Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52262 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Burhanuddin Salam
Jakarta: Rineka Cipta, 1997
170 BUR e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Sikap welas asih (compassion) dalam diskursus etika digunakan untuk mendeskripsikan sikap dan tindakan moral menolong sesama yang rentan dan menderita. Diskursus seputar sikap welas asih umumnya difokuskan pada apakah sikap tersebut adalah bagian dari sikap simpati atau empati? Atau, apakah sikap welas asih adalah wujud dari sikap altruistik yang umumnya dimiliki makhluk hidup berperasaan dan berinteligensi? Tulisan ini pertama-tama akan menunjukkan bahwa sikap welas asih lebih dekat dengan konsep dan sikap simpati. Untuk memahami hal ini, pembedaannya dengan empati akan dikemukakan. Di atas semuanya itu, sikap welas asih (simpati) dan empati dibedakan juga dari sikap altruistik manusia. Melalui tulisan ini akan ditunjukkan pula bahwa hanya melalui etika kepedulian (ethics of care) kita dapat memahami welas asih sebagai sikap dan tindakan moral. Ini sekaligus menjadi kritik tajam terhadap etika Humean yang terlalu memuja perasaan moral dan etika Kantian yang menghojat emosi atau perasaan moral sebagai etika manusia heteronom."
297 KANZ 4:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Kota Kita, 2007
170 ETI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Joke Widya
1975
S2177
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bustanuddin Agus
Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2007
291.44 BUS a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
C.F.G. Sunaryati Hartono, 1931-
Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia, 2008
174 SUN k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
A. Ridwan Halim, 1954-
Jakarta: Puncak Karma, 1989
340.112 RID l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
A. Ridwan Halim, 1954-
Jakarta: Puncak Karma, 1989
340 RID l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ridho Anugrah
"Penggunaan dan perkembangan pesat teknologi informasi digital memunculkan perubahan signifikan di dalam
struktur masyarakat. Luciano Floridi dengan teori re-ontologisasi mengatakan informasi dapat mengubah struktur
masyarakat secara radikal. Re-ontologisasi ini dibentuk dari interaksi antara inforgs dan infosphere. Kemudian
teori tersebut menjadi dasar etika yang disebut etika informasi (IE). Etika informasi menekankan idealitas, tanpa adanya entropi di dalam infosphere untuk menjelaskan apa itu `baik`. Dari pemahaman bahwa etika adalah konstruksi idealitas, Floridi menganggap manusia sebagai homo poieticus. Homo poieticus berarti manusia yang memiliki sifat pembentuk dan penjaga. Artikel ini berpendapat sebelum menjadi homo poieticus, manusia harus
kembali melihat keterbatasan kapasitas kognitifnya. Terutama di dalam pesat dan masifnya perkembangan
informasi. Melalui etika behavioral, menjelaskan permasalahan kognitif manusia sebagai agen moral terbatas oleh
rasio dan kebiasaannya. Etika behavioral menggunakan konsep dasar seperti keterbatasan rasionalitas, etikalitas
terbatas, dan heuristik di dalamnya. Dengan memahami dan menyadari keterbatasan tersebut, manusia dapat
memaksimalkan penilaian etis. Keterbatasan ini tidak memungkinkan adanya pemahaman holistik dari etika
maupun infosphere. Namun, dari keterbatasan tersebut untuk menjaga infosphere usaha yang dilakukan adalah
memaksimalkan penilaian etis. Dari usaha maksimalisasi ini, menurut penulis homo poieticus dapat menjadi lebih
bijak.
Usage and progress of digital information technology sparks significant shift in the structure of society. Luciano Floridi with his re-ontologization, explaining information could change the society`s structure in radical way. Reontologization is made by interactions of inforgs and infosphere. The theory become a foundation towards a system of ethics named information ethics (IE). Information ethics emphasises on infosphere state with ideality, without entropy to explain what is `good`. Ethics is a construct ons of ideality of infosphere, the role of human being in Floridi`s sense is to become homo poieticus. Homo poieticus is a demiurgic attitude of the informational and moral agent. This article argues that before becoming homo poieticus, moral agents should take a look back into our own limitations of cognitive capacities. Especially in this abundance and fast growing information condition. Through behavioral ethics, I shall explain the problem of limitations of moral agent. Behavioral ethics using concepts like bounded rationality concept, bounded ethicality, and heuristics to explain it. With understanding and realising the limitations, moral agents could maximising ethical decision making. The limitations shows the impossibilities of holistic
understanding of ethics nor infosphere. From maximising the limitations, I think homo poieticus could become
more virtuous or wise demiurgic agent.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Etika merupakan bagian filsafat yang melipudi hidup baik, menjadi orang baik, berbuat baik dan menginginkan hal baik dalam hidup. Etika, sebagaimana metode filsafat, mengandung permusyawaratan dan argumen eksplisit untuk membenarkan tindakan tertentu (etika praktis). Juga membahas asas-asas yang mengatur karakter manusia ideal atau kode etik profesi tertentu (etika normatif). Etika adalah pedoman berbuat sesuatu dengan alasan tertentu. Alasan tersebut sesuai dengan niat tertentu dan pembenarannya. Etika penting karena masyarakat selalu berubah, sehingga kita harus dapat memilih dan menyadari kemajemukan (norma) yang ada (filsafat praksiologik). Jadi etika juga adalah alasan untuk memilih nilai yang benar di tengah belantara norma (filsafat moral).
Perbedaan etika dengan moralitas, bahwa moralitas adalah pandangan tentang kebaikan/kebenaran dalam masyarakat. Suatu hukum dasar dari masyarakat yang paling hakiki dan dan amat kuat. Juga suatu perbuatan benar atas dasar suatu prinsip (maxim). Ia merujuk pada perilaku yang sesuai dengan "kebiasaan atau perjanjian rakyat yang telah diterima", sesuai nilai dan dan pandangan hidup sejak masa kanak-kanak, tanpa permusyawaratan."
JHK 3:5 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>