Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12709 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dowsett, G. W. (Gary W.)
Melbourne: Australian Research Centre in Sex, Health and Society, La Trobe University, 2006
306.766 209 172 4 DOW a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rolis Anggi Wuriyanti
"Latar belakang: Human Papillomavirus (HPV) merupakan virus
Deoxyribonucleic Acid (DNA) rantai ganda, termasuk dalam kelompok
Papillomaviridae yang memiliki lebih dari 150 tipe. Virus ini ditularkan melalui
hubungan seksual dan salah satu kelompok yang berisiko tinggi tertular adalah
laki-laki yang seks dengan laki-laki (LSL). Pengetahuan tentang infeksi HPV
menjadi penting pada kelompok ini sebagai pengembangan tindakan preventif.
Tujuan: Untuk mengetahui korelasi antara pengetahuan HPV, sikap dan perilaku
seksual LSL terhadap kesediaan responden dalam melakukan tindakan
pencegahannya. Metode: Penelitian potong lintang terhadap seluruh LSL yang
datang untuk melakukan pemeriksaan rutin di Puskesmas Cibodasari Kota
Tangerang dengan mengisi kuesioner dan mengkonfirmasi riwayat terinfeksi HPV
melalui foto-foto lesi HPV. Responden yang mengisi kusioner adalah responden
yang pernah mendengar tentang HPV. Hasil: Penelitian ini dilakukan pada 119
responden dan sebagian besar responden yaitu 94 (78,99%) menyatakan tidak
pernah mendengar tentang HPV. Dua puluh lima responden sisanya pernah
mendengar tentang HPV dan separuhnya mengetahui bahwa HPV dapat
menyebabkan kutil dan keganasan di rongga mulut. Meskipun sebagian besar
melakukan seks oral dengan pasangan kasual maupun tetap, tetapi pengetahuan
dan sikap responden tentang HPV secara statistik tidak berkorelasi (p>0,05).
Tidak terdapat korelasi antara pengetahuan dan perilaku dengan kesediaan
responden untuk melakukan pencegahan infeksi HPV (p>0,05). Namun, terdapat
korelasi antara sikap dengan kesediaan responden untuk melakukan pencegahan
terinfeksi HPV (p<0,05). Kesimpulan: Pada penelitian ini pengetahuan responden
tentang HPV sangat buruk tetapi sikap responden terhadap infeksi HPV positif.
Meskipun korelasi antara pengetahuan HPV dan sikap tidak berkorelasi dengan
perilaku seksualnya, namun sikap responden berkorelasi dengan kesediaan
responden untuk melakukan pencegahan terinfeksi HPV.

Background: Human Papillomavirus (HPV) is a double stranded
deoxyribonucleic acid (DNA) virus included in the Papillomaviridae group which
has more than 150 types. This virus is transmitted through sexual contact and one
group with high risk of contracting HPV is man who has sex with men (MSM).
