Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3223 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Levy, Leo
New York: Behavioral Publ., 1973
362.204 22 LEV e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Irfie Herlinda Maellanie
"Tesis ini merupakan penelitian yang menganalisis permasalahan perubahan gaya pada seniman dengan gangguan mental. Penelitian ini menggunakan metode Depth Hermeneutics, yaitu Hermeneutika dalam yang memasukkan aspek-aspek Psikoanalisa dengan menggunakan data-data empiris berupa sejarah hidup Louis Wain sebagai penunjang untuk membahas bagian afektif dan skemata. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan kerangka analisis untuk menjawab pertanyaan "mengapa terjadi perubahan gaya pada kasus-kasus seniman yang mengalami gangguan mental serta bagaimana prosesnya". Hasil penelitian menemukan model analisis baru berupa kerangka pikir yang terdiri atas bagian input, kognitif, afektif, dan skemata. Kerangka pikir ini juga dapat digunakan untuk menganalisa pembentukan gaya pada karya seni dan karya lainnya.

This thesis is an analysis of the changing styles in artists with mental disorders. This thesis using Depth Hermeneutics as analysis method, a Hermeneutics which using Louis Wain’s history as empirical data to analyze affective and schemata parts. The purpose of this thesis is to provide analysis framework that can be used to answer "why the changing styles in artists with mental disorders could happen and how is the process". The outcome is novel model of analysis formed in thinking framework which consists of input, cognitive, affective, and schemata. This framework can also be used to analyze the forming styles in artwork and other works."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42014
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fetia Nursih Widiastuti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor sosio-ekonomi dan faktor gender dan perkawinan terhadap gangguan mental emosional wanita menikah di Indonesia. Menggunakan Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional tahun 2016, gangguan mental emosional diukur berdasarkan rincian pertanyaan yang terdiri dari 20 pertanyaan Self Reporting Questionnaire SRQ-20.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa persentase gangguan mental emosional tertinggi pada wanita tinggal di perdesaan, pendidikan SD kebawah, tidak bekerja, indeks kekayaan rendah, durasi perkawinan 21-30 tahun, suami melakukan kegiatan selain bekerja, mengalami kekerasan dalam rumah tangga, usia perkawinan pertama kurang dari 18 tahun, jumlah anak lahir hidup lebih dari enam, dan status kesehatan buruk.
Hasil analisis inferensial menggunakan regresi logistik biner menunjukkan bahwa faktor sosio-ekonomi dan faktor gender dan perkawinan berpengaruh secara signifikan terhadap gangguan mental emosional. Faktor sosio-ekonomi yang yang berpengaruh secara signifikan terhadap gangguan mental emosional adalah tingkat pendidikan dan indeks kekayaan. Sedangkan status pekerjaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap gangguan mental emosional wanita menikah. Faktor gender dan perkawinan yang berpengaruh signifikan terhadap gangguan mental emosional wanita menikah adalah durasi perkawinan, kegiatan suami dan kekerasan dalam rumah tangga oleh suami. Sedangkan usia kawin pertama secara statistik tidak signifikan berpengaruh terhadap gangguan mental emosional.

This study aims to determine the influence of socio economic factors and gender and marital factors to common mental disorders among married women in Indonesia. Using the 2016 National Women 39 s Life Experience Survey, common mental disorders were measured on Self Reporting Questionnaire 20 SRQ 20.
The result of descriptive analysis show that the highest percentage of common mental disorder in women living in rural areas, elementary school education, unemployment, low wealth index, duration of marriage 21 30 years, husband doing activities other than work, experiencing domestic violence, age at first marriage less from 18 years, the number of live birth children is more than six, and the health status is bad.
The results of inferential analysis uses binary logistic reggression show that socio economic factors and gender and marital factors significantly influence common mental disorders. The socio economic factors that significantly influence common mental disorders are the level of education and wealth index. While the status of work does not significantly influence the common mental disorders among married women. Gender and marital factors that significantly influence the common mental disorders among married women are the duration of marriage, husbands 39 activities and domestic violence by husbands. While age at the first marriage is not statistically significant effect on common mental disorders.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50863
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deasyanti
"Latar Belakang: Jumlah orang dengan gangguan jiwa semakin meningkat, namun tidak diikuti dengan pelayanan psikiatrik yang optimal, baik perawatan secara informal maupun formal, jumlah petugas sosial yang berimbang dan kemampuan teknis keperawatan dalam memberikan pelayanan sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi profil petugas, kebutuhan pengetahuan dan keterampilan bagi petugas panti dan petugas kesehatan Panti Sosial BinaLaras Harapan Sentosa (PSBL) 2 Cipayung.
