Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33333 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Aisyah Redita
"Unforeseen ground condition often happens in construction work as the disturbance of the work. The effects of unforeseen ground condition cause some arguments between the Owner and the Contractor: who shall be responsible for that. Scope of work that is regulated in the contract plays a major role in this case, including in international construction contract where the different legal seats of the parties is a foreign element where it creates an issue of international business transaction also with international private law. When the Contractor applies a claim, FIDIC Conditions of Contract shall be used in this case.

Kondisi bawah tanah yang tidak terduga sering terjadi pada pekerjaan konstruksi sebagai gangguan terhadap pekerjaan. Efek dari gangguan kondisi bawah tanah yang tidak terduga tersebut menimbulkan beberapa argumen antara Pemilik dan Kontraktor: siapa yang harus bertanggung jawab terkait dengan gangguan pekerjaan yang disebabkan oleh kondisi bawah tanah yang tidak terduga. Lingkup pekerjaan yang diatur pada kontrak merupakan hal utama pada kasus ini. Perbedaan kedudukan hukum para pihak pada kontrak konstruksi internasional adalah elemen asing dimana menimbulkan permasalah transaksi bisnis internasional yang juga berkaitan dengan hukum perdata internasional. Ketika Kontraktor mengajukan klaim, FIDIC Conditions of Contract digunakan untuk kasus ini."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S62085
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wolf, Martin
Oxford: The Clarendon Press, 1950
340.9 Wol p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Kusumadara
Oxford: HART Publishing, 2021
340.9 AFI i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
R.M. Talib Puspokusumo
Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia, 2009
340.9 PER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Thea Mutiara Khalifa
"Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif melalui studi kepustakaan untuk meninjau bagaimana United Nations Convention on Contracts of the International Sale of Goods 1980 (CISG) mengatur keabsahan kontrak jual beli internasional. Pasal 4(a) CISG menyatakan bahwa CISG secara umum tidak mengatur permasalahan keabsahan, dengan pengecualian tertentu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CISG hanya mengatur keabsahan formil, initial impossibility of performance, dan open-price contracts. Sebagaimana terlihat dari kasus Forestal Guarani v. Daros International dan Geneva Pharmaceuticals v. Barr Laboratories, CISG mengatur bahwa permasalahan keabsahan yang tidak diaturnya akan diselesaikan menurut hukum yang berlaku berdasarkan Kaidah Hukum Perdata Internasional (HPI). Selain itu, penelitian ini juga membahas bagaimana instrumen internasional lainnya, Kaidah HPI Indonesia, serta Rancangan Undang-Undang HPI Indonesia mengatur keabsahan kontrak jual beli internasional.

This research attempts to shed light on how the United Nations Convention on Contracts of the International Sale of Goods 1980 (CISG) regulates the validity of international sales contracts, using juridical normative research method through literature studies. According to Article 4(a) of the CISG, the Convention does not govern matters on validity, with certain exceptions. This research shows that CISG governs some matters pertaining to validity: formal validity, initial impossibility of performance, and open-price contracts. As seen from the cases of Forestal Guaraniv. Daros International and Geneva Pharmaceuticals v. Barr Laboratories, the CISG allocates those validity issues which do not fall under its purview to the applicable domestic law, as determined by Private International Law (PIL). Moreover, this research discusses how other international instruments, Indonesia’s PIL, and Indonesia’s Draft Law on PIL regulate validity issues."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandu Muhammad Saidarka
"Pilihan hukum Inggris dalam perjanjian asuransi umum disepakati dalam perjanjian asuransi yang dibentuk oleh sesama subjek hukum Indonesia, khususnya dalam asuransi laut. Pilihan hukum Inggris ini tidak dapat dimaknai bahwa para pihak juga telah memilih forum atau yurisdiksi Inggris. Permasalahan muncul saat Pengadilan Indonesia mengadili gugatan yang dilandaskan pada perjanjian asuransi yang tunduk kepada hukum Inggris. Putusan-putusan berbagai pengadilan di Indonesia menyatakan bahwa Pengadilan Indonesia tidak berwenang mengadili sengketa asuransi yang dilandaskan pada polis asuransi dengan pilihan hukum Inggris. Dengan menelaah kasus-kasus ini melalui perspektif hukum perdata internasional Indonesia, penelitian dengan metode yuridis- normatif ini akan menunjukkan bahwa terdapat kekeliruan dalam putusan yang diberikan oleh majelis hakim khususnya dalam menginterpretasikan pilihan hukum oleh para pihak dengan menyatakan bahwa Pengadilan Indonesia tidak berwenang mengadili sebagai akibat dipilihnya hukum Inggris sebagai hukum yang berlaku terhadap perjanjian asuransi yang disengketakan.

