Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106284 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Kompas, 2005
551.22 BEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Universitas Indonesia, 2002
S28510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pringga Satria Panji
"Perkembangan wilayah Bekasi, Depok dan Tangerang memicu pembangunan infrastruktur seperti gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, perumahan dan infrastruktur lain. Pembangunan infrastruktur tersebut rentan terhadap bahaya gempa dan perlu dilakukan upaya pencegahan bahaya gempa. Dalam penelitian ini, analisis percepatan gempa dengan metode analisis respon tanah dilakukan dalam rangka reduksi bahaya gempa. Jumlah titik peak ground acceleration (PGA) untuk wilayah Bekasi bernilai antara 0,36 g - 0,39 g. Rentang nilai PGA untuk wilayah Depok bernilai 0,22 g - 0,24 g. Sedangkan, rata-rata nilai PGA untuk wilayah Tangerang adalah 0,22 g. Keseluruhan titik tinjauan akan menghasilkan nilai PGA untuk masing-masing tempat dan nilai PGA tersebut akan di-plot ke dalam peta kontur percepatan gempa. Peta kontur percepatan gempa Bekasi, Depok dan Tangerang akan digabungkan dengan peta kontur DKI Jakarta (hasil penelitian sebelumnya).

The development in Bekasi, Depok and Tangerang triggers the development of infrastructure such as office buildings, shopping centers, housing and other infrastructure. These infrastructures are prone to seismic hazard and prevention efforts need to be done. In this study, ground response analyses were conducted within the framework of earthquake hazard reduction. Peak ground acceleration (PGA) value for Bekasi region ranged between 0.36 g - 0.39 g. Then, PGA for Depok region worth between 0.22 g - 0.24 g. Meanwhile, the average PGA value for the Tangerang region was 0.22 g. All the data points are used to produce a seismic microzonation map. This map is a combination of a contour map of Jakarta (done in previous studies)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S50692
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Anshariy
"[ABSTRAK
Lapangan Athar mulai berproduksi sejak tahun 1975 dengan produksi kumulatif mencapai 900 MMbbls dan RF 50%. Pada tahun 2011 dilakukan akuisisi seismik 3D untuk melihat remaining potential yang ada di lapangan ini. Analisa seismik 3D dengan atribut seismik dan inversi simultan memberikan hasil yang cukup baik untuk menentukan penyebaran batupasir dan hidrokarbon yang ada di dalam nya. Volume densitas hasil inversi, atribut minimum amplitude, dan atribut arc length membantu dalam mengidentifikasi penyebaran reservoar. Lambda-Rho dan AI membantu dalam mengidentifikasi area-area yang mengandung hidrokarbon. Interpretasi struktur di seismik menunjukkan adanya sesar minor, yang sebelumnya tidak teridentifikasi pada seismik 2D. Hasil analisa seismik digunakan dalam pembuatan 3D geomodel. Penentuan batas channel, dan area hidrokarbon di dipandu hasil dari analisa seismik dan data sumur. Empat tubuh channel teridentifikasi dari analisis tersebut, sementara overbank deposit disebarkan secara statistik. Data interpreasi struktur digunakan untuk menentukan jumlah segmen atau kompartemen, dan hasilnya adalah lima segmen selatan dan satu segmen utara terdapat di zona dangkal Lapangan Athar. Hasil pemodelan geologi menunjukkan bahwa segmen 5 menjadi area yang masih memiliki prosepek untuk produksi minyak, sementara segmen 2 memiliki prospek untuk produksi gas.

ABSTRACT
Athar Field start producing since 1975 up to now with cummulative production reached 900 MMbbls and RF 50%. 3D seismic was acquired in 2011 to identify the remaining potential in this field. Analysis of 3D seismic with attribute and simultaneous inversion provide a good result to determine reservoar distribution and hydrocarbon contained. Density cube from inversion, minimum amplutide attribute, anda arc length attribute are used to map the sand distribution. Lambda Rho and AI (Ip) are usefull to identify the remaining hyrocarbon area. Structural interpretation from seismic shows there are minor faults which is not identified before with 2D seismic. The result of the analysis was used to create 3D Geomodel. The channel limit determination, and remaining hydrocarbon area guided by analysis from seismic and well data. As a result, four channel bodies were identified, whilst overbank deposit distributed statistically. Structural interpretation data used to determine the number of segment or compartment, and the result are five segments in the south and one segment in the north identified in the shallow zone Athar Field. The result of geological modeling shows that segment 5 still has prospect in oil production, whilst segment 2 has prospect in gas production.;Athar Field start producing since 1975 up to now with cummulative
production reached 900 MMbbls and RF 50%. 3D seismic was acquired in 2011 to
identify the remaining potential in this field.
