Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115468 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Al-Chaidar
Yogyakarta: Wihdah Press, 2000
297.095 9 ALC b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Peking: Pustaka Bahasa Asing, 1955
297.095 1 CHI t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dardiri Husni
Montreal: McGill University Montreal, 1998
297.092 DAR j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Kamar
Kuala Lumpur: Pustaka Ilmu, 1980
297 AHM i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Konopacki, Maciej
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
297.094 KON k (1);297.094 KON k (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hefner, Robert W.
Jakarta: Institut Studi Arus Informasi (ISAI), 2001
297 HEF c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Latief Muchtar
Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998
297 ABD g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Daghi, Ali Mohieddin Al-Qara
Morocco: ISESCO, 1997
297.4 DAG i (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Setianingsih
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan identity fusion ke Islam dan identity fusion ke Indonesia pada relawan yang beragama Islam dan bekewarganegaraan Indonesia. Pengukuran identity fusion menggunkan skala yang dikembangkan oleh Swan et al (2009) yang dikembangkan menjadi 39 item dari semula hanya 13 item. Alat ukur ini menggunakan skala bipolar, pengembangan dari skala semantic differential, dengan Islam dan Indonesia di masing-masing kutub. Partisipan penelitian ini berjumlah 96 orang relawan Islam yang menyebar di berbagai kota di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan antara identity fusion ke Islam dan identity fusion ke Indonesia dengan signifikansi 0,000 yang berarti lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05. Selain itu juga ditemukan bahwa mean skor identity fusion ke Islam lebih besar dibandingkan identity fusion ke Indonesia.

This research was conducted to see if there is a difference between identity fusion to Islam and identity fusion to Indonesia on volunteers who has Indonesian citizenship identity dan Islam identity. Measurement of identity fusion either using a scale developed by Swan et al (2009) which developed into 39 items from originally only 13 items. These measuring instrument using a bipolar scale, development of semantic differential scale, with Islam and Indonesia at each pole. Participants in this research were 96 volunteers that spreads in various cities in Indonesia. The results of this research shows that difference between identity fusion to Islam and identity fusion to Indonesia with significance value of 0.000 which means smaller than significance value of 0.05. Besides that, mean score identity fusion to Islam is larger than identity fusion to Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45533
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusron Razak
"ABSTRAK
Kyai sebagai pemimpin agama, bukan hanya terdapat di pedesaan akan tetapi juga di perkotaan. Perbedaan antara keduanya disebabkan oleh perbedaan corak masyarakat yang dihadapi. Secara garis besar yang membedakan kota dengan desa adalah : kepadatan penduduk, di kota lebih padat dari pada di desa; masyarakat dan kebudayaan di kota lebih kompleks dan heterogen di bandingkan dengan kebudayaan dan masyarakat desa; kota adalah pusat kegiatan pelayanan, sedangkan desa adalah yang dilayani atau untuk menjamin kelangsungan pelayanannya akan bahan mentah atau tenaga kasar manusia.
Perbedaan corak kehidupan masyarakat seperti yang diungkapkan di atas, menyebabkan bentuk hubungan antara kyai dengan masyarakat jamaahnya pun menjadi berbeda. Di kota hubungan antara kyai dengan masyarakat jamahnya adalah hubungan antara pemberi jasa dengan yang menerima jasa. Sedangkan di desa hubungan antara kyai dengan masyarakat jamaahnya adalah hubungan antara patron dan klien, yakni seperti hubungan antara pemilik tanah dan penggarapnya.
Oleh sebab itu, bagi kyai kota menerima imbalan atas jasa pelayanan keagamaan yang telah diberikannya merupakan suatu kemestian. Sedangkan bagi kyai desa atau kyai yang terdapat dipedesaan, menerima imbalan atas pelayanan keagamaan yang telah diberikannya terhadap masyarakat jamaahnya, tidaklah suatu kemestian. Hal ini juga disebabkan karena kyai di pedesaan adalah berasal dari keturunan kaya. Sedangkan kyai kota untuk kasus kyai "KHAZ" menunjukkan hal yang sebaliknya, ia justru berasal dari keturunan keluarga miskin.
Kyai kota, karena pendidikan formal yang dilaluinya, ia mampu menggunakan strategi-strategi tertentu dalam menghadapi masyarakat jamaahnya. Kyai kota untuk kasus kyai "KHAZ" misalnya, ia mempunyai kemampuan untuk menciptakan pra kondisi baik melalui media massa atau media elektronik, agar jamaahnya mempunyai kesan positif terhadapnya. Ia juga mampu memahami corak masyarakat yang dihadapinya serta memenuhi kebutuhan integratifnya. Selain itu, kyai kota juga dapat membina hubungan baik dengan berbagal kalangan, baik dari kalangan penguasa, pengusaha atau pun dari kalangan seniman. Ia mampu menjaga kenetralannya dalam bidang politik, yang tidak memihak pada salah satu aliran politik saja, melainkan mengayomi semua penganut aliran politik. Begitu juga, kyai kota dalam kasus kyai "KHAZ", ia mampu menggunakan kiat-kiat agar tetap menarik, seperti penggunaan retorika, analogi, dan humor dalam setiap ceramah agama yang disampaikannya.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>