Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 213098 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Zumrowi
"Kegiatan ekspor merupakan salah satu sumber penghasil devisa bagi Indonesia. Perkembangan ekspor Indonesia sejak teijadinya krisis moneter di akhir tahun 1997 mengalami perkembangan yang pasang surut. Sebenamya kalau kita telaah tren perkembangan ekspor Indonesia sejak tahun 1998-2001 cenderung stagnan. Seperti yang kita ketahui bahwa selama ini tujuan pasar ekspor Indonesia hanya mengutamakan pasar ekspor tradisional. Tujuan pasar ekspor tradisional Indonesia adalah Jepang, Amerika Serikat, negara-negara Eropa Barat, Asia Tenggara, dan Asia Timur. Untuk itu, dalam upaya meningkatkan nilai ekspor, langkah yang bisa diambil salah satunya adalah dengan cara mengembangkan tujuan pasar ekspor di luar pasar ekspor tradisional.
Altematif negara tujuan ekspor selain pasar ekspor tradisional adalah negara-negara "emerging market". Negara-negara yang termasuk golongan negara emerging market diantaranya adalah Cina, Korea Selatan, Malaysia, Taiwan, Argentina, Meksiko, Brasil, Chile, Timur Tengah dan beberapa negara Eropa Timur.
Sebagai pertimbangan altematif pengembangan pasar ekspor Indonesia adalah kawasan Amerika Selatan yang merupakan salah satu kawasan "emerging market". Dasar pertimbangan lain dalam memilih kawasan Amerika Selatan sebagai tujuan pasar ekspor produk Indonesia, karena negara-negara di kawasan ini merupakan. negara-negara yang memiliki pasar yang besar dan pendapatan perkapita yang tinggi. Di antara negara-negara Amerika Selatan, Brasil adalah merupakan mitra dagang utama Indonesia, hal ini dapat dilihat dari nilai ekspomya yang terbesar dari negara-negara Amerika Selatan yang lain. Selain itu, Brasil merupakan pasar yang menarik bagi ekspor Indonesia, karena negara ini merupakan negara yang luas, memiliki penduduk yang besar, dan merupakan negara industri yang sedang berkembang. Selain itu daya tarik dari negara ini adalah merupakan market entry yang strategis untuk pasar kawasan Amerika Selatan, yang diantaranya juga memiliki potensi yang besar untuk pasar ekspor Indonesia.
Karya akhir ini mencoba menganalisis potensi dan peluang pasar Brasil bagi pengembangan tujuan pasar ekspor Indonesia. Upaya mencari jawaban tersebut dirumuskan dalam tiga permasalahan pokok sebagai berikut: Seberapa besar potensi yang dimiliki oleh Brasil bagi pengembangan tujuan pasar ekspor Indonesia? Hambatan dan kendala apakah yang akan dihadapi oleh eksportir Indonesia dan apa implikasinya bagi eksportir? Produk ekspor unggulan apakah yang berpeluang dan terbukti laku untuk diekspor ke Brasil, serta bagaimana peluangnya di pasar Brasil?
Karya akhir ini mempunyai tiga maksud. Pertama, mengenali potensi Brasil bagi pengembangan tujuan pasar ekspor Indonesia. Kedua, menganalisa hambatan dan kendala di Brasil bagi eksportir Indonesia. Dan terakhir adalah mengindentifikasi produk unggulan Indonesia apakah yang berpeluang baik untuk ekspor ke Brasil.
Metode penelitian karya akhir ini dilakukan atas analisis daya tarik Brasil secara tingkat negara seperti besar dan pertumbuhan pasar analisis peluang ekspor produk Indonesia ke Brasil dengan metode penyeleksian macro level, yaitu analisa prospek suplai dan permintaan, berdasarkan data statistik perdagangan dan interview dari eksportir dan analisis hambatan dan peluang ekspor produk Indonesia berdasarkan persaingan, hambatan peraturan, infrastruktur dan sosial-budaya.
