan dan pendidikan adalah feminisme liberal. Dari hasil penelitian ini dapat terlihat bahwa pendekatan jurnalisme berperspektif gender dapat dijadikan acuan bagi para akademisi dan praktisi media untuk mendeteksi sensifitas gender media dalam memberitakan isu-isu gender."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T14105
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Nuryadi
"Surat kabar sebagai salah satu bentuk media massa memiliki peran sangat penting dalam menginformasikan permasalahan lingkungan hidup. Selain itu, surat kabar juga berperan penting dalam memberikan pengertian atau pemahaman dan pengetahuan kepada masyarakat tentang permasalahan lingkungan.
Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui bagaimana tingkat kepedulian surat kabar dengan melihat berapa besar frekuensi dan porsi halaman rubrik pemberitaan lingkungan hidup, khususnya tentang permasalahan air, dengan pemberitaan lain di surat kabar; mengidentifikasi faktor-£aktor yang mempengaruhi surat kabar dalam menampilkan berita-berita lingkungan hidup sesuai kaidah jurnalisme lingkungan; dan mengetahui penerapan kaidah jurnalistik lingkungan dalam menurunkan berita lingkungan hidup, khususnya seputar permasalahan air, di surat kabar.
Adapun hipotesis kerja yang diajukan dalam penelitian ini adalah kepedulian surat kabar terhadap permasalahan lingkungan hidup masih rendah. Surat kabar belum menerapkan kaidah jurnalisme lingkungan dalam menampilkan berita-berita lingkungan hidup.
Penelitian ini bersifat expos/ facto. Metode penelitian yang dipakai adalah deskriptif dengan teknik penelitian menggunakan analisis isi berita. Populasi dalam penelitian ini adalah Surat Kabar Kompas dan Sinar Harapan edisi 2 Januari 2003-Desember 2003, serta wartawan peliput masalah lingkungan hidup. Validasi data dengan melakukan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus Holsti.
Hasil penelitian menunjukkan, Kompas menyajikan tulisan sebanyak 432 tulisan, sementara Sinar Harapan adalah 255 tulisan. Dan segi frekuensi bentuk berita, berita biasa paling menonjol dibandingkan dengan bentuk penyajian lain. Berita biasa mengenai lingkungan hidup, khususnya permasalahan air di Kompas mengambil porsi 41% dari keseluruhan tulisan lingkungan, sementara pada Sinar Harapan adalah 42%. Penampilan berita dalam bentuk feature di Kompas tercatat sebesar 18%, sedangkan di Sinar Harapan mencapai 20%.
Dari empat bentuk penyajian, tajuk merupakan penulisan yang paling jarang dihadirkan. Hasil penelitian menunjukkan, Kompas hanya menuliskan masalah lingkungan dalam tajuknya sebanyak lima kali, sementara Sinar Harapan sebanyak 3 kali.
Dari 432 tulisan lingkungan yang ditampilkan Kompas, sebanyak 177 berita atau sekitar 41% adalah berita banjir. Sinar Harapan juga memberikan perhatian besar terhadap masalah Banjir yakni 40% dari keseluruhan sajian lingkungannya. Berita lainnya adalah kekeringan, kebutuhan air bersih, dan pencemaran air.
Dari 432 berita yang dimuat di Kompas, terdapat 183 tulisan yang memenuhi unsur 5W + 1H, dan ada solusinya. Sementara itu pada Sinar Harapan, dad 255 tulisan yang memenuhi unsur 5W + H dan ada unur pemecahan masalahnya hanya 72 tulisan. Kompas tercatat hanya 90 tulisan dari 435 yang memakai foto dan ilutrasi, sedangkan di Sinar Harapan hanya 60 foto dari ilustrasi dari 255 berita atau tulisan.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam tesis ini, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Frekuensi dan porsi halaman pemberitaan lingkungan hidup masih sedikit bila dibandingkan dengan pemberitaan bidang lain. Hal ini menunjukkan tingkat kepedulian surat kabar terhadap permasalahan lingkungan hidup masih rendah bila dibandingkan dengan persoalan lingkungan hidup yang sangat kompleks.
2. Kepedulian surat kabar dalam menampilkan berita lingkungan hidup yang menerapkan kaidah jurnalisme lingkungan dipengaruhi oleh faktor internal dari eksternal pada surat kabar. Faktor-faktor internal adalah kebijakan redaksional dan manajemen surat kabar tersebut, serta kemampuan dan pengetahuan wartawan yang meliput permasalahan lingkungan hidup. Faktor eksternal yang mempengaruhi pemberitaan masalah lingkungan dengan penerapan kaidah jurnalistik lingkungan adalah kepentingan bisnis dan kondisi sosial-politik yang tengah terjadi.
