Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116707 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Biro Pusat Statistik, 1994
304.632 BIR e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2000
304.659 8 IND d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Arman Haqqi Anna Zili
"Jika informasi mengenai tingkat mortalitas untuk beberapa periode ke depan bisa didapatkan di masa sekarang maka perencanaan keuangan dan kebijakan yang akan diambil diharapkan dapat lebih baik dan terarah. Dalam penelitian ini, model yang digunakan untuk menghitung tingkat mortalitas adalah model Lee-Carter. Kemudian tingkat mortalitas pada masa mendatang akan diramalkan menggunakan bantuan metode ARIMA Auto Regressive Integrated Moving Average . Proses peramalan akan diimplementasikan menggunakan perangkat lunak R. Hasil akhir peramalan akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

If information about the mortality rate for some future periods can be obtained in the present then the financial planning and policy to be taken are expected to be better and directed. The model used to calculate the mortality rate in this paper is the Lee Carter model. Then future mortality rates will be forecast with the use of the ARIMA Auto Regressive Integrated Moving Average method. Meanwhile, the forecasting process will be implemented using software R. The final result of forecasting will be presented in tabular and graphical form."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T49536
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nerissa Netanaya Setjiadi
"Mayoritas masyarakat Indonesia masih memandang kesehatan mental sebagai hal tabu dan penderita gangguan jiwa diperlakukan seperti suatu aib. Akibatnya penderita kesulitan untuk mendapat pertolongan yang dibutuhkan dan dapat berakhir dengan tindakan bunuh diri. Mengidentifikasi faktor yang dapat menjelaskan tingkat bunuh diri dan mempelajari karakteristiknya merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah bunuh diri. Penelitian ini membahas faktor apa yang dapat menjelaskan angka bunuh diri menggunakan model regresi linear berganda, pengelompokan negara berdasarkan angka bunuh diri dan faktornya menggunakan metode Ward, serta pemetaan hasil kelompok menggunakan metode Biplot. Objek penelitian adalah negara di Benua Asia dan Eropa. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh faktor tidak memiliki agama, konsumsi alkohol, dan psikiater memiliki hubungan positif signifikan terhadap angka bunuh diri. Faktor pemasukan dan pengangguran memiliki hubungan negatif signifikan terhadap angka bunuh diri. Faktor tingkat pendidikan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap angka bunuh diri. Terbentuk 2 kelompok negara, yakni kelompok 1 beranggotakan 46 negara dan kelompok 2 beranggotakan 44 negara. Hasil pemetaan kelompok menggunakan metode Biplot dapat menerangkan 63,7% keragaman data. Kelompok 1 adalah kelompok negara yang memiliki nilai persentase pengangguran yang tinggi serta nilai angka bunuh diri, persentase penduduk tanpa agama, konsumsi alkohol, Gross Domestic Product (GDP) per kapita, angka psikiater, tingkat pendidikan yang rendah. Kelompok 2 adalah kelompok negara yang memiliki angka bunuh diri, persentase penduduk tanpa agama, konsumsi alkohol, GDP per kapita, angka psikiater, dan tingkat pendidikan yang tinggi, serta persentase pengangguran yang rendah.

Many Indonesian people still view mental health as a taboo subject and people with mental disorders are treated like a disgrace. As a result, they have difficulty getting the help that they need and can end in suicide. Identifying factors that are able to explain suicide rate and studying their characteristics is one way that can be done to prevent suicide. This research discusses what factors that are able to explain suicide rate using a multiple linear regression model, grouping countries based on suicide rate and its factors using Ward's method, and mapping the group results using the Biplot method. The objects of research are countries in Asia and Europe. Based on the analysis result, it is found that factors of having no religion, alcohol consumption, and psychiatrists’ availability have significant positive relationships with suicide rate. Factors of income and unemployment rate have significant negative relationships with suicide rate. Factor of education level has no significant effect with suicide rates. Two groups of countries are formed, namely group 1 consisting of 46 countries and group 2 consisting of 44 countries. Result of mapping based on the groups using the Biplot method is able explain 63,7% of data diversity. Group 1 is a group of countries that have a high unemployment rate and low values in the suicide rate, proportion of irreligious people, Gross Domestic Product (GDP) per capita, and number of psychiatrists. Group 2 is a group of countries that have high values in the suicide rate, proportion of irreligious people, GDP per capita, number of psychiatrists, and education level while the unemployment rate is low."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Utomo
