Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110190 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nugroho Notosusanto
Jakarta: UI-Press, 1982
378.053 NUG r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nugroho Notosusanto
Jakarta: UI-Press, 1982
PDies-Pdf
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Nitami
"Penelitian ini membahas mengenai timbulan dan komposisi limbah padat pada Apartemen Gading Nias Recidence dan Kondominium Menara Kelapa Gading. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar timbulan limbah padat, persentase jenis komposisi limbah padat, merancang alternatif sistem teknis operasional limbah padat dan mengetahui potensi pengurangan timbulan limbah padat. Metode yang digunakan yaitu SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan.
Hasil dari penelitian ini adalah alternatif sistem teknis operasional, dimulai dari pewadahan hingga pengangkutan limbah padat yang dapat diterapkan pada masing-masing apartemen. Timbulan limbah padat yang dihasilkan pada Apartemen Gading Nias Recidence yaitu sebesar 0,273 kg/orang/hari atau 0,0016 m3/orang/hari atau 1,6 L/orang/hari. Sedangkan timbulan limbah padat pada Kondominium Menara Kelapa Gading yaitu sebesar 0,571 kg/orang/hari atau 0,0035 m3/orang/hari atau 3,5 L/orang/hari.
Komposisi limbah padat pada Apartemen Gading Nias Recidence terdiri dari 55,586% organik, 10,766% kertas, 15,431% plastik, 0,433% sterofoam, 1,095% logam, 0,156% karet, 2,299% kaca, 12,398% pampers dan pembalut, 0,633% tekstil, 0,559% B3, 0,393% kayu, dan 0,250% lainnya. Sedangkan Komposisi limbah padat pada Kondominium Menara Kelapa Gading terdiri dari 63,729% organik, 11,941 kertas, 13,161% plastik, 0,632% sterofoam, 1,255% logam, 0,113% karet, 1,407% kaca, 2,825% pampers dan pembalut, 1,901% tekstil, 2,506% B3, 0,302% kayu dan 0,229% lainnya.
Perencanaan pengolahan dan pemanfaatan limbah padat dilakukan dengan menerapkan pengomposan dan bank sampah pada masing-masing apartemen. Potensi pengurangan timbulan limbah padat pada Apartemen Gading Nias Recidence yang diperkirakan setelah adanya alternatif sistem teknis operasional yaitu sebesar 22,54% dan pada Kondominium Menara Kelapa Gading yaitu sebesar 26,44%.;This study focuses on the solid waste generation and composition at Gading Nias Recidence Apartment and Kondominium Menara Kelapa Gading.

This study aims to determine the major solid waste generation, the percentage of solid waste composition, operational technical system design alternatives and identify potential solid waste reduction of solid waste generation. The method which being used is SNI 19-3964-1994 on Methods of Sample Collection and Measurement of the Composition and Urban Waste.
The results of this study are alternative technical operational system, start from crocking to transport solid waste that can be applied to each apartment. Generation of solid waste generated in Gading Nias Recidence Apartment is equal to 0,273 kg/person/day or 0,0016 m3/person/day or 1,6 L/person/day. While the generation of solid waste in the Kondominium Menara Kelapa Gading is equal to 0,571 kg/person/day or 0,0035 m3/person/day or 3,5 L/person/day.
The composition of solid waste in the Gading Nias Recidence Apartment consists of 55,586% organic, 10,766% paper, 15,431% plastic, 0,433% styrofoam, 1,095% metal, 0,156% rubber, 2,299% glass, 12,398% diapers and sanitary napkins, 0,633% textile, 0,559% B3, 0,393% wood, and the other 0,250%. While the composition of solid waste in the Kondominium Menara Kelapa Gading consists of organic 63,729%, 11,941 paper, 13,161% plastics, 0,632% styrofoam, 1,255% metal, 0,113% rubber, 1,407% glass, 2,825% diapers and sanitary napkins, 1,901% textile, 2,506% B3, 0,302% wood and the other 0,229%.
