Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132039 dokumen yang sesuai dengan query
cover
New Delhi: WHO Regional Office for South East Asia, 1986
363.7 ASP
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Iis Iswanto
"Indonesia adalah negara yang sedang berkembang, dengan jumlah penduduk terbesar ke 4 (empat) di dunia. Perkembangan penduduk yang pesat yang tidak diimbangi oleh penyediaan sarana dan prasarana serta berbagai fasilitas pendukung akan berdampak pada penurunan kualitas kesehatan lingkungan permukiman. Begitu halnya Kota Depok yang setiap tahunya mengalami peningkatan pertumbuhan penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial tingkat kualitas kesehatan lingkungan permukiman Kota Depok serta mengetahui hubungan seberapa besar pengaruh sosial ekonomi terhadap tingkat kualitas kesehatan lingkungan permukiman. Tingkat kualitas kesehatan lingkungan permukiman dapat diketahui dari hasil perhitungan indek parameter setiap indikator dan pemberian bobot setiap indikator yang digunakan.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan analisis keruangan, sedangkan untuk mengetahui hubungan antara kualitas kesehatan lingkungan permukiman dengan status sosial ekonomi digunakan bantuan analisis statistik dengan metode Chi Square. Hasil penelitian ini menunjukan tingkat kualitas kesehatan lingkungan permukiman Kota Depok tergolong baik. Sebagian besar tingkat kualitas kesehatan lingkungan permukiman tergolong baik terdapat diwilayah perkotaan (urban) dan wilayah peralihan (sub urban), sedangkan pada wilayah perdesaan (rural) memiliki tingkat kualitas kesehatan lingkungan permukiman dalam kategori sedang. Kondisi sosial ekonomi (status sosial ekonomi) memiliki pengaruh terhadap tingkat kualitas kesehatan lingkungan permukiman.

