Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6419 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sukanto Reksohadiprodjo
Yogyakarta: BP FE, 1985
338.9 SUK e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sjafrizal
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012
330 SJA e (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Simarmata, Djamester
"This article discusses the indirect roles of urban economy to the national economy through its property and land market. Some national economic instruments have inevitable effects on the local variables, making the concept of regional autonomy limited. The level of interest rates is determined by the central bank, which has a strong nationwide effects, influencing the valuation of property and land, namely in the urbanized areas. One of the main concerns of many people and both local and national governments in the urbanized area is on housing. How should the national policies and local policies be harmonized so that the lower households could afford decent shelters for their families? And how should the policies on the property sectors with its interrelation to the banking system be remedied in order to avoid its negative impacts to the national economy. As is well known, the land and property sector largely depend on local policies."
2003
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Didik J. Rachbini
Jakarta: LP3ES, 1994
330 DID e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
H. Rahardjo Adisasmita
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005
338.9 RAH p (1);338.9 RAH p (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hendy Hendharto
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S9076
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prawidya Hariani Rs
"Perkembangan wilayah perkotaan di Indonesia merupakan proses dari aglomerasi ekonomi yang sangat besar dan biasanya diawali dari perkembangan meningkatnya skala produksi sektor industrI manufaktur. Aspek lokasi sangat penting dalam tahapan pembangunan ekonomi dari suatu negara. Aspek ruang memiliki dimensi geografis dan lansekap ekonomi (economic landscape) yang menjadi sangat penting dalam kerangka teori ekonomi pembangunan. Aspek ini dapat dianalisis dari ekonomi spasial dengan melihat dampak yang ditimbulkan dari konsenytasi ekonomi dan penduduk melalui proses aglomerasi ekonomi.
Dengan menggunakan data panel dari tahun 2000-2012 pada 27 kota besar di Indonesia, maka penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor penentu dari konsentrasi ekonomi dan penduduk di Indonesia. Penelitian ini juga melakukan analisis pengaruh dari aglomerasi ekonomi di wilayah perkotaan terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini menggunakan metode estimasi OLS Panel Data untuk model konsentrasi ekonomi dan penduduk, serta GMM untuk model Pertumbuhan Ekonomi yang dipengaruhi oleh aglomerasi perkotaan di Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk aglomerasi yang terjadi pada wilayah perkotaan adalah jenis lokalisasi ekonomi dan berkembang menjadi urbanisasi ekonomi. Kondisi ini didorong oleh variabel PDRB signifikan terhadap produktifitas output sebagai representasi dari konsentrasi ekonomi. Semakin ke wilayah dataran rendah/pinggir pantai maka konsentrrasi ekonomi menjadi lebih tinggi. Variabel tenaga kerja dengan pendidikan tinggi dan produktifitas dari modal juga memiliki hubungan yang positif dengan konsentrasi ekonomi di wilayah perkotaan Indonesia.
Konsentrasi penduduk dengan variabel city rank dipengaruhi oleh pendapatan per kapita, jumlah penduduk, kepadatan penduduk dan belanja pemerintah. Semakin ke Pulau Jawa maka konsentrasi penduduk perkotaan di Indonesia akan semakin tinggi. Jadi orang memilih untuk tinggal di kota karena memiliki peluang untuk memperoleh pendapatan yang lebih besar, dibanding wilayah pinggiran. Kota Jakarta tetap menjadi dominasi (super primate city) baik untuk konsentrasi ekonomi maupun penduduk dibannding dengan kota lainnya di Indonesia. Model rank size menunjukkan bahwa penduduk Indonesia sangat terkonsentrasi pada 3 kota utama dengan nilai koefisien paretonya dibawah 0,9.
Penduduk sangat terkonsentrasi pada kota utama (urban primacy) yakni Jakarta, Surabaya dan Bandung dimana ketiganya berada di Pulau Jawa. Distribusi ekonomi justru jauh lebih tidak merata dibanding dengan konsentrasi penduduk, karena koefisien pareto nya sebesar 0,2. Variabel aglomerasi perkotaan yakni konsentrasi ekonomi dan penduduk juga memiliki hubungan yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, sehingga kota akan menjadi lebih besar skala ekonominya secara terus menerus. Belanja pemerintah akan mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi kearah yang lebih tinggi lagi.

The development of urban areas in Indonesia is a process of agglomeration economies are very large and usually starts from the development of increased production scale manufacturing. Location is very important aspect in the stage of economic development of a country. Aspects of space as a geographic dimension and economic landscape, which became very important in terms of the theory of economic development . This aspect can be analyzed from the spatial economy by looking at the impact of economic and population concentration through the process of agglomeration economies.
By using panel data from the years 2000-2012 in 27 major cities in Indonesia , the study aims to look at the determinants of economic concentration and the population in Indonesia . This study was also conducted an analysis of the effects of economic agglomeration in urban areas to the economic growth . This study uses panel data OLS estimates for the concentration of economic and population models , as well as the GMM for Economic Growth models are affected by urban agglomeration in Indonesia.
