Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35660 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hariri Hady
Jakarta: LPEPM , 1964
658.8 HAR t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Reihana Muryani
"[Pertumbuhan pesat hotel butik dan lokal merubah persaingan dalam industry perhotelan. Meskipun grup hotel internasional memiliki merek atau brandname yang lebih kuat, hotel butik dan hotel lokal menyediakan fasilitas yang baik dan konsep yang unik, namun dengan harga yang lebih murah. Sehingga grup hotel internasional kini harus memiliki dan mengembangkan strategi untuk menjaga loyalitas pelanggannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan terhadap merek hotel, dengan melihat sisi identitas sosial yang dimiliki merek hotel tersebut, yaitu menganalisa pengaruh identifikasi merek oleh pelanggan terhadap loyalitas terhadap merek, melalui faktor kualitas jasa, nilai yang dirasakan, dan kepercayaan terhadap merek. Sampel penelitian ini adalah WNI yang pernah menginap di hotel kelas atas atau mewah yang terdaftar pada STR Global Hotel Chain Scales 2015. Data diolah dengan menggunakan metode Structural Equation Modelling. Hasil pelitian menunjukkan bahwa identifikasi merek oleh pelanggan tidak signifikan berpengaruh secara positif terhadap loyalitas merek. Namun, nilai yang dirasakan, dan kepercayaan terhadap merek, memediasi secara sepenuhnya pengaruh identifikasi merek oleh pelanggan terhadap loyalitas merek hotel.;The growth in boutique and local hotels has changed the competition of the hotel industry. Although international hotel groups posses a stronger brand, boutique and local hotels can offer the prime facilities and unique concepts at a lower price. Therefore, international hotel groups must now have and develop strategies to maintain customer loyalty. This study aims to analyze factors that effect customer loyalty towards a hotel brand, through a social identity perspective, by analyzing the effect of customer-brand identification towards brand loyalty through its known antecedents, which are service quality, perceived value, and brand trust. The data for this research was collected from Indonesian citizens who have stayed at an upscale or luxury hotel listed in STR Global Hotel Chain Scales 2015 in the last six (6) months. Data was then analyzed using Structural Equation Modeling. The results of this study show that customer-brand identification does not have a significant effect on hotel brand loyalty. Meanwhile, perceived value, and brand trust proved to fully mediate the effect of customer-brand identification towards hotel brand loyalty., The growth in boutique and local hotels has changed the competition of the hotel industry. Although international hotel groups posses a stronger brand, boutique and local hotels can offer the prime facilities and unique concepts at a lower price. Therefore, international hotel groups must now have and develop strategies to maintain customer loyalty. This study aims to analyze factors that effect customer loyalty towards a hotel brand, through a social identity perspective, by analyzing the effect of customer-brand identification towards brand loyalty through its known antecedents, which are service quality, perceived value, and brand trust. The data for this research was collected from Indonesian citizens who have stayed at an upscale or luxury hotel listed in STR Global Hotel Chain Scales 2015 in the last six (6) months. Data was then analyzed using Structural Equation Modeling. The results of this study show that customer-brand identification does not have a significant effect on hotel brand loyalty. Meanwhile, perceived value, and brand trust proved to fully mediate the effect of customer-brand identification towards hotel brand loyalty.]"
2015
S59114
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Hadiyani
"Paket 27 Oktober 1988 memberikan keleluasaan kepada masyarakat untuk membuka bank?bank baru, sedangkan Paket 20 Desember 1988 membuka kesempatan luar negeri untuk berpartjspas menyempurnakan struktur- kelembagaan dalam sistem keuangan di Indonesia dengan memperluas peranan lembaga?lembaga keuangan dengan usaha modal ventura, perdagangan surat berharga, dan pembiayaan konsumen.
Dengan dikeluarkannya Pakto dan Pakdes tahun 1988, maka membuka peluang bagj dunia perbankan untuk meningkatkan operasionalnya karena banyak kemudahan diberikan. Kemudahan? kemudahan tersebut mengakibatkan semakin banyak jumlah bank dan kantor bank baru yang dibuka, dengan demikian bank-bank mulai bersaing ketat dengan meningkatkan berbagai bentuk produk dan pelayanan.