Knowledge of HPV infection become to important as the development of
preventive measurement. Objectives: To find out the correlation between
knowledge of HPV, attitudes and LSL sexual behavior towards the willingness of
respondents to take preventive measurement. Methods: A cross-sectional study of
all MSM who came for routine examinations at the Cibodasari Community Health
Center in Tangerang City by filling out questionnaires and confirming their
history of HPV infection through HPV lesions. Responden who filled out the
questionnaire were respondens who had heard about HPV. Results: This study
was conducted on 119 respondents. Most respondents, 94 (78.99%) stated that
they had never heard of HPV. The remaining twenty-five respondents had heard
of HPV and half know that HPV can cause warts and malignancies in the oral
cavity. Although most of them had oral sex with casual or permanent partners, the
respondents' knowledge and attitudes about HPV were not statistically correlated
yet (p>0.05). Between knowledge, attitudes and sexual behavior of respondents,
only attitudes that have a correlation with the willingness of respondents to
prevent HPV infection (p<0.05). Howeveer, there is not correlation between
knowledge and behavior with the willingness of respondents to prevent HPV
infection (p> 0.05). There is a correlation between attitudes and willingness of
respondents to prevent HPV infection (p<0.05). Conclusion: Respondents
knowledge about HPV was very bad but the respondents attitude towards HPV
infection was positive. Respondents knowledge and attitudes did not correlate
with their sexual behavior, but respondents attitudes correlated with respondents
willingness to prevent HPV infection."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Edianto
"Men who have sex with men living with HIV (MSM-LWH) experience psychological and social issues, including depression, anxiety, fear of infecting others, frustration, and social isolation. They may also experience problems in their relationships due to a fear of social stigma, such as marital issues, family conflicts, a lack of family support, economic difficulties, and social rejection by the family. This research aimed to assess the relationship between HIV status disclosure and stress in MSM-LWH in Medan, Indonesia. Here, a cross-sectional design and the convenience sampling technique were used. A total of 176 respondents who were MSM, HIV positive, and residents of Medan City were included in this work. Data were collected by means of HIV Status Disclosure questionnaires and a Perceived Stress Scale (PSS). Overall, 70.9% respondents reported disclosing their status to others and approximately half revealed experiencing stress. Moreover, HIV status disclosure was significantly associated with stress (p= 0.025). This study reveals that HIV status disclosure may result in negative effects on MSMLWH, represent a barrier to medical treatment, and increase internal stress.

Lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL) yang hidup dengan HIV mengalami masalah psikologis dan sosial termasuk depresi, kecemasan, ketakutan menulari orang lain, frustasi dan isolasi sosial. Selain itu juga mengalami masalah dalam hubungan sosial karena takut akan stigma, konflik dalam keluarga, kurangnya dukungan keluarga, kesulitan ekonomi dan penolakan oleh keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status disclosure HIV dengan stress pada LSL yang hidup dengan HIV di Medan, Indonesia. Metode yang digunakan adalah cross-sectional dengan menggunakan teknik convenience sampling. Sebanyak 176 responden LSL dengan HIV positif dan tinggal di wilayah kota Medan. Data dikumpulkan dengan menggunakan HIV Status Disclosure Questionare dan Perceived Stress Scale (PSS). Hasil penelitian menemukan bahwa sebanyak 70,9% responden memiliki status disclosure HIV rendah, sementara itu sebanyak 55,1% resonden mengalami stress yang tinggi. Status disclosure HIV secara bermakna dikaitkan dengan stress (p= 0,025; α= 0,05). Dapat disimpulkan bahwa status disclosure HIV dapat memberikan efek negatif pada LSL yang hidup dengan HIV dan menjadi penghalang untuk perawatan medis dan meningkatkan stress internal."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
610 UI-JKI 23:3 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Shena Masyita Deviernur
"Perilaku seksual berisiko HIV/AIDS pada LSL dapat dipengaruhi oleh pengetahuan pencegahan dan miskonspsi terkait HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan HIV/AIDS dengan perilaku seksual berisiko HIV/AIDS pada LSL di 3 kota Yogyakarta, Tangerang, Makassar di Indonesia tahun 2013. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan menggunakan data STBP 2013. Sampel dalam penelitian ini adalah 343 LSL di 3 kota di Indonesia yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dan dianalilsis secara univariat, bivariat, dan stratifikasi. Hasil penelitian yang didapatkan adalah 16 LSL memiliki tingkat perilaku seksusal berisiko tinggi, 30.9 LSL memiliki pengetahuan pencegahan dan miskonsepsi kurang, 52.5 LSL berusia >24 tahun, 48 LSL kurang berpartisipasi dalam program pelayanan kesehatan HIV/AIDS, 51 LSL mendapat sumber informasi kurang. Berdasarkan analisis bivariat yang dilakukan hubungan dengan perilaku seksual berisiko HIV AIDS yaitu kurang memiliki pengetahuan HIV/AIDS PR=2.0;95 CI 1.2-3.2 , usia le; 24 tahun PR=1.7 ; 95 CI 1.0-2.7 , kurang berpartisipasi pada program kesehatan PR=2.0 ; 95 CI 1.2-3.4 , kurang mendapatkan sumber media informasi PR=0.6 ; 95 CI 0.4-1.0 . Hasil stratifikasi antar strata pada variabel kovariat yaitu PR lebih tinggi pada LSL berusia >24 tahun PR=2.14 ; 95 CI 0.98-4.66 , LSL yang kurang mengikuti program pelayanan kesehatan PR=2.10; 95 CI 1.17-3.77 , dan LSL yang baik mendapat media sumber informasi PR=2.05 ; 95 CI 1.11-3.77 . Oleh karena itu disarankan untuk meningkatkan kembali program IPP, memberikan edukasi sesuai dengan usia, dan memberikan sumber informasi yang lebih efektif dan massive.Kata kunci: Lelaki Seks Lelaki LSL ; pengetahuan HIV/AIDS; perilaku seksual berisiko.