3. Surat kabar yang diteliti telah memiliki perhatian terhadap pemberitaaan permasalahan lingkungan. Namun, dari kedua surat kabar yang diteliti belum menerapkan kaidah jurnalisme lingkungan.
Daftar Kepustakaan: 21 (1950-2003)

Environmental Journalism on Environmental Issues on Newspapers: Case Study: The Awareness of Newspapers on Environmental Issues, Especially Water Issues As part of the media, newspapers have significant role in giving information about environmental issues. Apart from that, newspapers have also important role in providing understanding and comprehension, as well as knowledge about environmental issues to the society.
The purpose of this research is to find the degree of awareness of newspapers in living environment, especially in water issues, based on the frequency of the coverage and the portion of pages provided for the environmental news. This research also intends to identify factors, which motivate newspapers to publish environmental news based on the principle of environmental journalism, and to discover the use of environmental journalism principles in composing environmental news, especially water issues, in the newspapers.
The proposed Hypothesis in this research is that newspapers have not used environmental journalism principles in providing environmental news.
This research is an expos' facto research, and the method being used is an analysis of the news contents in the published newspapers. The newspapers, which were selected as object of this research, are Kompas and Sinar Harapan. The data-collecting technique being used in this research is documentation study and interviews. Validation of data was conducted based on reability tests by were of Holsti formula.
The results of this research show that Kompas has published 432 articles, whereas Sinar Harapan published 255 articles. Viewed from the frequency of the form of the news, regular news are more appealing than other forms of news. Regular news on environment, especially in water issues in Kompas represent a percentage of 41% of all the articles on environment, whereas Sinar Harapan 42%. The composition of the news in a featured form in Kompas is 18%, whereas in Sinar Harapan 20%.
Of all four types of composition, editorial is the least published form. During the research, Kompas wrote five times environmental issues in its editorial forms, whereas Sinar Harapan three times of all 432 environmental articles published by pampas, there are 177 news, or about 41%, which concerned about flood. Sinar Harapan also gives tremendous attention towards flood disasters, and it is noted that flood issues consumed 40% of all the environmental issues. Other news are about drought, clean water necessity, and water pollution.
Of all the 432 news published, there are 183 articles which meet the 5W + 1H criteria, and including solutions. While in Sinar Harapan, of all the 255 articles, there are 72 articles which include 5W + IH elements and problem solving. It is noted that Kompas published only 90 articles with pictures and illustrations, whereas Sinar Harapan published 60 illustrated of all 225 news or articles.
Based on the results of the analysis and discussion in this thesis, it can be concluded that:
1. Frequency and the portion of environmental news in newspapers is less compared to that of the other news. This indicates the level of awareness of newspapers in environmental issues is still low in terms of the complexity of environmental problems.
2. The awareness of newspapers in environmental news, which apply the principles of environmental journalism, is influenced by internal and external factors. The internal factors influenced the using of the environmental journalism principles are the editorial policies and management of the newspaper, as well as the journalists' ability and knowledge in covering issues of environment. However, the external factors, which influence the environmental news using of environmental journalism principles, are commercial and business drive and necessity and the social-political sphere in the country.
3. The newspapers being observed have had attention in environment news. However, in the case of the two newspapers, there were still no significant signs of full application of the principles of environmental journalism.
Number References: 21 (1950-2003)
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11973
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
D.P. Henny Puspawati
"Framing menekankan diri pada dua dimensi besar yakni, seleksi isu dan penonjolan aspek-aspek realitas. Dalam prakteknya, framing dijalankan media dengan menyeleksi isu tertentu dan mengabaikan isu lain; serta menonjolkan aspek isu tersebut dengan menggunakan berbagai strategi wacana-penempatan yang mencolok (menempatkan di headline, halaman depan atau badan belakang), pengurangan, pemakaian grafis untuk mendukung dan memperkuat penonjolan, pemakaian label tertentu ketika menggambarkan orang atau peristiwa yang diberitakan.