Setiap pemain dalam industri perbankan berusaha mengantisipasi perkembangan dan persaingan dengan berbagai cara. Demikian pula PT. Bank Tabungan Negara (persero) berusaha meningkatkan kemampuan sumber daya yang dimilikìnya agar tetap mampu bertahan didalam industri perbankan. Dengan demikian, PT. Bank Tabungan Negara perlu bekerja keras dalam meningkatkan kinerja agar mampu bersaing dengan rekan perbankan lainnya.
Fungsi pemasaran diharapkan dapat mendefinisikan target konsumen dan model?model yang kompetitif, sehingga mampu memuaskan kebutuhan serta keinginan dari konsumen. Untuk mengembangkan fungsi pemasaran yang sukses, bank harus mempunyai rencana dan strategi yang tepat untuk memuaskan setiap kelompok nasabah.
Dalam bisnis perbankan, konsep mendapatkan dana masyarakat seoptimal mungkin dan menyalurkan kredit sebaik mungkin adalah tantangan yang utama bagi fungsi pemasaran. Mendapatkan calan nasabah, baik individu maupun lembaga yang mempunyal dana lebih dan bersedia menanamkan dananya ke Bank Tabungan Neqara bukanlah pekerjaan yang mudah. Begitu pula dalam hal menyalurkan dana yang tersedia ke dalam kredit pemilikan rumah serta kredit konsumsi dengan jaminan tanah dan bangunan, bank?bank pesaing memasarkan produk sejenisnya melalui model?model pemasaran yang spesifik.
Persaingan yang ketat ini perlu diantisipasi oleh Bank Tabungan Negara dengan memperkuat fungsi pemasaran melalui berbagai teknik dan model pemasaran yang terencana, serta didukung oleh berbagai usaha untuk memangkas persyaratan yang menghambat penyaluran kredit secara optimal.
Dalam tulisan ini, pembahasan meliputi strategi pemasaran di Bank Tabungan Negara dalam usaha menghimpun dana pihak ketiga, terutama dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito. Strategi pemasaran di Bank Tabungan Negara dalam rangka pemberian kredit pemilikan rumah, kredit konsumsi dengan jaminan rumah dan tanah, serta kredit konstruksi Pembangunan perumahan. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harino; Eka Lindadevi
"ABSTRAK
Pemerintah sangat mendukung setiap usaha yang
berorientasi ekspor. Salah satu usaha yang berorientasi
ekspor dan menghasilkan devisa banyak adalah sektor non-
migas, khususnya tekstil dan produk tekstil. Dalam tahun
1988/89 ekspor non-migas dan komoditi tekstil dan produk
tekstil, menduduki tingkat kedua terbesar setelah kayu.
Industri produk tekstil (garmen) Indonesia mulai aktif kira
kira duapuluh tahun lalu. Untuk pemasarannyai Amerika
serikat dan Masyarakat Ekonomi Eropa adalah negara tujuan
ekspor terbesar. Ekspor Indonesia ke negara tersebut adalah
berdasarkan kuota yang diatur dalam Multi Fiber Arrangement
(MFA).
Gambaran profil industri garmen Indonesia saat ini
mempnyyai beberapa ciri, yaitu :
* Proses industri garmen menciptakan nilai tambah kira?
kira sebesar 50%.
* Lokasi usahanya terkonsentrasi di Jakarta dan Jawa
Barat.
* Bentuk investasi yang dilakukan sebagian besar berupa
Penanaman Modal Dalam Negri.
* Sebagian besar perlengkapan dalam industri berusia
dibawah 15 tahun dan berupa mesin impor dari berbagai
negara, terutama Jepang.
* pasaran terus berkembang baik di dalam negri maupun
di luar negri.
* produksi berkembang terus dengan tingkat kenaikan
rata-rata 15% per tahun.
Dalam usaha meningkatkan pasaran ekspor produksi garmen
yang terus meningkat industri garmen Indonesia ternyata
masih menghadapi berbagal kendala dan tantangan, yaitu
Kendala
* Garmen juga diproduksi oleh sesama negara berkembang
lain dan NIC.
