Ditemukan 10494 dokumen yang sesuai dengan query
Kurstak, Edouard
New York: Academic Press, 1978
616.019 4 KUR v
Buku Teks Universitas Indonesia Library
London: Academic Press, 1980
616.071 CHA
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Cooper, J.I.
New York: Chapman and Hall, 1984
576.5 COO v
Buku Teks Universitas Indonesia Library
"The human foetus is separated from the maternal blood by the syncytiotrophoblast induced by endogeneous human retrovirus-encoded proteins. This barrier is a highly developed one, which suppors apical-basolateral transport of maternal idiotype and anti-idiotype IgG, IgG-virus complexes. The selective maternal-fetal transport of epitope- and paratope-bearing entities can influence the developping fetal immune system during pregnancy. The bidirectional maternal-fetal transfer of cells are of even more importance during pregnancy. Maternal cells with latent viruses transport viruses without impairment of fetal development. Cells with premaligant and malignant genetic transformation are also transported to the fetus. Fetal and neonatal tumours are initiated by such cells in spite of the antitumour potential of fetal organism. On the contary, the fetal cells repair maternal tissue injouries and survive in the organisms of the recipients for decades. These possess new consequences for the neonatal immunity and organ transplatation surgery."
Dordrecht: Springer, 2012
e20410733
eBooks Universitas Indonesia Library
Lasino
"Penggunaan material ramah lingkungan yang selanjutnya disebut bahan bangunan hijau merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 02/PRT/M/2015 tentang Bangunan Hijau. Secara eksplisit persyaratan tersebut dituangkan dalam Bab II Subbab C bagian 3 yaitu rantai pasok hijau khususnya ketentuan mengenai penggunaan material konstruksi. Mengingat penggunaan bahan bangunan dalam industri konstruksi terus meningkat, sehingga berkorelasi terhadap eksploitasi bahan baku, kegiatan industri dan transportasi yang berpotensi meningkatnya penggunaan energi, emisi yang berdampak terhadap pemanasan global. Sedangkan pemanfaatan sumber daya alam tanpa kendali dapat merusak ekosistem yang ada dan menurunnya daya dukung lingkungan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan bahan bangunan yang ramah lingkungan dengan melakukan penilaian dan memberikan label pada bahan yang telah memenuhi syarat serta kaidah ramah lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bahan bangunan ramah lingkungan dan penerapan “green label” dalam penyediaan bahan bangunan sebagai implementasi dari Peraturan Menteri PUPR sebagai upaya pemenuhan syarat bangunan hijau. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan wawancara mendalam, observasi, focus group discussion (diskusi teknik), survei lapangan dan pengujian laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian produk hijau dan pemberian Label Green telah dilakukan oleh beberapa lembaga atau kementerian seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Green Building Council Indonesia (GBCI), dan beberapa SNI tentang kriteria ekolabel. Dari hasil kunjungan ke beberapa produsen bahan bangunan juga diperoleh data bahwa secara umum para produsen setuju dengan aspek penilaian terhadap industri hijau dan diharapkan dapat diterapkan dalam pengembangan penyediaan bahan bangunan ramah lingkungan guna mendukung pembangunan berkelanjutan, khususnya Peraturan Menteri PUPR tentang Bangunan Hijau."
Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum , 2022
690 MBA 57:1 (2022)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Aurora Almarini Khairunisa
"Masalah lingkungan menjadi masalah utama yang banyak dibahas. Berbagai pihak seperti manajer pemasaran, peneliti, dan berbagai perusahaan riset telah mulai banyak memerhatikan dan mencari berbagai faktor yang mungkin akan mendorong dan mengarahkan pembeli untuk membeli produk-produk “hijau” atau ramah lingkungan. Berdasarkan statistik survei, antara 30 hingga 40 persen dari kerusakan lingkungan adalah akibat langsung dari konsumsi barang sekali pakai dari individu. Perang melawan polusi plastik sedang melanda dan diperparah dengan munculnya pandemi COVID-19, karena penggunaan masker sekali pakai, sarung tangan, dan peralatan pelindung sekali pakai lainnya melonjak di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Sosialisasi kesadaran tentang pencegahan COVID-19 sangat intensif di seluruh dunia, tetapi kesadaran untuk menjaga lingkungan melalui pengurangan, eliminasi dan pengelolaan yang tepat dari masker wajah sekali pakai pun harus cepat dilakukan. Kerangka berpikir penelitian ini adalah dari Teori Perilaku Terencana (TPB). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi apa faktor yang berpengaruh positif terhadap intensi pembelian masker pakai ulang. Sampel dibagikan secara virtual kepada kerabat yang berdomisili di DKI Jakarta dan Jawa Barat. Data dianalisis menggunakan metode SEM dengan PLS, menggunakan perangkat lunak WarpPLS 7.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap lingkungan dan iklan lingkungan berpengaruh positif terhadap intensi pembelian masker pakai ulang. Iklan lingkungan memiliki pengaruh paling besar terhadap intensi pembelian masker kain, dimana hal tersebut menjadi temuan utama dari penelitian ini. Analisis variable moderator, harga premium secara positif memiliki efek interaksi dengan iklan lingkungan. Tingkat pendidikan memiliki efek interaksi dengan risiko, tetapi risiko tidak memiliki pengaruh terhadap intensi pembelian masker kain sehingga tidak ada pengaruh moderasinya. Jenis kelamin sebagai moderator pun ditemukan sama sekali tidak mempengaruhi intensi pembelian masker kain.
