Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56538 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Grasindo, 2000
297.632 KEK (1);297.632 KEK (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Panji Suwarno
"Panji Suwarno, Pemberdayaan Pesantren Dalam Pembangunan Daerah di Tinjau dari Persfektif Ketahanan Nasional, Program Studi Pengkajian Ketahanan Nasional Pascasarjana Universitas Indonesia , Jakarta, 2004. Penelitian ini dimaksudkan untuk mencari masukan peran pesantren dalam pembangunan daerah Kabupaten Pasuruan.
Penelitian ini menjadikan wawancara, observasi, kuesioner dan studi literatur sebagai metode pengumpulan data. Hasil penelitian melalui analisa Swot menunjukkan Pesantren Persis dan Pesantren Salafiyah berada pada posisi kuadran ke satu, sedangkan Pesantren Sidogiri berada pada kuadran ke empat. Pesantren Sidogiri dan Pesantren Salafiyah proses pembelajarannya terfokus pada kitab kuning saja, dan kurikulum yang dipakai untuk sekolah adalah kurikulum lokal yang dikemas sendiri. Sedangkan Pesantren Persis, adalah bentuk pesantren yang ideal untuk masa depan, karena menjadikan pesantren sebagai substitusi pendidikan formal.
Dalam era otonomi daerah, segala aktivitas daerah sepenuhnya diserahkan kepada daerah, termasuk dalam pembangunan didaerah peran pondok pesantren melalui kyai dan santrinya merupakan kunci keberhasilan pembangunan di daerah. Kunci keberhasilan pembangunan adalah agar pemerintah daerah melibatkan seluruh komponen masyarakat yang ada, termasuk dunia pesantren yang merupakan pusat pembinaan mental, moral dan agama.
Peran pesantren dalam meningkatkan pembangunan yaitu melalui outputnya pesantren yang berada ditengah-tengah masyarakat memberikan tauladan bagi masyarakat sekitarnya, yang dimulai dari pembinaan pribadi, meningkat ke Ketahanan Keluarga, Ketahanan Lingkungan pemukiman dan pekerjaan, kemudiaan terus ke Ketahanan Daerah yang akhirnya bermuara pada Ketahanan Nasional."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11877
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth Kristi Poerwandari
"The concern grows not only from clinical practices, when the researcher has to psychologically empower survivors of sexual violence or violence in personal settings, but also from observing mass violence happened all over Indonesia during the last five years. Being fully aware of the complexity of the phenomena, the research focuses on the philosophy of humankind: on human consciousness and existence. The research questions can be densed and simplified in two: (1) Why does violence persist to happen? In another word, how does the subject make sense of his/her existence and the existence of others, how does the subject make sense of violence, whether as agent, victim, as well as direct/indirect observer? And (2) how to promote ideas to eliminate, or at least, to prevent violence from becoming banal? The research integrates three conceptions as framework, namely Bakker's conception of 'human being as the centre of the universe', the strategy of living proposed by Van Peursen, and Ricouer 's phenomenology of will. The research also uses the works of many, from Lorenz, Midgley, Fromm, Girard, Sartre, Circus, de Beauvoir, Millett, Kappeler, Levinas, Spaemann, Irigaray, to Arendt, to grasp different understandings which will be then integrated into the total notion of human being.
From biological perspective to social learning, from analysis. on the strategy of living whether it is dominated by mythical way of thinking or by ontological demarcation, it is realized that violence is almost inseparable from our lives. Subject-object dualism and hierarchical opposition are the way by which people live, causing the subject to objectify and negate The Other. This in turn leads all parties to he suspicious in order to maintain, or reverse the hierarchy. Gender-based violence alone stemmed from positioning women as The Absolute Other without reciprocity, that make women, always having emotional relations with men, face difficulty to define themselves as the Subject. From Arendt we learn that once an action is taken, it can be rolling and multiplying to different directions uncontrollable. Realizing the banality of violence, them, above all, it can be stated that violence is about the will, about human responsibility. How to eliminate violence? There is no unwavering answer. Genuine respect to the dignity of human being and to the plurality of consciousness, openness, care and the attitude of 'careful thinking', as well as the courage to stand against the stream, at the least, may prevent violence from becoming banal."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
D524
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iis Suryani
"Penelitian ini hendak menjawab permasalahan kondisi pesantren salafiah serta strategi memberdayakannya ditinjau dari Perspektif Ketahanan Nasional. Penelitian ini menjadikan wawancara, observasi, dan studi literatur sebagai metode pengumpulan data. Hasil penelitian melalui analisis SWOT menunjukkan pesantren Al-Munawar berada pada posisi kuadran kedua sedangkan pesantren Miftahul Huda dan Sukahideng menempati posisi kuadran pertama. Selain itu pesantren Al-Munawar dapat dikatakan sebagai pesantren lokal yang hanya berfungsi sebagai tempat tinggal sambil mengaji kitab kuning yang hanya dikaji melalui ilmu alat saja. Pesantren Sukahideng merupakan pesantren salafiah ideal yang mampu menunjukkan variasi kebutuhan santri untuk menjadikan basis pesantren sebagai suplemen dan komplemen pendidikan formal, dengan tidak mengabaikan keberadaaan santri yang menjadikan pesantren sebagai substitusi pendidikan formal. Sementara itu pesantren Miftahul Huda merupakan model pesantren substitusi pendidikan formal terlepas dari berbagai kelemahannya.