Sexual risk behavior HIV AIDS among MSM can be influenced by prevention and misconception knowledge of HIV AIDS. This study aims to determine the relations about knowledge of HIV AIDS and sexual risk behavior HIV AIDS among MSM in 3 cities Yogyakarta, Tangerang, Makassar in Indonesia on 2013. This study used cross sectional design by using data IBBS 2013. Samples in this study were 343 MSM in 3 cities in Indonesia meet the criteria inclusion and exclusion and analyzed by univariate, bivariate, and stratification. Form the result, the percentage were 16 MSM have high risk of sexual risk behavior, 30.9 MSM have prevention and misconception knowledge less, 52.5 MSM 24 years, 48 MSM less participate in the health services HIV AIDS, 51 MSM less of source information. Based on analysis bivariate relationships with sexual risk behavior HIV AIDS less having knowledge HIV AIDS PR 2.0 95 CI 1.2 3.2 , age le 24 years PR 1.7 95 CI 1.0 2.7 , less participate in the health program PR 2.0 95 CI 1.2 3.4 , less get media source information PR 0.6 95 CI 0.4 1.0 . Stratification results of the strata on the variables of covariate variable have higher PR on MSM aged 24 years PR 2.14 95 CI 0.98 4.66 , MSM less follow the program health service PR 2.10 95 CI 1.17 3.77 , and MSM got a better media source information PR 2.05 95 CI 1.11 3.77 . It is therefore advisable to improve program IPP back, give education in according by age, and provide a source of information that is more effective and massive.Keywords Men Sex with Men MSM , sexual behavior risk HIV AIDS, knowledge of HIV AIDS."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S66466
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mevi Lilipory
"ABSTRAK
Prevalensi HIV pada kelompok Lelaki Seks Lelaki (LSL) di Indonesia semakin
meningkat. Tingginya prevalensi tersebut berkaitan dengan rendahnya penggunaan
kondom dan perilaku seksual berisiko HIV yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui adanya hubungan antara efikasi penggunaan kondom dengan perilaku
seksual berisiko HIV pada LSL. Desain penelitian ini adalah deskripsi korelasional
dengan pendekatan kuantitatif yang melibatkan 181 responden yang dipilih secara non
probability sampling. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan
antara efikasi penggunaan kondom dengan perilaku seksual berisiko HIV (p-value =
0,000). Analisis bivariate untuk faktor konfonding menunjukkan terdapat hubungan
yang signifikan antara umur, pekerjaan, dan tipe pasangan dengan perilaku seksual
berisiko (p-value 0.000; 0,000; 0,020). Pekerjaan dan efikasi penggunaan kondom
merupakan faktor yang dominan mempengaruhi perilaku seksual berisiko HIV
(OR=1,302, OR=12,790). Rekomendasi dari penelitian ini adalah pentingnya peran
perawat dalam meningkatkan edukasi terkait efikasi penggunaan kondom pada
penderita HIV.

ABSTRACT
HIV prevalence in the Men who have sex with Men (MSM) group in Indonesia is
increasing each year. The high prevalence is associated with the low use of condom and
the high sexual HIV risk behaviors. This research aimed to know the relationship
between condom use efficacy and the sexual HIV risk behaviors on the Men who have
sex with the Men (LSL). The research design was correlation description with the
quantitative approach involving 181 respondents that were selected through
nonprobability sampling. The research result showed the significant relationship
between condom use efficacy and the sexual HIV risk behaviors (p-value = 0.000).