Analysis of 3D seismic with attribute and simultaneous inversion provide a
good result to determine reservoar distribution and hydrocarbon contained. Density
cube from inversion, minimum amplutide attribute, anda arc length attribute are used
to map the sand distribution. Lambda Rho and AI (Ip) are usefull to identify the
remaining hyrocarbon area. Structural interpretation from seismic shows there are
minor faults which is not identified before with 2D seismic.
The result of the analysis was used to create 3D Geomodel. The channel limit
determination, and remaining hydrocarbon area guided by analysis from seismic and
well data. As a result, four channel bodies were identified, whilst overbank deposit
distributed statistically. Structural interpretation data used to determine the number of
segment or compartment, and the result are five segments in the south and one
segment in the north identified in the shallow zone Athar Field.
The result of geological modeling shows that segment 5 still has prospect in
oil production, whilst segment 2 has prospec in gas production, Athar Field start producing since 1975 up to now with cummulative
production reached 900 MMbbls and RF 50%. 3D seismic was acquired in 2011 to
identify the remaining potential in this field.
Analysis of 3D seismic with attribute and simultaneous inversion provide a
good result to determine reservoar distribution and hydrocarbon contained. Density
cube from inversion, minimum amplutide attribute, anda arc length attribute are used
to map the sand distribution. Lambda Rho and AI (Ip) are usefull to identify the
remaining hyrocarbon area. Structural interpretation from seismic shows there are
minor faults which is not identified before with 2D seismic.
The result of the analysis was used to create 3D Geomodel. The channel limit
determination, and remaining hydrocarbon area guided by analysis from seismic and
well data. As a result, four channel bodies were identified, whilst overbank deposit
distributed statistically. Structural interpretation data used to determine the number of
segment or compartment, and the result are five segments in the south and one
segment in the north identified in the shallow zone Athar Field.
The result of geological modeling shows that segment 5 still has prospect in
oil production, whilst segment 2 has prospec in gas production]"
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T44190
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Damayanti
"Pengaruh karakteristik dinamik dari isolasi seismik dan struktur terhadap kontrol hybrid Iinier Dalam rangka mereduksi efek deslruktif gempa bumi terhadap struktur yang dapat menimbulkan kerugian secara moril maupun materil, saat ini telah berkembang suatu sistem kontrol stmktur dengan metode kontrol hibrid yaitu penggabungan metode kontrol pasif dan metode kontrol aktif. Kontrol struktur pada metode kontrol pasif dilakukan dengan merubah karaktenslik struktur sedangkan pada metode kontrol aktif kontrol terhadap struktur dilakukan dengan memberikan gaya Iuar yang melawan gaya gempa.
Dalam tulisan ini penerapan metode kontrol hibrid dilakukan dengan memasang base isolator sebagai kontrol pasif dan penggunaan active force sebagai kontrol aktif, dimana base isoiator yang digunakan dilengkapi dengan aktuator sehingga memberikan gaya kontrol pada bagian dasar struktur (Active Base Isolator).
Mekanisme pemberian gaya kontrol yang digunakan pada tulisan ini adalah Linear Quadratic Regulator (LQR) dimana gaya kontrol yang terjadi selalu berubah terhadap kondisi/respon struktur secara linear sehingga gaya kontrol maksimal hanya terjadi sesaat pada respon struktur yang terbesar.
Untuk mengetahui parameter-parameter yang mempengaruhi kinerja sistem kontrol hibrid dilakukan simulasi terhadap struktur portal geser B Iantai dengan variasi jenis gempa, karakteristik struktur/isolator dan gaya kontrol. Dimana jenis gempa yang digunakan adalah gempa El Centro (1940) pada komponen NS (North-South), gempa Kobe (1995) pada komponen NS dan gempa San Femando pada komponen NS. Perubahan karakteristik strukturlisolator dilakukan dengan merubah kekakuan dan rasio redaman dari isolator sedangkan variasi gaya kontrol dilakukan dengan merubah gain R.