Treatment planning and utilization of solid waste is done by applying composting and waste banks in each apartment. Potential reduction of solid waste generation in Gading Nias Recidence Apartment expected after technical operation of an alternative system that is equal to 22,54% and the Kondominium Menara Kelapa Gading that is equal to 26,44%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46259
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Oksy Rahim
"Skripsi ini membahas mengenai upaya pengidentifikasian bentuk dan teknologi bangunan menara air yang didirikan di Balai Yasa Manggarai. Analisis bentuk serta teknologi ditujukan pada tiga bagian bangunan, kaki, tubuh, serta atap. Perbandingan`dipakai dalam pengolahan data, memperbandingkan Menara Air Balai Yasa Manggarai dengan menara air lain. Pengolahan data juga digunakan perbandingan as Menara Air Balai Yasa Manggarai dengan menara air lain. Hasil penelitian irii rnenunjukkan bentuk dan teknologi yang dimiliki oleh Menara Air Bali Yasa Manggarai. Selain itu Menara Air Bali Yasa. Manggarai mempunyai perbedaan serta persamaan terhadap bangunan menara air lain.

The focus consist of identification of the form and technology within Manggarai Railway Workshop Water Tower. Feet, body, and roof, there are three seperate parts of water tower that in concerned towards the analysis. The processing of data involved comparation to the other water tower. This comparation shown that among water towers and in afterwards Manggarai Railway Workshop Water tower had their own form and technology. The research's result shown about form and technology that been applied to the water tower.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S11945
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widyawan Hendrayana
1992
S36151
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulastomo
Jakarta: Harian Pelita, 2004
320.9598 SUL b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
M. Irfan Hidayat
Depok: Lingkar pena, 2004
899.232 08 MUH d (1);899.232 08 MUH d (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Retnasih Supraba Adiwibowo
"Seiring dengan bertambah mahalnya tanah di Jakarta dan bertambahnya permintaan lahan untuk berbisnis di Jakarta, maka pertumbuhan bangunan bertingkat tinggi pun ikut bertambah. Beragam peruntukan dimulai dari komersial, hotel, mal hingga hunian ada di sini. Bertambahnya berbagai kebutuhan penunjang termasuk sarana area parkir bisnis di Jakarta mengakibatkan bertambahnya area parkir yang dibangun di dalam bangunan pusat bisnis. Sebagai salah satu karya arsitektural yang mengakomodasi seluruh kegiatan manusia dan prasarananya di dalamnya, hal paling utama yang harus dipertimbangkan dalam desain area parkir adalah keamanan mengingat tingkat probabilitas kecelakaan menyangkut kendaraan cukup tinggi. Oleh sebab itu dibuat peraturan oleh pihak yang berwajib untuk menjamin keselamatan seluruh aspek kehidupan di dalamnya. Namun berapa banyak bangunan parkir di Jakarta yang mengikuti standar peraturan?
Mengingat kecelakaan tragis yang telah terjadi seperti kasus ITC Permata Hijau, Menara Jamsostek, Kantor Walikota Jakarta Selatan dan Ratu Plaza tampak bahwa ada aspek desain area parkir yang tak jarang dihiraukan di sini. Dalam kasus ini adalah kekuatan dinding parapet dan sistem ventilasi bangunan. Jika hal yang penting seperti ini diabaikan, bagaimana dengan aspek ? aspek penunjang keselamatan dan keamanan lainnya?
Dalam setiap aspek keselamatan dan keamanan, ada standar yang perlu dipenuhi. Standar ? standar itu menentukan apakah desain bangunan parkir di Jakarta, yang diwakili oleh gedung parkir menara Jamsostek, gedung parkir Mal Artha Gading dan gedung parkir WTC Mangga Dua, layak dimanfaatkan atau tidak.

In accordance with the great growth of land price, the demand for using land in Jakarta for business increased as well. That?s why the amount of high rise building in Jakarta also increased as well, especially on the business centre in Jakarta. Different uses established in this town as much as commercial use, housing use, shopping use and hotel use. This requires supporting facilities installed to maintain the business on the buildings, including parking facility. As one of many architectural building which accommodate every of human being?s needs in parking section, it is important to provide safety and security that every human need. In order to do so, there are rules made by the government that necessary for the designer, the property owner and to the builder of the parking facilities to obey. But as for today, how many building in Jakarta follow the rules?
The tragic accidents that happened in ITC Permata Hijau, Jamsostek Tower and Ratu Plaza shows that there are certain safety and security considerations in parking facility design were ignored by them who responsible. Those considerations in those accidents are parapet strength design and lack of proper ventilation system. Seeing this, people will ask: If those important considerations were ignored, what about the other safety and security considerations?
