Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51810 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kwik, Kwan-Kiat
[California]: [University California], 1966
658.38 KWI s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kwik, Kwan-Kiat
[California]: [University California], 1966
658.38 KWI s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Didit Ahmad Aditya
"Dalam dunia konstruksi faktor keselamatan kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja dari sebuah proyek sehingga dibutuhkan suatu mekanisme sistem manajemen K-3 yang terintegrasi dengan baik. Di Indonesia, pemerintah telah memberlakukan peraturan K-3 sebagai acuan standar bagi para kontraktor. Di luar peraturan yang diterbitkan pemerintah, terdapat pula sebuah sistem manajemen K-3 yang menyeluruh untuk menjaga dan meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku internasional, yaitu OHSAS 18001:1999 (Occupational Health and Safety Assessment Series).
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati proses pelaksanaan sistem manajemen K-3 untuk mengidentifikasi langkah-langkah pelaksanaan OHSAS pada proyek konstruksi, kemudian melakukan penilaian seperlunya sesuai dengan kriteria OHSAS dan melihat hubungannya dengan kinerja K-3 proyek. Untuk tujuan tersebut dilakukan studi kasus pada sebuah proyek bangunan gedung dengan metode wawancara semi terstruktur, observasi lapangan dan penelusuran dokumen. Mengacu pada literatur, disusun 9 prosedur yang akan diamati dari proses tersebut, yaitu Penetapan Struktur Organisasi, Penyusunan Rencana K-3, Pengadaan Sarana dan Prasarana K-3, Pelaksanaan Kegiatan Terkait K-3, Pengukuran dan Pemantauan Kinerja, Pelaksanaan Tindakan Koreksi, Penanganan Kecelakaan Kerja, Pengendalian Bukti Kerja dan Pengendalian Subkontraktor yang terlibat.
Berdasarkan data pemantauan dan pengukuran kinerja, penerapan sistem manajemen K-3 berhasil meningkatkan kinerja K-3 proyek. Berdasarkan hasil wawancara, observasi lapangan dan penelusuran dokumen yang diperbandingkan ditemukan ketidak sesuaian pada beberapa prosedur. Dari seluruh prosedur yang diamati, prosedur yang paling berpengaruh adalah Penetapan Struktur Organisasi, dimana kelemahan prosedur ini menjadi penyebab ketidak sesuaian pada prosedur lain dalam sistem manajemen K-3.

In construction world, occupational safety factor influence project performance greatly, it need a mechanism of occupational health and safety management system that well integrated. In Indonesia, government had enforced rules of occupational health and safety as a standard reference for contractors. Outside the rules that government published, there is also an occupational health and safety management system applied world-wide to keep and improve the quality of occupational health and safety, which is OHSAS 18001:1999 (Occupational Health and Safety Assessment Series). This study aims to observe the management system's implementation applied in construction project in order to identify the steps of the process, asses the process and looking for relations with project safety performance.
For that goal, a case study is executed on a building project by doing semi-structured interviews, field observation and document analysis. Referring to literatures, listed 9 procedures that will be observed from the process, which is Determining Organization?s Structure, Developing Plans, Providing Tools and Facilities, Executing Activities and Programs, Measuring and Observing Performance, Enforcing Correction Acts, Handling Accident Case, Controlling Work Evidence and Controlling Subcontractors Involved.
