Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23813 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Schofield, Alan
Famborough, Hants: Gower Press , 1977
657.74 SCH w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lupton, Tom
London: Kogan Page , 1969
331.2 LUP s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Fitria
"Penelitian ini menginvestigasi perbedaan gaji antara sektor publik dan swasta di Indonesia. Untuk memperoleh estimasi yang akurat, perbedaan upah yang muncul karena perbedaan karakteristik pegawai, karakteristik pekerjaan dan masalah selection bias perlu dieliminasi. Untuk itu, kajian ini menerapkan berbagai metodologi seperti Heckman Correction Method dan Quantile Wage Regression dengan menggunakan data terbaru yang diambil dari Indonesia Family Life Survey (IFLS) 5 tahun 2014. Kajian ini menemukan perbedaan upan yang positif antara sektor publik dan swasta di Indonesia, yang berarti bahwa pegawai pemerintah Indonesia memperoleh gaji yang lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja sektor swasta.  Hasil tersebut konsisten dengan penelitian terdahulu di negara lain tetapi memberikan pola yang berbeda jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang menggunakan data Indonesia. Perbedaan upah yang ditemukan di kajian ini lebih tinggi untuk individu dengan tingkat pendidikan tinggi dan bervariasi sepanjang distribusi upah. 

This study investigates the wage differential between public and private sectors in Indonesia. To obtain robust estimations, it needs to eliminate the effects from differences in workers' and jobs' characteristic as well as the selection bias problem. Therefore, it applies various methodologies such as Heckman Correction Method and Quantile Wage Regression by using the newest data retrieved from Indonesia Family Life Survey (IFLS) 5 in 2014. The results suggested that differences in wages among two sectors was positive, meaning that Indonesia's government workers earned higher wages with respect to their private counterparts. Some of those results were consistent with former studies in other countries but revealed different trends compared to previous Indonesian data. The wage gap found in this study was higher for individuals with tertiary education level and varied along the wage distribution."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T51992
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Karel Budiman
"Pemberlakuan asas No Work No Pay pada masa pandemi Covid-19 bagi pekerja terjadi ketika pekerja dirumahkan karna alasan internal (pengaruh penurunan bisnis) maupun eksternal (kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat). Sebagaimana diketahui, asas No Work No Pay tidak dapat serta-merta diberlakukan dalam situasi tersebut, karna tidak bekerja dalam periode tertentu bukan merupakan keinginan dari pekerja maupun bukan kesalahan pekerja. Dalam praktiknya penerapan asas No Work No Pay dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan, namun di sisi lain menimbulkan kerugian bagi pekerja, karna dengan tidak mendapatkan upah, maka pekerja tidak dapat menerima pendapatan bagi kehidupannya. Sehingga penerapan asas No Work No Pay pengupahan secara sepihak ini dapat menimbulkan perselisihan ketika pekerja dirumahkan dalam situasi pandemi Covid-19. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis praktek pengupahan saat pandemi Covid-19 yang dikeluarkan oleh Pemerintah untuk perlindungan hukum terhadap tenaga kerja. Pemerintah dalam masa pendemi Covid-19 mengeluarkan beberapa aturan terkait pelaksanaan hubungan kerja selama masa pandemi Covid-19 termasuk bagaimana pengupahannya melalui Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2021 dan Peraturan Mentri Ketenagakerjaan Nomor 2 Tahun 2021. Penelitian ini menggunakan teknik analisa data yang bersifat kualitatif deskriptif, dengan data sekunder yang bersumber dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif, tulisan ini akan menganalisis mengenai bagaimana pentingnya pemerintah mengeluarkan peraturan yang efektif untuk menjamin kepastian hukum, sehingga jelas bagaimana perlindungan hukum mengenai pengupahan pada masa pandemi Covid-19 bagi pekerja yang dirumahkan, serta penyelesaian perselisihan mengenai pengupahan, dan bagaimana selharulsnya pelngatulran pelngulpahan pada saat pandelmi Covid-19 ketika pelkelrja dirulmahkan melalui kesepakatan Bipartite.

