Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8438 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Nafarin
Jakarta : Salemba Empat, 2000
658.154 NAF p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dickey, Terry
Jakarta: PPM, 2001
658.154 TER d (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rudianto
Jakarta: Erlangga, 2009
658.154 RUD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sahardo
"Satuan Bimmas Polres Metro Jakarta Selatan sebagai unsur pelaksana Markas komando Polres Metro Jakarta Selatan bertugas menyelenggarakan fungsi bimbingan masyarakat yang meliputi fungsi pre-emptif dan preventif serta bertugas menyelenggarakan: Operasi rutin kepolisian sebagai kegiatan sehari-hari.
Didalam pelaksanaan tugas-tugasnya terdapat 2 (dua) hal yang menjadi perhatian pimpinan Polres maupun Kasat Bimmas yakni :
a. Diperlukan kebijaksanaan untuk mengadakan penseleksian berdasar prioritas terhadap tugas-tugas Sat Bimmas Polres Metro Jakarta Selatan serta kebijaksanaan alokasi biaya pendukung operasi rutin kepolisian yang tersedia oleh Polres Metro Jakarta Selatan selaku Satker, termasuk upaya pengadaan tambaham biaya, karena keterbatasan anggaran operasi yang diterima oleh Sat Bimmas.
b. Didalam melaksanakan tugas Operasi rutin kepolisian, oleh Sat Bimmas diperlukan pula dukungan sumber daya manusia, metode dan peralatan yang memadai agar dapat menunjang penampilan kegiatan rutin Bimmas yang dapat berhasil dengan efisien.
Masalah-masalah tersebut bagi Polres akan dapat terpecahkan melalui analisa dan perumusan kebijaksanaan yang bersifat strategik, sedang sebagian dari permasalahan-permasalahan lain dapat dipecahkan secara parsial dan cukup dilakukan oleh kepala-kepala Satuan operasional, antara lain oleh Kasat Bimmas Polres Metro Jakarta Selatan.
Didalam melaksanakan kegiatan analisa terhadap kebijaksanaan tersebut, akan ditemui bagian-bagian yang penting dan kritis antara lain meliputi :
a. Pengalokasian dan penggunaan sumber dana secara efisien
b. Penseleksian berdasar prioritas terhadap tugas-tugas Sat Bimmas dan efisiensi terhadap penggunaan sumber daya dan tenaga manusia yang ada.
Untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan operasi rutin kepolisian Sat Bimmas Polres Metro Jakarta Selatan, sesuai Perintah Pelaksanaan Program (P.3) yang diterbitkan per triwulan oleh kotama Polda Metro Jaya, dalam tahun anggaran 1997 1998, telah disalurkan sejumlah dana operasi rutin kepolisian kepada Polres Metro Jakarta Selatan selaku Satker.
Jumlah dana/anggaran yang telah disalurkan tersebut, setelah diteliti dan diperhitungkan dengan menggunakan aturan penyusunan anggaran (DUK dan DIK) yakni didasarkan kepada Data x Indeks, temyata bahwa jumlah tersebut tidak memadai dan tidak sesuai dengan yang diajukan saat menyusun DUK ataupun saat diadakan penyesuaian-penyesuaian sewaktu menetapkan kegiatan yang akan dilaksanakan berdasarkan selektivitas dan prioritas.
Jumlah tersebut sangat terbatas sekali apabila dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan operasional rutin kepolisian Sat Bimmas Polres Jakarta Selatan, lebih-lebih bila diketahui bahwa dalam situasi yang penuh dengan tantangan, rawan dan serba terbatas seperti situasi sekarang ini, sedang anggaran yang disediakan untuk mendukung kegiatan operasi rutin kepolisian SAT BIMMAS relatif kecil dan tidak memadai untuk mendukung pencapaian sasaran PROJA Polres Metro Jakarta Selatan, sehingga dalam pengelolaannya diperlukan tambahan dana dan kebijaksanaan yang terarah serta dilaksanakan oleh para pengelola yang berpengalaman serta mampu bekerja secara efisien dalam arti pengelola yang dapat menghasilkan terwujudnya hasil operasi yang produktif.