Based on performance's measurement, implementing the management system had proofed to successfully improve the level of occupational health and safety of the project. Based on comparing the results of interviews, observations and analysis, some non conformances were found on several procedures. From all procedures observed, one that influence other mostly is Determining Organization?s Structures, where weakness of this procedure causes non conformances in other procedures.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35191
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silfiya Rahma
"Penelitian ini mengkaji strategi retensi petugas pemadam kebakaran di Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Daerah Khusus Jakarta (Dinas Gulkarmat DKI Jakarta) yang berfokus pada pemenuhan kesejahteraan dari segi mental, fisik, dan finansial. Fokus penelitian terletak pada urgensi memenuhi kesejahteraan petugas pemadam kebakaran sebagai pekerjaan yang berbahaya dan berisiko tinggi, tetapi tidak mendapatkan kesejahteraan yang sebanding. Analisis dilakukan dengan mendalami praktik-praktik yang diterapkan oleh Singapore Civil Defence Force (SCDF) dan Fire Department New York (FDNY) terkait upaya mewujudkan kesejahteraan petugas pemadam kebakaran, baik dari segi mental, fisik, maupun finansial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesejahteraan petugas pemadam kebakaran menjadi perhatian penting dari SCDF dan FDNY karena kesadaran yang tinggi terhadap risiko yang timbul dari pekerjaan pemadam kebakaran. Keduanya memberikan manfaat finansial yang kompetitif dan menyadari bahwa pemadam kebakaran sangat dekat dengan penyakit mental dan fisik sehingga perhatian yang besar diberikan melalui berbagai program, seperti memeriksa kesehatan mental dan fisik secara rutin, membangun kesadaran kesehatan mental dan fisik, menerapkan skema parakonselor di antara petugas, dan melibatkan profesional yang tergabung dalam unit khusus untuk menangani dan mendukung pemulihan hingga petugas siap bertugas kembali. Hal tersebut dapat menjadi best practices untuk diadaptasi dan diimplementasikan di Dinas Gulkarmat DKI Jakarta sebagai strategi retensi berbasis kesejahteraan agar jumlah personel tidak semakin berkurang dan petugas yang ada dapat bertugas dengan maksimal.

This study examines retention strategies for firefighters at the Jakarta Fire and Rescue Agency (Dinas Gulkarmat DKI Jakarta), focusing on addressing their mental, physical, and financial well-being. The research emphasizes the urgency of ensuring firefighter welfare, given the high-risk and hazardous nature of their work, which is often not matched by adequate welfare provisions. The analysis delves into practices implemented by the Singapore Civil Defence Force (SCDF) and the Fire Department of New York (FDNY) in fostering firefighter well-being across mental, physical, and financial dimensions. The findings reveal that firefighter welfare is a critical focus for both SCDF and FDNY due to their strong awareness of the occupational risks inherent in firefighting. Both organizations provide competitive financial benefits and recognize the high susceptibility of firefighters to mental and physical health issues. As a result, significant attention is given through various programs, including routine mental and physical health check-ups, mental and physical health awareness campaigns, the implementation of peer counseling schemes among firefighters, and the involvement of specialized professionals to manage recovery and support readiness for duty. These practices can serve as best practices for adaptation and implementation at Dinas Gulkarmat DKI Jakarta. By adopting welfare-based retention strategies, the agency can mitigate personnel shortages and enable existing firefighters to perform their duties optimally. "
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Veronica Calistdria Divani
"Penelitian ini membahas terkait pelaksanaan model layanan employee assistance program (EAP) yang dilakukan oleh PT XYZ sebagai penyedia jasa layanan EAP bagi pekerja pada perusahaan. Urgensi dari dilakukannya penelitian ini berangkat dari adanya peningkatan yang signifikan atas jumlah pekerja dan masalah pekerja yang tidak diikuti oleh peningkatan jumlah layanan EAP guna membantu pekerja di dalam mengatasi masalah dan meningkatkan kesejahteraannya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif jenis deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur dan wawancara mendalam bersama 1 orang manajer EAP, 1 orang konsultan EAP, 3 orang psikolog EAP, dan 1 orang Business Operations. Pemilihan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam melaksanakan layanan EAP, PT XYZ telah memenuhi lima belas dari enam belas elemen dari model komprehensif, yang terdiri dari desain, orientasi, prinsip, fungsi, objektif, konsep, intervensi, layanan, lingkup, kontak awal, klien, pencegahan, staffing, perspektif, dan komitmen. Dalam hal ini, elemen staffing terkait penyediaan tim disipliner yang melibatkan pekerja sosial industri belum terwujud dalam layanan EAP PT XYZ. Di samping itu, masih dibutuhkan perhatian khusus pada elemen fungsi, terkhusus fungsi pelatihan supervisor bagi pekerja di level manajerial yang berada di perusahaan-perusahaan, yang masih belum dijalankan oleh PT XYZ. Faktor pendukung yang memengaruhi pelaksanaan model layanan EAP terdiri dari adanya kesamaan pemahaman di antara perusahaan dan penyedia jasa, masalah dan kebutuhan yang disadari oleh perusahaan, adanya hubungan internal yang baik di antara perusahaan dan pekerja, kondisi pekerja yang masih dapat berfungsi dengan baik, dan sikap kooperatif dari pekerja. Sedangkan, faktor penghambat dari pelaksanaan model layanan EAP terdiri dari ekspektasi perusahaan yang tidak sejalan dengan prosedur layanan EAP, adanya pandangan bahwa EAP bukan tanggung jawab perusahaan, dan kurangnya pemahaman pekerja atas layanan EAP. Layanan EAP merupakan salah satu bentuk model intervensi yang dilakukan oleh pekerja sosial dalam sektor industri. Kehadiran dan pengembangan layanan EAP ini menjadi bentuk kontribusi dari ilmu kesejahteraan sosial pada sektor industri dalam meningkatkan kesejahteraan pekerja. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi program studi Ilmu Kesejahteraan Sosial, khususnya pada mata kuliah Kesejahteraan Sosial dalam Sektor Industri.