Hasil penelitian pada karya akhir ini mengindikasikan bahwa Brasil memiliki potensi yang bagus bagi pengembangan tujuan pasar ekspor Indonesia. Potensi yang dimiliki oleh Brasil adalah memiliki kombinasi jumlah penduduk dan luas negara yang besar, merupakan pasar yang besar sedang tumbuh, merupakan pasar yang bebas dan terbuka, dan memiliki nilai strategis bagi entry pasar negara-negara Amerika Selatan.
Diindikasikan pula pada hasil penelitian ini bahwa hambatan-hambatan perdagangan ke Brasil secara prinsip dapat diatasi oleh para eksportir Indonesia. Kemudian juga didapati kendala yang paling sering dihadapi eksportir Indonesia ke Brasil seperti kurangnya ketersediaan informasi mengenai Brasil, serta tidak pernah adanya upaya dari pemerintah Indonesia atau Brasil untuk melakukan -misi/promosi dagang.
Indikasi yang terakhir dari analisis -penelitian.ini bahwa produkJndonesia yang. ,berpeluang bagus untuk diekspor ke Brasil adalah produk-produk: textile yarn seperti polyester dan nylon yam, produk olahraga, dan komponen peralatan elektronik. Untuk pasar Brasil produk-produk tersebut mengalami persaingan yang didominasi oleh Cina untuk produk textile yarn dan olahraga; serta oleh Jepang dan Korea Selatan untuk produk peralatan elektronik dan komponennya.
Untuk upaya mengatasi kendala kurangnya ketersediaan informasi tentang Brasil bagi eksportir, usaha yang paling nyata adalah menyararikan kepada BPEN untuk bekerjasama dengan kedutaan Indonesia di Brasil dan Kedutaan Brasil di Indonesia untuk menyediakan informasi tersebut atau diharapkan adanya sikap proaktif dari eksportir untuk mencari informasi mengenai Brasil dari Kedutaan Indonesia atau Brasil, Kamar Dagang Indonesia-Brasil, serta dari sumber di internet."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Indrianty
"Uni Eropa (UE} merupakan pasar mebel erbesar di dunia dan sangat menjanjikan bagi pars produsen mebel, terutama asal negara berkembang. Indonesia memiliki tradisi sebagai negara penghasil mebel dan juga sejarah panjang dalam mengekspornya ke UE.
Penelitian ini menyajikan gambaran tentang kondisi pasar mebel UE, dengan analisis pada aspek ekonomi yaitu perkembangan konsumsi dan impor di negara-negara terseleksi serta struktur penjualan mebel; aspek kebijakan perdagangan non-tarif yang berkaitan dengan perdagangan mebel dan pengaruh dari aspek sosial-budaya terhadap permintaan produk mebeI terutama dilihat dari perilaku konsumen (consumer behaviour).
Penelitian ini akan bertitikberat pada peluang dan tantangan bagi pengembangan ekspor mebel Indonesia. Dengan demikian, masalah-masalah panting yang mempengaruhi industri mebel Indonesia akan dianalisis. Hubungan antara masalah-masalah tersebut dengan kinerja ekspor mebel Indonesia dalam perdagangan mebel dunia dan ke UE juga akan diteliti.
Penelitian difokuskan pada household furniture karena kelompok mebel ini memiliki potensi permintaan di pasar UE. Selain itu, kelompok mebel ini juga memiliki pangsa yang besar dari keseluruhan ekspor mebel Indonesia, Oleh karena itu strategi bauran pemasaran sebagai sarana untuk meningkatkan ekspor juga akan dianalisis.

The European Union (EU) is the largest furniture market by far and is very lucrative to furniture producers, especially those from developing countries. Indonesia has a long tradition of producing furniture items and exporting them to the EU.
This study presents an overview about the condition of the EU furniture market, with analysis on the economic aspects such as the development of consumptions and imports in selected countries as well as distribution structure; non-tariff trade policy that is relevant to the furniture trade and the influence of socio-cultural aspects to the demand for furniture products especially with regard to the consumer behaviour.