* Pasar ekspor mencerminkan derived?demand, yaitu
permintaan produk tergantung dari permintaan yang
diterima lewat perantara/agen.
* Penguasaan informasi pasar masih lemah.
* Ekonomi biaya tinggi masih belum sepenuhnya bisa
dihilangkan karena banyaknya faktor hingga
mengurangi dayasaing industri.
Tantangan
* persaingan semakin tajam, baik dengan negara maju
maupun dengan sesama negara berkembang.
* Tindakan proteksi dan kuota beberapa negara makin
mempersempit pasar.
* Kemajuan teknologi memungkinkan negara maju
memproduksi garmen dengan lebih efisien sehingga
menyaingi produk negara berkembang.
* Timbulnya blok-blok perdagangan, misalnya Amerika
Serikat, Kanada Pasar Tunggal Eropa, Australia dan
Selandia Baru juga mempersempit pasar.
* Kemungkinan hapusnya MFA dan dimasukkannya produk
tekstil ke dalam GATT akan mempertajam persaingan.
PT Rana Sankara yang dipilih sebagai obyek pengkajian
ini tidak mampu memperoleh tingkat pertumbuhan yang berarti.
Dari hasil pengkajian dijumpaì adanya beberapa petunjuk yang
merupakan penyebabnya, yaitu :
* Produksi dan pemasarannya berdasarkan job-order.
* Tingkat pergantian karyawannya tinggi.
* Adanya kapasitas?lebih secara musiman.
* Produktivitas karyawannya rendah.
Untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih baik
dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang ada,
Perusahaan perlu mengambil berbagai larigkah perbaikan, yaitu:
a. memanfaatkan kapasitas-lebih mesin dengan cara :
* Mencari pesanan?pesanan baru dan agen.
* Melayani pasaran?bebas di luar agen negara kuota dengan
produk yang ditangani atau produk yang baru.
b. Meningkatkan produktivitas tenaga kerja melalui :
* Latihan yang efektif.
*Motivasi dengan pendekatan balas jasa lebih baik dan
penciptaan lingkungan kerja yang lebih menyenangkan.
c. Mengurangi tingkat pergantian pegawai dengan :
* Mernberi kesempatan untuk mengembangkan diri
* Membuat kesepakatan kerja bersama (KKB) dan mempermudah
pembentukan Serikat Pekerja.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prayudi Yusuf
"Tesis ini membahas tentang (1) kualitas pelayanan menurut indikator : tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe A2 Tangerang; (2) kepuasan Pengusaha Di Kawasan Berikat menurut indikator : penerimaan secara gembira dan ikhlas, efektifitas pelayanan, citra organisasi, dan orientasi pada kebutuhan pelanggan; (3) hubungan antara kualitas pelayanan dengan kepuasan Pengusaha Di Kawasan Berikat. Indikator kualitas pelayanan merujuk pada teori Service of Quality (SERVQUAL) dari Zeithaml, Parasuraman, dan Berry. Indikator kepuasan pelanggan : penerimaan secara gembira dan ikhlas dari pelanggan menurut Moenir; efektifitas pelayanan, citra organisasi, dan orientasi pada kebutuhan pelanggan menurut Goetsch dan Davis, dan menurut Cook.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, menggunakan metode penelitian survei dengan kuesioner yang bersifat deskriptif-eksploratif. Teknik sampling menggunakan Cluster Accidental Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 63 (enam puluh tiga) responden. Uji validitas yaitu validitas isi dilakukan dengan mengkonsultasikan pernyataan-pernyataan dalam kuesioner kepada pakar dan validitas konstruksi dilakukan dengan memakai rumus teknik korelasi product moment. Uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach.
Hasil penelitian dengan analisis statistik deskriptif atas variabel kualitas pelayanan menunjukkan semua indikator kualitas pelayanan sudah baik kecuali indikator reliability yang dinilai masih buruk. Demikian juga halnya dengan kepuasan Pengusaha Di Kawasan Berikat yang dinilai sudah baik. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi Peringkat Spearman, terbukti ada hubungan antara kualitas pelayanan dengan kepuasan Pengusaha Di Kawasan Berikat.