This study discusses the implementation of the employee assistance program (EAP) service model conducted by PT XYZ as an EAP service provider for workers in the company. The urgency of this study stems from a significant increase in the number of workers and the problem of workers not being followed by an increase in the number of EAP services to assist workers in addressing problems and improving their welfare. This study used a descriptive type of qualitative research method. Data collection was conducted through literature studies and in-depth interviews with one EAP manager, one EAP consultant, three EAP psychologists, and one Business Operations. The selection of informants is done by purposive sampling techniques. Research results show that in implementing EAP services, PT XYZ has met fifteen of the sixteen elements of the comprehensive model, consisting of design, orientation, principle, function, objective, concept, intervention, service, scope, initial contact, client, prevention, staffing, perspective, and commitment. In this case, the staffing element related to the provision of disciplinary teams involving industrial social workers has not been realized in PT XYZ's EAP service. In addition, special attention is needed to the functional elements, especially the supervisor training function for workers at the managerial level who are in companies, which are still not being run by PT XYZ. Supporting factors influencing the implementation of the EAP service model include a common understanding between the company and the service provider, problems and needs realized by the company, a good internal relationship between the company and the worker, the condition of the worker who can still function properly, and the cooperative attitude of the worker. Meanwhile, the inhibitory factors of implementing the EAP service model consist of expectations of companies that do not match EAP service procedures, the view that EAP is not corporate responsibility, and workers' lack of understanding of EAP services. EAP services are a form of intervention model conducted by social workers in the industrial sector. The presence and development of EAP services is a form of contribution from the social welfare sciences to the industrial sector in improving workers' welfare. The results of this study are expected to contribute to the Social Welfare Studies program, especially in the Social Welfare in the Industrial Sector course.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angela Karenina Sastroamidjoyo
"Kesehatan mental adalah komponen integral dari kesejahteraan yang mempengaruhi kemampuan individu dalam pengambilan keputusan, membangun hubungan, dan membentuk dunia sekitar mereka. Gangguan kesehatan mental mencakup disabilitas psikososial dan kondisi lain yang terkait dengan stres serta risiko melukai diri sendiri. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku tersebut adalah literasi kesehatan mental. Penelitian ini bertujuan mengetahui asosiasi determinan sosial kesehatan dengan literasi kesehatan mental pada mahasiswa program sarjana angkatan 2018 Universitas Pattimura dan mengevaluasi karakteristik individu dan determinan yang mempengaruhi literasi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan gambaran literasi kesehatan mental pada mahasiswa universitas Pattimura adalah 55, meskipun hubungan karakteristik individu seperti usia dan jenis kelamin dengan literasi kesehatan mental tidak signifikan secara statistik, ditemukan bahwa usia ≥ 19 tahun dan perempuan cenderung memiliki literasi yang lebih tinggi. Analisis determinan sosial kesehatan juga menunjukkan bahwa ada asosiasi signifikan antara suku kedua orang tua dengan literasi kesehatan mental. Hasil multivariabel menunjukkan bahwa suku kedua orang tua merupakan faktor dominan yang mempengaruhi skor literasi kesehatan mental, sedangkan status pasangan/pacar merupakan faktor confounding. Penelitian ini menekankan pentingnya peningkatan literasi kesehatan mental melalui pendidikan dan intervensi yang tepat untuk meningkatkan perilaku mencari bantuan pada mahasiswa.