Indonesia is a developing country with the largest population of 4 (four) position in the world. The rapid growth of population, which is not supported by the provision of infrastructure and supporting facilities will impact the health and environmental quality of settlements. This situation will also happen in Depok City due to the growth population is increasing every year. This study aims to determine the spatial patterns of health and environmental quality level of Depok settlements and to know the effect of social relationship factor on the level of healthcare economics settlements quality. The level of health and environmental quality settlements can be known from the calculation of the parameter index of each indicator and the weighting of each indicator used.
Data analyzing in this study obtained by using descriptive analysis and spatial analysis, whereas the relation between health and environmental quality settlements with the socioeconomic status obtained by using statistical analysis Chi Square method. The results indicate the level of health and environmental quality Depok settlement is fair. Most of the health and environmental quality level are quite good in residential urban region (urban) and of health and environmental quality settlements. The Socio-economic conditions (socioeconomic status) effect the level of health care quality residential environment.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44237
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Panisean
"Keadaan kesehatan lingkugan di Indonesia dewasa ini masih belum memadai, contohnya seperti belum terpenuhinya kebutuhan sanitasi dasar seperti penyediaan air bersih, masalah sampah, perbaikan gizi, jamban keluarga., air limbah, kondisi perumahan yang tidak memenuhi syarat kesehatan, dan lain-lain. Di mana hal ini selanjutuya akan dapat mempengaruhi terhadap tingginya angka kesakitan dan kematian.
Banyak faktor yang berhubungan dengan kualitas kesehatan lingkungan permukiman. Pengetahuan kesehatan lingkungan seseorang mempunyai hubungan yang erat dengan kualitas kesehatan lingkungan permukiman. Dengan pengetahuan dapat dipecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari termasuk masalah kesehatan lingkungan (Suriasuruantri, 1993). Faktor lain yang berhubungan dengan kualitas kesehatan lingkungan adalah status sosial ekonomi. Achmadi (1990) mengatakan antara kemampuan sosial ekonomi baik skala individual maupun keluarga berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan kesehatan lingkungan. Demikian juga halnya dengan mentalitas dan perilaku masyarakat (Achmadi, 1991).
Dari permasalahan tersebut di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui bagaimana kualitas kesehatan lingkungan permukiman di Kecamatan Kedaton, dan mencari hubungan secara empiris antara faktor-faktor pengetahuan kesehatan lingkungan, status sosial ekonomi, dan perilaku dalam pengelolaan lingkungan permukiman dengan kualitas kesehatan lingkungan permukiman.
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
"Ada hubungan positif dan signifikan antara pengetahuan kesehatan lingkungan, status sosial ekonomi, dan perilaku pengelolaan lingkungan permukiman dengan kualitas kesehatan lingkungan permukiman".
Penelitian dilakukan di kecamatan Kedaton Kotamadya Bandarlampung, dengan menggunakan metode survai. Unit sampel yang menjadi obyek penelitian adalah rumahtangga dengan kepala keluarga sebagai responden. Untuk pengambilan ukuran sampel digunakan teknik Multi Stage Cluster Random Sampling, dan untuk itu diambil 150 rumah tangga sebagai sampel. Pengumpulan data setiap variabel masing-masing menggunakan instrumen penelitian dengan kuesioner (angket) sebagai alat penjaring data yang utama, di samping observasi. Analisis data dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitatif sedangkan pengujian hipotesis dengan teknik korelasi sederhana "Pradua Moment' Pearson dan korelasi ganda serta "Regresi Linear Ganda", dengan menggunakan fasilitas program komputer SPSS for Windows.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan kesehatan lingkungan roempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan kualitas kesehatan lingktmgan pennukiman (r = 0,669). Dengan koefisien determinasi (f2) sebesar 0,4486 yang berarti 44,86% baik tidaknya kualitas kesehatin lingkungan permukiman (Y) dapat dijelaskcm oleh variabel pengetahuan kesehatan lingkungan (X,). Ini bernrti kontribusi pengetahuan terhadap kualitas kesehatan lingklmgan permukiman adalah sebesar 44,8%,jika variabel lain yang mempengaruhi tidak diperbitungkan.
2. Status sosial ekonomi mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan kualitas kesehatan lingkungan permukim.an (r = 0,713). Dengan koefisien detenninasi (r2 ) sebesar 0,508 yang berarti 50,80/o baik tidaknya kualitas kesehatan lingkungan (Y) dapat dijelaskan oleb variabel status sosial ekonomi (~). Ini berarti kontribusi status sosial ekonomi terhadap kualitas kesehatan lingktmgan pennukiman adalah 50,8%, ji.ka variabel lain yang mempepgaruhi tidak diperhitungkan.
3. Perilaku dalam peogelolaan lingkungan pemukiman mempunyai hubungan yang positif dengan kualitas kesehatan lingkungan permukiman (r = 0,821). Dengan koefisien determinasi (r) sebesar 0,6737, hal ini menunjukkan bahwa baik tidaknya kualitas kesehatan. Lingkungan pemukiman dapat dijelaskan oleh perilaku dalam pengelolaan lingkungan permukiman (X3) sebesar 67.37% Ini berarti kontribusi perilaku dalam mengelola lingkungan pemukiman terhadap kualitas kesebatan lingkungan permukiman adalah sebesar 67,3 7%, j ika variabel lain yang mempengaruhi tidak diperhitungkan.
4. Analisis hubungan ganda antara pengetahuan kesehatan lingkungan, status sosial ekonomi, perilaku dalam pengelolaan lingkuogan permukiman mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan kualitas kesehatm lingkungan permukiman (r = 0~889). Dengan koefisien determinasi (1) sebesar 0,7916. Hal ini menunjukkan bahwa baik tidaknya kualitas kesehatan lingkungan permukiman (Y) dapat dijelaskan oleh pengetahuan kesehatan lingkungan, status sosial ekonomi, dan perilaku dalam pengelolaan lingkungan permukiman sebesar 79,16%. Hal ini berarti kontribusi pengetalruan, status sosial ekonomi dan perilaku terhadap kualitas kesehatan lingkungan pemukiman adalah sebesar 79,16%. Sedangkan sisanya ditentukan oleh variabel lain yang tidak diperhibmgkan dalam penelitian ini.
Berdasarkan baik hasil pengujian hipotesis, maka terbukti bahwa ketiga variabel pengetahuan, status sosial ekonomi, dan perilaku pengelolaan lingkungan pemukiman mempengaruhi baik tidaknya kualitas kesehatan lingkungan pemukiman di Kecamatan Kedaton. Dari ketiga faktor tersebut fuktor perilaku merupakan .faktor yang paling besar pengaruhnya (67,37%), kemudian status sosial ekonomi (50,8%), dan faktor pengetdruan (44,86%). Kesimpulan yang dapat ditarik adalah pentingnya lebih digalakkan upaya-upaya pendidikan kesehatan lingkungan dan penyuluhan kepada masyarakat ycmg ada selama ini, hal ini dimaksudkan untuk lebih menanamkan kesadaran kepada masyarakat di dalam mengubah sikap maupun_perilakunya tenang pentingnya kebersihan lingkungan pemukiman. Demikian juga perlunya pembudayaan hidup sehat bagi setiap orang yang dapat diawali dari diri sendiri, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat.

