Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3994 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Moch, Leslie Page
Beverly Hills: Sage, 1983
304.809 MOC p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sulthan Abyan Nurihsan
"Migrasi dari pedesaan ke perkotaan telah menjadi fenomena global yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk kesehatan mental. Di Indonesia, percepatan urbanisasi memicu perubahan demografis dan sosial yang signifikan. Studi ini menginvestigasi dampak migrasi internal terhadap kesehatan mental, mengungkap faktor-faktor yang berkontribusi seperti stres ekonomi, isolasi sosial, dan adaptasi budaya. Metodologi yang digunakan melibatkan analisis regresi logistik menggunakan data dari Indonesian Family Life Survey (IFLS) yang mencakup riwayat migrasi dan indikator kesehatan mental. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penduduk yang tinggal atau migrasi ke perkotaan cenderung memiliki kesehatan mental yang lebih buruk dibandingkan perdesaan. Migrasi memiliki dampak ganda; di satu sisi meningkatkan akses terhadap peluang ekonomi dan sosial, sementara di sisi lain meningkatkan risiko masalah kesehatan mental akibat tekanan adaptasi dan isolasi sosial. Studi ini menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam kebijakan urbanisasi yang tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi, tapi juga integrasi sosial dan dukungan kesehatan mental untuk migran

Migration from rural to urban areas has become a global phenomenon affecting various aspects of community life, including mental health. In Indonesia, accelerated urbanization triggers significant demographic and social changes. This study investigates the impact of internal migration on mental health, revealing contributing factors such as economic stress, social isolation, and cultural adaptation. The methodology used involves logistic regression analysis using data from the Indonesian Family Life Survey (IFLS), which includes migration history and mental health indicators. The findings indicate that residents who live or migrate to urban areas tend to have worse mental health compared to rural areas. Migration has a dual impact; on one hand, it increases access to economic and social opportunities, while on the other, it increases the risk of mental health issues due to adaptation pressures and social isolation. This study emphasizes the importance of a holistic approach in urbanization policies that not only focus on economic growth but also on social integration and mental health support for migrants"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bangkok: Chulalongkorn University, 1981
304.8 MIG
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Using the data from 1.139 female migrants we observe that most of the females (65.85%) mirated due to the reason of marriage. The result indicates that only 6.41% female migrate due to pull factors and the remaining percent migrate due to push factors. By using a well known procedure Z (mean test) we see that there is a significant difference in migrant ststus, before and after migration. The binary logistic regression model reveals that age, education, family income, occupation and types of family significantly influence the process of migration among more educated women than illiterate. Further, the risk of migration is higher among older women than among younger women."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Population movement, from rural areas to towns is typical in any developing countries. It is due to general opinion that towns can supply and give everything to support their lives. Seasonal migration in Yogyakarta City is exclusively influenced by the variation of its peripheries. The worse the peripheries, the more the seasonal migrant come. The findings are related to the conditions of the city acting as the pull factors, the conditions and their place of origin acting as the push factors and also the rhythmic pattern of their mobility."
GEOUGM 19:57 (1989)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Using the city of Port Harcourt as a case study, this paper analyzes some of the variables contributing to rural-urban migration. It also discusses some of the problems of migration and over-urbanisation. The paper finally suggested that a critical assessment should be mande to retard migration and over-urbanisation based upon one of the migration policies in Nigeria."
GEOUGM 17:54 (1987)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gumilar Rusliwa Somantri
"ABSTRAK
Kota Jakarta merupakan salah satu kota metropolitan panting Asia Tenggara. Perkembangan kota ini, terutama dalam dua dekade terakhir, sangat pesat sekali. Jumlah penduduk kota Jakarta dewasa ini lebih dari 8 juta jiwa, padahal pada awal 1970-an jumlah ini hanya berkisar separuhnya. Perluasan wilayah kota ini terus berlangsung, sehingga mengarahkan kota ini menjadi salah satu kota raksasa di Asia. Struktur ekologis kota pun tampaknya semakin kompleks sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem pemilikan dan penggunaan tanah/ruang perkotaan.
Keadaan di atas tampaknya secara makna dapat dikaitkan dengan semakin terjalinnya kota jakarta dalam jaringan kota-kota dunia (internasional). Perluasan pasar (market expansion) dari perekonomian dunia menyapu kota Jakarta sehingga pusat kota (loops) menjadi semakin terangsang untuk berkembang. Perkembangan pusat kota ini mengarah pada terbentuknya pusat-pusat kegiatan ekonomi modern seperti perdagangan (central Business district). Proses perkembangan ini secara teoritik mengisyaratkan kepada kita berlangsungnya proses ekologik kota seperti invasi (invasi) dan suksesi (sucession). Proses ini tidak lain adalah intervensi kawasan bisnis ke pemukiman miskin perkotaan. Sudah barang tentu akibat selanjutnya berkaitan erat dengan penggusuran pemukiman (demolition) dan terjadinya perpindahan penduduk dalam kota (infra-City migration) secara besar-besaran.
