Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maxwell, John R.
Jakarta: Pustaka Utama Graffiti, 2001
920.71 Max r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: LP3ES, 2006
920.71 Soe
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Soe, Hok-Gie, 1942-1969
Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2016
923.2 SOE s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Maryati
"Skripsi ini menganalisis sajak-sajak Soe Hok Gie antara tahun 1960-1969 yang bersumber pada dua buku yaitu Soe Hok Gie Sekali Lagi, dan Soe Hok Gie: Catatan Seorang Demonstran. Analisis yang dilakukan berupa analisis unsur intrinsik yaitu majas, diksi, citraan, tema dan rasaan dalam sajak-sajak Soe Hok Gie yang kemudian dikaitkan dengan unsur ekstrinsik yaitu sosiologi sastra dari sajak-sajak Soe Hok Gie. Penulis menjabarkan keterkaitan antara penggunaan unsur-unsur intrinsik dengan kontekstual yaitu ketika karya tersebut dibuat. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan sosiologi sastra yang melihat sastra sebagai dokumen sosial yang mampu mencerminkan atau merefleksikan keadaan sosial ketika karya tersebut dibuat. Selain itu, sajak-sajak Soe Hok Gie juga mampu mencerminkan situasi sosial pengarangnya.

This research paper anlayzes the poems of Soe Hok Gie between 1960-1969 which are taken from two books. Those books are Soe Hok Gie Sekali Lagi and Soe Hok Gie: Catatan Seorang Demonstran. The analysis contains intrinsic elements, which are figure of speech, diction, imagery, themes, and feelings in Soe Hok Gie's poems. This intrinsic element will be associated with extrinsic element, which are literature sociology from Soe Hok Gie's poems. The method which is used in this research paper is literature sociology approach. This approach describes literature as social document which is able to reflect the social condition when the literature was made. Beside that, Soe Hok Gie's poems can reflect the author's social condition."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S15
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2010
920.715 98 SOE
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta;Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), 2017
920.71 GIE
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Soe Hok-gie adalah seorang pemikir yang kritis, idealis, dan pemberontak. Catatan hariannya yang dibukukan dalam Catatan Seorang Demonstran (1983)—merangkum semangat perlawanan yang tumbuh sejak dia duduk di bangku SMP. Gie pernah mendebat guru bahasa Indonesia lantaran berbeda pendapat soal pengarang prosa “Pulanglah Dia si Anak Hilang”. Lalu semasa SMA, dia memprotes kebijakan sekolahnya yang hanya menampung siswa dengan orangtua dari kalangan pejabat.
Tabiat itu membentuknya menjadi manusia berjiwa politik. Empati kepada rakyat kecil dan keterampilan beretorika menjadi semangat utama Gie. Dia konsisten untuk berada di luar sistem serta memihak kemanusiaan dan kebebasan. Dalam tulisannya bertanggal 10 Desember 1959, misalnya, Gie geram menyaksikan orang makan kulit mangga saking kelaparan. Sementara, dia menduga, tak sampai 2 kilometer dari situ, Presiden Sukarno sedang tertawa dan makan-makan dengan para istrinya.
Gie sangat dikenang berkat tulisan-tulisannya. Aktivis Mapala Universitas Indonesia yang meninggal pada 16 Desember 1969 saat mendaki puncak Semeru ini berprinsip, “Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan.”