Bivariate analysis for the confounding factor showed significant relationship between
age, occupation, and type of partner with sexual risk behaviors (p-value 0.000; 0.000;
0.020). Occupation and condom use efficacy were the most dominant factors that affect
the sexual HIV risk behaviors (OR=1.302, OR=12.790). The research results suggest
the importance of nurses in improving the education related to the condom use efficacy
in people with HIV."
2018
T49264
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marina Ruran
"ABSTRAK
Meningkatnya keberadaan kaum gay disertai dengan perilaku seks anal yang tidak aman menjadi faktor resiko metode transmisi penularan HIV dan PMS. Salah satu upaya pencegahan penularan PMS dan HIV pada gay adalah penggunaan kondom dan lubrikan tambahan. Penelitian kuantitatif dengan desain crossectional ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara tingkat pengetahuan HIV, tipe pasangan, dan status HIV dengan sikap penggunaan kondom dan lubrikan tambahan pada gay di Kota Bogor. Data diperoleh dari kuesioner yang dikumpulkan dari 55 gay yang aktif seksual selama 6 bulan terakhir di Kota Bogor. Hasil: Terdapat hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan dengan sikap penggunaan kondom dan lubrikan tambahan pada kaum gay. Hasil uji statistik diperoleh nilai p.0,000:?.0,05 . Tidak terdapat hubungan antara tipe pasangan dengan sikap p.0,735;?.0,05 . Tidak terdapat hubungan status HIV dengan sikap penggunaan kondom dan lubrikan tambahan pada kaum gay 0,276: ?.0,05 . Kesimpulan: Pengetahuan mempunyai hubungan dengan sikap. Saran: Perlu dikembangkan penelitian lanjutan tentang penggunaan kondom dan lubrikan tambahan.

ABSTRACT
The increasing amount of MSM with unsafe attitude of anal sex risk factor for HIV transmission and Sexual Transmitted Disease STD . One of the efforts to prevent transmission of HIV and STD is the use of condom and additional lubricant. This quantitative cross sectional study aimed to examine the correlation of knowledge, type of partner, and HIV status with attitude in using condom and additional lubricant in MSM in Bogor. Data were obtained from questionnaires collected from 55 MSM who sexually active during the last 6 months in Bogor. The result indicates a significant correlation between the level of knowledge with attitude in using condom and additional lubricant in MSM in Bogor p.0,000 .0,05 . There is no correlation between type of partner and attitude of using condom and additional lubricant p.0,735 .0,05 . There is no correlation between HIV status and attitude of using condom and additional lubricant 0,276 .0,05 . The study concludes that there is correlation between knowledge and attitude of using condom and additional lubricant. This study suggest to conduct futher research about the use of condom and additional lubricant."
2017
T47168
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifa Widya Waty Iqbal
"Pengetahuan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi dalam perilaku pencegahan penularan HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan penularan HIV/AIDS pada lelaki seks lelaki LSL . Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yang melibatkan 111 responden yang dipilih menggunakan purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner HIV-KQ-18 dan Safer Sex Behaviour Questionnaire SSBQ . Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan penularan HIV/AIDS r = 0.202, p-value = 0.034 pada kelompok LSL di Kota Depok. Hasil penelitian ini menyarankan agar tenaga kesehatan khususnya perawat dapat memberikan kontribusi berupa edukasi tindakan pencegahan penularan HIV/AIDS pada LSL dengan berkolaborasi bersama pihak lembaga swadaya masyarakat LSM dan sekolah menegah sebagai pendukung dalam pemberian pendidikan seks.

