Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122248 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Elsam dan LBBT, [date of publication not identified]
306.9 KON
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Resink, Gertrudes Johan, 1911-
Jakarta: Bhratara, 1973
959.8 RES n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1993
306.09 SEJ
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Petrus Hadrianus H.
"Soetomo adalah salah satu tokoh pergerakan yang paling penting. Ia mulai terlibat dalam pergerakan semenjak awal yaitu pada awal abad xx ketika pergerakan masih bergerak dalam lingkungan lokal (baca etnis) sampai tahun 1930-an ketika pergerakan sudah masuk ke dalam lingkungan nasional (baca Indonesia). Dia juga merupakan contoh tokoh pergerakan yang mulai terlibat masih berwawasan lokal sampai kemudian berwawasan nasional. Pada tahun 1908, Soetomo sebagai salah seorang kaum muda mendirikan perkumpulan Boedi Oetomo. Perkumpulan ini memang bukan merupakan perkumpulan yang pertama didirikan di Jawa oleh orang Jawa, karena sebelumnya sudah ada perkumpulan didirikan di Jawa oleh orang Jawa. Tetapi Boedi Oetomo merupakan pertama di Jawa yang didirikan oleh kaum muda dan bukan kaum tua dan priyayi tinggi. Struktur organisasinya terdiri dari pengurus pusat dan lokal. Bentuk organisasi seperti ini merupakan hal yang baru dalam masyarakat jawa. Di samping itu Boedi Oetomo juga merupakan perkumpulan pertama yang keanggotaannya tidak hanya terbatas dari lingkungan priyayi, tetapi kaum muda dan orang particulier. Tahun 1924, Soetomo mendirikan Indonesische Studieclub di Surabaya. Perkumpulan ini bertumpu dalam tiga hal, yaitu: Kaum terpelajar, bekerja dan persatuan. Kaum terpelajar adalah mereka yang memiliki pengetahuan --agama, ekonomi, politik, hukum atau kebudayaan. Kaum terpelajar ini yang mempunyai darma mendidik dan memimpin kaum terpelajar. Sedangkan persatuan adalah penyatuan kekuatan-kekuatan kecil dari pihak menjadi satu dalam kekuatan besar untuk berhadapan dengan pihak sana. Bagi Soetomo--antara tahun 1923 sampai tahun 1930--persatuan adalah kesatuan wilayah. Hal ini dapat diketahui dari anggota Indonesische Studieclub yang berasal dari berbagai perkumpulan di Indonesia seperti dari Moehammadijah, Persatoean Minahasa, Sarekat Ambon, Timorsch Verbond, Sarekat Madoera, Boedi Oetomo, Sumatranen Bond dan Pasoendan. Karena berasal dari berbagai pulau di Indonesia maka peringatan ulang tahun Indonesische Studieclub disebut Hari Interinsullair (hari perhubungan pulau-pulau di Indonesia). Bekerja adalah melakukan tindakan nyata atau tidak nyata untuk memperbaiki keadaan rakyat Indonesia. Diantaranya bentuk kerja yang tidak nyata mendirikan bibliotheek atau memberi pengetahuan terapan seperti masalah pajak atau kehidupan Islam modern. Sedangkan bentuk kerja yang nyata seperti kerjasama Indonesische Studieclub dengan Moehamadijah mendirikan poliklinik Moehammadijah untuk rakyat kampung di Surabaya. Dalam kerja menurut Soetomo dapat dilakukan dengan cara kerja sama atau tidak kerja sama dengan pemerintah jajahan Hindia Belanda. Pola dari Indonesische Studieclub inilah yang kelak menjadi dasar kegiatan Soetomo baik dalam Persatoean Bangsa Indonesia yang didrikannya tahun 1930 ataupun dalam Partai Indonesia Raja yang didrikan Soetomo tahun 1935."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S12465
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Iskandar
"Suksesi sebenarnya merupakan kejadian yang lumrah, tanpa dapat dicegah, sebab merupakan proses alami yang manusiawi. Namun untuk sebagian orang atau kelompok, tertentu, terutama yang berkepentingan dengan kedudukan, jabatan dan kekuasaan, seringkali suksesi dianggap sebagal suatu yang tidak lumrah. Apalagi jika mereka tidak kebagian kedudukan atau kekuasaan, maka segala upaya diusahakan agar suksesi itu tidak terjadi, jikalau proses itu merugikan mereka. Sebaliknya suksesi dianggap harus terjadi jika proses itu menguntungkannya. Karena ada usaha semacam itulah maka tidak jarang dalam proses suksesi itu disertai pula oleh munculnya keresahan sosial. Dan kejadian semacam itu tidak hanya terjadi dalam skala nasional, melainkan juga terjadi dalam tingkat lokal, sebagai contoh soal adalah peristiwa "huru-hara" di kota bandung pada tahun 1893.