The primary focus of this study is the opportunities and challenges for the development of Indonesian furniture export. Thus, important issues that affect the Indonesian furniture industry will be examined. The relationship of these issues to the performance of the Indonesian furniture exports in the global furniture trade and to the EU will also be studied.
This study focuses on the household furniture since this group of furniture has demand potentials in the EU market. It also has a large share from the total Indonesian furniture export. Thus, the marketing mix strategy as the means of boosting the export sales will also be analyzed.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20655
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Edward H.
"ABSTRAK
Globalisasi merupakan perluasan dan pendalaman integrasi pasar barang, j asa. dan
keuangan antara negara di dunia. Proses globalisasi telah mengalami akselerasi seperti
tercermin dalam peningkatan rasio perdagangan dunia dan investasi. Proses akselerasi
mi disebabkan oleh faktor universal untuk liberalisasi dan internasionalisasi produksi
dan distribusi.
Dengan adanya proses globalisasi mi peluang pasar global bagi produk-produk ekspor
Indonesia meningkat walaupun pada saat yang sama tingkat persaingan bertarnbah
ketat. Indonesia hanis bersaing dengan eksportir negara lain. terutama negara-negara
ASEAN. yang menghasilkan produk manufaktur padat karya, padat modal, dan
teknologi (seperti tekstil dan elektronika yang merupakan produk ekspor unggulan)
yang inemiliki keunggulan komparatif yang serupa.
Keunggulan komparatif Indonesia dengan biaya tenaga kerja yang relatif rnurah dan
kekayaan alain yang melimpah tidak cukup lagi untuk dapat mempertahankan, apalagi
rneningkatkan, daya saing ekspor Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia hams mencari
sumber-sumber keunggulan baik melalui peningkatan efisiensi dan produktivitasnya,
kapabilitas inovasi dan teknologi, kinerja dunia usahanya, maupun dukungan dan
pemerintab melalui kebij akaii deregulasi yang transparan dan debirokratisasi yang
konsisten.
Akhir kata se-lain Pemerintah dan dunia keuangan nasional, dunia Usaha Swasta dan
BUMN sebagai pelaku ekonomi nasional, perlu rnernbina sumber-sumber
keunggulannva untuk rneningkatkan keunggulan kompetitifnya di samping bersikap
antisipatif serta responsif terhadap perubahan pasar global. Dalam berbisnis, pelaku
ekonomi nasional harusnya telah tertransforrnasi melakukan usaha dengan standar dan
kinerj a- global dan tidak lagi - rnengharapkan fasilitas ataupun proteksi pemerintab.
Pemerintah rnelalui segala kebijakannya hendaknya mendorong terciptanya iklim -usaha yang kohdusif yalmi terjadinya mekanisme pasar bagi sernua pelaku ekonomi
nasional.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Juwita Nelwan
"Sebagai negara tropis terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Kongo, Indonesia dihadapkan pada berbagai masalah kesehatan khususnya di bidang penyakit tropik dan infeksi/ Meskipun terdapat penurunan jumlah kasus tropik infeksi dalam 10 tahun terakhir, namun masalah penyakit tropik infeksi tetap masih membutuhkan perhatian/ Komitmen Indonesia untuk mensejahterakan masyarakat melalui pencapaian target dalam Sustainable Development Goals (SDG) 2030 yaitu mengakhiri epidemi malaria, AIDS, tuberkulosis, hepatitis, penyakit tropis terabaikan dan penyakit infeksi lainnya seperti diare atau demam tifoid masih membutuhkan usaha keras dari semua pihak."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
PGB-Pdf
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Rachmi Yuliarti