English law is generally chosen as the applicable law in insurance contracts made between Indonesian legal subjects, especially in marine insurance contracts. This choice of English law does not imply that the parties have also chosen English forum or jurisdiction to settle dispute between them. Problems arise when Indonesia court adjudicating disputes based on an insurance agreement with English choice of law. The decisions of various courts in Indonesia stated that the Indonesian Courts are not authorized to adjudicate insurance disputes based on insurance policies with English choice of law. By examining these cases through the perspective of Indonesian private international law, this juridical-normative research will show that there are errors in the decisions given by the judges, especially in interpreting the English choice of law by the parties by stating that the Indonesian Courts are not authorized to adjudicate because the parties in those insurance contract agreed to apply English law for their disputed contract. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dharma Rozali Azhar
"Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN) lembaga yang mengatur penyelesaian sengketa nama domain, menentukan pula hukum yang berlaku hingga forum yang berwenang. Uniform Domain Name Dispute Resolution Policy (UDRP) merupakan hukum yang diberlakukan ICANN. Forum yang berwenang menyelesaikan sengketa yaitu arbitrase online yang diakreditasi oleh ICANN. Perbedaan kewarganegaraan para pihak yang bersengketa menimbulkan peristiwa Hukum Perdata Internasional (HPI) yang akan dianalisis dalam kasus Dallas Project Holdings Ltd. v. Alexander Halim Putra, Victoria's Secret Stores Brand Management Inc. v. Tuty Rakhmawaty, Disney Enterprises Inc. v. Hasil penelitian akan memperlihatkan bahwa terdapat peristiwa HPI dalam kasus sengketa nama domain.

Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN) is agency that regulates domain name dispute settlement, including determining applicable law and also competent forum. Uniform Domain Name Dispute Resolution Policy (UDRP) is law enacted by ICANN. Similarly, competent forum for dispute resolution is online arbitration that accredited by ICANN. Nationality difference for both parties that have a dispute raises aspects to the Private International Law which will analyzed in the case of Dallas Project Holdings Ltd. v. Alexander Halim Putra, Victoria's Secret Stores Brand Management Inc. v. Tuty Rakhmawaty, Disney Enterprises Inc. v. Personal. The results will show aspects of private international law in the case of domain name disputes."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
S43148
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ken Mira Kusuma
"Pewarisan menjadi salah satu persoalan dalam Hukum Perdata Internasional (HPI) apabila terdapat unsur asing dan persoalan pewarisan tersebut sejak dahulu sering diajukan di hadapan hakim di Indonesia. Salah satu kesulitan dalam persoalan tersebut adalah penentuan hukum yang berlaku, walaupun sudah ada ketentuan untuk penggunaan hukum yang berlaku adalah hukum nasional dari pewaris. Penelitian direpresentasikan melalui analisis pada Putusan Mahkamah Agung Nomor 2010 K/Pdt/2022 dengan sudut pandang HPI, permasalahan yang dianalisis secara garis besar terkait kesesuaian hukum yang berlaku dan unsur asing yang muncul serta terdapat hak-hak dari orang asing tersebut. Penelitian dilakukan menggunakan metode doktrinal dengan tipe deskriptif-analisis dengan data sekunder yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan dianalisis secara kualitatif.

Inheritance becomes one of the issues in Private Internation Law (PIL) when foreign elements are involved, and such inheritance issues have long been brought before to the courts in Indonesia, One of the difficulties in these cases is determining the applicable law, even though there is a provision that the applicable law should be the nationall law of the heir. This research is represented through an analysis of the Supreme Court Decision Number 2010 K/Pdt/2022 from the perspective of PIL, broadly examining the conformity of the applicable law, the emergence of foreign elements, and the rights of foreigners involved. The research was conducted using a doctrinal method with a descriptive-analytical type, utilizing secondary data obtained through literature study and qualitatively analyzed."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Deborah Serepinauli
"Perkembangan teknologi memberikan pengaruh besar terhadap meningkatnya permasalahan yang berkaitan dengan Hak Kekayaan Intelektual, contohnya adalah di mana pelanggaran terhadap hak cipta yang cenderung lebih mudah. Salah satunya adalah pelanggaran hak cipta atas seni rupa asing. Seni meliputi lukisan, patung, kerajinan tangan, hingga bangunan arsitektur. Di Indonesia, beberapa museum yang menyediakan karya seni rupa asing adalah Museum Macan Jakarta dan Art:1 New Museum. Di sisi lain, terdapat destinasi wisata di Bandung, bernama Rabbit Town, yang diduga melakukan plagiarisme terhadap karya seni rupa asing asal Jepang dan Amerika Serikat. Permasalahan terkait adanya pelanggaran hak cipta tentu membutuhkan negara-negara untuk melindungi karya masing-masing pencipta. Konvensi Bern telah memberikan pengaturan standar minimum terkait pelindungan hak cipta dan memberikan kewajiban bagi pesertanya untuk melindungi para pencipta. Kemudian, dalam tulisan ini akan diberikan perbandingan perbandingan pelindungan seni rupa asing antara Konvensi Bern, hukum Indonesia, hukum Jepang, dan hukum Amerika Serikat.

The development of technology has a major influence on issues related to intellectual property rights, for example violations upon copyright that tend to be easier. One of the violation is copyright of foreign artwork. Arts include painting, sculpture, quality photography, handicrafts, to artistic models or buildings. In Indonesia, some museums that provide foreign artworks are Museum Macan Jakarta and Art: 1 New Museum Jakarta. On the other hand, there is a tourist destination, called Rabbit Town in Bandung which is suspected of plagiarism of foreign artworks from Japan and United States. This issue required various country to protect Creator`s work. Berne Convention has provided a standard regulation for its members to protect foreign arts and all members have the obligations to provide such protection. Then, this paper will also gives comparisons of the protection of foreign art between the Berne Convention, Indonesian law, Japanese law, and United States law."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>