Era otonomi daerah merupakan keharusan pemerintah memberdayakan diri dan berbenah diri, dalam kapasitasnya sebagai pemberdaya dengan mengevaluasi program-program pemerintah selama ini terhadap pesantren salafiah. Kunci utama strategi memberdayakan ini sebenarnya ada pada kyai pimpinan pesantren, sedangkan kunci peningkatan kualitas sumber daya manusia pesantren (terutama santri) sangat tergantung pada kualifikasi keilmuan pendidik pesantren, dengan dukungan program kelembagaan pesantren yang terencana, terpola dan dilembagakan secara resmi serta dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan ilmiah.
Strategi memberdayakan pesantren melalui metode pembinaan dan kemitraan dengan Pola Pemikiran Kerangka Esman (baik variabel lembaga maupun variabel kaitan), menyangkut kualitas sumber daya manusia pesantren dan lembaganya. Strategi memberdayakannya dapat dikategorikan pada dua hal, yaitu strategi umum menyangkut keseluruhan pesantren serta strategi khusus untuk pesantren salafiah sampel penelitian sehingga tercipta keuletan dan ketangguhan serta kesejahteraan dan keamanan yang akhirnya bermuara pada tingkat Ketahanan Nasional."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T7070
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosmaria Syafariah Widjayanti
"Kyai dan sistem pendidikan pesantren berpengaruh dalam menentukan pandangan hidup seorang santri. Pengaruh kyai yang dominan tergantung pada ajaran kyai, kewibawaan kyai, moralitas kyai, ilmu sang kyai, relasi kyai dengan masyarakat sekitar. Sedangkan sistem pendidikan merupakan variabel yang berpengaruh, jika sistem itu tepat digunakan. Dalam sistem pendidikan yang mempengaruhi pendangan hidup santri tergantung pada kurikulum yang diberikan, metode pengajaran, hubungan antara kyai dan santri, dukungan peralatan dalam proses belajar dan mengajar.
Dalam Pondok Pesantren Islam Al Mukmin Ngruki Surakarta, tidak ditemukan sosok kyai seperti yang dideskripsikan dalam pesantren pada umumnya. Namun sosok kyai dapat ditemukan dari fungsi ustad di pesantren ini. Ustad adalah guru yang mengajarkan ilmu di sekolah-sekolah formal dan non formal di pesantren ini. Tidak semua ustad membaur atau hidup bermukim dalam pesantren. Ustad senior hidup di rumah sendiri bersama kelurga yang jaraknya reatif jauh dari pesantren. Sementara Ustad junior hidup dan bermukim bersama para santri. Dalam kehidupan bersama ini terjadi transfer ilmu dan keyakinan dan pola periaku dari ustad junior kepada para santri.Dalam pesantren Ngruki ini tidak terdapat pola kepemimpian yang sentralistik Pengambilan keputusan dilakukan lewat musyawarah dalam suatu rapat yang dilaksanakan oleh Dewan Direktur. Hal ini wajar karena sistem kepemimpinan pesantren Ngruki tidak dikenal seorang kyai atau ustad senior, tetapi berada di tangan Dewan Direktur.
Pondok Pesantren Ngruki ini tergolong pesantren modern, yang tampak dari sistem pendidikan yang digunakan. Dalam sistem pendidikan ini mengunakan sistem klasikal, yang terdiri dari tingkatan atau jenjang pendidikan. Bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Arab. Di samping pendidikan formal yang berlangsung dalam kelas, juga terdapat pendidikan non formal seperti pramuka, pencinta alam, silat dan sebagainya.
Berkaitan dengan ketahanan dan keamanan nasional, pesantren ini dapat mendukung ketahanan nasional mengingat sumber daya yang dimiliki. Dengan jumlah santri yang mencapai 2000 orang, maka alumni setiap tahunnya menyebar di masyarakat. Sumber daya alumni yang berkualitas yang dimiliki pesantren sangat membantu dalam pembangunan. Namun hal ini juga tergatung pada persepsi yang dibangun para alumninya pada waktu menjadi santri di pondok tersebut. Persepsi yang negatif seperti tidak mau menghormati bendera, akan berpengaruh dalam ketahanan nasional.

Study on two variables such personality of Kyai and educational system of pesantren has an effect on determining a variable of perception of life for a santri. Meanwhile the dominant Kyai influence depends on his teaching, authority, morality, knowledge, and relationship with his society around. On the other hand, the education system represent a variable having an effect on, if the system is precisely proceed. In the system influencing perception of life of a santri depends on a given curriculum, instruction method, relation between santri and kyai, and tools for supporting the course of learning and teaching.