"Sebagaimana diketahui bahwa situasi ekonomi-politik internasional pada Pasca Perang Dingin diwarnai oleh perkembangan dinamis, di antaranya adalah arus gobalisasi dan munculnya blok-blok perdagangan regional. Untuk mengantisipasi dampak perubahan dan perkembangan ini, dibentuklah suatu kerjasama ekonomi antar negara di kawasan tertentu, seperti kawasan Asia Pasifik yang disebut APEC. Pembentukan APEC memiliki arti yang sangat strategic bagi Indonesia sebagai salah satu negara yang terletak di kawasan Asia Pasifik. Arti penting APEC bagi Indonesia tercermin dari pentingnya kawasan Asia Pasifik bagi perdagangan dan perekonomian nasional. Kawasan Asia Pasifik merupakan pasar ekspor potensial barang-barang produksi Indonesia dan sumber impor, penanaman modal (investasi), serta sumber pinjaman dan bantuan luar negeri. Dengan adanya peranan APEC yang penting bagi perdagangan dan perekonomian nasional, Indonesia memiliki peluang dan tantangan yang besar dalam perdagangan APEC di tengah situasi krisis moneter yang sedang melanda sebagian besar negara-negara di kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis melakukan suatu penelitian mengenai "Liberalisasi Perdagangan dalam APEC: Peluang dan Tantangan Indonesia di tengah Situasi Krisis Moneter (1997-1999)". Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisa peluang dan tantangan yang dihadapi oleh Indonesia dalam perdagangan bebas dalam APEC di tengah situasi krisis rnoneter yang sekarang ini sedang melanda sebagian besar negaranegara di Asia Tenggara dan Asia Timur. Dari analisa mengenai peluang dan tantangan Indonesia dalam liberalisasi perdagangan APEC tersebut, dapat diketahui sejauh mana peran APEC dan peran Indonesia dalam mengatasi krisis moneter.
Untuk membahas pokok permasalahan dalam tesis ini, digunakan Metode Penelitian yang bersifat Deskriptif. Meskipun digunakan data-data berupa angka-angka, akan tetapi data angka-angka ini hanya berfungsi sebagai pelengkap karena adanya penerapan Metode Penulisan Kualitatif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T10315
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
J. Soedradjad Djiwandono
Jakarta: LP3ES, 1992
338.959 8 SOE p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Werdoyo Santosa; Sutedjo Wirokusumo
"Pengaruh globalisasi pada industri jasa konstruksi tercermin pada tiga trend yang dirasakan oleh perusahaan konstruksi diseluruh dunia. Tiga trend tersebut adalah pertama, pergeseran konstruksi dunia dari pusat pasar lama di Timur tengah, Asia Afrika ke pusat pasar yang baru yaitu Asia, Eropa, dan pasar dan Timur Tengah, kedua, kelangkaan dana internasional akibat tidak seimbangnya permintaan dan penawaran dan ketiga semakin menggejalanya proteksionisme dalam perdagangan antar negara.
Seiring dengan kemajuan ekonomi Indonesia dan tiga trend di atas maka saat ini industri jasa konstruksi nasional menghadapi dua masalah pokok yaitu pertama masalah susutnya proyek prasarana tradional-agraris dan lahirnya proyek-proyek baru berskala besar untuk mendukung industrialisasi, yang belum banyak kita kuasai sehingga diisi oleh kontraktor asing. Hal ini berarti penetrasi pasar (produk lama di pasar lama yang walaupun besar namun tidak lagi berkembang), namun sekaligus tantangan pengembangan produk (permintaan baru) di pasar lama, kedua, pergeseran alokasi dana internasional untuk pembangunan prasarana tradisional (dimana teknologi dan manajemennya telah kita kuasai, dan reputasi kita sudah dikenal/diakui oleh pemilik dana) ke negara berkembang lain yang lebih terbelakang.
Kedua masalah tadi sangat penting untuk diselesaikan, dan tulisan ini membahas peluang dan tantangan upaya internasionalisasi jasa konstruksi nasional sebagai jawaban atas masalah kedua. Solusi ini penting bagi perusahaan konstruksi besar yang ingin terus tumbuh dan terjaga kemampu-labaannya dengan mengandalkan produk unggulan di pasar tradisional, mengingat pertambah an jumlah pemain yang tidak seimbang dengan pertumbuhan pasar. Dengan mengambil contoh perusahaan kontraktor-eksportir luar negeri yang berhasil, mula-mula diidentifikasi siapa yang berpotensi dan layak ekspor. Dari kesiapan sumberdaya dan skala ekonomi maka ditemukan hanya anggota AKI-lah yang dinilai berpotensi ekspor.