Selain perluasan pasar, tampaknya peran negara (state) juga cukup dominan dalam memacu perkembangan kota Jakarta. Proses dalam konstelasi politik dapat melahirkan kondisi-kondisi yang mendukung untuk berlangsungnya proses ekologi perkotaan. Misalnya keterlibatan hubungan-hubungan politik dalam proses penyusunan rencana pengembangan perkotaan pada gilirannya akan bermuara pada intervensi di bidang penggunaan tanah dan ruang perkotaan. Belum lagi peran negara yang berkaitan dengan pelaksanaan program, operasional seperti peremajaan kota (urban renewal). Program ini dapat memicu adanya perpindahan penduduk miskin dari kawasan yang dibangun dan diremajakan kembali ke lokasi lain di seluruh penjuru kota.
Penelitian ini, secara lebih lanjut, mencoba menelusuri pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan gambaran umum, pola-pola, dan penjelasan sosiologis perpindahan penduduk dalam kota Jakarta. Penelitian dilakukan di 3 kelurahan di kota Jakarta dengan karakteristik yang berbeda. Kelurahan pertama adalah Duri Pulo yang mewakili pemukiman kumuh dalam kota (inner-city slums area). Sedangkan lokasi kedua adalah kelurahan Palmerah yang mewakili pemukiman dekat daerah transisi (transition zone) dan pusat perdagangan (central business district). Lokasi berikutnya dari penelitian ini adalah kelurahan Lubang Buaya yang merupakan daerah pemukiman pinggir kota (suburb) yang berbatasan langsung dengan Jawa Barat. Responden yang terpilih dalam proses penarikan contoh (sampel) terdiri dari pendatang anal kelurahan lain di DKI, yang telah tinggal di kelurahan bersangkutan, selama 4 tahun terakhir.Penarikan sampel dilakukan secara acak (random) dengan mempertimbangkan jumlah proporsi populasi imigran di ketiga kelurahan lokasi penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa memang terdapat dinamika yang tinggi dari penduduk Jakarta dalam kaitan dengan pola pemukiman dan perpindahan penduduk. secara umum perpindahan penduduk dalam kota Jakarta cenderung menuju bagian Jakarta Timur dan Barat. Akan tetapi perpindahan sentripetal ke arah Jakarta Pusat masih tampak, meskipun dalam jumlah relatif kecil. Pada umumnya responden penelitian mengungkapkan bahwa mereka rata-rata telah melakukan perpindahan (residential movement) 2-3 kali. Penyebab mereka melakukan perpindahan bermacam-macam, akan tetapi pada umumnya ada kaitannya dengan masalah pemukiman. Dalam jumlah yang lebih sedikit terdapat pula penduduk Jakarta yang melakukan perpindahan karena alasan pekerjaan dan "life-cycle".
Alasan-alasan perpindahan seperti dipaparkan di atas, mengarahkan penelitian pada ternuan model perpindahan penduduk dalam kota. Pola pertama adalah perpindahan penduduk secara paksa (unvoluntary movement), Jenis perpindahan semacam ini umumnya berkaitan langsung dengan proses perkembangan kota seperti kawasan bisnis dan perkantoran modern. Penduduk kota terpaksa berpindahan karena mereka digusur untuk keperluan pengosongan tanah pemukiman yang akan dipergunakan untuk keperluan ekonomi dan perdagangan modern. Penduduk ini memperoleh ganti rugi tanah yang dapat dipergunakan untuk membeli tanah baru di lokasi lain. Meskipun demikian, pada umumnya mereka merasa kesejahteraannya menjadi semakin buruk dari sebelumnya, walaupun secara fisik mereka dapat memiliki rumah yang lebih baik. Hal ini berkaitan dengan keterikatan penduduk tersebut dengan struktur pemukiman lama yang telah mapan. Di pemukiman lama tersebut mereka bisa mengembangkan kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya dalam konteks jaringan sosial yang telah mapan. Sedangkan di pemukiman baru mereka kehilangan konteks jaringan tersebut dan harus membentuknya kembali dari awal.
Model kedua adalah perpindahan yang sukarela (voluntary movement), penduduk kota yang mengalami perpindahan semacam ini pada umumnya relatif mempunyai keterbukaan pilihan untuk melakukan perhitungan rasional dalam bermukim. Mereka umumnya telah mengalami perubahan sosial-ekonomi yang membaik, sehingga ada dorongan kebutuhan untuk mencari tempat bermukim yang lebih menguntungkan dari segi pertimbangan sosial maupun ekonomi. Termasuk di dalam cakupan pola perpindahan ini adalah penduduk yang berpindah dalam kaitan dengan perubahan-perubahan penting terjadi dalam siklus hidupnya. Misalnya seseorang yang menikah dituntut dengan sendirinya untuk menyediakan ruang terpisah dan layak bagi keluarganya, sehingga ia harus pindah dari rumah orang tuanya. Selain kasus seperti ini dapat pula dimasukan ke dalam model ini penduduk kota yang mengantisipasi keuntungan dari perkembangan ruang kota sebagai komoditi ekonomi. Misalnya seseorang yang menjual rumahnya untuk mencari tanah yang lebih murah dan luas, dan mereka masih memperoleh sisi finansial dari pembangunan rumah baru yang lebih murah meskipun lebih baik dari pada rumah asal di pusat kota."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"This study aimed at assessing the impact of male and female migration on women empowerment and livelihood...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>