Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33022 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lehmann, Arthur C.
California: Mayfield Pub. Co., 1985
291 LEH m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Stein, Rebecca L.
Boston: Pearson Education, 2005
306.6 STE a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Greenwood, Susan
Oxford : Berg, 2000
301 GRE m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fina Andriani
"Bidang paranormal memiliki register tertentu yang digunakan oleh orang-orang yang terlibat dalam bidang tersebut. Register paranormal tidak hanya dipergunakan oleh orang dewasa, melainkan juga oleh anak-anak yang memiliki bakat paranormal. Hal ini ditemui pada salah satu program televisi Belanda, yaitu Paranormale Kinderen, sebuah program televisi yang menyoroti anak-anak yang memiliki bakat paranormal. Anak-anak yang memiliki bakat paranormal dalam program tersebut menggunakan register paranormal ketika berinteraksi dengan berbagai kalangan. Artikel ini bertujuan mendeskripsikan mengenai definisi paranormal, register paranormal yang digunakan ketika berinteraksi, dan proses pembentukan register itu sendiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan register yang digunakan dalam bidang paranormal banyak menyangkut sensitifitas panca indera anak-anak yang memiliki bakat paranormal, terutama indera penglihatan, yang melebihi sensitifitas indera orang normal pada umumnya. Kosa kata dalam register yang digunakan dalam bidang paranormal dibentuk oleh proses perubahan makna, perluasan dan penyempitan makna dasar kata yang digunakan. Jenis kata yang paling banyak mengalami perubahan makna adalah kata kerja dan kata benda. Adapun register tersebut paling banyak terbentuk dengan proses perluasan makna.

The Paranormal field has a certain register that is used by people involved. The register is not only spoken by adults, but also by children who are gifted as paranormals. This paper tends to identify the registers and especially its vocabulary employed in one of the Dutch television program, Paranormale Kinderen. It is a television program about problems among the paranormal children suited for all ages. The children use certain vocabulary when they interact with other people of various groups. The method which is used in this paper is the qualitative method. The study has found that the paranormal register involves generally many words that illustrate the sensitivity of sight sense which is beyond the sensitivity of people in common. The vocabulary - mostly verbs and nouns - has undergone semantic changes, namely the narrowing or widening changes. The widening changes appear to occure much more frequent than the narrowing changes.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Leiden : Koninklijk, 1984
301 UNI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Tavistock publications, 1966
301 ANT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kubasek, Raimund
Wien : Bethania Verlag, 1976
BLD 001.9 KUB l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chicester, West Sussex : Wiley Balckwell, 2016
306.6 COM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sindhunata
"Pada awal tahun 2012 sebuah gerakan masyarakat sipil bernama #IndonesiaTanpaFPI menuntut negara untuk membubarkan sebuah ormas Islam fundamentalis bernama FPI (Front Pembela Islam) karena tindak kekerasan yang dilakukan oleh ormas tersebut kepada kaum Islam minoritas. #IndonesiaTanpaFPI sangat mengandalkan penggunaan situs sosial media untuk mengorganisir gerakannya, sehingga sebuah gerakan balasan yang muncul dari kalangan Islam pro-FPI pun dimulai dari Twitter; gerakan tersebut bernama #IndonesiaTanpaJIL. Gerakan balasan ini percaya bahwa #IndonesiaTanpaFPI sebenarnya adalah gerakan yang diorganisir oleh kaum Jaringan Islam Liberal (JIL), sentimen ideologi yang sebelumnya sudah terakumulasi bertahun-tahun karena pemikiran JIL yang dianggap kontroversial akhirnya terjewantah dalam #IndonesiaTanpaJIL. Sejak saat itu, #IndonesiaTanpaJIL dan JIL terus bertikai secara diskursif di dalam Twitter. Skripsi ini berkonsentrasi kepada pembentukan dua publik religius yang semata-mata dikonstitusi oleh tiap diskursusnya