Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135547 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Charras, Muriel
Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1997
307.2 CHA d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Usman Arif
"Kajian manfaat tumbuhan hutan pamah telah dilakukan berdasarkan data keanekaragaman dari penelitian Anas (2013), Rahmah (2013), Sehati (2013), pada bulan Februari hingga Mei 2014. Kajian tersebut bertujuan untuk mengetahui potensi pemanfaatan keanekaragaman tumbuhan hutan pamah di zona inti Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD). Kajian manfaat tersebut dilakukan melalui tahap pengecekan serta dokumentasi spesies terkait, dan penelusuran potensi pemanfaatannya melalui sumber rujukan ilmiah. Potensi pemanfaatan yang diperoleh sejumlah 161 spesies tumbuhan yang termasuk ke dalam 111 genus dan 48 famili. Potensi tersebut dikelompokkan ke dalam kategori bahan pangan (72 spesies), bahan obat (73 spesies), bahan bangunan (87 spesies), bahan bakar (33 spesies), kerajinan dan teknologi lokal (47 spesies), bahan pewarna dan ritual (15 spesies), dan sumber penghasilan nonkayu (20 spesies). Sepuluh famili dengan potensi pemanfaatan manfaat terbanyak adalah Euphorbiaceae (10 spesies), Moraceae (10 spesies), Lauraceae (9 spesies), Clusiaceae (8 spesies), Rubiaceae (8 spesies), Fabaceae (7 spesies), Malvaceae (7 spesies), Phyllanthaceae (7 spesies), Sapindaceae (6 spesies), Annonaceae (5 spesies).

Utilization assessment of low land rain forest vegetation was conducted based on previous research data by Anas (2013), Rahmah (2013), and Sehati (2013) on February to May 2014. Its aim was to acknowledge utilization potential of low land forest plant biodiversity at core zone of Bukit Duabelas National Park (BDNP). The assesment was conducted on checking and documentation of plant biodiversity, and economic potential assessment through scientific reference. Utilization assessment deliver 161 species in 111 genera and 48 families. Utility potential was distributed into seven utilizatition groups, food (72 species) medicinal subtances (73 species), construction (87 species), firewood (33 species), craft and local technology (47 species), natural dye and ritual (15 species), non-timber additional income (20 species). Ten highest families which mostly utilized are Euphorbiaceae (10 species), Moraceae (10 species), Lauraceae (9 species), Clusiaceae (8 species), Rubiaceae (8 species), Fabaceae (7 species), Malvaceae (7 species), Phyllanthaceae (7 species), Sapindaceae (6 species), Annonaceae (5 species)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Herawati
Jakarta: Direktorat Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung KLHK, 2021
634.99 TUT r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sawitri Retno Handayanti
"Tesis ini membahas perilaku penawaran kayu bulat dari hutan alam di Indonesia pada tahun 2007 - 2011. Penelitian ini menggunakan data panel terdiri dari 150 unit perusahaan selama 60 bulan. Data dianalisis dengan menggunakan metode tobit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku penawaran kayu bulat dari hutan alam Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain harga kayu domestik, luas hutan berdasarkan rencana kerja, curah hujan, suku bunga pinjaman, sertifikat kelestarian mengelola hutan, umur perusahaan, wilayah perusahaan tersebut berada dan musiman. Perilaku penawaran perusahaan dilakukan sepanjang tahun dan bersifat inelastis.

The focus of this study is the roundwood supply from natural forest in Indonesia in 2007-2011. This study uses panel data consisting of 150 units for 60 months. Data were analyzed using tobit method. The results of this study shows that the roundwood supply is influenced by the price of domestic timber, forest area based on work plan, rainfall, loan interest rates, sustainability of forest management certificate, age firm, region where the firms are located and seasonal. The supply spans a year around and is inelastic."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Riezdqhy Amalina Farahiyah Al Husna
"ABSTRAK
Lanskap sosio-ekologi di wilayah penelitian terbentuk karena aktifitas manusia pada lingkungan fisik yang memiliki struktur adat, kekeluargaan, kolektivitas dan modal untuk sustainability. Terdapat lanskap pertanian agriculture and mosaics berbasis kearifan lokal pada wilayah ketinggian 0-100 mdpl, agroforestri other dominant natural landcover berbasis pengetahuan ekologi tradisional pada wilayah ketinggian 101-600 mdpl, dan hutan forest berbasis hukum adat pada wilayah ketinggian 601-1000 mdpl. Metode kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sistem tenurial yang paling sering terganggu berada pada lanskap agroforestri ketinggian 100-600 mdpl dimana tersedia jalan-jalan kantung produksi sebagai sarana mobilisasi masyarakat dari permukiman ke hutan dan dominasi kebun pribadi di dalam kawasan hutan milik negara.