Prolog:
SURAT-SURAT yang sudah menguning itu terlipat di antara tumpukan dokumen Yosep Adi Prasetyo, Ketua Dewan Pers, yang akrab disapa Stanley. Itulah surat-surat yang ditulis Soe Hok-gie, aktivis mahasiswa 1966 yang tewas di Gunung Semeru pada 16 Desember 1969—pada usia 27 tahun. Semua surat itu berupa ketikan rapi di atas kertas ukuran kuarto. Sebagian belum pernah dipublikasikan karena Arief Budiman, abang Gie, melarang Stanley menerbitkannya. “Kalau dikeluarkan, ini akan menimbulkan masalah untuk teman-teman yang masih hidup,” kata Stanley. Dalam surat-surat tersebutlah pemuda kelahiran Jakarta, 17 Desember 1942, itu menumpahkan perasaan dan analisisnya terhadap situasi sosial-politik. Beberapa surat melukiskan hubungannya dengan teman-temannya sesama pendaki gunung dan kritiknya terhadap para pemimpin mahasiswa yang berebut jabatan di pemerintahan setelah Presiden Sukarno jatuh. Ada pula soal pembantaian massal anggota Partai Komunis Indonesia (PKI). Ini adalah keresahan lain Gie, yang berbeda dengan tulisan-tulisannya yang diterbitkan dalam Catatan Seorang Demonstran (1983) dan Zaman Peralihan (1995)"
Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia, 2024
920.059 8 GIE
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Soe Hok-gie adalah seorang pemikir yang kritis, idealis, dan pemberontak. Catatan hariannya yang dibukukan dalam Catatan Seorang Demonstran (1983)—merangkum semangat perlawanan yang tumbuh sejak dia duduk di bangku SMP. Gie pernah mendebat guru bahasa Indonesia lantaran berbeda pendapat soal pengarang prosa “Pulanglah Dia si Anak Hilang”. Lalu semasa SMA, dia memprotes kebijakan sekolahnya yang hanya menampung siswa dengan orangtua dari kalangan pejabat.
Tabiat itu membentuknya menjadi manusia berjiwa politik. Empati kepada rakyat kecil dan keterampilan beretorika menjadi semangat utama Gie. Dia konsisten untuk berada di luar sistem serta memihak kemanusiaan dan kebebasan. Dalam tulisannya bertanggal 10 Desember 1959, misalnya, Gie geram menyaksikan orang makan kulit mangga saking kelaparan. Sementara, dia menduga, tak sampai 2 kilometer dari situ, Presiden Sukarno sedang tertawa dan makan-makan dengan para istrinya.
Gie sangat dikenang berkat tulisan-tulisannya. Aktivis Mapala Universitas Indonesia yang meninggal pada 16 Desember 1969 saat mendaki puncak Semeru ini berprinsip, “Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan.”
Prolog:
SURAT-SURAT yang sudah menguning itu terlipat di antara tumpukan dokumen Yosep Adi Prasetyo, Ketua Dewan Pers, yang akrab disapa Stanley. Itulah surat-surat yang ditulis Soe Hok-gie, aktivis mahasiswa 1966 yang tewas di Gunung Semeru pada 16 Desember 1969—pada usia 27 tahun. Semua surat itu berupa ketikan rapi di atas kertas ukuran kuarto. Sebagian belum pernah dipublikasikan karena Arief Budiman, abang Gie, melarang Stanley menerbitkannya. “Kalau dikeluarkan, ini akan menimbulkan masalah untuk teman-teman yang masih hidup,” kata Stanley. Dalam surat-surat tersebutlah pemuda kelahiran Jakarta, 17 Desember 1942, itu menumpahkan perasaan dan analisisnya terhadap situasi sosial-politik. Beberapa surat melukiskan hubungannya dengan teman-temannya sesama pendaki gunung dan kritiknya terhadap para pemimpin mahasiswa yang berebut jabatan di pemerintahan setelah Presiden Sukarno jatuh. Ada pula soal pembantaian massal anggota Partai Komunis Indonesia (PKI). Ini adalah keresahan lain Gie, yang berbeda dengan tulisan-tulisannya yang diterbitkan dalam Catatan Seorang Demonstran (1983) dan Zaman Peralihan (1995)"
Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia, 2024
920.059 8 GIE
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Junus Jahja
Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia, 2003
323.63 JUN p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kemas Andrey Hamzah Darpo Kusumo
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42444
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>