Mental health is an integral component of well-being that influences an individual's ability to make decisions, build relationships, and shape the world around them. Mental health disorders include psychosocial disabilities and other conditions related to stress and risk of self-harm. One factor that influences this behavior is mental health literacy. This research aims to determine the association of social determinants of health with mental health literacy in undergraduate students class of 2018 at Pattimura University and evaluate individual characteristics and determinants that influence this literacy. The results showed that although the relationship between individual characteristics such as age and gender and mental health literacy was not statistically significant, it was found that those aged ≥ 19 years and women tended to have higher literacy. Analysis of social determinants of health also shows that there is a significant association between the ethnicity of both parents and mental health literacy. Multivariable results show that the ethnicity of both parents is the dominant factor influencing mental health literacy scores, while partner/boyfriend status is a confounding factor. This research emphasizes the importance of increasing mental health literacy through appropriate education and intervention to increase help-seeking behavior in college students."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andita Eka Prasetya
"Pekerjaan konstruksi memerlukan perencanaan yang cukup matang, sebab pekerjaan tersebut melibatkan banyak aspek dan tenaga kerja. salah satu hal yang harus diperhitungkan dengan matang adalah keselamatan dan kesehatan kerja, sebab dalam pekerjaan konstruksi resiko terjadinya kecelakaan pada tenaga kerja dan lainnya cukup besar. Kecelakaan tersebut dapat terjadi pada pekerjaan yang berskala kecil hingga yang berskala besar. Kecelakaan yang terjadi dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar baik dari segi biaya maupun dari segi tenaga kerja. Dalam pelaksanaan umumnya para perusahaan konstruksi mengacu pada Program K3 untuk diterapkan pada pekerjaan konstruksi yang sedang berlangsung. Namun ada standarisasi yang lebih baik yaitu Sertifikasi OHSAS 18001:1999 yang berlaku di dunia. Sertifikasi tersebut memiliki tingkat yang lebih tinggi dalam hal standarisasi dibandingkan dengan pelaksanaan Program K3. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari Sertifikasi OHSAS 18001:1999 yang berlaku dan juga mempelajari proses-proses sertifikasi yang dilakukan pada perusahaan konstruksi terutama yang terkait dengan kendala dan manfaat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, dimana studi kasus dilakukan untuk mengetahui proses-proses yang dilakukan perusahaan konstruksi dalam rangka permohonan sertifikasi OHSAS 18001:1999. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara melihat riwayat pekerjaan konstruksi yang dilakukan dan juga dengan teknik wawanara semi terkonstruksi. Dari hasil pengumpulan data tersebut dengan studi literatur yang ada. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan proses sertifikasi masih ditemukan kendala seperti kurangnya kesadaran dan pemahaman dari berbagai pihak, namun dapat dipecahkan dengan cara mengadakan pelatihan yang akan diikuti oleh semua pihak."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35130
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Binti Wiladatul Laili
"Readymix plant PT X Lenteng Agung Jakarta Selatan merupakan perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur dengan produksi beton sebagai bisnis utamanya di mana dalam proses produksinya menghasilkan kebisingan dengan intensitas tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan program konservasi pendengaran untuk melindungi pekerja dari penurunan pendengaran akibat bising di readymix plant PT X Lenteng Agung Jakarta Selatan tahun 2014. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang dilakukan pada bulan Mei-Juni tahun 2014 di readymix plant PT X Lenteng Agung Jakarta Selatan dengan observasi, wawancara dan studi literatur. Hasil penelitian menyatakan bahwa readymix plant PT X Lenteng Agung Jakarta Selatan belum memiliki kebijakan atau komitmen khusus terkait pelaksanaan program konservasi pendengaran. Program konservasi pendengaran yang telah dilakukan masih belum optimal serta masih memerlukan banyak evaluasi dan perbaikan.