Hasil penelitian menyarankan KPPBC Tipe A2 Tangerang agar memaksimalkan fungsi Operation Room, pembangunan gedung kantor baru memperhatikan tata letak dan fungsi ruang secara cermat, pemenuhan janji pelayanan secara konsisten, menjalankan reward and punishment secara konsisten, mendorong perubahan mind set pegawai lebih berorientasi pelayanan, dan melakukan survei kualitas pelayanan dan kepuasan secara berkala.

The focus of this study are (1) service quality of Customs Service Office Type A2 Tangerang with indicators are tangibles, reliability, responsiveness, assurance, and empathy; (2) satisfaction of firms in Bonded Zone with indicators are service received happily, effective service, organization image, and care with customer needs; (3) correlation between service quality and satisfaction of firms in Bonded Zone. The indicators of service quality take from Service of Quality (SERVQUAL) of Zeithaml, Parasuraman, and Berry. The indicators of customer satisfaction : service received happily take from Moenir, effective service, organization image, and care with customer needs take from Goetsch and Davis, and Cook.
This study uses quantitative approach, uses descriptive-explorative questioners survey method, and Cluster Accidental Sampling with 63 (sixty three) responder. Validity test of this study instrument are : content validity is consulted with the expert and construct validity uses Product Moment Correlation technic. Reliability test uses Alpha Cronbach.
Statistical descriptive analyse is used, and result of this study shows that all of service quality indicators are good except reliability. Satisfaction of firms in Bonded Zone are good too. And based on Spearman's rank correlation technic, there are correlation between service quality and satisfaction of firms in Bonded Zone.
The researcher suggests Customs Service Office Type A2 Tangerang uses Operation Room maximally, builds new office building with good layout and room function, realizes their promises in service delivery consistently, realizes reward and punishment in personnel policy consistently, builds care with customer needs in personnels mind, and do service quality and customer satisfaction survey routinally."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T26329
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asis Marsuki
Jakarta: Global Fois Indonesia, 2008
658.401 3 ASI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Arifianto Koeswandito
"ABSTRAK
Pendekatan pesan secara emosional dan rasional di dalam iklan merupakan strategi yang sudah umum terdapat dalam sebuah iklan. Akan tetapi perhatian khusus dapat diberikan kepada periklanan produk obat karena berbagai peraturan seperti yang dikeluarkan WHO
mengemukakan pentingnya iklan obat agar mampu membuat khalayak berpikir rasional dengan pesan iklan yang rasional pula. Penelitian ini berusaha melihat seberapa besar respon secara rasional dan emosional khalayak atas iklan obat dengan studi kasus iklan obat Bintangin versi Slank. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan paradigma positivis dan dalam pengumpulan datanya menggunakan survey. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah respon secara rasional dan emosional dapat diukur ketika khalayak melihat iklan obat.

ABSTRACT
The use of emotional and rational approach in advertising is a common practice these days. But special attention can be given towards the advertising of drugs because of all the guidelines such as the one issued by the WHO which states the importance of drug advertising to be able to make the audience think rationally by using rational messages in
advertising. This study aims to see how much the audience response, both rationally and emotionally, towards drug advertisement by using the case study of Bintangin Slank version television commercial.. This study uses Quantitative approach, positivism paradigm, and uses
survey in acquiring the data. The result of this study is the rational and emotional response the audience have towards the advertising of drugs is measureable.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Lourentia
