Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71411 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Dian Rakyat, 1974
641.1 IND b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Budi Priadi
"Masalah gizi yang dihadapi oleh setiap negara tidaklah sama. Secara umum masalah gizi dibedakan atas dua bagian, yaitu masalah kelebihan gizi dan masalah kekurangan gizi. Masalah kekurangan gizi terutama terdapat pada negara yang sedang berkembang. Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, juga menghadapi masalah tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S12697
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tien Churdin Tirtawinata
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
297.4 TIE m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Adani
"Pemilihan makanan merupakan sebuah proses kompleks yang melibatkan banyak faktor, mulai dari biologis hingga antropolgis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan makanan pada mahasiswa S1 Reguler Universitas Indonesia. Penelitian menggunakan desain studi cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Pemilihan makanan dalam penelitian ini diukur menggunakan skor pemilihan makanan yang mencakup aspek kecukupan asupan zat gizi, variasi, dan keseimbangan zat gizi makro. Variabel independen yang dinilai berhubungan signifikan dengan skor pemilihan makanan berdasarkan penelitian ini adalah tempat tinggal, motivasi dalam memilih makanan, dan pengetahuan gizi.

Food Choice is a complex process involving different factors from biological to anthropological. This study was conducted to find the factors influencing food choice in undergraduate students of University of Indonesia. This study uses cross-sectional design with quantitative method. Food choice in this study were measured using food choice score which includes aspects of nutrition intake adequacy, variety, and macronutrient balance. Independent variables considered significantly related to food choice score in this study are place of recidency, food choice motivation, and nutrition knowledge.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55779
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gustina Sofia
"ABSTRAK
Sejarah pembangunan dan kemajuan di segala bidang yang dicapai umat manusia selama berabad-abad, menunjukkan bahwa kemajuan yang dicapai itu mempunyai hubungan yang sangat erat dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang didasari oleh usaha-usaha penelitian. Sering pula terjadi bahwa suatu basil penelitian menimbulkan akibat seperti : terjadinya perubahan-perubahan besar dalam kehidupan manusia, memungkinkan manusia untuk memecahkan masalah yang dihadapinya dengan cara yang lebih efektif dan efisien, serta memudahkan manusia untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Hal-hal tersebut terjadi pula dalam bidang kesehatan dan gizi. Karya tulis basil penelitian dalam bidang kesehatan dan gizi merupakan masalah yang dicakup oleh skripsi ini. Kegiatan penelitian gizi dan makanan di Indonesia berkembang sejak PELITA I tahun 1969. Di bidang kesehatan, pembinaan dan pelaksanaan penelitian serta pengembangan gizi diselenggarakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Puslitbang Gizi berfungsi : melaksanakan...

"
1984
S15283
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadia Ramadhanti Taufani
"Energi yang berasal dari zat gizi makro dibutuhkan untuk melakukan metabolisme tubuh, kegiatan fisik, dan pertumbuhan. Kebiasaan konsumsi energi dan zat gizi yang tidak seimbang dengan pola makan yang tidak tepat akan menyebabkan masalah gizi. Sebaliknya, asupan energi dan zat gizi seimbang serta berkualitas dapat mempertahankan kesehatan fisik dan stabilitas mental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran asupan energi serta apakah terdapat hubungan dengan mindful eating dan faktor lainnya pada mahasiswa S1 Reguler Gizi FKM UI tahun 2022. Variabel independen pada penelitian ini adalah mindful eating, pengetahuan gizi, uang jajan untuk membeli makanan dan minuman, stress, konsumsi makanan selingan, konsumsi minuman manis, dan durasi tidur. Variabel dependen penelitian ini adalah asupan energi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain studi cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret-Juni 2022 kepada 136 mahasiswi tahun angkatan 2019-2021. Data yang digunakan didapatkan dari pengisian kuesioner serta food record weekday dan weekend yang diisi mandiri oleh responden. Sebesar 8.1% mahasiswi S1 Reguler Gizi FKM UI memiliki asupan energi tinggi yaitu > 80% AKG. Analisis statistik menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara stres, konsumsi makanan selingan, dan konsumsi minuman manis dengan asupan energi. Peneliti menyarankan kepada pihak universitas untuk dapat memberikan edukasi terkait pedoman gizi seimbang.

