Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114896 dokumen yang sesuai dengan query
cover
B. W. Natapermadi
Cirebon: Druk G. KOLFF & Co, 1938
363.2 Nat b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sugiarto
"Tesis ini tentang pelayanan Pos Kepolisian Rawa Bening dalam mewujudkan dan memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat di Kelurahan Rawa Bunga. Perhatian utama tesis ini adalah corak kegiatan pelayanan yang dilakukan Polri dengan fokus tindakan kebijaksanaan individu dan organisasi yang ditujukan kepada masyarakat yang didasari penggunaan wewenang dan diskresi kepolisian. Dalam kajian tesis ini fungsi pelayanan dalam mewujudkan dan memelihara Kamtibmas dilihat dari perspektif rangkaian tindakan kebijaksanaan individu dan organisasi yang berperan sesuai dengan kedudukannya dalam melakukan pelayanan untuk mewujudkan dan memelihara Kamtibmas. Metode penelitian yang digunakan adalah metode etnografi dengan teknik pengumpulan data secara pengamatan, wawancara dengan pedoman dan pengamatan terlibat untuk mengungkapkan tindakan kebijaksanaan oleh individu maupun organisasi dalam menjalankan pelayanan guna mewujudkan dan memelihara Kamtibmas.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tindakan kebijaksanaan individu dan organisasi dilakukan sebagai bagian cara bertindak Pos Kepolisian dan yang dilakukan anggota atas interpretasi tindakan di lapangan. Tindakan yang dilakukan pola-pola pelayanan Pos Kepolisian dan anggota didasarkan atas alasan pemolisian masyarakat, Kegiatan pelayanan dalam rangka ntewujudkan dan memelihara Kamtibmas yang dilakukan oleh Pos Kepolisian Rawa Bening ditujukan untuk : (1) menerima laporan atau pengaduan serta menerbitkan surat keterangan tanda melapor, (2) mengkoordinasi dan mengawasi kegiatan taksi ilegal, (3) menjaga ketertiban umum, (4) menjaga pemukiman dan perumahan penduduk, (5) menjaga usaha pada pengusaha tertentu. Alasan dilakukan tindakan ini dengan melihat status sosial, hubungan personal, selektif prioritas dan kegiatan dalam melayani oleh Pos Kepolisian Rawa Bening. Pelaksanaan kegiatan pelayanan dalam mewujudkan dan memelihara Kamtibmas ini dipengaruhi oleh keterbatasan personal, sarana dan prasarana, anggaran dan kemampuan atau ketrampilan manajerial dan komunikasi dalam mendukung pelaksanaan tugas, program kegiatan yang tidak disusun secara baik serta mempertimbangkan kepentingan dan tingkat hubungan dari masyarakat yang dilayani. Tindakan berupa kebijaksanaan individu dan organisasi mewarnai hubungan sosial dan hubungan kerja maupun tanggapan masyarakat terhadap fungsi, tugas pokok dan peranan Polri.
Hubungan sosial dan hubungan kerja maupun tanggapan masyarakat atas pelayanan untuk mewujudkan dan memelihara Kamtibmas, mempengaruhi hubungan yang sederajat antara Polisi dan masyarakat dalam rangka mewujudkan kegiatan pemolisian masyarakat, yang mana warga masyarakat dapat mencegah menanggulangi serta menangkal gangguan Kamtibmas sesuai kebutuhannya serta Polri dalam menjalankan pelayanan sesuai fungsi dan peranannya.