Some Factors Relating to the Quality of Settlement Environmental Health (Case Study in District of Kedaton, Bandar Lampung Regency)In the reality in Indonesia now, the environmental health condition is not as we expect it is, for example the need of sanitation is still beyond the reach; water supply, garbage, nutrition, family toilet, unhealthy housing condition, and etc. It causes high member of illness and mortality (According to Household Health Survey, 1980; 1986; 1992; 1995; Report of Statistic Centre (BPS) 1995; Indonesia Environment Statistic, 1995; National Socio-Economic Survey, 1995 about Housing and Settlement Statistic in Indonesia, 1995). The same cases also occur in Bandar Lampung.
Knowledge is a standard to think as well as to change the attitude and behavior. It can also solve the daily life problems including environment health Suriasumantri (1993) adds the higher the knowledge of a person has, the higher is his rationale. Another factor concerning the quality of environment health is social economic status Achmadi (1990) says that socio-economic capability either individually or family has direct or indirect relationship can be positive or negative, so is the mentality and behavior of the community (Achmadi, 1991).
Therefore, this study will find out the correlation between the basic knowledge of environmental health, socio-economic status, behavior in managing settlement environment and the quality of settlement environment health.
This research hypotheses are:
" There is positive and significant correlation between the knowledge, socio-economic status, behavior and the quality of settlement environment health".
This study was conducted in Kedaton, Bandar Lampung using survey method. The samples were the head of household as respondents. The samples were 150 household taken by using multi stage cluster random sampling. Questionnaire, as well as survey was used to collect the data. To analyze the data qualitative and quantitative methods were used, whereas the hypothesis analyzed by simple correlation "Product Moment" Pearson, and multi correlation and "Multiple Regression" were tested using computer programs SPSS for Windows:
The researchs results revealed that:
1. The knowledge of the head of :fum.ily on the environment health has positive correlation with the quality of settlement environment health (r = 0.669). The close relationship between the variable X, - Y can be seen from determination coefficient (r2 = 0.448) which means that 44.8% variation occuring to the quality of settlement environment health (Y) can be described by the knowledge of environment health variable (X 1 ). The contribution given by the knowledge towards the quali1y of settlement environment health was 44,8%.
2. The socio-economic status of the head of the family has positive correlation to the quality of settlement enviromnent health (r = 0.713). The close relationship between the two variables X2 - Y illustrated in the detennination coefficient (r2 = 0.508) means that 50.SO/o variation occuring in the quality of environment health (Y) can be described by the socio-economic (X2). The contribution given by the socio-economic status towards the quality of settlement environment health was 50.8%.
3. The behaviour of the bead of the family in managing settlement environment health has positive correlation with the quality of settlement environment health (r = 0.821). The close relationship between the two variables x3 - y illustrated in the determination coefficient (r2) = 0.6737, means 67.37% variation occuring in the quality of settlement environment health (Y) can be described by the behaviour in managing settlement environment health (X:3). The contribution given by the behaviour towards the quality of settlement environment health was 67.3%.
4. Multi correlation analysis between the knowledge of environment health, socio-economic status, behaviour in managing settlement environment health have positive correlation (r = 0.889). The close correlation bowed by determination coefficient (r2 = 0. 7916). It indicates that the variation of knowledge of enviromnent health, socio-economic status, behaviour of managing settlement enviromnent health= 79.16%. The contribution given by the knowledge, the socio-economic status, and the behaviow- simultaneously towards the quality of settlement enviromnent health was 79.16%. Based on the hypotheses, it can be concluded that the education of enviromnent health, the efforts through cotmcelling activities should be promoted to make the people conciously aware of changing their behaviour about the importance of the cleanliness of the enviromnent. And it is also necessary to live heallhy which it should be started within own self: the family and the community.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tumanggor, Benhard Nataniel
"Timbal (Pb) merupakan logam berat dengan nomor atom 82 dan massa atom 207,2. Timbal bersumber dari alam, industri, serta transportasi. Timbal dari industri berasal dari industri baterai, industri kimia, industri bahan bakar, dan industri peleburan aki bekas serta dari transportasi berasal dari bahan bakar kendaraan bermotor. Sumber-sumber logam timbal ini dapat menyebabkan pajanan timbal ke dalam lingkungan sehingga mengakibatkan terjadinya pencemaran udara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko kesehatan (Risk Quotient) akibat pajanan timbal pada masyarakat lingkungan di sekitar Kawasan Industri Manis, Banten. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Juli tahun 2019 menggunakan metode penelitian Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Metode penelitian ini untuk menghitung atau memprakirakan risiko pada kesehatan manusia. Nilai RQ dinyatakan berisiko jika RQ>1. Nilai pengukuran timbal (Pb) didapat dari dua titik sampling uji udara ambien di sekitar Kawasan Industri Manis yaitu 1,58 μg/Nm3 pada titik 1 dan 0,23 μg/Nm3 pada titik 2. Nilai rata-rata pengukuran timbal (Pb) dari kedua titik adalah 0,905 μg/Nm3. Hasil pengukuran tersebut masih dibawah Baku Mutu Udara Ambien yang ditetapkan dalam PP Nomor 41 Tahun 1999. Nilai jumlah asupan pada penelitian ini dihitung secara real time dan life span. Nilai jumlah asupan pajanan timbal (Pb) dengan durasi pajanan real time yaitu 2,2038x10-4 mg/kg/hari. Sedangkan nilai jumlah asupan dengan durasi pajanan life span adalah 2,8746x10-4 mg/kg/hari. Nilai tingkat risiko dihitung dengan membandingkan antara nilai asupan (intake) dengan nilai default RfC. Nilai RfC didapatkan dari IRIS US-EPA yaitu 4,93x10-4 mg/kg/hari. Nilai tingkat risiko dihitung berdasarkan beberapa durasi pajanan mencakup real time dan life span (1, 10, 23, 30, 60, dan 100 tahun). Nilai tingkat risiko (RQ) akibat pajanan timbal (Pb) yang didapatkan adalah 0,0388; 0,194; 0,447; 0,583; 1,166; dan 1,943.