Dari uraian tersebut diatas dapat diartikan bahwa : Kebijaksanaan anggaran rutin kepolisian Sat Bimmas Polres Metro Jakarta Selatan akan mampu menghasilkan pencapaian sasaran Proja yang telah ditetapkan didalam program kerja secara produktif, bila didukung oleh pimpinan Polres (Kapolres, Kasat/Wakasat) yang mampu bekerja secara efektif dan didukung oleh pelaksana-pelaksana operasi yang lebih mementingkan efisiensi kerja."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizaldy Latif
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1985
S17372
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amaliah Begum
"Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu dan menganalisis pengaruh penganggaran partisipatif terhadap kesenjangan anggaran serta pengaruh variabelvariabel tersebut dengan menggunakan budaya organisasi sebagai variabel pemoderasi.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan desain riset kausal dengan studi kasus di Pemerintah Kabupaten Serang, Banten. Data diambil melalui kuesioner yang disebarkan kepada responden, yaitu satu orang pejabat aktif di dua puluh lima Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai perwakilan dari masing-masing SKPD serta anggota Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk penyusunan anggaran periode 2009.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penganggaran partisipatif berpengaruh terhadap kesenjangan anggaran, sementara pengaruh penganggaran partisipatif terhadap kesenjangan anggaran dengan memasukkan budaya organisasi sebagai variabel pemoderasi tidak dapat disimpulkan karena tingkat signifikansi hasil uji tidak memenuhi syarat yang ditetapkan peneliti.

The objectives of this research are to find out and analyze the effect of participative budgeting on budgetary slack and its effect by using organizational culture as the moderating variable.
This is a quanti tative research which uses causal research design and case study in regional government of Kabupaten Serang, Banten. Questionnaire is used as the tool for data collection. The respondents are employees in twenty five government services (one respondent from each gover nment service) and the members of the regional government budget ing team for period of 2009.
The results are that participative bud geting has effect on budgetary slack and that researcher does not have sufficient confidence to make a conclusion about the role of organizational culture as a moderating variable in order to analyze the effect of participative budgeting on budgetary slack since the significant levels resulted do not meet the required ones.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bagas Wahyu Windianto
"Anggaran berfungsi sebagai perencanaan operasional, evaluasi kinerja, komunikasi dan koordinasi, forecasting, dan juga perumusan strategi. Sebagai alat komunikasi, anggaran memiliki arti penting. Salah satu arti penting anggaran adalah untuk information sharing diantara anggota organisasi. Information sharing dapat meningkatkan partisipasi anggaran dan komitmen organisasi yang pada ujungnya dapat meningkatkan kinerja anggaran. Partisipasi anggaran diyakini juga dapat mengurangi information asymmetry. Pengurangan information asymmetry berbanding positif dengan kinerja penyerapan anggaran. Belanja modal merupakan salah satu bentuk anggaran perusahaan yang signifikan. Mekanisme belanja modal pada bank konvensional merupakan campuran dari bottom-up budgeting dan top-down budgeting yang melibatkan banyak unit di dalam perusahaan. Dengan mempelajari mekanisme yang ada sekarang, penulismerekomendasikan pembuatan sistem otomasi penganggaran kepada manajemen. Sistem otomasi belanja modal dapat mengurangi kelemahan mekanisme yang ada selama ini dengan meningkatkan partisipasi anggaran dan mengurangi information asymmetry yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja anggaran belanja modal

Budget serves as operational planning, performance evaluation, communication and coordination, forecasting, and also as strategical planning. As a communication tool, budgeting has important role. One of its important role is as a medium of information sharing between organization member. Information sharing can improve budget participation and organizational commitment in which resulting in an increase in budget performance. Budget Participation also believed to reduce information assymetry. Reduction of information assymetry has positive relationship with budget absorption. Capital expenditure is a budget category that is significant to the company. Capital expenditure mechanism on conventional bank is a combination between bottom-up budgeting with top-down budgeting in which involve many units within company. By studying the existing mechanism, I recommend the establishment of automation system. Automation system of capital expenditure budgeting can mitigate the weakness exist within current mechanism resulting in increase of budget participation and reduction of information assymetry, which in turn can lead to performance improvement of capital expenditure.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Maharani
"Skripsi ini membahas proses perencanaan dan penganggaran yang merupakan suatu bentuk akuntabilitas pengelolaan dana publik, yang dikelola oleh pemerintah. Oleh sebab itu dibutuhkan penyusunan anggaran yang baik agar sumber daya dapat dialokasikan secara efektif dan efisien untuk pelayanan masyarakat. Skripsi ini menjelaskan mengenai penerapan KPJM dalam proses perencanaan dan penganggaran yang terjadi pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta. KPJM merupakan kerangka berpikir dalam proses penyusunan anggaran yang mengaitkan kebijakan, perencanaan dan penganggaran dengan perspektif lebih dari satu tahun anggaran. Hasil penelitian menunjukan bahwa KPJM belum diimplementasikan dengan baik oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta. Proses penganggaran seharusnya diawali dengan evaluasi sasaran, output, indikator kinerja, penyusunan dan persetujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, penghitungan biaya dari program dan kegiatan disertai dengan biaya prakiraan maju untuk tiga tahun ke depan.