"Penelitian ini meneliti kewajaran atas pemberian remunerasi atas aktivitas marketing yang dilakukan oleh perusahaan yang tidak memiliki merk dagang yang dipasarkannya Perusahaan seharusnya mendapatkan penggantian atas biaya marketing yang berlebihan karena secara tidak langsung telah membesarkan intangible property dari pemilik sah merk dagang pihak afiliasi Penulis mengambil contoh kasus 3 perusahaan multinasional yang terdaftar di Direktorat Jenderal Pajak untuk menganalisis fungsi pemasaran yang dilakukan dan menghitung kewajaran pemberian remunerasi marketing tersebut serta menghitung tambahan potensi Pajak Penghasilan Penulisan yang dilakukan dengan metode pengumpulan data kualitatif ini diharapkan memberikan gambaran perhitungan dan kesadaran Wajib Pajak di Indonesia dalam melakukan aktivitas marketing berlebihan yang dapat menimbulkan marketing intangible Selain itu perhitungan ini dapat digunakan oleh Account Representative dalam meneliti dan Pemeriksa Pajak dalam pemeriksaan sebagai upaya penggalian potensi penerimaan pajak Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggantian biaya marketing berupa remunerasi atas aktivitas 3 perusahaan yang diteliti belum diberikan remunerasi yang wajar serta dari segi ketentuan perpajakan di DJP belum ada pedoman penerapan yang rinci seperti yang dimiliki otoritas pajak di Australia dan Amerika Serikat

This research examine Arm rsquo s Length of remuneration marketing activity undertaken by enterprise not owning intangible property Taxpayer supposed to get reimbursement from excessive marketing expense because indirectly it will give development of intangible property for the associated company who own trademark Researcher took 3 samples from multinational enterprises who registered in Directorate General of Taxation Indonesia and analyze the marketing function and calculate potential gain from tax income The purposes of this research with qualitative method hopefully could give brand awareness for taxpayer who do not owning their intangible property trademark Besides tax authority can calculate the tax income from unremunerated value This research concluded that the remuneration from marketing activities giving to PT ABC PT DEF and PT XYZ are not arm rsquo s length transaction and Indonesia do not have guidance which scrutiny remuneration from marketing activities like tax authority in Australian Tax Office or Internal Revenue Services US.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46180
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggraeni Yustina
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai penggunaan Logo Agro Inovasi sebagai merek. Logo agro inovasi adalah suatu logo yang dimiliki Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) salah satu Unit Kerja (UK) eselon 1 di Kementerian Pertanian (Kementan). Merek adalah salah satu unsur Hak Kekayaan Intelektual (HKI), dimana HKI merupakan instrumen hukum yang memberikan pelindungan hak bagi perorangan maupun organisasi atas hasil karya intelektualitasnya. Dari kepemilikan HKI tersebut, selain kepentingan hukum yang ingin diperoleh, yaitu melalui pelindungan hak, juga memiliki kepentingan ekonomi, yaitu dengan memberikan hak kepada pemilik untuk dapat menikmati keuntungan ekonomi dari hasil karya intelektualnya. Merek merupakan unsur penting yang melekat pada suatu produk sebagai tanda pembeda, sebagai identitas untuk membedakan produk yang kita miliki dengan produk barang atau jasa lainnya yang sejenis. Di Indonesia, hak merek diperoleh melalui pendaftaran, yang dinyatakan dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis, yaitu "Hak atas Merek diperoleh setelah Merek tersebut terdaftar". Penggunaan logo agro inovasi sebagai merek, merupakan salah satu bentuk dalam rangka mengoptimalisasikan penggunaan logo agro inovasi itu sendiri. Konsepnya adalah invensi yang dihasilkan oleh Balitbangtan, yang kemudian tidak bisa memproduksi sendiri produk hasil invensinya, dilisensikan kepada pihak ketiga untuk memproduksinya. Selanjutnya bahwa suatu produk meskipun diproduksi oleh pihak lain itu dihasilkan oleh suatu lembaga litbang, yaitu Balitbangtan. Diharapkan melalui merek agro inovasi, masyarakat mengetahui sekaligus menjadi sarana informasi kepada masyarakat maupun pengguna, bahwa produk tersebut merupakan bagian dari invensi yang dihasilkan oleh Balitbangtan sebagai lembaga penelitian dan pengembangan. Selain itu juga pencantuman merek agro inovasi adalah sebagai bentuk dari jaminan mutu atau kualitas terhadap produk tersebut, sehingga memberikan citra yang baik kepada pengguna maupun masyarakat luas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif, yaitu melalui pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konsep, metode penelitian lainnya adalah dengan metode pendekatan kualitatif.