Energy derived from macronutrients is needed to carry out body metabolism, physical activity, and growth. Nutritional problems brought on by inappropriate eating patterns or unbalanced energy and nutrient consumption habits. On the other hand, a balanced and quality intake of energy and nutrients can maintain a person's physical health and mental stability.  The aim of this study was to analyze the relationship between mindful eating and other factors with energy intake in Students of Nutritional Programs at FKM UI. The dependent variable of this study was energy intake, while the independent variables were mindful eating, nutritional knowledge, allowance, stress level, snack consumption and Sugar-sweetened beverages (SSBs) and sleep duration. This research is a quantitative study with a cross-sectional design. Data were collected from March to June 2022 for 136 nutrition students of class 2019 to 2021. Data was obtained from food record 2x24 hours and online questionnaire. The result show that as many as 8.1% of student consumed high energy intake (fulfilled > 80% of Recommended Dietary Allowances). The result also showed that stress level, snack consumption and SSBs were related to students’ energy intake. Researcher suggest to university to provide education related to balanced nutrition guidelines."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gracia J. M. T. Winaktu
"ABSTRAK
Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh pemberian makanan tambahan yang berupa karbohidrat serta cairan dan elektrolit terhadap perubahan kemampuan fisik atlet.
Tempat Pelatnas Dayung, Jatiluhur, Purwakarta
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Perahu tradisional/perahu naga merupakan salah satu jenis olahraga yang sudah membawa harum nama bangsa Indonesia. Kemampuan fisik atlet yang prima dapat menunjang peningkatan prestasi, tetapi jika pertandingan dilakukan berulang-ulang dan dalam waktu yang relatif singkat maka prestasi tersebut akan menurun, oleh sebab itu dianjurkan memberikan makanan tambahan untuk mengurangi penurunan prestasi tersebut. Olahraga dayung (perahu tradisional/perahu naga) merupakan olahraga kombinasi antara ketahanan fisik (endurance) dan kekuatan serta kecepatan (power), maka sangat membutuhkan karbohidrat sebagai sumber energi utama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian makanan tambahan yang berupa karbohidrat, cairan dan elektrolit terhadap perubahan kemampuan fisik. Penelitian ini merupakan suatu studi eksperimental pre- dan pasca- tes dengan menggunakan subjek yang sama sebagai kontrol dan perlakuan. Tes kemampuan fisik dilakukan di darat (tes dragon eigotneter dan tes lari metode Balke) dan di air (tes louring), pada saat perlakuan diberikan makanan tambahan (apel dan atau pisang) serta minuman karbohidrat dan elektrolit dengan jumlah asupan energi antara 404,18 - 415,19 Kkal sedangkan asupan karbohidrat antara 97,13 - 103,65 g.
Hasil : Asupan karbohidrat sebelum perlakuan 59,7 % sedangkan sesudah perlakuan 61,4 %. Kadar ureum darah sesudah perlakuan (27,96 mgldL) lebih rendah daripada sebelum perlakuan (36,91 mg/dL), hingga juga kadar CK darah sesudah perlakuan (55,55 mg/L) lebih rendah daripada sebelum perlakuan (64,23 mg/L). Kadar hematokrit sesudah perlakuan (45,32 vol %) lebih rendah daripada sebelum perlakuan (46,50 vol %), begitu juga kadar Na darah sesudah perlakuan (142,23 mg/L) lebih rendah daripada sebelum perlakuan (145.50 mg/L), sedangkan kadar K darah sesudah perlakuan (4,35 mg/L) lebih tinggi daripada sebelum perlakuan (3,93 mg/L). Perubahan berat badan sesudah perlakuan (0,02 kg), lebih sedikit daripada sebelumnya (0,50 kg) dan dengan uji staristik didapatkan perbedaan yang bermakna (p = 0,013). Dari hasil tes kemampuan fisik di darat maupun di air ternyata dengan pemberian makanan tambahan kecepatan awal dan akhir sesudah perlakuan lebih cepat daripada sebelum perlakuan, begitu juga waktu tempuh awal dan akhir sesudah perlakuan sesudah perlakuan lebih singkat daripada sebelum perlakuan.