Readymix plant PT X Lenteng Agung South Jakarta is a company engaged in manufacturing sector with concrete production as a major business in which in the process of production produces high intensity noise. This research aims to develop hearing conservation program to protect workers from noise induced hearing loss in readymix plant PT X Lenteng Agung South Jakarta, 2014. This research is a descriptive analytic study performed in May-June 2014 in readymix plant PT X Lenteng Agung South Jakarta by observation, interview and study of literature. Research results revealed that readymix plant PT X Lenteng Agung South Jakarta does not have a policy or specific commitments related to the implementation of hearing conservation program yet. Hearing conservation program that has been made is still not optimal and still requires a lot of evaluation and improvement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56070
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Della Ocksania
"Penelitian ini mengenai kepuasan petugas pemadam kebakaran dalam penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Dinas Kota Depok. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui kepuasan petugas atas penerapan K3 di Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok yang diukur melalui Indikator-Indikator Penerapan K3. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 80 responden, teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling. Hasil dari analisis kepuasan petugas pemadam kebakaran dalam penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Dinas Kota Depok adalah petugas masih belum merasa puas atas penerapan K3 yang diberikan oleh Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok.

This research is about the satisfaction of firefighters in the application program Occupational Health and Safety (OHS) in the Office in Depok. This research uses descriptive quantitative approach which aims to determine the officer's satisfaction over the implementation of OHS in Depok Fire Department as measured by Indicators Application of OHS. The number of samples in this study about 80 respondents, the sampling technique is using total sampling. Result of the analysis of satisfaction firefighters in the application program Occupational Health and Safety (OHS) in the Office of Depok is that officers still do not feel satisfied with the implementation of OHS given by Depok Fire Department."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2015
S61003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simorangkir, Linchon Hasiholan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komitmen manajemen danprogram pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 dalam menerapkan SMK3.Studi yang dilakukan terkait penerapan SMK3 menyebutkan komitmen manajemen danprogram pelatihan K3 merupakan komponen yang menonjol dalam mempengaruhiperforma penerapan SMK3.Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif ndash; semi kuantitatif dengan melakukanpeninjauan pada komitmen manajemen dan program pelatihan K3 dalam menerapkanSMK3. Dan penerapan SMK3 di PT XZY terkait komitmen manajemen dan pelatihan K3dibandingkan dengan standar ISO 45001:2018, OHSMS Australia/ New Zealand AS/NZS4801:2001, PP No. 50 Tahun 2012 dan ISRS Willem, 2009.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara komitmen manajemen danprogram pelatihan K3 dengan penerapan SMK3, diman hasil analisis multivariate regresilogistic diperoleh p-value model adalah 0.000 omnimbus test of model coefficients , hal iniberarti secara bersama-sama komitmen manajemen dan program pelatihan K3 signifikandapat memprediksi SMK3 di PT XYZ Tahun 2018.Faktor yang paling dominan mempengaruhi SMK3 di PT XYZ Tahun 2018 adalahkomitmen manajemen. Hal ini disebabkan faktor program pelatihan K3 diperlukan adanyaperbaikan seperti melakukan analisis kebutuhan pelatihan terkait K3 TNA , menentukansasaran dan target pelatihan K3, pelatihan K3 sebaiknya juga melihat dari identifikasibahaya penilaian risiko HIRADC dan melakukan evaluasi pelatihan K3.

This study aims to determine the effect of management commitment and trainingprogram Occupational Health and Safety OHS in implementing OHSMS. The studyconducted related to the implementation of OHSMS mentions the managementcommitment and training program K3 is a prominent component in influencing theperformance of OHSMS implementation.This study uses descriptive semi quantitative research by reviewing the managementcommitment and OHS training programs in applying OHSMS. And the implementation ofOHSMS in PT XZY related to management commitment and OHS training compared withISO 45001 2018 standard, OHSMS Australia New Zealand AS NZS 4801 2001, PP.50 Year 2012 and ISRS Willem, 2009.
The results showed that there is a significantrelationship between management commitment and OHS training programs with theapplication of OHSMS, whereas multivariate logistic regression analysis obtained p valuemodel is 0.000 omnimbus test of model coefficients, it means jointly commitment ofmanagement and OHS training programs can significantly predict OHSMS in PT XYZYear 2018.The most dominant factor affecting OHSMS in PT XYZ Year 2018 is managementcommitment. This is due to the OHS training programs needs to be improved, such asconduct needs analysis related to OHS training TNA , determining the target and objectiveof OHS training, OHS training should also look at the hazard identification risk assessment HIRADC and conduct evaluation of OHS training.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50053
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>