Knowledge is one of the important factors that influence the preventive behavior of HIV AIDS transmission. This study aimed to analyze the correlation between knowledge level and preventive behavior of HIV AIDS among men who have sex with men MSM . The research design used cross sectional, involved 111 respondents whom selected by purposive sampling. The instrument used the HIV KQ 18 questionnaire and the Safer Sex Behavior Questionnaire SSBQ . The result showed that there was a significant correlation between the level of knowledge with the preventive behavior of HIV AIDS r 0.202, p value 0.034 among MSM in Depok City. This study suggests that other healthcare providers especially nurses can contribute to provide the education about preventive behaviour of HIV AIDS transmission among MSM and collaborate with non goverment organizations and school Senior High School as the main enabling factors to provide sex education."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67227
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Madora Sentama
"Penelitian ini membahas tentang sexual capital yang dipakai untuk mencapai mobilitas dan gaya hidup para perempuan dalam industri hiburan malam di Bali melalui jalinan relasi pacaran yang mereka alami bersama pria asing. Kajian ini merupakan kajian mengenai perempuan, sosiologi budaya dan juga mobilitas sosial. Perempuan dalam penelitian ini dilihat sebagai aktor utama yang berperan dalam keputusannya sendiri akan pilihan-pilihan yang tersedia untuk mengalami perubahan status sosial-ekonomi yang berujung pada peningkatan gaya hidup yang mereka alami. Secara khusus, peneliti menemukan pola atau pattern dari para informan tersebut mengenai peluang macam apa yang mereka harapkan dan (atau) alami ketika menjalin hubungan dengan pria asing khusunya pria barat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif.

This research discusses about sexual capital which being used to reach Social Mobility and Lifestyle by women in Bali enterteinment night industry through dating relationship with the foreign men. Basicly, the type of social-economic mobility is different on each individual, it is because the meaning of the better life is different to every person. This research is about women, sociology of ethnicity, and also social mobility. Women in this research seen by the main actor whose their decision is choosen by themself along with the other choices they have. This will lead them into the change of social-economic status which affected their lifestyle side. In the end, the choices they have is the choice to be with the western men, in this case, be in a realtionship with them. Specifically, researcher has found a pattern from these women about what kind of chances which they want to get to and (or) they already had when getting along in a relationship with those western man. This research is a descriptive research and using qualitative method"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nugraheni
"Latar Belakang: Laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki LSL merupakan populasi yang sedang berkembang dan memiliki masalah-masalah spesifik, salah satunya gangguan jiwa yang merupakan manifestasi dari psikopatologi. Faktor-faktor yang memengaruhi psikopatologi pada LSL penting untuk diketahui.
Objektif: Tujuan penelitian ini adalah mencari jenis psikopatologi yang ada pada populasi LSL dan faktor-faktor yang berhubungan di dua lembaga swadaya masyarakat LSM khusus LSL di Jakarata.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode studi potong lintang. Sampel diambil dengan metode cluster random sampling. Pengukuran data dilakukan menggunakan kuesioner Brief COPE untuk mengukur mekanisme koping, WHOQOL-Bref untuk mengukur kualitas hidup, dan SCL-90 untuk mengukur psikopatologi. Data lain yang diukur adalah data demografik, status seksual, keterbukaan orientasi seksual, HIV/AIDS dan penggunaan NAPZA, dan perilaku seksual berisiko. Analisis data menggunakan uji bivariat menggunakan Pearson chi-square atau Fisher rsquo;s exact test dan dilanjutkan dengan uji multivariat menggunakan regresi logistik.
Hasil: Terdapat 100 sampel yang dimasukkan ke dalam analisis data. Sebagian besar responden mengalami psikopatologi 77. Psikopatologi yang paling banyak ditemukan adalah depresi 29. Analisis multivariat menunjukkan bahwa pernah tidak menggunakan kondom 3 bulan terakhir, membuka orientasi seksual kepada keluarga, dan menggunakan mekanisme koping negatif meningkatkan risiko psikopatologi sebesar 2.9 kali, 2 kali dan 1.4 kali IK 95 =1.0-8.9; IK 95 =0.5-8.2; IK 95 =0.3-5.7.

Background: Men who have sex with men MSM is a growing population with specific problems such as mental disorder, a manifestation of psychopathology. The factors associated with psychology is an important matter to discuss.
Objective: The purpose of this study is to portrait the pychopathology in MSM population and the related factors in two organizations which care about MSM's well being in Jakarta.