Jakarta: Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1979
312.1 UTO m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ubro, Mincie H.
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pola dan perbedaan fertilitas dan juga mempelajari faktor sosio-ekonomi, budaya dan demografi yang mempengaruhi fertilitas di kawasan Indonesia Timur. Data yang digunakan adalah Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012 dengan menerapkan metode analisis tabulasi silang dan regresi logistik biner. Wanita yang memiliki tiga anak atau lebih, cenderung lebih tinggi pada wanita yang berumur 35 ? 49 tahun, berpendidikan rendah, wanita dengan preferensi jenis kelamin anak laki-laki, menikah pada umur kawin pertama ≤ 20 tahun, tinggal didaerah perdesaan, bekerja dan yang pernah mengalami kematian anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor sosial ekonomi, budaya dan demografi secara statistik signifikan mempengaruhi fertilitas di Indonesia Timur. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap fertilitas di Indonesia Timur adalah adalah umur wanita, pendidikan wanita, preferensi jenis kelamin anak, umur kawin pertama dan kematian anak.

The objectives of this paper is to studying the patterns and differences of fertility and also studying the socio-economic, culture and demographic factor that affecting fertility in Eastern Indonesia. The data used are from results of Indonesia Demographic and Health Survey, 2012 The analysis using crosstabulation and binary logistic regression. lower educated, women with gender preference son, first married at age ≤ 20 years of marriage, living in the rural areas, worked and women who have experienced child mortality. The results showed the socioeconomic, culture and demographic factor significantly affect fertility in Eastern Indonesia. Women who have three more children is higher in women aged 35-49 years, The factors significant affected fertility in Eastern Indonesia is women aged, education, child gender preference, first age at marriage and child mortality.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Ariati
"Penelitian tentang penduduk lanjut usia di Indonesia ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sosial, ekonomi, dan kesehatan penduduk lansia di Indonesia serta mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan penduduk lansia.
Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 1999 terhadap 63312 penduduk lansia di seluruh Indonesia. Yang dimaksud dengan penduduk lansia pada penelitian ini adalah mereka yang berumur 60 tahun keatas. Unit analisis dalam penelitian ini adalah penduduk lansia sebagai individu. Metode analisisnya menggunakan analisis deskriptif dengan menggunakan tabulasi silang antar variabel yang dianalisis, analisis faktor untuk membantu proses analisis inferensial, dan analisis inferensial dengan menggunakan model regresi logistik multinomial. Metode regresi logistik multinomial dianggap cocok, karena dalam penelitian ini variabel status kesehatan yang merupakan variabel terikat merupakan variabel dengan tiga kategori.
Hasil penelitian tentang karakteristik sosial, ekonomi, dan kesehatan penduduk lansia berdasar Susenas 1999 secara deskriptif menunjukkan bahwa; (1) Jumlah penduduk lansia perempuan lebih besar dibanding pria dengan rasio jenis kelamin 89,9. Pendidikan penduduk lansia perempuan lebih buruk dibanding pria.
Masih banyak penduduk lansia yang berstatus kawin (59,8%) dan berstatus sebagai kepala RT (58,2%). Fenomena penduduk lansia yang bekerja juga banyak ditemukan (46%); (2) Tingkat pengeluaran untuk kesehatan masih rendah dengan rata-rata Rp.34.156 per orang per tahun; (3) Kualitas lingkungan tempat tinggal penduduk lansia relatif buruk, dan secara umum kondisi lingkungan tempat tinggal penduduk lansia di kota lebih balk dibanding di desa; (4) Lebih dari separuh (58,1%) penduduk lansia mengaku bertubuh sehat, tidak mengalami gangguan apapun, sementara 26,3% mengaku mengalami keluhan kesehatan yang dapat mengganggu aktivitas, dan 15,6% penduduk lansia merasa keluhan kesehatan tersebut tidak mengganggu aktivitas sehari-hari mereka.