ABSTRACT
Socio ecological landscape is formed by human activities in the physical environment shows customary, familial, collectivity and capital structure for sustainability. There are 3 types of socio ecological landscape based on altitude local wisdom based agricultural landscapes at altitude 0 100 masl, traditional ecological knowledge based agroforestry landscapes at altitude 101 600 masl, and customary law based forest landscapes at altitude 601 1000 masl. This study documents sacred places protected by indigenous community, customary law relevancies, and the perception of forest tenure. Quantitative and qualitative method result disturbed tenure system often found in agroforestry landscapes altitudes of 100 600 masl where crop production road wage mobilization from settlement to forest area and there is a dominance of private owned garden within state forest areas. "
2017
S69697
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Inhutani I, 1986
634.9 SEM p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Toni
"Judul penelitian tentang struktur komunitas vegetasi di Urban Forest Universitas Indonesia (UI). Diteliti diadakan pada November - Desember 2008. Ada tiga zona di Urban Forest UI: East Wallace Zone, Barat Wallace Zone dan Alam Vegetasi Zone. The diteliti dilakukan teknik sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 104 spesies tumbuhan di semua zona hutan kota UI. Tingginya kekayaan spesies tumbuhan ditemukan di Wallace Timur dan Barat Wallace Zona ada 63 spesies, tapi Natural Vegetasi Zona ada 32 spesies. Indeks keanekaragaman tertinggi ditemukan di Wallace Zona Barat (3,16), Wallace Zona Timur (2,98), dan Zona Vegetasi Alam (2,30). Indeks keseragaman tertinggi ditemukan di Barat Wallace Zone (0,76), East Wallace Zona (0,71), dan Vegetasi Zona Alam (0,66). Tertinggi indeks keanekaragaman (INP) ditemukan oleh Acacia mangium di Zona Vegetasi Alam (180,04), dan Barat Wallace Zone (139,56) oleh Albizia falcataria di Wallace Zona Timur (99,23). Semua zona di UI Hutan Kota dibentuk dari pertumbuhan alami jenis pohon endemik dan kegiatan penanaman diadakan pada tahun 1984, 1998, 2002 DAN 2004.

The title of researched about vegetation community structure at Urban Forest University of Indonesia (UI). Researched was held on November - December 2008. There are three zones at Urban Forest UI : East Wallace Zone, West Wallace Zone and Natural Vegetation Zone. The researched was done sampling technique. The result showed that there was 104 species of vegetation at all of UI urban forest zones. The high richness of vegetation species is found at East Wallace and West Wallace Zone there was 63 species, but Natural Vegetation Zone there was 32 species. The highest diversity index was found at West Wallace Zone (3,16), East Wallace Zone (2,98), and Natural Vegetation Zone (2,30). The highest equitability index was found at West Wallace Zone (0,76), East Wallace Zone (0,71), and Natural Vegetation Zone (0,66). The highest diversity index (INP) was found by Acacia mangium at Natural Vegetation Zone (180,04), and West Wallace Zone (139,56) by Albizia falcataria at East Wallace Zone (99,23). All zone at the Urban from natural growth endemic tree species and planting activities were held in 1984, 1998, 2002 dan 2004."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T39624
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Pramita Siwi
"ABSTRAK
Penelitian etnobotani tumbuhan obat belum banyak dikaitkan dengan penelitian mengenai vegetasi hutan sebagai sumber tumbuhan obat. Telah dilakukan penelitian oleh Anas (2013), Rahma (2013), dan Sehati (2013) yang mendata 213 jenis Angiospermae berhabitus pohon (tingkat pohon, belta, dan semai) dari 53familidi zona inti Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD). Data tersebut menjadi bahan studi potensi tumbuhan obat untuk mengetahui manfaat pengobatan spesies tumbuhan dari ketiga penelitian tersebut. Studi dilakukan melalui penelusuran pustaka, wawancara ahli, dan dokumentasi tumbuhan. Delapan puluh tiga jenis merupakan tumbuhan obat yang digunakan berbagai etnis di Indonesia dengan keragaman bagian yang digunakan dan penyakit yang diobati. Daun merupakan bagian tumbuhan obat yang paling banyak digunakan. Jenis penyakit yang paling banyak diobati dengan tumbuhan obat adalah gangguan gastrointestinal. Bioaktivitas dari 14 jenis tumbuhan telah diketahui sesuai dengan penggunaan tumbuhan tersebut. Sebanyak 28 jenis berada dalam database IUCN red list dengan 5 jenis berada dalam daftar high risk. Aquilaria malaccensis merupakan satu-satunya jenis yang berada dalam apendiks II CITES