Implikasi dari tesis ini adalah perlunya pengembangan Pos Kepolisian sebagai unsur pelayanan terdepan di tengah-tengah masyarakat yang menyentuh langsung pada kepentingan masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan. Dalam pengembangan ini perlu dilakukan dengan cara menambah personel, meningkatkan kemampuan atau ketrampilan manajerial dan komunikasi, memenuhi sarana prasarana, dukungan anggaran, menumbuhkan rasa bangga sebagai anggota pelayan Pos Kepolisian, dan meningkatkan kesejahteraan anggota. Selain itu dalam paradigma baru Polri maka perlu merubah gaya pemolisian dengan tindakan reaktif menjadi proaktif, mempunyai program kegiatan yang teradministrasi dengan baik serta dapat memberikan harapan bagi masyarakat meningkatkan kemampuan manajerial dan komunikasi serta profesional dengan memahami budaya masyarakat, yang mengarah kepada kemitraan sebagai dasar pemolisian masyarakat."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T11079
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
G. Ambar Wulan
Jakarta: Rajawali, 2009
363.2 AMB p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wik Djatmika
"Tesis ini merupakan deskripsi hasil penelitian yang dilakukan pada kesatuan polisi kewilayahan terbawah, yang terpencil, dalam organisasi kepolisian wilayah Jakarta. Tepatnya Pos Polisi Pulau Kelapa, wilayah Kepolisian Sektor Metropolitan Kepulauan Seribu, dengan etika sebagai kajiannya.
Yang ingin ditunjukkan dan diketengahkan adalah kegiatan polisi secara eksplisit maupun implisit dimana para anggota polisi dalam memerankan tugasnya dan mencerminkan etika kepolisian dalam hubungannya dengan masyarakat setempat, utamanya tentang tugas yang dilakukan, kehidupannya, pertanggung jawabannya dan tanggapan masyarakat, yang kemudian menghasilkan pengalaman-pengalaman atau konvensai-konvensi. Yang dapat diartikan sebagal suatu sikap etika kepolisian.
Metodologi difocuskan pada pengamatan fikiran-fikiran, peilaku dan pertanggung jawaban anggota polisi setempat serta Iingkungan kehidupan dan budaya masyarakat yang dilayani dan dilindungi serta pengambilan keputusannya untuk melakukan tindakan-tindakan kepolisiannya.
Etika kepolisian telah cukup lama dihadirkan dalam peri kehidupan kepolisisan, berupa pedoman hidup dan pedoman karya, yaitu : Tribrata dan Catur Prasatya. Dikemudian had kedua pedoman tersebut diangkat sebagai kode etik, dan selanjutnya memiliki kekuatan normatif karena dinyatakan dalam undang-undang (kepolisian, 1997).
Permasalahan yang timbul dan perlu dicari jawabannya adalah : Bagaimana peran kode etik sebagai upaya untuk memantapkan profesi. Pembahasan dengan mengacu pada beberapa teori, satu diantaranya pendapat Donald C. Witham yaitu bahwa : Kode etik merupakan salah seta karakeristik sebagai kriteria suatu profesi".

This paper comes from the descriptive research conducted in the lowest hierarchy of the police departement in the the very remote island in the north of Jakarta, the capital city, To be precise, the location is in the office of Pulau Kelapa Police Unit of the Sector of Kepulauan Seribu Metropolitan Police.
The focuses of the research are to portray the activities of members of police departement carrying out their duties to serve and protect the society and to frame the responds of the public as the customer of the services. The relationships of the two can be used to draw, although still in the very general picture, the ethical foundation of the police duties and functions.
Police ethics have been long preserve, eventhough not in the formal way, as a way of life and work guidance of the police force : Tribrata and Catur Prasatya. The code of ethics, later, has been formalized under government act. The significant of ethical codes has been recognized in the effetive performance of police duties.
The enduring question is, however : How the ethical codes can be used to strengthen the professionalism of police force. The discussion in this paper tightly refers to several theories and concepts. One in the leading opinion is that of Donald C. Wham who states that 'codes of ethics is one of the characteristic of professionalism criteria'.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaman, Viqar
Bandung: Bina Cipta, 1988
616.96 ZAM b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hutauruk, A.
Djakarta: Soeroengan, 1956
382.5 Hut b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, S.
Bandung: Jemmars, 1985
808.066 NAS b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Halff, John F.
Jakarta: Bhratara, 1971
658 HAL st
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Bagus Gede Adiputra Yadnya
"ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rasa prihatin terhadap kehidupan anggota
polisi yang mengalamai cacat fisik akibat menjalankan tugas. Keprihatinan ini tidak
hanya berkaitan dengan masalah psikologis yang mereka alami, namun termasuk juga
keterbatasan ruang gerak mereka dalam menjalankan tugas sehari-hari. Kondisi
kehidupan keluarga setelah mengalami kecacatan serta dukungan organisasi adalah
faktor penting yang perlu memperoleh perhatian.