Kesimpulan : Pengaruh pemberian makanan tambahan dalam bentuk karbohidrat serta cairan dan elektrolit sangat berpengaruh terhadap simpanan karbohidrat mot, pencegahan dehidrasi. pencegahan penurunan prestasi pada pertandingan yang dilakukan berulang-ulang dan dalam waktu singkat serta dapat memenuhi kebumhan nutrisi makanan utama.

ABSTRACT
objective
To identify the effects of carbohydrate, fluid and electrolyte of supplementary feeding on the performance of athletes. Jatiluhur National Training Center for Dragon boat, Purwakata.
Methods Dragon boat is one of the branches of sport, which has brought fame to Indonesia internationally. Athletes' physical performance very much enhances their sport performance. Taking part in races repeatedly, particularly in a short span of time will decrease their performance. However. Supplementary food can tackle this problem. Dragon boat is a sport which requires the combination of endurance and power. Therefore it demands carbohydrate as the main source of energy. The purpose of this research is to identify the effects of supplementary foods, either food or drink, such as carbohydrate, fluid and electrolyte on the physical changes of the athletes. It is a pre- and post-experimental test, using the control group as the same subjects as the treatment group. The physical performance test was conducted in land (dragon ergometer and running test of Balke Method), and on water (touring test). During those tests. administration of apples and 1 or bananas as supplementary food and sports drink containing carbohydrate, fluid and electrolyte were given
The energy intake ranged from 404,18 to 415,19 Kcal. The intake for carbohydrate was between 97.13 to 103,65 g.
Results : Carbohydrate intake before treatment was 59,7 % and after treatment was 61,4 %. Blood ureum level after treatment (27,96 mg/dL) was lower than before treatment (36,91 mg/dL). Blood creatine kinase level after treatment (55,55 mg/dL) was lower than before treatment (64,23 mg/dL). Hematocrite after treatment (45,32 vol %) was lower than before treatment (46,50 vol %). Sodium level after treatment (142,23 mg/L) was lower than before treatment (145,50 mg/L.). Potassium level after treatment (4,35 mg/L) was higher than before treatment (3,93 mg/dL). Changes of weight also accrued after treatment (0,02 kg), a little lower than before treatment (0,50 kg). By means of statistical test was found that the statistical significance was p = 0,013. The results of the physical performance test in land and on water have shown that supplementary feeding enhances the speed at the beginning and end of treatment than before the treatment. Also, the time distance needed at the beginning and the end of the races was shorter than before treatment.
Conclusions : Supplementary feeding in the form of carbohydrate, fluid and electrolyte has great influences on the storage of muscle carbohydrates, dehydration prevention, in the races which are carried out repeatedly in a short span of time. It can meet the nutrient requirement adequacy of main dish as well.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafik
"Kemarau panjang yang terjadi pada tahun 1997 berdampak pada kekeringan yang berkepanjangan dan turut berkonstribusi timbulnya krisis ekonomi, moneter dan krisis pangan. Dampak ini sangat dirasakan oleh kelompok masyarakat ekonomi menengah ke bawah terutama keluarga miskin. Untuk mencegah terjadinya peningkatan angka penderita gizi kurang pada balita keluarga miskin, maka pemerintah melaksanakan bantuan khusus pelayanan kesehatan dan gizi melalui Program Jaring Pengamanan Sosial Bidang Kesehatan (JPS-BK). Salah satu bentuk bantuan tersebut adalah Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) kepada Baduta (umur 6-23 bulan) dari keluarga miskin.
Program PMT -P Baduta ini telah berjalan sejak tahun 1998, namun sampai saat ini belum diketahui sampai dimana keberhasilan program tersebut. Penelitian bertujuan untuk menganalisis sejauhmana keberhasilan program PMT-P baduta keluarga miskin dihubungkan dengan faktor-faktor yang berperan dalam pelaksanaannya di Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan.