Environmental problem become main issue that are widely discussed. Various parties such as marketing managers, researchers, and various research companies have started to pay more attention and look for various factors that might encourage and direct buyers to buy "green" or environmentally friendly products. Based on statistics survey, between 30 and 40 percent of environmental damage is a direct result of the consumption of single-use items from individuals. The fight against plastic pollution is brewing and is exacerbated by the emergence of the COVID-19 pandemic, as the use of disposable masks, gloves and other disposable protective equipment surges around the world, including Indonesia. Socialization of COVID-19 awareness is very intensive, but awareness to protect the environment through the reduction, elimination and proper management of disposable face masks must also be carried out quickly. The framework of this research is from the Theory of Planned Behavior (TPB). The purpose of this study was to identify what factors have a positive effect on the intention to purchase reusable masks. Samples were distributed virtually to relatives who live in DKI Jakarta and West Java. Data were analyzed using the SEM method with PLS, using the WarpPLS 7.0 software. The results showed that environmental attitude and environmental advertising had a positive effect on the intention to purchase reusable masks. Environmental advertising has the greatest influence on cloth masks purchase intention, which is the main finding of this study. As for moderator variable analysis, premium price positively has an interaction effect with environmental advertising. The level of education has an interaction effect with perceived risks, but risk does not have an influence on cloth masks purchase intention so there is no moderating effect. Gender as a moderator was found to have absolutely no influence on cloth masks purchase intention."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Philadelphia: Wolters Kluwer, 2013
616.910 1 FIE
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Bawden, F.C.
New York: Ronald Press, 1964
581.234 BAW p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Nurunissa Pratiwi Sekar Ayu
"Penyakit berbasis lingkungan adalah fenomena penyakit yang dikarenakan keterkaitan manusia dengan faktor lingkungan. 3 penyakit berbasis lingkungan yang diamati pada penelitian ini yaitu ISPA, diare dan penyakit kulit infeksi jamur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan masalah kesehatan yang dialami oleh narapidana, kondisi lingkungan serta penerapan perilaku bersih dan sehat serta keterkaitan antar variable di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Jakarta. Penelitian ini menggunakan studi potong lintang dengan jumlah responden 101 orang. Pengambilan data menggunakan teknik wawancara kuesioner. Hasil uji statistic diperoleh hasil,terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian ISPA dengan lama menjalani masa tahanan (OR = 2.51 95% CI: 1.10 – 5.72) dan terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian penyakit kulit infeksi jamur dengan kepadatan hunian (OR = 4.33 95% CI: 1.73 – 10.87). Peningkatan akan kesadaran PHBS dan kualitas lingkungan perlu dilakukan.
Environmental based disease is a disease that occurs by the interaction of human body with environment factors. The 3 enviromental based diseases observed in this study are ARI, diarrhea and dermatophytosis on woman prisoners in Women Prison Jakarta. The purpose of thisstudy is to describing the health issue, application of clean and healthy living behavior and the environmental factors such as water quantity and quality, residential density and ventilation. This research is cross sectional study with 101 respondents. The data were collected by questionnary interview. The results of the statical analysis with significance alpha level=0.05 was obtained results, there is a significant association between ARI and detainee period (OR = 2.51 95% CI: 1.10 – 5.72) and there is a significant association between dermatophytosis and residential density (OR = 4.33 95% CI: 1.73 – 10.87). Improvement of application of clean and healthy living behavior and environment quality needs to be done."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Samuel
"Resistance or drag is one of the most important factors in ship design, in particular in connection with the development of more efficient and environmentally friendly vessels. The shape of the hull under water will affect the fluid flow characteristics around the ship, hence causing the resistance to increase or decrease. If the resistance increases, the size of main engine and subsequently, the fuel consumption increases accordingly and this is not often anticipated by ship designers and operators. The use of a catamaran for passenger carriers is well known and its application for fishing vessels has received serious attention in the last few years, due to its advantages to produce wider deck area and smaller size of engine at the same displacement as the monohulls. The conversion of monohull fishing vessels in Cilacap the waters into a catamaran hull is an interesting topic in association with the development of better fishing vessels in this region. The resistance investigation of the conversion vessel was carried out by Computational Fluid Dynamics (CFD) approach and this is combined with classical slender body theory. In terms of mathematical calculation, the results between CFD and the combination of empirical formulas and slender body theory shows such a good agreement and the difference between the two is less than 5%. In terms of naval architecture, the results showed that the modification of a monohull vessel into a catamaran can increase the payload capacity up to two times. Conversely, this causes the resistance to increase about almost four times and this is certainly unpopular for the fishermen."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2015
UI-IJTECH 6:3 (2015)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library