In fact, there are other considerations that the designer didn?t think thoroughly. In every safety and security considerations, there are standards people have to obey. Those standards decide whether the parking facility in Jakarta, represented by Jamsostek Tower, Artha Gading Mall and WTC Mangga Dua, is suitable or not to be built for human being?s sake.
"
2008
S48417
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Teja Widia
"Dengan semakin meningkatnya kebuiuhan akan jasa relekomrmilcasi, maka tunlutan alcan peninglraran pelayanan jasa telekomunikasi semakin meningkat. Salah sam usaha rmtulc meningkatkan jasa pelayanan relekomunilcasi adalah melalui pembangunan sarcma-sarana pendulmng lregiaran telelromunikasi, anrara lain dengan membangzm menara telekomunikasi.
Perenamaan menara telekomunikasi ini berrujuan rmtuk menjawab rnasalah yang ada, yaitu sampai .saat ini PT Telkom belum memililti menara telekomunikasi yang layalc dan dapat mengantisipasi kegiatan telekomunilcasi pada jangka walmz 25 talmn ke depan.
Namun zmtulr dapat memanfaatkan bang-unan menara yang relanf tinggi dan aktralrnf ini dengmz seoprimal mungkin, maka dirasakan perlu penambahan kegiatan-kegiatan lain - selain kegiatan telekomunikasi - yang inrinya dapat meninglratlcan nilai ekonomi bangunan. kegiatan-lregiafan rersebut dapa! berupa kegiatan bisnis, kegiaran kamersial, kegiaran hiburan dan kegiaran relcreasi. Jadi dapat clisimpullcan secara umum, bahwa perencanaan menara ini diarahlcan menuju sualu perencanaan bangunan multi fungsi.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka pertimbangcm pemilihan lokasi yang srralegis meryadi salah satu fakror penting dalam perencanaan, sehingga dalam pemilihan alternaty' lokasi, _perlu adanya suatu kriterfa-lrriteria sebagai parameler perbandingan.
Faktor lain yang merupakan bagian penring dalam perencanaan adalah pola lrubungan antar kegialan yang saling terkair dan terpadu namzm tetqv rnempwp/ai batas-batas yang jelas, dan alternalif sistim slrulrrur yang dapa! mengantisipasi beban-beban yang diterima bangzman, lerutama beban-beban lateral akibar dari dimensi menara yang relatif tinggi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48116
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumaisa Daning
"Isu tentang pemanasan global dan hubungannya dengan desain ramah lingkungan desain berkelanjutan telah menjadi perdebatan hangat terlebih untuk mengahadapi tahun 2050 Salah satu kota di Australia. Brisbane telah menyiapkan program pembaharuan kota bukan hanya untuk mengatasi permasalahan ruang kota tetapi juga untuk masa depan yang cerah untuk hidup di perkotaan. Brisbane disinyalir akan memiliki peningkatan jumlah orang pada tahun 2050 yang mengarah ke beberapa kelangkaan salah satu yang paling menjadi perhatian adalah pengadaan air bersih.
Desain solusi yang diusulkan merupakan hasil dari eksplorasi masa depan kehidupan Brisbane 2050. Ide bangunan ramah lingkungan berkelanjutan diyakini tidak hanya menyediakan ruang untuk hidup manusia tetapi juga sebagai produksi energi yang berguna untuk menunjang kehidupan manusia. Pertimbangan manusia dan lingkungan membuat tiga fungsi utama bangunan yaitu pertanian vertikal perumahan dan kawasan komersial bersatu sebagai Apartemen Menara Air.

The issue of climate changing and sustainable design has been a hot issue, especially to face a future challenge, as year 2050. Brisbane has prepared an urban renewal program to not not only solving the urban space matter, but also giving the bright future for urban living. Brisbane is expected to have an increasing amount of people by 2050 which leads into some scarcity, one of the most concern one is fresh water.
The design is the result of the exploration of future Brisbane life 2050, proposing an idea of sustainable building which believed not only provide space for human living, but also as energy production which useful for supporting the life of human being. Consideration of human being and the environment, make the three main functions of the building, which are vertical farm, residential and commercial area, united together as a Water Tower Skyscraper.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58258
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>