Disain penelitian ini adalah cross sectional. Sampel terdiri dan 111 baduta keluarga miskin dan 45 kader yang terlibat langsung dalam pelaksanaan PMT-P. Pengolahan data menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan PMT-P di Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan belum berhasil, bila dilihat dari indikator kenaikan berat badan baduta baru mencapai 47,7 % pencapaian cakupan baru 26,7 %. Ada hubungan bermakna antara prosedur pemberian dan tempat pemberian dengan kenaikan berat badan baduta (p<0,05), demikian juga terhadap pencapaian cakupan ada hubungan bermakna dengan variabel pencapaian sasaran, pendataan sasaran dan pendanaan.
Dana PMT-P dari pusat masih kurang, banyak sasaran baduta keluarga miskin yang belum mendapat paket PMT-P, sementara itu prevalensi KEP masih cukup tinggi. Maka untuk mencegah KEP balita bertambah dan menjadi lebih buruk perlu dukungan dana yang berasal dari pemerintah daerah baik dukungan dana PMT -P maupun dana operasionalnya dalam rangka membangun surnber daya manusia sejak dini dan mencegah terjadinya lost generation.

Prolonged dry period in 1997 had impacted on extended drought and had contributed to the raise of economics, monetary, and food crises. These impacts were strongly felt among middle-low economic community especially those who were poor. To prevent the increasing prevalence of malnourished children among poor families, Government implemented a special aid in health and nutrition care through Social Safety Net in Health (JPS-BK). One form of the aid was Food Supplementation Program Recovery Type (PMT-P) targeted to children under two years old (6-23 months old) of poor families.
This PMT-P program had been running since 1998, however until now there was no information about the success of the program. This study aimed to analyze how success was the PMT -P program in Rajabasa Subdistrict, District of South Lampung, as well as its contributing factors the program and, in turn, fulfill local community's demand.
Design of the study is cross sectional. Subjects were 111 under two children of poor families and 45 cadres who directly involved in the implementation of PMT-P program. Data were analyzed univariately and bivariately. The study results show that the implementation of PMT-P program in Rajabasa Subdistrict was not successful as indicated by the increase of body weight which was only 47.7%, and very low coverage of 26.7%. There was significant relationship between supplementation procedure and place of supplementation with body weight increase (p
The PMT-P funding from Central Government was insufficient, there were lot of targets who did not receive the supplementation, and Protein Energy Malnutrition (PEM) prevalence was still high. To prevent worsening PEM, local government should support funding of PMT-P program to improve the quality of local human resources since the beginning of life and to avoid Iost generation phenomena."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12692
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Farida
"Program PMT telah dilakukan di kecamatan Bogor Selatan pada tahun 1999 bagi balita gizi buruk dan kurang agar dapat meningkatkan status gizinya. Namun hingga saat ini belum pernah dilakukan evaluasi atau penelitian, khususnya mengenai waktu peningkatan status gizi balita selama mengikuti program PMT tersebut.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang peluang balita dan waktu peningkatan status gizi selama dua belas minggu intervensi PMT serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Desain penelitian ini longitudinal selama dua belas minggu dengan melibatkan 194 balita. Analisis Kaplan Meier dilakukan untuk menentukan probabilitas status gizi tidak meningkat selama dua belas minggu. Analisis multivariat regresi cox dilakukan untuk menentukan besarnya nilai probabilitas peningkatan status gizi berdasarkan kecurigaan ada faktor lain secara bersama-sama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa probabilitas status gizi tidak meningkat sampai dua belas minggu sebesar 67,01%. Median waktu peningkatan status gizi tidak diketahui, artinya sampai dua belas minggu intervensi PMT belum ada 50% balita yang mengalami peningkatan status gizi.