Lead (Pb) is a heavy metal with an atomic number of 82 and an atomic mass of 207.2. Lead is sourced from nature, industry, and transportation. Lead from industry comes from the battery industry, chemical industry, fuel industry, and used battery smelting industries as well as from transportation derived from motor vehicle fuel. These sources of lead metal can cause lead exposure into the environment resulting in air pollution. This study aims to determine the level of health risk (Risk Quotient) due to lead exposure to the neighborhood community of Manis Industrial Zone, Banten. This research was conducted in April-July 2019 using the method of research Environmental Health Risk Analysis (ARKL). This research method is to calculate or predict risks to human health. RQ value is stated as risk if RQ >1. The measurement value of lead (Pb) was obtained from two ambient air tes sampling points around the Manis Industrial Zone was 1.58 μg/Nm3 at the first point and 0.23 μg/Nm3 at the second point. The average value of lead (Pb) measurement from both points is 0.905 μg/Nm3. The results of these measurements are still below the Ambient Air Quality Standard according to PP No. 41 Tahun 1999. The amount of intake in this study is calculated in real time and life span. The value of lead (Pb) exposure intake with real time exposure duration was 2.2038 x10-4 mg/kg/day. While the value of the amount of intake with the duration of life span exposure is 2.8746x10-4 mg/kg/day. The value of the risk level is calculated by comparing the value of the intake with the default value of the RfC. The RfC value was obtained from IRIS US-EPA which was 4.93x10-4 mg/kg/day. Risk level values are calculated based on several exposures including real time and life span (1, 10, 23, 30, 60, and 100 years). The value of risk level (RQ) due to lea exposure (Pb) obtained is 0.0388; 0.194; 0.447; 0,583; 1,166; and 1,943."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Wispriyono
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
PGB-PDF
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Fahmi Achmadi
Jakarta: UI-Press, 1991
PGB 0358
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
H.J. Mukono
Surabaya: Airlangga University Press, 2011
613.1 MUK P
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tumanggor, Benhard Nataniel
"