The study shows that in the Pesantren Islam Al Mukmin. Ngruki in Surakarta case, there is no such of figure of which is described as common sense in pesantren life. However, the figure could be found from ustad function in this pesantren. The ustad is a teacher, which is teaching knowledge in formal schools and non-formal in this pesantren. Furthermore, all ustad do not all mixed or life live in pesantren. Meanwhile, senior ustad prefers to live at home with his family, which is relatively far from pesantren, whereas junior ustad prefer to live together with santri. In this coexistence happened the transfer of beliefs and knowledge and behavioral patterns from junior ustad. There is no centralistic leadership pattern, thus the decision-making depends on discussion in Board Of Directors of Pesantren. It can be understandable since the leadership system and style of the Ngruki pesantren do not in recognizing a senior ustad or kyai, but residing in Board Of Directors hand.
The Pesantren Ngruki pertained modem pesantren, visible from education system, which is used. In the education system that classical system used, consist of education ladder or level. The medium of instruction is Indonesian, Arabic and English. There is also education of non formal such boy scout, natural adventure, martial art and etc, beside formal education which is taking place in class.
In conjunction with national security and resilience, the pesantren could support national resilience in term of possession of the resource. With amount of santri to 2000, hence its alumni in every year disseminate in society. The qualified alumnus is a valuable resource for development. However, it also depends on their perception of its alumni when becoming santri in the pesantren. A negative perception such as saluting respect national flag will have an effect on in national resilience.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15259
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Harjati
"Tesis ini berfokus pada hubungan Budaya sekolah (School Culture) dengan bentuk-bentuk kekerasan yang terjadi di pondok pesantren. School culture yang dibahas meliputi nilai dan norma yang diyakini dan digunakan sebagai landasan
dalam proses pendidikan di pondok pesantren. Tesis ini juga mendeskripsikan relasi kekuasaan antara Kyai, Guru dan Santri. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif studi kasus dengan menjadikan pondok pesantren Miftahul Khaer sebagai objek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai kultural dan nilai-nilai agama mendominasi seluruh proses pendidikan di pondok pesantren. Nilai-nilai ini berkontribusi dalam memberikan ruang bagi munculnya kekerasan dalam proses pendidikan di pondok pesantren. Nilai-nilai seperti konsep kepatuhan murid terhadap guru memberi ruang bagi guru untuk melakukan kekerasan. Bentuk kekerasan yang terjadi di pondok pesantren adalah kekerasan fisik yang diwujudkan dalam aturan tertulis. Bentuk kekerasan lainnya
adalah kekerasan psikis dalam bentuk intimidasi dan ancaman. Pelaku kekerasan adalah guru dan santri senior, sedangkan yang menjadi korban adalah santri junior. Relasi kekuasaan di pondok pesantren di dominasi oleh pimpinan pondok yang secara penuh mengendalikan kehidupan pesantren. Akhirnya penelitian ini
menyarankan bahwa pondok pesantren perlu mengembangkan model disiplin dengan meninggalkan cara-cara kekerasan yang selama ini digunakan. Selain itu, penelitian ini juga menyarankan pemerintah dan masyarakat agar berperan dengan lebih aktif dalam penyelenggaraan pendidikan di Pondok Pesantren.

This thesis focused on the relationship between the School Culture and forms of
violence occured in islamic boarding school. School culture discussed herein comprises values and norms admitted and applied as the underlying bases of the schools education process. This also describes the relationship between the elders, teachers and pupils. This study is a qualitative case study by making the Miftahul Khaer boarding school as its object. The study result showed that both cultural
and religious values dominate the whole education process in the school. Such values contributes providing gaps for violence to occur within the process of education in the school itself. Such values as pupils obedience toward teachers do give the teachers chance to act violent. Violences occured in the school are being physical which realized in expressed rules, while other form of violence are more
psychological by intimidations and threats. Subject of violence are teachers and senions pupils, while their victims are junior pupils. Relations of authority in the Islamic boarding school is dominated by its chairman who, absolutely controls the life of the school. This study suggests that islamic boarding school need to develop a disciplinary model by leaving behind violent manners applied thus far. In addition, this study also suggests that the government and the society to be more involved actively in education of the islamic boarding school.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30148
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Harkristuti Harkrisnowo
"Domestic violence is one shape of violence that happened to certain women in the world. The major cause of this type of V " violence is discrimination against women as one of gender issues. Actually, problem of women's discrimination has been addressed in several law instruments, both national and international. Domestic violence is obstinate to restrain in society and is difficult to bring up to the surface for the reason that there is power relationship between victim and offender besides emotional relationship and psychological burden. This recent day, Indonesia attempts to develop a draft of national rule for protecting women from domestic violence, which called Draft on Domestic Violence Law. Unfortunately, this draft still has some lack that can raise new problems in its implementation. This article explains about a whole picture of domestic violence, the critics towards Draft on Domestic Violence Law, and alternative solution to manage problems in domestic violence."
2004
JHII-1-4-Juli2004-709
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor: Pustaka Latin kerja sama dengan Klinik Hukum, Kontras, IDRC, dan MFP, 2006
346.046 KEK
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Moerti Haditi Soeroso
Jakarta: Sinar Grafika, 2012
361 01 MOE k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>