Berdasarkan analisis inferensial didapatkan hasil sebagai berikut; (1) seluruh variabel yang mewakili faktor individu seperti jenis kelamin, status kawin, pendidikan dan aktivitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap status kesehatan penduduk lansia; (2) seluruh variabel yang mewakili faktor rumah tangga seperti living arrangement, hubungan dengan kepala RT, dan pengeluaran untuk kesehatan juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kesehatan penduduk lansia; (3) variabel lokasi dan kualitas Iingkungan memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap status kesehatan penduduk lansia buruk dibanding balk, namun kurang signifikan terhadap status kesehatan sedang terhadap balk; (4) ketika variabel living arrangement diinteraksikan dengan variabel jenis kelamin ternyata walau sama-sama hidup sendiri tanpa pasangan atau anggota keluarga yang lain, temyata dalam memiliki kesehatan buruk, laki-laki berisiko lebih besar dibanding perempuan."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T199
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianipar, Maylan Tiolina Misrain
"Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tergolong tinggi. Laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menunjukkan bahwa semakin rendah kuintil kekayaan (semakin miskin), maka AKB akan semakin tinggi. Penelitian ini bertujuan mengetahui determinan kematian bayi pada keluarga miskin di Indonesia dalam rangka upaya mencegah kematian bayi pada keluarga miskin dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat perekonomian rendah.
Penelitian ini menggunakan desain studi crossectional dengan populasi penelitian meliputi wanita usia subur 15 - 49 tahun yang berada pada kuintil 1 (poorest) dan kuintil 2 (poorer).
Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa determinan kematian bayi pada keluarga miskin di Indonesia adalah berat bayi lahir, jenis kelamin bayi, dan penolong persalinan, sedangkan umur ibu, paritas, jarak kelahiran, jumlah kunjungan pemeriksaan antenatal, ukuran bayi saat lahir, dan tempat persalinan merupakan variabel konfounding.
Pemerintah perlu menyediakan pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau oleh keluarga miskin ataupun mendatangi keluarga miskin untuk melakukan pemeriksaan antenatal. Pengelola program kesehatan perlu mengupayakan program yang membantu ibu miskin memenuhi kecukupan gizi selama mengandung untuk mencegah bayi lahir dengan BBLR; mengintervensi ibu terkait pengaruh jenis kelamin bayi terhadap kematian bayi sehingga dapat dilakukan pencegahan sejak dini; dan menggalakkan program kesehatan yang mengupayakan agar ibu dapat bersalin di fasilitas kesehatan dan ditolong oleh petugas kesehatan.

fant Mortality Rate (IMR) in Indonesia is still relatively high. Reports Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) 2012 show that the lower quintiles of wealth (the poor), the IMR will be higher. This study aims to find out the determinants of infant mortality in poor families in Indonesia in an effort to prevent infant mortality in poor family and improve the health of low economic communities.
This study used a cross-sectional study design with the study population includes women of childbearing age 15-49 years who are in quintile 1 (poorest) and quintile 2 (poorer).
Multivariate analysis show that the determinants of infant mortality in poor families in Indonesia were birth weight, infant gender, and assistance of delivery, while maternal age, parity, birth spacing, number of antenatal visits, size of the infant at birth, and place of delivery is the variable konfounding.
The government should provide health care that is easily accessible by poor families or poor families came to do the antenatal care. Health program managers need to pursue programs that help meet the nutritional adequacy poor mothers during pregnancy to prevent infant delivery with low birth weight; mother intervenes related to the influence of the sex of the infant so that the infant mortality can do early prevention; and promote health programs support mothers to delivery at health facility and adelivery by health workers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: Unesco, 1985
310.9 UNI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>