Metodologi: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-kuantitatif melalui observasi dan pengisian kuesioner bagi seluruh petugas panti dan petugas kesehatan PSBL Harapan Sentosa 2 Cipayung pada periode April-Mei 2014.
Hasil: Didapatkan PNS (50%) dengan tugas sebagai staf administrasi yang memiliki latar belakang pendidikan terbanyak SMA (58,5%) dan belum pernah mendapatkan pelatihan mengenai kesehatan (73,91%). Pengetahuan yang dibutuhkan: pengertian mengenai gangguan jiwa yang memahami hanya (13%), faktor yang menjadi penyebab munculnya ganggguan jiwa yang memahami (45,6%), gejala yang paling sering muncul terbanyak yang memahami (54,4%), masalah yang sering muncul terbanyak tidak mau merawat diri (54,4%), kebutuhan yang dibutuhkan terbanyak pengertian dan dukungan dari orang yang merawat (72,2%), kesulitan terbanyak menentukan diagnosis dan kriteria gangguan jiwa (50%), kendala terbanyak berkaitan dengan fisik (61%) dan hal yang dapat terjadi jika tidak mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang cukup adalah risiko kekerasan (65,5%). Prioritas pengetahuan yang dibutuhkan: deteksi gangguan jiwa, gangguan jiwa, dan manajemen keperawatan. Prioritas keterampilan: perawatan gangguan jiwa, dan cara mengatasi gaduh gelisah. Dari (95,6%) membutuhkan pengetahuan dan keterampilan dengan metode yang dipilih pelatihan dan pendampingan perawat yang sudah berpengalaman. Sebanyak (73,9%) menyatakan sudah ada ketersediaan sarana. Sarana tersebut adalah Rumah Sakit (81,5%) dan (100%) bersedia untuk mengikutinya.
Simpulan: Profil petugas panti dan petugas kesehatan di PSBL 2 Harapan Sentosa memiliki tingkat pendidikan terbanyak bukan dengan latar belakang kesehatan dan hanya sedikit petugas panti dan petugas kesehatan yang sudah mendapatkan pelatihan mengenai gangguan jiwa. Petugas panti dan petugas kesehatan membutuhkan pengetahuan dan keterampilan dibidang kesehatan jiwa mengenai gangguan jiwa, perawatan dan kendala dan kesulitan yang dihadapi dengan metode pelatihan dan pendampingan.

Background: People with mental disorder is increasing nowadays. Unfurtunately it is not followed with optimal mental health services, number of institution officers and technical nursing capability for those officers. The aim of this research is to identified profile, knowledge, and still requirements of intitutions officers and medical staff in Bina Laras Harapan Sentosa 2 Social Institution Cipayung East Jakarta.
Method: The design of this research was qualitative-quantitative through observation and filling up questioner for institution officers and medical staff in Bina Laras Harapan Sentosa 2 Social Institution Cipayung East Jakarta on April-May 2014.
Result: From 46 participants, 50% was administration staff with high school educational background. About 73,91% had never have medical training before. Requirements of knowledge are: knowledge of mental disorder 13% understanding, factors that contribute to the onset of mental disorder 45,6%, symptoms that often appears 54,4%, most encountered problems lack of self caring about 54,4%, crucial needs supoort from caregiver for about 72,2%, difficulties in handling people with mental disorder diagnosis and criteria of mental disorder for about 50%, obstacle in disease for about 61% and things to except with lack of knowledge and skill risk for asssault for about 65,5%. Priority of knowledge needed are detection of mental disorder, mental disorder, and nursing management. Priority of skill are nursing for mental disorder and handling of agitation. About 95,6% officers require knowledge and skill to taking care of people with mental disorder. They prefer training and supporting methods from experienced capable nurse.About 73,9% officers affimerd that there is already hospital 81,5% to help improve, knowledge, skill amd all of the, are willing to participate.