Secara bivariat diketahui ada perbedaan antara umur ibu, konsumsi energi dan umur balita dengan waktu peningkatan status gizi. Hasil analisis ini tidak melihat perbedaan antara pendidikan, pengeluaran, pengetahuan, pola asuh, besar keluarga, konsumsi protein, penyakit infeksi, status gizi awal, jenis kelamin, partisipasi dengan waktu peningkatan status gizi. Probabilitas status gizi tidak meningkat sampai minggu kedua belas pada balita yang mempunyai ibu berumur antara 20 - 30 tahun sebesar 76,24%. Balita yang ibunya berumur kurang dari 20 atau lebih dari 30 tahun probabilitas status gizi tidak meningkat sebesar 55,29%. Peningkatan status gizi balita yang mempunyai ibu berumur antara 20 - 30 tahun sebesar 0,480 kali (95% CI : 1,100 - 3,038) dibanding balita yang ibunya berumur kurang dari 20 atau lebih dan 30 tahun. Balita yang konsumsi energinya baik memiliki probabilitas status gizi tidak meningkat sebesar 62,30% dan 74,58% bagi balita yang konsumsi energinya kurang. Peningkatan status gizi pada balita dengan konsumsi energi baik 1,828 (95% CI ; 1,100 - 3,038) kali dibanding balita yang konsumsi energinya kurang. Probabilitas status gizi tidak meningkat pada balita yang berumur ≤ 2 tahun sebesar 72,73% dan > 2 tahun sebesar 54,84%. Peningkatan status gizi balita yang berumur > 2 tahun sebesar 1,798 (95% CI : 1,096 - 2,948) kali dibanding balita yang berumur ≤ 2 tahun.
Secara multivariat faktor yang berhubungan dengan waktu peningkatan status gizi balita selama dua belas minggu intervensi PMT adalah umur ibu, pengetahuan, konsumsi protein dan umur Balita, Peningkatan Status gizi pada balita yang memiliki ibu berumur antara 20 - 30 tahun sebesar 0,471 (95% CI : 0,279 - 0,795) dibanding balita yang umur ibunya < 20 atau > 30 tahun dengan mengendalikan pengetahuan ibu, konsumsi protein dan umur balita. Berdasarkan pengetahuan gizi ibu, peningkatan status gizi balita yang ibunya berpengetahuan baik sebesar 1,694 (95% CI : 1,061 - 2,969) kali dibanding balita yang pengetahuan gizi ibunya kurang dengan umur ibu, konsumsi protein dan umur balita yang sama. Balita yang konsumsi proteinnya baik peningkatan status gizinya 1,659 (95% CI : 0,911 - 3,023) kali dibanding balita lain yang konsumsi proteinnya kurang pada kondisi umur ibu, pengetahuan dan umur balita yang sama. Dilihat dari umur balita, balita yang berumur > 2 tahun peningkatan status gizinya sebesar 1,775 (95% CI : 0,984 - 2,914) kali dibanding balita yang berumur ≤ 2 tahun dengan umur ibu, pengetahuan gizi ibu dan konsumsi protein yang sama.

Supplemental Food Giving Program for Balita with bad and less nutrient had done in South Bogor Sub-district in 1999. But, there isn't evaluation/research about it yet, specialties the time of Balita?s nutrient status increasing during follow this program.
This research goal is to obtain information regarding the opportunities and the time of Balita's nutrient status increasing within twelve weeks supplemental food giving intervention, also factors which influenced them.
This research design is longitudinal within twelve weeks involved 194 Balita. Kaplan Meier Analysis was done to determine probability of Balita with nutrient status not increase within twelve weeks. While Multivariate Regression Cox Analysis was done to determine probability value of Balita's nutrient status increase, based on suspicious there's another factor coinciding.
The result of this research showed that Balita's nutrient status not increase within twelve weeks probability 67,01 %. Median time of Balita's nutrient status increasing is unknown, it means within twelve weeks intervention the program less than 50 % Balita increasing their nutrient status.
From the outcomes of bivariate analysis known, there's difference between mother's age, energy consumption and Balita's age with the time of nutrient status increasing. But, there's no difference between mother's educational background, expenses, knowledge, bring-up pattern, sum of family's member, protein consumption, infection disease, early nutrient status, gender, participation with the time of Balita's nutrient status increasing, Balita's nutrient status not increase within twelve weeks if their mother's between 20 - 30 years old probability 76,24 %. While their mother's <20 or >30 years old probability 55,29 %. Balita's nutrient status increasing if their mother between 20 - 30 years old 0,480 time ( 95 °.b CI : 1,100 - 3,038 ) compare with Balita's mother < 20 or > 30 years old. Balita with good energy consumption but their nutrient status not increase probability 62,30 % and 74,58 % for the Balita with less energy consumption. Balita < 2 years old with nutrient status not increase probability 72,73 % and > 2 years old nutrient status increasing 1,798 times (95 % CI : 1,096 - 2,948 ) comparing with Balita = 2 years old.