This thesis discusses the planning and budgeting process is a form of accountability in the management of public funds, managed by the government. Therefore it takes a budget so resources can be allocated effectively and efficiently to community service. This thesis describes the implementation of the MTEF in planning and budgeting processes that occur on Population and Civil Registration Depatrment of DKI Jakarta. MTEF is a frame of mind in the budgeting process that links policy, planning and budgeting with the perspective of more than one fiscal year. The results showed that the MTEF has not been well implemented by Population and Civil Registration Department of DKI Jakarta. The budgeting process should begin with the evaluation objectives, outputs, performance indicators, the preparation and approval of activities to be carried out, calculating the cost of programs and activities along with the cost forecast forward for the next three years."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zalmi Zubir
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006
658.1 ZAL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Seto Karjanto
"ABSTRAK
PT. XYZ adalah sebuah anak perusahaan dari suatu
kelompok usaha besar, yang bergerak dalam bidang produksi
dan pemasaran produk?produk pipa fiber semen dan bahan
bangunan (building product). Dengan adanya dorongan
eksternal dan internal, maka PT. XYZ melihat adanya suatu
peluang usaha yang cukup prospektif, yaitu merencanakan
untuk memproduksi bahan dinding rumah, yang dikenal
dengan nama Arcon Panel. Produk Arcon Panel ini
mempunyai kelebihan teknologi yang dapat dihandalkan,
yaitu ringan dan kuat, jika dibandingkan dengan produk
substitusi atau pesaingnya, seperti Hollow Concrete Block
atau bata batako. Teknologi yang digunakan berasal dari
perusahaan Raute?Streif OY, perusahaan campuran antara
Finlandia dan Jerman.
Sehubungan dengan proyek investasi produk Arcon
Panel, maka manajemen PT. XYZ telah melakukan analisis
penganggaran barang modal (capital budgeting) terhadap
rencana proyek investasi tersebut. Dalam analisis
tersebut, teIah direncanakan bahwa proporsi struktur
pembiayaan antara modal sendiri dengan pinjaman bank
adalah 15% : 85% dengan tingkat bunga pinjaman bank
sebesar 18% per tahun.
Adanya kebljaksanaan pemerintah Amerika Serikat
dengan menaikan tingkat suku bunga depositonya beberapa
waktu yang lalu mengakibatkan naiknya tingkat bunga
kredit (pinjaman bank), baik di dunia perbankan Indonesia
maupun di dunia Internasional pada akhir-akhir ini.
Kenaikan tingkat bunga pinjaman bank tersebut menyebabkan
rencana proyek investasi produk Arcon Panel dipertanyakan
kembali kelayakannya, disamping untuk mengetahui apakah
dengan proporsi struktur pembiayaan yang direncanakan
semula telah memberikan hasil investasi yang optimal,
guna memaksimumkan nilai perusahaan.
Industri bahan bangunan, seperti usaha lainnya
termasuk usaha yang sangat dipengaruhi oleh daya beli
masyarakat/konsumen. untuk itu, diperlukan pemilihan
segmen pasar dan kebijakan harga jual produk yang tepat,
agar dapat diperoleh proyeksi volume penjualan produk,
yang selanjutnya akan menentukan pula kapasitas produksi
yang akan direncanakan. Berdasarkan proyeksi penjualan
di dalam negeri dan perencanaan kapasitas produksi
pabrik, maka diperkirakan bahwa dalam tempo lima tahun
PT. XYZ akan dapat memasarkan atau menjual 975.445 meter
persegi panel.
Untuk dapat mencapai hal tersebut di atas, maka
diperkirakan rencana proyek investasi produk Arcon panel
memerlukan dana investasi sebesar Rp. 7.926.340.000,
Direncanakan bahwa dana investasi tersebut akan dibiayai
dengan modal sendiri sebesar 15% atau Rp. 1.173.340.000,-
dan pinjaman bank sebesar 85% atau Rp. 6.753.000.000,-
dengan tingkat bunga pinjaman sebesar 18% per tahun.