lewat topik diskursif yang terkait dengan kaum minoritas Islam tertindas, yaitu: Ahmadiyah, Syiah, dan Rohingya. Lewat interpretasi teks dan penelusuran lapangan skripsi ini telah mengidentifikasi berbagai titik temu diskursif antara ITJ dan JIL. Kedua publik religius menggunakan berbagai topik diskursif yang mereka anggap menarik semata-mata untuk menarik perhatian audiens, karena dalam konteks perang pemikiran banyaknya dukungan audiens adalah hal yang paling penting untuk melambungkan diskursusnya ke domain hegemoni. Skripsi ini menunjukkan bagaimana logika modernitas yang terobsesi pada tatanan ideal adalah faktor yang dapat menjelaskan budaya eksklusif pada arena sosial yang sejatinya inklusif.;Pada awal tahun 2012 sebuah gerakan masyarakat sipil bernama #IndonesiaTanpaFPI menuntut negara untuk membubarkan sebuah ormas Islam fundamentalis bernama FPI (Front Pembela Islam) karena tindak kekerasan yang dilakukan oleh ormas tersebut kepada kaum Islam minoritas. #IndonesiaTanpaFPI sangat mengandalkan penggunaan situs sosial media untuk mengorganisir gerakannya, sehingga sebuah gerakan balasan yang muncul dari kalangan Islam pro-FPI pun dimulai dari Twitter; gerakan tersebut bernama #IndonesiaTanpaJIL. Gerakan balasan ini percaya bahwa #IndonesiaTanpaFPI sebenarnya adalah gerakan yang diorganisir oleh kaum Jaringan Islam Liberal (JIL), sentimen ideologi yang sebelumnya sudah terakumulasi bertahun-tahun karena pemikiran JIL yang dianggap kontroversial akhirnya terjewantah dalam #IndonesiaTanpaJIL. Sejak saat itu, #IndonesiaTanpaJIL dan JIL terus bertikai secara diskursif di dalam Twitter. Skripsi ini berkonsentrasi kepada pembentukan dua publik religius yang semata-mata dikonstitusi oleh tiap diskursusnya lewat topik diskursif yang terkait dengan kaum minoritas Islam tertindas, yaitu: Ahmadiyah, Syiah, dan Rohingya. Lewat interpretasi teks dan penelusuran lapangan skripsi ini telah mengidentifikasi berbagai titik temu diskursif antara ITJ dan JIL. Kedua publik religius menggunakan berbagai topik diskursif yang mereka anggap menarik semata-mata untuk menarik perhatian audiens, karena dalam konteks perang pemikiran banyaknya dukungan audiens adalah hal yang paling penting untuk melambungkan diskursusnya ke domain hegemoni. Skripsi ini menunjukkan bagaimana logika modernitas yang terobsesi pada tatanan ideal adalah faktor yang dapat menjelaskan budaya eksklusif pada arena sosial yang sejatinya inklusif.

In early 2012, a civil-initiated movement called #IndonesiaTanpaFPI urged the government to disband an Islamic fundamentalist group called FPI (Front Pembela Islam) because of the violence to Islamic minority group that FPI had done earlier. #IndonesiaTanpaFPI heavily relied upon Twitter in organizing their movement, so when a counter-movement from the pro-FPI emerged, it was on Twitter as well; the counter-movement called themselves #IndonesiaTanpaJIL. This counter-movement believes that #IndonesiaTanpaFPI was actually initiated and organized by Jaringan Islam Liberal (JIL), the long accumulated negative ideological sentiment towards JIL then finally manifested in #IndonesiaTanpaJIL. Since then, #IndonesiaTanpaJIL and JIL have been fighting discursively on Twitter. This undergraduate thesis concentrates on the formation of two religious publics constituted solely by their discourses articulation, particularly topic related to suppressed Islamic minority groups; those are: Ahmadiyah, Syiah, and Rohingya. Through tweets interpretation and fieldwork, this undergraduate thesis has identified various discourse nexuses between ITJ and JIL. Both of the religious publics articulate interesting or controversial discourses on Twitter just to grasp the audience’s attention, because in the context of ideological war the number of support is the only important thing to toss their discourses to hegemonic domain. Furthermore, this undergraduate thesis shows how the logic of modernity with its obsession to ideal order is a factor that can explain the culture of exclusivity inside a social arena that was designed for inclusivity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: Routledge, 1996
301 FUT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>