The results showed that the shape of agglomeration occurs in urban areas is a kind of economic localization and urbanization evolved into the economy. This condition is driven by the GDP variable significantly to productivity output as the representation of economic concentration . The more to the lowlands / beachside then economic concentration becomes higher .Variable workforce with higher education and productivity of capital also have a positive relationship with the concentration of the economy in the region. The more to the lowlands / beachside then konsentrrasi economy becomes higher. Variable workforce with higher education and productivity of capital also have a positive relationship with economic concentration in urban areas of Indonesia.
The concentration of residents with city rank variables influenced by income per capita, population , population density and government spending . Getting to the island of Java , the concentration of urban population in Indonesia will be higher. So people choose to live in the city because it has a chance to earn a larger income , compared to a suburb. Jakarta city remains a domination ( super primate city ) for both economic and population concentration than with other cities in Indonesia . The model shows that the rank size of the Indonesian population is highly concentrated in three major cities with pareto coefficient below 0.9 .
Residents are concentrated in major cities (urban primacy ) namely Jakarta , Surabaya and Bandung which three are located in Java Economic distribution is far more uneven than the concentration of population , because of its Pareto coefficient of 0.2. Variable urban agglomeration namely economic and population concentration also has a significant relationship to economic growth , so that the city will be greater economies of scale continuously. Government spending will drive economic growth rate towards higher again."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
D-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tangdilintin, Paulus
"Studi tentang keluarga perkotaan (urban family) mulai menarik perhatian para ahli sosiologi sejak pertengahan abad ke 19. Ada beberapa sebab yang mendorong perkembangan torsebut. Darongan utama terletak pada perkembangan kehidupan social baik di Eropa maupun di Amerika yang sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan besar dengan pertumbuhan industri moderen. Pada saat itu proses industrialisasi dan urbanisasi berlangsung sangat cepat. Sistem kelas sosial masih, berperan sementara struktur sosial yang baru mulai berkembang. Hubungan-hubungan keluarga sangat berpengaruh pada keadaan ini. Hak, kewajiban dan tanggung jawab individu terhadap keluarga dan masyarakat, terutama masyarakat yang mendasarkan ikatannya pada hubungan-hubungan primer, mulai dipertanyakan dan tertantang, demikian,juga sebaliknya.
Dalam periode abad ke 19 kebanyakan studi dalam bidang ini terutama menekankan pada perkembangan pranata keluarga. Pada saat itu banyak teori-teori tentang sistem keluarga diperkenalkan.
Namun pada pertengahan abad ke 19 dan permulaan abad ke 20, studi tentang keluarga beralih tekanan, yaitu tidak lagi pada pengkajian tentang perkembangan pranata keluarga, tetapi menaruh perhatian pada masalah-masalah sosial dikaitkan dengan perubahan-perubahan keluarga.
Ada 2 orang tokoh yang dianggap oleh Nisbet sebagai pelopor dalam analisa perubahan keluarga, yaitu Frederic Le Play (1806-1882) dan Frederich Engels (1820-1895). Le Play dengan tulisannya yang tersohor Les Ouvier Europeans (The European Workers) - 1855, dianggap mewakili pandangan konservatif yaitu pandangan yang bersifat menentang ide-ide yang terkandung dalam dua revolusi besar, yaitu industrialisme dan revolusi Perancis, seperti demokrasi, teknologi dan sekularisasi serta sebaliknya mempertahankan etas tradisi, khususnya tradisi abad pertengahan`'. Le Play sangat cemas menyaksikan makin hilangnya kekuasaan dan wibawa keluarga, gereja dan kerukunan hidup. Sebaliknya is bereaksi sangat keras terhadap gejala yang disebutnya efek otomisasi (atomizing effect), karena desakan-desakan teknologi, industrialisasi dan pembagian kerja?"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1990
D391
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tangdilintin, Paulus
"ABSTRAK
Studi tentang keluarga perkotaan (urban family) mulai menarik perhatian para ahli sosiologi sejak pertengahan abad ke 19. Ada beberapa sebab yang mendorong perkembangan tersebut. Dorongan utama terletak pada perkembangan kehidupan sosial baik; di Eropa maupun di Amerika yang sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan besar dengan pertumbuhan industri moderen. Pada saat itu proses industrialisasi dan urbanisasi berlangsung sangat cepat. Sistem kelas sosial masih berperan sementara struktur sosial yang baru mulai berkembang. Hubungan-hubungan keluarga sangat berpengaruh pada keadaan ini. Hak, kewajiban dan tanggung jawab individu terhadap keluarga dan masyarakat, terutama masyarakat yang mendasarkan ikatannya pada hubungan-hubungan primer, mulai dipertanyakan dan tertantang, demikian juga sebaliknya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1990
D395
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>