Dan rencana dana investasi tersebut di atas, sebesar
Rp. 5.644.500.000,? akan digunakan untuk pembelian aktiva
tetap (capital expenditure), sebesar Rp. 479.000.000,
dipergunakan untuk pengeluaran proyek (project expenses)
dan sebesar Rp. 1.802.150.000,? dipergunakan untuk modal
kerja (working capital).
Dalam analisis penganggaran barang modal proyek
investasi ini, diasumsikan bahwa besarnya biaya modal
sendiri harus lebih tinggi dari tingkat bunga pinjaman
yang diperkirakan akan berlaku selama periode investasi,
yaitu sebesar 24%. Hal ini didasarkan bahwa besarnya
biaya modal sendiri mencerminkan juga besarnya tingkat
pengembalian yang dipersyaratkan atas modal sendiri yang
digunakan untuk investasi. Selanjutnya, diasumsikan pula
bahwa risiko proyek sama dengan risiko perusahaan.
Berdasarkan besarnya tingkat bunga pinjaman, biaya modal
sendiri, tarif pajak pendapatan dan risiko proyek, maka
dapat ditentukan biaya modal (wACC) sebagai faktor
diskonto terhadap arus kas bersih tahunan proyek
investasi. Berdasarkan rencana investasi semula, maka
diperoleh WACC proyek investasi semula sebesar 13,55%.
Selanjutnya, dalam analisis ini, estimasi arus kas
dilakukan selama sepuluh tahun, di luar tahun nol
(periode konstruksi), mengingat umur mesin dan peralatan
secara ekonomis adalah sepuluh tahun. Kemudian,
berdasarkan estimasi arus kas bersih tahunan dan WACC
proyek investasi rencana semula diperoleh nilai sekarang
bersih (NPV) sebesar Rp. 3.999.645.515,. Dengan nilai
sekarang bersih (NPV) sebesar itu, maka proyek investasi
produk Arcon Panel layak untuk dlaksanakan.
Adanya perubahan eksternal dan dalam usaha untuk
memaksimumkan nilal perusahaan, maka hal tersebut secara
finansial dapat mempengaruhi kelayakan proyek investasi
produk Arcon Panel, terutama melalui mekanisme perubahan
tingkat bunga pinjaman dan proporsi struktur pembiayaan,
sehingga ekspektasi PT. XYZ terhadap proyek investasi
tersebut harus disesuaikan pula. Berdasarkan
sensitivitas terhadap tingkat bunga pinjaman dan proporsi
struktur pembiayaan, maka diperoleh nilai sekarang bersih
(NPV) terbesar pada tingkat bunga pinjaman 18% per tahun
dengan proporsi struktur pembiayaannya 10% : 90%, yaitu
sebesar Rp. 4.496.496.973, kemudian nilai sekarang
bersih (NPV) terkecil diperoleh pada tingkat bunga
pinjaman 23% per tahun serta dengan proporsi struktur
pembiayaannya 40%:60%, yaitu sebesar (Rp.139.352.757,-)
Jadi, dapat disimpulkan bahwa bila tingkat bunga
pinjaman yang disepakati antara PT. XYZ dengan pihak bank
sesuai dengan yang direncanakan semula, yaitu 18% per
tahun, maka PT. XYZ memiliki peluang untuk lebih
mengoptimalkan proporsi struktur pembiayaannya menjadi
10% : 90%, agar dapat memaksimalkan nilai perusahaannya.
Akan tetapi, hal tersebut mengandung konsekuesi bahwa PT.
XYZ harus dapat mencapai tingkat kinerja seperti yang
dipersyaratkan dalam analisis penganggaran barang modal
proyek investasi produk Argon Panel, agar pendapatan yang
dfharapkan dapat tercapai dan biaya-biaya maupun seluruh
kewajibannya dapat dipenuhi demi kelancaran jalannya
usaha proyek investasi tersebut, disamping untuk menjaga
kredibilitas perusahaan di mata kreditur maupun di
masyarakat.
Bila tingkat bunga pinjaman yang disepakati berubah
dan menirigkat dari apa yang telah direncanakan semula,
maka proyek investasi produk Arcon Panel masih Ìayak
untuk dilaksanakan sampai pada proporsi struktur
pembiayaan 35% : 65% dengan tingkat bunga pinjaman
sebesar 23% per tahun. Bila melebihi proporsi struktur
pembiayaan tersebut di atas, misaInya 40% : 60%, maka
proyek investasi tersebut menjadi tidak layak untuk
dilaksanakan, mengingat nilai sekarang bersih (NPV)?nya
sudah berubah menjadi negatif.
"
1994
T3530
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>