Conclusion:Most of intitutional officers and medical staff in PSBL 2 dont have medical educational back ground. Among them only few have a tarining about mental disorder. Institutional officer and medical staff need knowledge and skill about mental disorder, nursing management and also difficulties in applying methods of training and supporting.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Amin
"Skizofrenia merupakan salah satu contoh gangguan jiwa berat dan merupakan bentuk psikosis fungsional paling berat dan menimbulkan disorganisasi personalitas terbesar yang tidak mempunyai kontak dengan realita.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran daerah tempat tinggal terhadap kejadian penyakit skizofrenia pada penderita gangguan jiwa yang dirawat inap di RS.Dr.Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan tahun 2007.
Hasil penelitian menemukan bahwa responden yang tinggal di perkotaan yang menderita penyakit skizofrenia sebanyak 155 orang (82.4%). Berdasarkan hasil analisis multivariat menunjukan bahwa penderita yang tinggal di perkotaan mempunyai resiko 3,22 kali untuk mengalami penyakit skizofrenia dibandingkan dengan yang tinggal di pedesaan, setelah dikontrol dengan tingkat pendidikan, yaitu dengan OR= 3,22 (CI; 1,99 - 5,46 ).

Schizophrenia is one of example of serious mental disorder and the most serious functional psychosis form and cause severest disorganization of personality which does not have any contact to reality.
This study aim to find out the role of residence area for schizophrenia disease to inpatient of mental disorder treated in Dr.Ernaldi Bahar Hospital South Sumatera Province year 2007.
Study result founds that respondent who live in the city area suffering schizophrenia as much as 155 people (82.4%). Based on multivariate analysis, it showed that sufferers who lived in city area have 3,22 times of risks to suffer schizophrenia disease compared with their counterparts in the village, after controlled by education level, with OR = 3,22 (CI; 1,99 - 5,46).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T28809
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lumbantobing, S.M.
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
616.89 LUM a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Shaqina Said
"Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) adalah gangguan neuropsikiatri yang dapat terjadi pada anak-anak serta dapat memberikan beban dan hambatan dalam menjalankan fungsi sehari-hari. Komorbiditas psikiatrik pada GPPH dapat menambah morbiditas dan memperburuk prognosis dari GPPH. Perbaikan klinis GPPH berhubungan dengan kualitas hidup yang lebih baik, namun belum ada penelitian mengenai hubungan komorbiditas terhadap lama perbaikan klinis GPPH yang menggunakan alat ukur Abbreviated Conners Parent/Teacher Rating Scale (ACP/TRS), alat ukur yang digunakan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan komorbiditas gangguan jiwa terhadap lama perbaikan klinis GPPH dengan menggunakan ACP/TRS. Dengan menggunakaan metode cross-sectional, penelitian ini menggunakan rekam medis pasien GPPH yang datang ke RSUPN Cipto Mangunkusumo (RSCM) dalam periode 1 Januari 2014-1 Januari 2018 sehingga didapatkan 94 sampel. Angka perbaikan klinis pasien GPPH dalam 7 minggu secara keseluruhan adalah 56,4% (n = 53), dengan komorbiditas yang paling sering adalah retardasi mental (40%, n = 16). Penelitian ini tidak menemukan hubungan komorbiditas gangguan jiwa terhadap perbaikan klinis GPPH (P = 0,85), kemungkinan karena variabel lain yang memengaruhi perbaikan klinis pasien tidak dieksklusi. Penelitian lebih lanjut perlu mempertimbangkan kepatuhan pasien dalam berobat dan kecukupan dosis obat yang diberikan.

Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) is a neuropsychiatric disorder that can occur in children, which could add burden to their daily functions. Psychiatric comorbidities in ADHD may increase morbidity and worsen the prognosis of ADHD. Clinical improvement of ADHD is associated with better quality of life. However, there has not been a study of ADHD using Abbreviated Conners Parent/Teacher Rating Scale (ACP/TRS), the instrument used in Indonesia. This cross-sectional study used the medical record of ADHD patients in RSUPN Cipto Mangunkusumo (RSCM) that were in the Medical Records Unit within the period of 1 January 2014-1 January 2018. A total of 94 medical records were obtained. Within 7 weeks, 56,4% of all ADHD patients (n = 53) has improved, with the most prevalent comorbidity being mental retardation (40%, n = 16). This study found no significant relationship between psychiatric comorbidity and the clinical improvement of ADHD (P = 0,85), probably because some variables that affect clinical improvement are not excluded. Further studies that consider patients adherence to medication dan adequacy of the dosage of the drug administered are required."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinar Ayu Saraswati
"[ABSTRAK
Kesehatan jiwa merupakan salah satu komponen yang menentukan kualitas sumber daya manusia. Mahasiswa adalah salah satu sumber daya manusia yang rentan mengalami gangguan kesehatan jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase dan proporsi dari faktor sosiodemografi, faktor biologis, dan faktor sosiokultural pada klien mahasiswa Badan Konseling Mahasiswa Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain studi Case-series. Sampel penelitian ini adalah seluruh klien mahasiswa BKM UI yang melakukan konseling di tahun 2013-2014 dan didiagnosis mengalami gangguan kesehatan jiwa dan memiliki catatan konseling lengkap. Hasil penelitian ini menunjukkan, selama tahun 2013-2014, sebanyak 449 klien mengalami gangguan kesehatan jiwa, 49,4% klien berasal dari fakultas yang mempelajari ilmu pengetahuan sosial, 113 klien merupakan mahasiswa tahun akademik 2010, dan 90,87% dilatarbelakangi oleh faktor sosiokultural.
ABSTRACT
Mental health is one of components that determine the quality of human resources. University or college student is one of human resources that susceptible with mental illness or disorder. This study aims to know the percentage and proportion of client Badan Konseling Mahasiswa Universitas Indonesia with mental disorder in three aspects : sociodemography, biologic and sociocultural factors. This study is a case-series study and sample in this study was all student who came to BKM UI within 2013-2014 and have complete variable data research. The result showed that within 2013 and 2014, there was 449 clients with mental disorder at BKM UI, 49,4% clients are from social studies, 25,2% clients are students academic year 2010, and 90,87% cases are affected by sociocultural factors., Mental health is one of components that determine the quality of human resources. University or college student is one of human resources that susceptible with mental illness or disorder. This study aims to know the percentage and proportion of client Badan Konseling Mahasiswa Universitas Indonesia with mental disorder in three aspects : sociodemography, biologic and sociocultural factors. This study is a case-series study and sample in this study was all student who came to BKM UI within 2013-2014 and have complete variable data research. The result showed that within 2013 and 2014, there was 449 clients with mental disorder at BKM UI, 49,4% clients are from social studies, 25,2% clients are students academic year 2010, and 90,87% cases are affected by sociocultural factors.]"
Universitas Indonesia, 2016
S61926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devianto
"Terdegradasinya lahan di kawasan perkotaan sebagai akibat pembangunan infrastruktur fisik guna menunjang kegiatan ekonomi cenderung membuat fungsi lahan untuk ruang terbuka hijau menjadi berkurang. Padahal keberadaan ruang terbuka hijau dapat menjadi salah satu penahan stress dan bermanfaat bagi kesehatan mental penduduk kota. Kesehatan mental menjadi isu yang kian penting diperhatikan karena hal ini dapat mempengaruh produktifitas kerja individu dan dapat memberikan kerugian ekonomi yang cukup besar. Berdasarkan hal tersebut, studi ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat signifikansi antara ruang terbuka hijau yang berasosiasi dengan kesehatan mental yang dimediasikan melalui aktivitas fisik yang bisa dilakukan di ruang terbuka hijau.

Land degradation in urban areas as a result of physical infrastructure development to support economic activities tends to make the conversion of land for open green space becomes reduced. Whereas the existence of green open space can be one of the stress bumper and beneficial for the mental health of urban residents. Mental health becomes an increasingly important issue because it can affect the productivity of individual work and can provide considerable economic losses. Based on this, the study was conducted with the aim to see the significance of urban green space associated with mental health that mediated through physical activity that can be done in urban green space."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>