Timbal (Pb) merupakan logam berat dengan nomor atom 82 dan massa atom 207,2. Timbal bersumber dari alam, industri, serta transportasi. Timbal dari industri berasal dari industri baterai, industri kimia, industri bahan bakar, dan industri peleburan aki bekas serta dari transportasi berasal dari bahan bakar kendaraan bermotor. Sumber-sumber logam timbal ini dapat menyebabkan pajanan timbal ke dalam lingkungan sehingga mengakibatkan terjadinya pencemaran udara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko kesehatan (Risk Quotient) akibat pajanan timbal pada masyarakat lingkungan di sekitar Kawasan Industri Manis, Banten. Penelitian ini dilakukan pada bulan April–Juli tahun 2019 menggunakan metode penelitian Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Metode penelitian ini untuk menghitung atau memprakirakan risiko pada kesehatan manusia. Nilai RQ dinyatakan berisiko jika RQ>1.

Nilai pengukuran timbal (Pb) didapat dari dua titik sampling uji udara ambien di sekitar Kawasan Industri Manis yaitu 1,58 μg/Nm3 pada titik 1 dan 0,23 μg/Nm3 pada titik 2. Nilai rata-rata pengukuran timbal (Pb) dari kedua titik adalah 0,905 μg/Nm3. Hasil pengukuran tersebut masih dibawah Baku Mutu Udara Ambien yang ditetapkan dalam PP Nomor 41 Tahun 1999. Nilai jumlah asupan pada penelitian ini dihitung secara real time dan life span. Nilai jumlah asupan pajanan timbal (Pb) dengan durasi pajanan real time yaitu 2,2038x10-4 mg/kg/hari. Sedangkan nilai jumlah asupan dengan durasi pajanan life span adalah 2,8746x10-4 mg/kg/hari. Nilai tingkat risiko dihitung dengan membandingkan antara nilai asupan (intake) dengan nilai default RfC. Nilai RfC didapatkan dari IRIS US-EPA yaitu 4,93x10-4 mg/kg/hari. Nilai tingkat risiko dihitung berdasarkan beberapa durasi pajanan mencakup real time dan life span (1, 10, 23, 30, 60, dan 100 tahun). Nilai tingkat risiko (RQ) akibat pajanan timbal (Pb) yang didapatkan adalah 0,0388; 0,194; 0,447; 0,583; 1,166; dan 1,943.

Kata kunci: Timbal (Pb), Masyarakat, Baku Mutu Udara Ambien, Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL)


Lead (Pb) is a heavy metal with an atomic number of 82 and an atomic mass of 207.2. Lead is sourced from nature, industry, and transportation. Lead from industry comes from the battery industry, chemical industry, fuel industry, and used battery smelting industries as well as from transportation derived from motor vehicle fuel. These sources of lead metal can cause lead exposure into the environment resulting in air pollution. This study aims to determine the level of health risk (Risk Quotient) due to lead exposure to the neighborhood community of Manis Industrial Zone, Banten. This research was conducted in April–July 2019 using the method of research Environmental Health Risk Analysis (ARKL). This research method is to calculate or predict risks to human health. RQ value is stated as risk if RQ >1.

The measurement value of lead (Pb) was obtained from two ambient air test sampling points around the Manis Industrial Zone was 1.58 μg/Nm3 at the first point and 0.23 μg/Nm3 at the second point. The average value of lead (Pb) measurement from both points is 0.905 μg/Nm3. The results of these measurements are still below the Ambient Air Quality Standard according to PP No. 41 Tahun 1999. The amount of intake in this study is calculated in real time and life span. The value of lead (Pb) exposure intake with real time exposure duration was 2.2038 x10-4 mg/kg/day. While the value of the amount of intake with the duration of life span exposure is 2.8746x10-4 mg/kg/day. The value of the risk level is calculated by comparing the value of the intake with the default value of the RfC. The RfC value was obtained from IRIS US-EPA which was 4.93x10-4 mg/kg/day. Risk level values are calculated based on several exposures including real time and life span (1, 10, 23, 30, 60, and 100 years). The value of risk level (RQ) due to lead exposure (Pb) obtained is 0.0388; 0.194; 0.447; 0,583; 1,166; and 1,943.

 

"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmadhi Purwana
Jakarta: UI-Press, 2010
PGB 0262
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>