The implementation of the No Work No Pay principle during the Covid-19 pandemic for workers occurred when workers are standing down due to internal reasons (effect of a decline in business) or external (policy of imposing restrictions on community activities). As known, the principle of No Work No Pay cannot be automatically applied in this situation because not working for a certain period is not the urge of the worker or the worker's fault. In practice, the application of the No Work No Pay principle can provide benefits for companies, but on the other hand it causes losses for workers, because by not getting wages, workers cannot receive income for their lives. Therefore, the unilateral application of the No Work No Pay wages principle can lead to disputes when workers are standing down during the Covid-19 pandemic situation. This research was conducted to analyze wage practices during the Covid-19 pandemic issued by the Government for legal protection for workers. The government during the Covid-19 pandemic issued several regulations regarding the implementation of work relations during the Covid-19 pandemic including how remuneration was through the Decree of the Minister of Manpower of the Republic of Indonesia Number 104 of 2021 and Regulation of the Minister of Labor Number 2 of 2021. This research uses data analysis techniques that are descriptive qualitative, with secondary data sourced from primary legal materials, secondary legal materials and tertiary legal materials. By using normative juridical research methods, this paper will analyze how important it is for the government to issue effective regulations to guarantee legal certainty, so that it is clear how the legal protection regarding wages during the Covid-19 pandemic for workers who were standing down, as well as the settlement of disputes regarding wages, and how the ideal of wage regulations should be carried out during the Covid-19 pandemic when workers were standing down through a bipartite agreement."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: Prentice-Hall, 2000
658.401 2 STR (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Financial Times Prentice Hall, 2000
658.3 STR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yosephine Anatassia Ansaputri
"Isu kesenjangan upah ibu merupakan salah satu kontributor utama yang memperluas jurang kesenjangan upah antar jender. Dalam melakukan analisis terkait kesenjangan upah ibu, penting untuk mengkonsiderasi karakteristik jenis pekerjaan karena jenis pekerjaan yang berbeda membutuhkan keterampilan yang berbeda serta memiliki hak dan kewajiban ketenagakerjaan yang berbeda. Dengan menggunakan data SAKERNAS 2020, studi ini menganalisis kesenjangan upah ibu berdasarkan jenis pekerjaan profesional (kerah putih) dan non-profesional (kerah abu-abu dan kerah biru). Metode dekomposisi Oaxaca Blinder dan RIF-Oaxaca digunakan untuk melihat besar kesenjangan dan perbedaan pola yang terbentuk antar jenis pekerjaan yang berbeda (between group) serta antar kuintil upah yang berbeda (within group). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat indikasi kesenjangan upah ibu tidak terjadi atau kecil terjadi di pekerjaan kerah putih (profesional) dibandingkan dengan pekerjaan kerah abu-abu dan biru (non-profesional). Kesenjangan upah ibu yang terjadi tersebut sebagian besar disebabkan karena faktor perbedaan produktivitas dan karakteristik antara ibu dan non-ibu di dunia kerja. Selain itu, di kerah abu-abu ditemukan fenomena sticky wage atau semakin kecil kuintil distribusi upah maka akan semakin besar kesenjangan upah yang terjadi, sebaliknya di kerah biru terjadi fenoma glass ceiling atau semakin besar kuintil distribusi upah maka akan semakin besar kesenjangan upah yang terjadi.

The issue of the motherhood wage gap is one of the main contributors that widen the gender wage gap. To analyse the motherhood wage gap, it is important to consider the characteristics of the occupations because different occupations require different skills and provide different privileges, labor rights, and demands for workloads. Using SAKERNAS 2020 data, this study analyses motherhood wage gap in professional (white-collar) and non-professional (grey-collar and blue-collar) occupations. The Oaxaca Blinder and RIF-Oaxaca decomposition methods were used to see the size of the gap and the different patterns formed between different types of occupations (between groups) and different wage quintiles for the same occupations (within groups). The results of this study indicate that motherhood wage gap is less likely to occur in white-collar jobs (professional) compared to gray-collar and blue-collar jobs (non-professional). The gap that occurs is largely due to differences in productivity and characteristics between mothers and non-mothers in the workplace. In addition, there is sticky wage phenomenon or the smaller the quintile of the wage distribution, the larger the wage gap will be in grey-collar jobs. On the contrary, glass ceiling is often found in blue-collar jobs."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Biyan Shandy Paramayudha
"Sejumlah penelitian telah membuktikan adanya kesenjangan upah antar gender di Indonesia. Dari penelitian-penelitian tersebut, diketahui bahwa sebagian besar kesenjangan upah antar gender di Indonesia disebabkan oleh komponen yang tidak terjelaskan yang juga dianggap sebagai komponen diskriminasi. Penelitian ini mencoba untuk mempertimbangkan aspek komuter yaitu waktu komuter dalam menjelaskan kesenjangan upah antar gender di Indonesia. Dengan metode dekomposisi Blinder-Oaxaca, penelitian ini menganalisis data Survei Angkatan Kerja Nasional 2019. Hasil analisis menunjukkan bahwa waktu komuter berpengaruh positif terhadap kesenjangan upah antar gender. Hasil analisis dekomposisi Blinderr-Oaxaca juga menunjukkan bahwa penambahan variabel waktu komuter dapat meningkatkan proporsi kesenjangan upah antar gender yang terjelaskan dari 14,2% hingga 22,6% dari total kesenjangan upah pada pekerja formal dan dari 22,3% menjadi 36,2% pada pekerja informal. Penelitian ini juga mengidentifikasi adanya efek spatial entrapment dan tanggung jawab rumah tangga pada pekerja perempuan di Indonesia yang perlu dipertimbangkan dalam perumusan kebijakan