Sementara itu respon struktur yang dianalisa berupa respon displacement/peralihan pada lantai atas, intelstory drift maksimum dan Drift Reduction Factor (DRF). Simulasi dilakukan dengan menggunakan program MATLAB dan SIMULINK dan respon stmktur yang terjadi dianalisa dengan metode integrasi linier dengan penyelesaian persamaan differensial menggunakan metode Runge Kutta orde 4 karena metode ini dapat memberikan hasil yang Iebih baik dibanding metode Euler-Gauss atau metode Newmark-Betta.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa respon struktur akibat variasi kekakuan isolator dipengaruhi oleh periode alami struktur dan periode predominan gempa. Sedangkan jika redaman isolator diperbesar maka akan memberikan nilai displacement yang semakin kecil. Reduksi pada top floor displacement sampai dengan 78.3% dapat dicapai oleh struktur dengan sistem kontrol hibrid, dan sampai dengan 76% untuk struktur dengan sistem kontrol pasif untuk gempa EI Centro dengan kekakuan isolator sebesar 18050 kN/m."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S35031
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mada Vibrary
"Suatu metode yang telah dikembangkan untuk mengatasi gaya-gempa adalah menggunakan metode kontrol hibrid. Metode kontrol hibrid merupakan penggabungan antara kontrol pasif dimana pengontrolan dilakukan dengan merubah karakteristik struktur agar dapat menyesuaikan dengan gaya-gaya yang dapat diterima struktur tanpa ada energi Iuar yang dikerjakan pada struktur, dengan kontnol aktif dimana energi Iuar diberikan pada struktur.
Kontrol hibrid yang digunakan dalam skripsi ini adalah penggabungan Base Isolator yang merupakan alat kontmi pasif dan Active Bracing System (ABS) yang mempakan alat kontrol aktif dengan algoritma Non Umar Velocity Feedback. Yang dimaksud dengan Non Linier adalah besamya gaya kontrol yang diberikan bukan mempakan fungsi linier dari respon struktur dimana dalam hal ini adalah keoepatan struktur. Pembatasan dilakukan dengan penggunaan nilai saturasi yang merupakan batas maksimal dari penggunaan gaya kontrol yang boleh digunakan atau yang teriadi pada aktuator. Dengan pembatasan ini maka aktuator dapat digunakan secara optimal karena kapasitas maksimum dari aktuator yang digunakan sering tercapai.
Simulasi dilakukan menggunakan program komputer dalam bahasa MATLAB versi 5.2 yang telah dibuat dengan fasilitas SIMULINK versi 2.2. SimuIasi dilakukan terhadap struktur portal geser delapan lantai dengan beberapa variasi kekakuan Base Isofaton rasio redarnan isolator, nilai gain dan saturasi, dimana struktur dikenai percepatan gempa EI Centro (1940) pada komponen utara-selatan (NS), gempa San Femando-NS (1971) dan Kobe-NS (1995). Dari hasil simulasi tersebut dapat dievaluasi parameter-parameter yang mempengaruhi penggunaan alat kontrol tersebut.
Untuk mendapatkan hasil respon dinamik dari struktur maka persamaan dinamik yang telah dibentuk diselesaikan dengan menggunakan metode integrasi numerik dengan metode Runge Kuna orde 4 (RK4). Metode RK4 ini menggunakan asumsi integrasi dengan fungsi hasil integrasi berorde 4. Metode ini telah terbukli Iebih baik dibandingkan metode Euter-Gauss ataupun Newmark Beta dengan membenkan nilai error yang lebih kecil.
Hasil simutasi menunjukkan bahwa perubahan kekakuan dan rasio redaman isolator memberikan pengaruh yang cukup sensitif terhadap respon struktur. Dengan ditingkatkannya kekakuan Base Isolator maka peralihan struktur akan cenderung meningkat Dan semakin besamya rasio redaman isolator, maka peralihan akan semakin berkurang. Lain halnya dengan variasi nilai gain dan saturasi yang kurang sensitif terhadap respon struktur, dimana perubahan nilai peralihan hanya berkisar 1 cm untuk perubahan saturasi yang cukup besar yaitu 150 kN. Penggunaan gain yang terlalu besar tidak lagi etisien karena perbedaan peralihan yang dihasilkan sangat kecil.
Dengan sistem kontrol di atas, struktur dapat didisain dengan dimensi yang lebih kecil dan dapat mengurangi masalah pendetailan yang rumit tanpa menimbulkan resiko kerusakan struktural dan arsitektural pada saat terjadinya gempa bumi sehingga Iebih aman bagi pengguna bangunan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S34988
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shearer, Peter M.
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 1999
551.22 SHE i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sheriff, Robert E.
New York: Cambridge University Press, 1994
622.159 SHE e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Karnadi Syachrul
"[ABSTRAK
Formasi Baong bagian bawah bertanggung jawab sebagai batuan induk
yang mengisi reservoar batupasir pada lapangan minyak dan gas di bagian
tenggara Cekungan Sumatera Utara. Penelitian ini mengungkapkan data dan fakta
dari laboratorium, pengeboran, wireline well log dan seismik melalui studi analisa
petrofisika, geokimia, geomekanika dan geofisika Formasi Baong bagian bawah.