Pada pertengahan 1893, bupati Bandung Raden Demang Koesoemadilaga meninggal dunia karena sakit, tanpa meninggalkan 'pewaris' untuk menggantikannya. Kekosongan ini telah memancing impian dan harapan pada beberapa priyayi Bandung untuk dapat mengisinya. Salah seorang yang berambisi untuk menggantikan kedudukan Koesoemadilaga adalah Raden Rangga Soemanagara yang pada waktu itu menjabat sebagai Patih Bandung. Untuk memenuhi ambisinya itu ia berusaha 'menyingkirkan' orang-orang yang dianggap akan menghalangi niatnya itu, antara lain dengan cara menyebar isu-isu negatif tentang tokoh-tokoh yang dianggap rivalnya itu. Di samping itu dia pun menyebar isu yang isinya seakan-akan masyarakat Bandung hanya mau mnerima bupati keturunan Bandung. Jelas isu yang terakhir ini lebih banyak ditujukan untuk mempengaruni opini para pejabat Belanda yang ikut menentukan diangkat-tidaknya seseorang menjadi bupati.
Meskipun menurut perhitungan Seomanagara dia pasti akan diangkat menjadi bupati Bandung, karena orang-orang yang dianggap saingannya mempunyai banyak cacat; namun apa yang kemudian terjadi justru berada di luar perhitungannya. Yang diangkat oleh pemerintah kolonial belanda sebagai bupati Bandung yang baru adalah orang dari luar kabupaten Bandung, yaitu Raden Arya Martanagara, keturunan Sumedang yang pada waktu itu menjabat sebagal patih di Mangunreja, Sukapura Kolot.
Soemanaga yang merasa kecewa kemudian mencoba menggagalkan usaha pelantikan martanagara sebagai bupati dengan cara melakukan sabotase, dan membuat kekacauan. Namun sekali lagi perhitungan Soemanagara meleset. Apa yang direncanakannya ternyata telah diketahui aleh Resien Priangan. Oleh karena itu usaha sabotase yang direncakannya itu mengalami kegagalan. Lalu ia beserta pengikutnya diajukan ke pengadilan dan dihukum buang, antara lain ke Kalimantan dan Sulawesi. Soemanagara sendiri yang dituduh sebagai biangkeladinya dibuang ke Manado."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Retno Onengan
"Skripsi ini membicarakan kondisi sosial ekonomi dan sosial budaya komunitas Magribi di Prancis. Komunitas Magribi di prancis adalah sebuah komunitas yang cukup signifikan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti, catatan historis kedatangan mereka berbeda dari kelompok pendatang lain, perbedaan budaya antara orang Magribi dan orang Prancis yang cukup signifikan, dan jika dilihat dari segi jumlah, populasi Magribi di Prancis saat ini cukup besar.Itulah beberapa faktor yang membuat komunitas Magribi menarik untuk diteliti. Penelitian tentang kondisi komunitas Magribi di Prancis pada dekade 80-an yang telah dilakukan sebelumnya menyatakan bahwa meskipun mereka telah lama hadir dan menjadi bagian dari masyarakat Prancis kondisi sosial masyarakat Magribi belum banyak berubah sejak mereka pertama kali datang dan tetap berada pada tingkat sosial terendah jika dibandingkan dengan masyarakat Prancis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S14284
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riansa Putra Fajri
"Skripsi ini membahas mengenai Resimen Mahasiswa dan kegiatan penataran yang dilakukan Satuan Tugas Resimen Mahasiswa (Satgas Menwa) di Timor Timur tahun 1978-1979 kepada Hansip, Wanra, serta masyarakat di sana. Kegiatan penataran itu berfokus pada enam bidang utama, yaitu, pertanian, peternakan,perikanan, kesehatan, pertukangan, dan pendidikan. Data yang digunakan dalam skripsi ini adalah hasil wawancara dengan anggota Satgas Menwa Timor Timur,dokumen, arsip, dan buku teks. Dalam kegiatan penataran itu, dapat dikatakan bahwa Menwa telah berkontribusi dalam pembangunan di Timor Timur yang nyatanya selaras dengan fungsinya sebagai organisasi.

This thesis discusses about Menwa (Resimen Mahasiswa/Student Regiment) and its inservice activities conducted by members of the Menwa in East Timor by 1978-1979. They were known as Satgas Menwa Timor Timur. Satgas Menwa had conducted workshops in agriculture, health, education, carpentry, fishery, and animal husbandry to Hansip (civil defense force), Wanra (people volunteers usually in conflict area), and people there. The datas used in this thesis are the result of interviews with the members of Satgas Menwa Timor Timur, documents,archives, and textbooks. As a result of that inservice activities, it can be said that Menwa had contributed to the development in East Timor, in fact it consistent with its function as an organization."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45911
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>