ABSTRACT
Analysis about forest vegetation are rarely related to medicinal potency of the plants. There are 213 species of Angiospermae in tree form (tree, belt, and seedling level) from 53 family recorded from Anas? (2013), Rahma?s (2013), and Sehati?s (2013) researches in the core zone of Bukit Duabelas National Park. This data become the material of analysis about medicinal ethnobotanyto understand about medicinal properties of plant species? from those three researches. The analysis is done by literature study, interview with ethnobotany researcher, and plant documentation. There are eighty three species used as medicinal plants in several Indonesian tribes and ethnics with high variation in use and disease.Leaves are the most frequently used part of medicinal plants and gastrointestinal disfunctions treatment are the one that use the most medicinal plants. Comparation between ethnobotanical study and bioactivity assay only shows correlation for fourteen species. Known that 28 species are in the IUCN redlist database with 5 species in highrisklist. Aquilaria malaccensis is the only plant included in the appendix II of CITES.
"
2016
S63401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Program pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM) melibatkan masyarakat desa sekitar hutan untuk mengelola hutan secara berkelanjutan. Tujuan penulisan artikel adalah menganalisis potensi tegakan sebagai indikator keberhasilan program PHBM. Populasi penelitian adalah semua tegakan pohon yang ditanam oleh petani pada hutan PHBM di Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Sukabumi, tepatnya di Desa Buniwangi, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Sampel penelitian adalah tegakan pohon yang ditanam oleh 20 orang petani terdiri atas 10 petak lahan yang dirawat secara intensif dan 10 petak yang tidak intensif. Satu petak lahan berukuran 0,1 ha. Data yang dikumpulkan adalah data primer, yaitu lingkar batang pohon, tinggi pohon, jenis dan jumlah pohon, diameter pohon, dan luas bidang dasar. Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan jumlah pohon di lahan yang dikelola dengan intensif dan tidak intensif. Distribusi pertumbuhan pohon di antara kedua lahan cenderung sama. Jumlah jenis pohon hanya berbeda 1 pohon. Struktur vegetasi mempunyai perbedaan, terutama pada tanaman masyarakat. Indeks keragaman pohon mempunyai nilai yang hampir sama, yaitu 0.36 dan 0,35. Keduanya menunjukkan heterogenitas yang hampir sama, meskipun jumlah pohon lebih banyak pada lahan yang dikelola dengan intensif. Tanaman yang dominan mempunyai kecenderungan yang hampir sama, yaitu pinus pada tanaman pokok dan karet pada tanaman masyarakat. Rata-rata diameter pohon lebih besar pada lahan yang tidak dikelola dengan intensif. Program PHBM yang dikelola dengan intensif lebih menguntungkan dbandingkan dengan program PHBM yang tidak dikelola dengan intensif, dari sisi jumlah pohon, keragaman jenis pohon, dan manfaat yang dapat diambil oleh petani dalam jangka pendek."
JMSTUT 15:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>