Pemahaman tentang geokimia, mineralogi dan geomekanika serpih sangat penting
untuk memahami bagaimana reservoir serpih memiliki potensi untuk cadangan
dan produksi ketika dilakukan stimulasi. Analisis laboratorium geokimia
digunakan untuk menentukan kekayaan, kematangan dan kerogen tipe. Penelitian
ini mengklasifikasikan serpih berdasarkan kekayaan organik, kematangan, jenis,
kekuatan serpih, kerapuhan serpih dan kandungan clay. Formasi Baong bagian
bawah yang menjadi target pada studi ini terletak pada kedalaman 1778-2428 m
(TVD), memiliki material organik yang kaya dengan TOC berkisar antara 1,88-
3,85% wt, tingkat kematangan 12% sudah matang dan 88% belum matang, serta
menghasilkan 20% kerogen tipe III dan 80% kerogen tipe II/III sehingga dapat
dijadikan sebagai batuan induk yang berpotensi menghasilkan gas dan
gas/minyak. Rigiditas Formasi Baong bagian bawah sangat sangat brittle dengan
memiliki rata ? rata kandungan mineral kuarsa 33,7% dan mineral brittle seperti
kalsit 8,8%, dolomit 1,8% dan siderit 0,9%, serta brittle 80% dan less brittle 20%,
sehingga dapat dilakukan hyhraulic fracturing dengan baik. Nilai impedansi
serpih Formasi Baong bagian bawah berkisar antara 20203 ? 24615 ((ft/s)*(g/cc)).

ABSTRACT
The Lower Baong Formation is responsible for source rock filled up
sandstones reservoir in the oil and gas field in the southeastern part of North
Sumatra Basin. This study reveals the data and facts from the laboratory, drilling,
wireline well logs and seismic through the analysis study of petrophysics,
geochemistry, geomechanics and geophysics of Lower Baong Formation. An
understanding of shale geochemistry, mineralogy and geomechanics is very
important to understand how the shale reservoir has the potential to reserve and
produce when carried out stimulation. Geochemical laboratory analysis is used to
determine the richness, maturity and kerogen type. This study classify shale based
on organic richness, maturity, type, shale strengthness, shale brittleness and clay
content. The Lower Baong Formation being targeted in this study lies at a depth
of 1778-2428 m (TVD), has a rich organic material with TOC ranging from 1.88
to 3.85 wt%, the maturity level of 12% is mature and immature 88%, and generate
20% kerogen type III and 80% kerogen type II / III so it can be used as a source
rock potential to produce gas and gas / oil. Lower Baong Formation rigidity are
very brittle by having the averages 33.7% quartz mineral content and brittle
minerals such as 8.8% calcite, 1.8% dolomite and siderite 0.9%, and brittle 80%
and less brittle 20%, so it can be done hyhraulic fracturing very well. Sahle values
of Lower Baong Formation bottom ranges from 20203-24615 ((ft/s)*(g / cc))., The Lower Baong Formation is responsible for source rock filled up
sandstones reservoir in the oil and gas field in the southeastern part of North
Sumatra Basin. This study reveals the data and facts from the laboratory, drilling,
wireline well logs and seismic through the analysis study of petrophysics,
geochemistry, geomechanics and geophysics of Lower Baong Formation. An
understanding of shale geochemistry, mineralogy and geomechanics is very
important to understand how the shale reservoir has the potential to reserve and
produce when carried out stimulation. Geochemical laboratory analysis is used to
determine the richness, maturity and kerogen type. This study classify shale based
on organic richness, maturity, type, shale strengthness, shale brittleness and clay
content. The Lower Baong Formation being targeted in this study lies at a depth
of 1778-2428 m (TVD), has a rich organic material with TOC ranging from 1.88
to 3.85 wt%, the maturity level of 12% is mature and immature 88%, and generate
20% kerogen type III and 80% kerogen type II / III so it can be used as a source
rock potential to produce gas and gas / oil. Lower Baong Formation rigidity are
very brittle by having the averages 33.7% quartz mineral content and brittle
minerals such as 8.8% calcite, 1.8% dolomite and siderite 0.9%, and brittle 80%
and less brittle 20%, so it can be done hyhraulic fracturing very well. Sahle values
of Lower Baong Formation bottom ranges from 20203-24615 ((ft/s)*(g / cc)).]"
2015
T44404
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>