Kekuatan media antara lain melalui proses pembingkaian (framing), teknik pengemasan fakta, penggambaran fakta, pemilihan sudut pandang (angle), penambahan atau pengurangan foto dan gambar dan lain-lain, berpeluang untuk jadi peredam atau pendorong. Di sinilah media kerap dituduh sebagai conflict intensifier (memperuncing konflik). Di sisi lain, media dihadapkan pada tuntutan berbagai pihak untuk turut menciptakan kondisi yang kondusif untuk menyelesaikan konflik (conflict diminisher). Memenuhi harapan ini mengandung resiko media harus menyeleksi --bahkan menutupi--fakta-fakta yang dianggap sensitif bagi kelompok-kelompok tertentu. Dengan gaya penyajian yang hiperbolis, media dianggap memprovokasi pihak yang bertikai untuk segera memulai peperangan. Media juga dituduh mengondisikan publik untuk menerima perang sebagai satu-satunya opsi yang realitas.
Terlepas dari tuduhan tersebut, banyak aspek yang harus dikaji dari pemberitaan media tentang konflik Aceh. Media bagaimanapun adalah variabel determinan dalam sebuah konflik. Pihak-pihak yang bertikai sangat berambisi untuk menggunakan media sebagai alat propaganda. Di sisi lain, publik sangat tergantung pada ekspos media untuk mengetahui perkembangan konflik. Dengan kata lain, wacana media tentang kasus Aceh menunjukkan bahwa keterlibatan media dalam sebuah konflik menjadi suatu keniscayaan jurnalistik konflik.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kritis, dengan pendekatan ini ingin melihat dan memahami bagaimana praktik pembingkaian (framing) jurnalisme damai dan jurnalisme perang dalam berita mengenai konflik Aceh antara TNI dan GAM di harian Kompas dan Republika selama pemberlakuan Darurat Militer pertama di Aceh selama periode 18 Mei sampai 16 Nopember 2003. Alasan utama pemilihan periode pertama pemberlakuan darurat militer itu adalah meningkatnya frekuensi pemberitaan media terhadap konflik (perang) di Aceh.
Hasil penelitian ini menunjukkan, penggambaran dan penonjolan berita yang cenderung lebih berpihak kepada TNI daripada GAM cukup banyak ditemui selama periode penelitian ini dilakukan. Umumnya, kedua media justru lebih menonjolkan aspek-aspek berita yang bernilai jurnalisme perang ketimbang jurnalisme damai.
Bagaimana prasangka itu diwujudkan dalam presentasi jumalisme perang oleh media? Kita dapat merunutnya dari evaluasi-evaluasi yang diberikan media terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam perang yang menjadi obyek liputan. Juga dari penggunaan istilah-istilah kunci yang bersifat konotatif, metafor dan hiperbola, serta simbol-simbol visual (foto) yang digunakan untuk merekonstruksi fakta perang. Prasangka itu juga terpancar dari prioritas yang diberikan media kepada sumber-sumber berita tertentu dan bagaimana pernyataan sumber berita ditonjolkan atau sebaiknya ditenggelamkan (proses-proses framing).
Secara singkat, kajian ini berimplikasi kepada pengembangan praktik jurnalisme damai yang seharusnya dikedepankan oleh media. Dari masa diberlakukannya darurat militer di Aceh yang berdampak pada derasnya arus pemberitaan media bernuansa peperangan, terdapat implikasi konseptual atas praktik jurnalisme yang tidak kondusif dan kompatibel dalam proses demokratisasi informasi. Terdapat 2 (dua) implikasi teoretis yang sekaligus dapat dibaca sebagai kelemahan mendasar implementasi jumalisme perang dalam proses demokratisasi.
Pertama, dari konteks interaksi antara struktur-struktur sosial dan pelaku-pelaku sosial dalam mengkonstruksi realitas perang di satu pihak dipandang sebagai kemajuan mendasar dalam mengedepankan jumalisme patriotik atau jumalisme nasionalisme tanpa legitimasi dan kontrol sosial yang jelas, menjadi lebih maju. Di lain pihak, mengakui keberadaan media sebagai agen perubahan sekaligus kontrol sosial yang menjadi momentum bagi kembalinya hak-hak dasar warga negara dalam konteks memenuhi kebutuhan dan kepentingan mereka untuk menikmati jumalisme damai. Implikasinya adalah bahwa praktik jumalisme perang tidak kondusif bagi hak publik itu sendiri.
Implikasi teoretis kedua yang ditawarkan secara sederhana dalam penelitian ini adalah sebuah upaya memberanikan diri mengatakan "tidak" pada praktik jumalisme perang, terutama yang berkaitan dengan hak publik yang terbebas dari kekerasan oleh media."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14307
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
L.R. Baskoro
Jakarta: Yayasan Karya Jurnalis Indonesia, 2003
070.4 BAS j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>