Mengingat dominannya peran kontraktor BUMN (apalagi bila kuasi-BUMN dimasukkan) dan sulitnya mendapatkan data yang lengkap, berurut dan aktual, maka sebagai sample digunakan data 7 BUMN konstruksi untuk pembahasan lebih detil. Namun demikian kami lengkapi juga dengan ulasan beberapa perusahaan kontraktor besar swasta. Selanjutnya dari evaluasi internal dilakukan identifikasi produk unggulan kontraktor nasional, yaitu produk yang teknologi dan manajemennya telah kita kuasai dan teruji keberhasilannya melalui pengalaman dalam negeri.
Analisa pasar industri jasa konstruksi dunia dilakukan untuk secara bertahap menemukan negara sasaran dan produk /jenis proyek yang dibutuhkan dan yang sekiranya mampu dipenuhi oleh kontraktor nasional. Ditemukan pasar Malaysia untuk saat sekarang dan pasar Vietnam untuk beberapa tahun mendatang. Peluang yang ada di negara sasaran dan sesuai dengan produk unggulan kita disebut peluang yang mungkin. Selanjutnya peluang yang mungkin ini diseleksi berdasarkan kesesuaiannya dengan misi ekspor jasa konstruksi Indonesia yaitu untuk tujuan bertumbuh dan kemampu-labaan. Hasilnya adalah peluang yang diminati. Peluang yang diminati inilah yang selanjutnya disusun rencana strategisnya berupa sasaran jangka panjang dan strategi utamanya.
Dari rumusan target pasar dan akar daya saing kontraktor Indonesia disimpulkan bahwa strategi generik yang tepat untuk ekspor jasa konstruksi ini adalah strategi 'focus - cost leadership'. Dari analisa SWOT kita hasilkan arahan profil 'agresif' yang bila digabungkan dengan analisa portofolio 'strategic option'-nya Igor Ansoff berarti ekspansi geografis. Selanjutnya dengan 'grand strategy selection matrix' untuk mempercepat menembus pasar dan menangkap peluang yang berlimpah disarankan strategi 'integrasi horizontal'. Strategi ini juga disarankan oleh analisa 'grand strategy cluster' yaitu dengan maksimisasi kekuatan dan akuisisi sumberdaya eksternal untuk menutupi kelemahan yang ada. 'Integrasi horizontal' ini dapat berupa patungan/kerjasama operasi dengan kontraktor lokal (sekaligus untuk menembus hambatan proteksi lokal) atau dengan kontraktor internasional lainnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Tanugraha, 1939-
Jakarta: Jurnalindo Aksara Grafika, 1998
382.4 HAR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Riyatno
"Paling tidak ada empat alasan penting bagi penelitian mengenai perlindungan lingkungan hidup dalam perdagangan internasional, khususnya berkaitan dengan ekspor Indonesia di bidang produk perikanan dan kehutanan. Pertama, ada kecenderungan bahwa penerapan hambatan non-tarif, terutama dari negara-negara maju, semakin meningkat, dan salah satu aspeknya terkait dengan masalah lingkungan hidup. Kedua, produk perikanan dan kehutanan merupakan komoditi unggulan perolehan devisa Indonesia , sehingga apabila komoditi tersebut mendapat hambatan ekspor, pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat terganggu. Ketiga, produk perikanan dan kehutanan sangat rentan terhadap masalah lingkungan hidup karena produk tersebut berasal dari sumber daya alam (SDA). Keempat, banyak produk perikanan dan kehutanan diekspor ke negara-negara maju yang konsumennya peka terhadap masalah lingkungan hidup."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
D568
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>