Sesuai dengan tugasnya sebagai seorang polisi, risiko pekerjaan yang tinggi
sudah menjadi bagian dalam pelaksanaan tugas. Mulai dari cedera fisik bahkan
sampai meninggal dunia harus dihadapi oleh polisi. Dalam pelaksanaannya terkadang
tidak semua tugas-tugas dapat dilaksanakan dengan baik, ada kalanya anggota polisi
mengalami kecelakaan yang mengakibatkan cedera dan akhirnya menjadi cacat.
Sebagai seorang polisi kemudian menjadi cacat jelas merupakan masalah. Masalah
utamanya adalah penyesuaian diri dengan lingkungan, baik lingkungan kerja,
keluarga dan lingkungan masyarakat.
Penyesuaian diri erat kaitannya dengan konsep diri. Bagaimana seseorang
menilai dirinya dan keberadaan dirinya dilingkungan berdasarkan pengalamannya,
akan menentukan tingkah laku seseorang dalam berinteraksi selanjutnya (Bums,
1993). Setelah mengalami cacat fisik bagaimana seorang polisi melihat dirinya dan
kehidupan keluarganya secara keseluruhan? Bagaimana penilaiannya terhadap
kemampuannya dalam melaksanakan tugas? Bagaimana menilai interaksi dirinya
dengan lingkungan serta bagaimana menilai perlakuan lingkungan? Keseluruhan
aspek tersebut diperkirakan mempengaruhi penghayatan individu (polisi) terhadap
konsep dirinya. Rogers (dalam Bums, 1993) menyebutkan bahwa konsep diri selain
merupakan cara pandang seseorang terhadap dirinya dalam perkembangannya juga
merupakan konsep untuk mengendalikan dan mengintegrasikan tingkah laku. Konsep
diri menjadi kerangka acuan bagi individu untuk berinteraksi dengan dunia
eksternalnya. Subjek dalam penelitian ini adalah anggota polisi (Brimob) yang pernah
bertugas di daerah konflik dan mengalami cacat fisik karena tugas. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode kualitatif yakni dengan melakukan wawancara
mendalam, observasi dan tes proyeksi (TAT).
Setiap subjek dalam penelitian ini memiliki penghayatan yang berbeda
terhadap kecacatan yang dialaminya. Penghayatan ini diantaranya dipengaruhi oleh
kejadian awal saat terjadinya kecelakaan. Subjek yang sadar saat kecelakaan merasa
lebih depresif dibandingkan dengan yang tidak sadar. Selain ilu penghayatan subjek
terhadap kecacatannya dipengaruhi pula oleh pengalaman penugasan sebelumnya.
Subjek yang memiliki pengalaman yang lebih banyak lebih mampu menghargai
dirinya. Latar belakang keluarga juga berpengaruh terhadap bagaimana subjek
memandang kecacatan yang dialaminya. Subjek yang latar belakang keluarganya
polisi memandang kecacatan sebagai hal yang biasa. Seluruh subjek memandang
kecacatan yang dialaminya merupakan risiko dari tugas mereka sebagai seorang
polisi. Ada keccnderungan menempatkan risiko tugas sebagai faktor ektemal yang
menyebabkan mereka menjadi cacat. Subjek menilai bahwa jika penyebab cacal
mereka adalah faktor eksternal maka orang lain atau lingkungan akan dapat
memakluminya dan menerimanya. Anggapan ini dapat mempermudah proses
penyesuaian diri mereka terhadap lingkungan.
Secara umum subjek dalam penelitian ini mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan mereka, walaupun sebagian diantaranya belum mampu mengarahkan
tujuan hidupnya secara konkrit. Penghayatan subjek terhadap konsep dirinya juga
dipengaruhi oleh apa yang telah dicapai subjek dalam kehidupannya hingga saat ini.
Subjek yang mampu mengarahkan tujuan hidupnya dengan jelas serta mampu melihat
kelebihan dirinya memiliki konsep diri yang lebih positif. Subjek yang berhasil
melakukan kompensasi terhadap kecacatannya memiliki konsep diri yang lebih
positif."
2006
T37962
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>