Methods: This is a cross sectional study using cluster random sampling. Coping mechanism, psychopathology and quality of life were measured using Brief COPE, SCL 90 and WHOQOL Bref. Demography of the respondents, sexual status, disclosure of sexual orientation, HIV AIDS status, drug use, and risky sexual behavior were also measured. Bivariate analysis using Pearson chi square or Fisher's exact test was continued with multivariate analysis using logistic regression model.
Results: Data from one hundred respondents were analyzed. Most of them have psychopathology 77, especially depression 29. Never use condoms in the last 3 months, disclosing sexual orientation to family member, and negative coping mechanisms increase the risk of psychopathology 2.9 times, 2 times, and 1.4 times 95 CI 1.0 8.9 95 CI 0.5 8.2 95 CI 0.3 5.7 .
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58974
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Zulaikhah
"Kasus baru HIV di Indonesia cenderung terus mengalami peningkatan. Sedangkan, tren di dunia mengalami penurunan. LSL merupakan kelompok risiko tinggi. Pencegahan penularan HIV dilakukan dengan perubahan perilaku. Studi ini menggunakan studi crossectional pada 1.161 sampel hasil STBP 2015 pada kelompok LSL. Variabel independennya adalah pengetahuan tentang pencegahan dan penularan HIV-AIDS, dan pengetahuan status HIV diri sendiri. Variabel dependennya adalah perilaku seks berisiko HIV-AIDS yang terdiri dari perilaku jumlah pasangan seks>1 dan penggunaan kondom tidak konsisten. Variabel lain terdiri dari umur, status pekerjaan, pendidikan, akses ke pelayanan pencegahan penularan HIV-AIDS, dan akses internet tentang pencegahan dan penularan HIV-AIDS. Penelitian ini menggunakan analisis univariat, dan bivariat. Analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan antara variabel independen, dan variabel lain dengan perilaku seks berisiko HIV-AIDS. Terdapat hubungan pengetahuan status HIV diri sendiri dan pelayanan pencegahan penularan HIV-AIDS dengan jumlah pasangan seks>1 PR=0,85(0,74-0,99) dan PR=0,83(0,72-0,96). Hal ini kuat hubungannya dengan perceived behavioral control pada LSL. Hubungan antara pengetahuan status HIV, pelayanan pencegahan dan penularan HIV-AIDS, serta akses terhadap internet tentang pencegahan penularan HIV-AIDS dengan penggunaan kondom yang tidak konsisten PR=1,14(1,02-1,28), PR=1,18(1,06-1,33), PR=1,16(1,02-1,31). Maka, perlu program peningkatan pengetahuan status HIV diri sendiri, penguatan pelayanan pencegahan penularan HIV-AIDS.

HIV new cases in Indonesia increasing, while global is decreasing. MSM is high risk group. Prevention of HIV transmission can to be done with behavioral change. This study applied crossectional study on 1,161 samples of 2015 IBBS results in MSM. Independent variables in this study are knowledge about prevention and transmission of HIV-AIDS, and knowledge of their own HIV status. The dependent variable is HIV-AIDS sexual behavior risk, such as having partner>1 and inconsistency of condom use. Other variables are age, jobs status, education level, access to prevention and transmission of HIV-AIDS services, and internet access about prevention and transmission HIV-AIDS. This research implemented univariate and bivariate analysis. Result of bivariate analysis reflects that there is no association between independent and other variables with HIV-AIDS risk sexual behavior. There is a relationship between knowledge of their own HIV status and services for prevention, transmission of HIV-AIDS with the number of sex partners>1 PR=0.85(0.74-0.99) and PR=0.83(0.72-0.96). This has significant association with perceived behavioral control among MSM. Association between knowledge of their HIV status and knowledge about prevention and transmission of HIV-AIDS as well as access to internet with incosistency condom use are PR=1,14(1,02-1,28), PR=1,18(1,06-1,33), PR=1,16(1,02-1,31). Hence, program strengthening for increasing knowledge of HIV status as well as HIV-AIDS prevention and transmission are essential."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>