ABSTRACT
This thesis discusses the use of the Agro Innovation Logo as a brand. Agro innovation logo is owned by the Indonesian Agency for Agricultural Research and Development (IAARD), one of the echelon 1 Work Units (UK) in the Ministry of Agriculture. Trademark is one of the elements of Intellectual Property Rights (IPR). IPR is a legal instrument that provides protection of rights for individuals and organizations for their intellectual work. From the ownership of IPR, in addition to the legal interests to be obtained, through protection of rights, it also has economic interests by giving rights to owners to be able to enjoy economic benefits from the results of their intellectual works. Mark is an important element attached to a product as a distinguishing sign, as an identity to distinguish the products we have from other similar goods or services. In Indonesia, the right to a mark is obtained through registration, which is stated in Article 3 of Law Number 20 of 2016 concerning Trademarks and Geographical Indications, says "Rights to Trademarks are obtained after the Mark is registered". The use of the agro innovation logo as a mark is one form in order to optimize the use of the agro innovation logo itself. The concept is that inventions produced by IAARD, which then cannot produce their own inventions, are licensed to third parties to produce them. Furthermore, even though a product is produced by another party, it is produced by an Research and Development Institution, namely IAARD. It is hoped that through the agro innovation mark, the public will know as well as become a means of information to the public and users, that the product is part of the invention produced by IAARD as a research and development institution. In addition, the inclusion of the agro innovation mark is a form of quality assurance of the product, so as to provide a good image to users and the wider community. The method used in this research is a normative juridical approach, through a statutory approach and a conceptual approach, another research method is a qualitative approach."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradana Sugarda
"PT. Flex Indonesia sebagai produsen kemeja pria baru mulai menjajaki pasar Indonesia tahun 1994, dengan label Oakland Hill, yang sejak berdiri tahun 1989 tujuan utamanya hanya pasar ekspor. Dengan mulai memasuki pasar lokal, PT. Flex Indonesia ternyata belum mempersiapkan diri dengan bekal strategi promosi yang memadai. Untuk itulah penulis bermaksud untuk mencoba mengembangkan suatu strategi promisi yang efektif bagi produk kemeja pria tersebut. Penelitian yang dilakukan bersifat observasi pasar dengan mengambil sampel sebanyak 100 orang responden. Hasil penelitian pasar tersebut dipakai untuk mengukur proses adopsi masyarakat terhadap produk baru tersebut selain itu juga dijadikan dasar untuk mengembangkan strategi promosi. Belum adanya strategi promosi yang efeksit disebabkan oleh belum adanya usaha sungguh-sungguh dari pihak manajemen PT. Flex Indonesia untuk terjun secara penuh ke pasar dalam negeri. Selain itu ada beberapa penemuan lainnya seperti tempat-tempat penjualan Oakland Hill yang kurang memadai demi meningkatkan proses adopsi masyarakat. Sasaran pasar yang dituju oleh PT. Flex Indonesia ternyata masih dapat diperluas kepada segmen pasar pria muda berusia di bawah 25 tahun, golongan ekonomi lemah ke atas. Para responden berpendapat bahwa mutu kemeja merupakan alasan utama mereka dalam membeli kemeja, disusul oleh potongan/ model kemeja, dan kemudian bahan kemeja itu sendiri. PT. Flex Indonesia ternyata baru menggunakan sarana promosi penjualan dalam bauran promosinya sehingga ke-efektif-an cukup diragukan. Kemudian dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis mencoba menyusun delapan langkah pengembangan strategi promosi yang efektif. Kurang adanya usaha sungguh-sungguh dari pihak manajemen menyebabkan proses promosi yang telah dilakukan oleh perusahaan belum efektif untuk mencapai tujuan promosinya yaitu pengembangan brand awarness dan proses adopsi di masyarakat. Akibat dari kurang efektif-nya promosi yang dilakukan maka banyak dari sasaran pasar Oakland Hill belum mengetahui keberadaan kemeja tersebut. Selain itu belum optimalnya penggunaan bauran promosi oleh PT. Flex Indonesia. Jika perusahaan bermaksudnmengkomunikasikan produknya kepada sasaran pasar ada baiknya isi pesan tersebut bersifat informasi dan persuasif dengan memakai jalur komunikasi personal maupun non personal. Mengingat peningkatan brand awarness merupakan tujuan perusahaan maka perusahaan perlu memikirkan untuk menambah tempat-tempat penjualan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S19239
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>