From the outcomes of multivariate analysis, factors related to the time of Balita's nutrient status increasing within twelve weeks intervention of the Supplemental Food Giving Program are mother's age, knowledge, protein consumption and Balita's age. Balita's nutrient status increasing with their mother's age between 20 - 30 years old 0,471 times ( 95 % CI : 0,279 - 0,795 ) compare with Balita's mother < 20 or > 30 years old, under control of mother's knowledge, protein consumption and Balita of the same age. Based on mother's nutrient knowledge's good, so Balita's nutrient status increasing 1,694 times (95 % CI: 1,061 - 2,969) compare with Mother's knowledge deficit with mother's age, protein consumption and Balita's with the same age. Balita with good protein consumption have nutrient status increasing 1,659 times (95 % CI: 0,911 - 3,023) compare with another Balita with less protein consumption and the same condition of mother's age, knowledge and Balita's age. Balita > 2 years old have nutrient status 1,775 times (95 % CI: 0,984 - 2,914) compare with Balita = 2 years old with the same mother's age, mother's nutrient knowledge and Balita's protein consumption.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T1867
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athiya Fitria Maulani
"Asupan gizi remaja perlu diperhatikan terutama mereka yang bersekolah dengan fasilitas asrama karena tidak tinggal bersama orangtua. Apabila asupan gizi dengan penyelenggaraan makanan pondok pesantren tidak memadai atau mencukupi kebutuhan gizi santri, maka perlu dilakukannya evaluasi dan perbaikan terhadap penyelenggaraan makanan tersebut. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan, tingkat kecukupan asupan zat gizi, dan sisa makanan. Penelitian dilakukan di salah satu pondok pesantren di Depok pada bulan Juli 2023. Penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif yang menggunakan data primer dari santri remaja. Lalu data tersebut dianalisis secara univariat dengan jumlah sampel sebanyak 56 santri. Hasil analisis menunjukkan bahwa berdasarkan nilai rata-rata, pada makan siang lebih banyak santri yang merasa puas dibandingkan makan pagi dan makan sore begitupun sebaliknya. Persentase rata-rata santri yang puas pada makan siang yaitu 69.64%. Santri memiliki rata-rata asupan energi 1516 kkal, protein 51.69 gram, lemak 37.35 gram dan karbohidrat 238.9 gram. Rata-rata asupan tersebut termasuk dalam kategori kurang karena <80% AKG. Sehingga diharapkan santri meningkatkan asupan zat gizi agar pertumbuhan dan perkembangan tidak terganggu dan terhindar dari risiko masalah kesehatan lainnya. Peningkatan asupan dapat dilakukan dengan meningkatkan kuantitas asupan makanan dan pemberian edukasi terkait Pedoman Gizi Seimbang.

Attention needs to be paid to the nutritional intake of adolescents, especially those who attend school in boarding facilities because they do not live with their parents. If the nutritional intake by organizing Islamic boarding school meals is inadequate or sufficient for the nutritional needs of the students, it is necessary to evaluate and improve the provision of these meals. The purpose of this study was to describe the level of satisfaction, the level of adequacy of nutrient intake, and food waste. The research was conducted at an Islamic boarding school in Depok in July 2023. This research was a descriptive observational study using primary data from students. The results of the analysis show that based on the average value, at lunch more students are satisfied compared to breakfast and evening meals. The average percentage of students who were satisfied at lunch was 69.64%. Santri accept an average energy intake of 1516 kcal, 51.69 grams of protein, 37.35 grams of fat, and 238.9 grams of carbohydrates. The average intake is included in the less category because it is <80% AKG. So it is hoped that students will increase their intake of nutrients so that growth and development are not disturbed and avoid the risk of other health problems. Increasing intake can be done by increasing the quantity of food intake and providing education related to Pedoman Gizi Seimbang."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>