Several researches have proven the existence of gender wage gap in Indonesia. From those researches, it can be inferred that the majority of gender wage gap in Indonesia is consisted of unexplained parts which is commonly interpreted as discrimination. This research aims to explain the unexplained part of gender wage gap in Indonesia through the inclusion of commuting aspect, which is commuting time. By using Blinder-Oaxaca decomposition method, this research analyzes the data from Survei Angkatan Kerja Nasional (Indonesian Labor Force Survey) 2019. The results have shown that commuting time is positively correlated to wage. Blinder-Oaxaca decomposition also shows that inclusion of commuting time is able to increase the proportion of explained part of the wage gap from 14,2% to 22,6% in formal worker group and from 22,3% to 36,2% in informal worker group. This research has also identified the effect of spatial entrapment and household responsibility on Indonesian female workers, which is essential to be considered in policymaking."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhriza Akbar
"Studi tentang kesenjangan upah gender menggunakan metode dekomposisi yang dipopulerkan oleh Oaxaca-Blinder (1973) hanya difokuskan pada perbedaan kesenjangan pada rata-rata upah. Namun, metode dekomposisi terbaru, yang menghitung kesenjangan upah menggunakan Recentered Influence Function (RIF), terbukti berguna dalam mengungkap kesenjangan di seluruh distribusi upah serta fenomena umum kesenjangan upah yang disebut Glass ceiling effect dan Sticky floor effect di pasar tenaga kerja. Studi ini mengkaji kesenjangan upah gender di seluruh distribusi upah di lapangan kerja sektor informal menggunakan Survei Tenaga Kerja Nasional Indonesia tahun 2019 terutama untuk kategori pekerja tetap dan pekerja bebas. Temuan penelitian ini menunjukkan adanya Sticky floor effect yang lemah dalam di sektor informal. Kesenjangan upah gender menunjukkan tingkat yang lebih kecil di distribusi upah atas dibanding distribusi upah bawah. Stucture effect menjadi porsi terbesar dari kesenjangan yang menjelaskan perbedaan upah untuk keseluruhan distribusi upah, mulai dari 70% hingga 97%. Dari karakteristik individu yang diteliti, pendidikan diyakini merupakan faktor utama yang akan membantu perempuan mempersempit kesenjangan antar gender.

The study of the gender wage gap is primarily focused on the difference of the gap found by the Oaxaca-Blinder (1973). However, the latest decomposition method, which calculates the wage gap using the Recentered Influence Function (RIF), can prove useful in revealing the gap across the wage distribution as well as the common phenomena of the wage gap which is called the glass ceiling effect and sticky floor effect in the labor market. This study examines the gender wage gap across the wage distribution in the informal sector employment using the Indonesian National Labor Survey in 2019. The findings of the study present evidence of a weak sticky floor effect in the sector’s employment. It was discovered that the gender wage gap grows smaller at the upper wage distribution. Furthermore, the structure effect contributes to the largest portion of the gap that explains the difference in wage for the entirety of the wage distribution, ranging from 70% to 97%. From the individual characteristics examined, education is the prominent factor which will help women narrow the gap."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melsasyavia Nurfitriana Ramadhany Syam
"ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis data dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2018 untuk menguraikan kesenjangan upah penyandang disabilitas menjadi bagian yang dapat dijelaskan dan tidak dapat dijelaskan pada tingkat rata-rata. Dengan menggunakan dekomposisi Blinder-Oaxaca, bagian yang dapat dijelaskan berkontribusi sebesar 75,04% dalam kesenjangan upah penyandang disabilitas. Pencapaian tingkat pendidikan merupakan faktor penjelas terbesar yang memperlebar kesenjangan upah ini. Sementara itu, potensi diskriminasi menjadi kontributor utama kesenjangan upah gender antara penyandang disabilitas, bahkan bagian yang dapat dijelaskan tidak signifikan setelah dilakukan kontrol terhadap produktivitas penyandang disabilitas. Terlepas dari status disabilitasnya, perempuan mengalami diskriminasi upah terhadap laki-laki di Indonesia.

ABSTRACT
This study analyzes the data from Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) year of 2018, to outline the disability wage gap into the explained and unexplained parts at an average level. Using Blinder-Oaxaca decomposition, the explained part contributes up to 75.04% in the disability wage gap. Achievement in the education level is the highest explanatory factor in widening the gap. Furthermore, the potential for discrimination is a major contributor to the gender wage gap among people with disabilities, even the unexplained part becomes insignificant after the productivity of people with disabilities is being controlled. Regardless of their disability status, women experience wage discrimination in Indonesia in terms of gender."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>