Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6821 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Muhammad Alfan Santoso
"ABSTRAK
Aktivitas persediaan merupakan bagian modal kerja yang tidak mempunyai nilai tambah bagi proses produksi, sehingga akan membebani perusahaan dalam pembiayaan. Dengan demikian pengurangan level persediaan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku biaya persediaan dengan menggunakan metode Activity Based Costing, sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Metode Activity Based Costing merupakan metode pendekatan berdasarkan pengelolaan aktivitas yang mengkonsumsi sumber daya . Penelusuran biaya dilakukan dengan menggunakan pendekatan tiga tingkatan aktivitas. Aktivitas tingkat penunjang, aktivitas tingkat proses produksi dan aktivitas tingkat unit produksi.
Hasil penelitian menunjukkan pada saat ini perusahaan PT, SM mengalami permasalahan dengan tingkat utilitas berkisar antara 44 % sampai dengan 50 %, dan perputaran bahan baku perbulan menunjukkan rata rata 60 hari. Hal ini menunjukkan tingginya beban biaya pada modal kerja.
Dengan menggunakan metode Activity Based Costing diusulkan pengurangan waktu proses, pengurangan ukuran lot dan usulan penilaian kriteria suplier.

ABSTRACT
In the production process, inventory classified as a non added value activity. Since inventory might add unnecessary cost to the product. Lowering or reducing the inventory level is one of the solution for improving the efficiency and performance of a company.
The objective of this research is to investigate the behavior of inventory cost using Activity Based Costing method, to elevate the efficiency level of company. Activity Based Costing is a cost management that emphasizes the management activities as source of cost. In tracing the cost, using three level activity approaches, these level activities have close relation. The activities are supporting level activities, Production process activities (batch level) and production unit activities.
The research done in PT. SM show that company has problem at their material utility level among 44 % to 50 % and also average monthly material flow at 60 days. From these findings, can be conclude that PT. SM has lack of efficiency and burden by high production cost.
Using Activity Based Costing analysis, it is recommended to PT. SM has following: Reducing Process Time, Reducing Production lot size or to expanding machine capability, and evaluating the suppliers.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Rahma Handayani
"Penelitian ini dilakukan pada PT BAN. Penulisan laporan magang ini mempunyai tujuan untuk mengetahui harga pokok produksi dengan metode yang digunakan oleh perusahaan, dan untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi ban menggunakan Activity-Based Costing System. Hasil penelitian menunjukan perhitungan dengan Activity-Based Costing System dibandingkan dengan metode tradisional maka akan memberikan harga pokok produksi per unit lebih besar pada salah satu produk. Implikasi dari penggunaan metode Activity-Based Costing System adalah dapat membantu manajemen dalam penetapan harga jual produk yang lebih tepat, dan membantu manajemen dalam memutuskan untuk menerima atau menolak pesanan produk yang dapat memberikan keuntungan atau kerugian bagi perusahaan.

This study was conducted at PT BAN. This internship report writing has the objective to determine the cost of production with the method used by the company, and to know the calculation of cost of goods manufactured tires using Activity-Based Costing System. The results show the calculation with Activity- Based Costing System in comparison with the traditional methods will provide the cost of production per unit is greater in one product. The implications of the use of Activity-Based Costing System is to assist management in determining the selling price of the product is more appropriate, and assist management in deciding to accept or reject orders products that can provide benefits or losses for the company."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1970
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Hardian Aditya
"Biaya produksi adalah salah satu komponen penting dalam penentuan laba atau rugi perusahaan. PT. ZYX merupakan salah satu perusahaan penghasil Woodchips yang merupakan bahan baku dari bubur kertas (pulp). Dalam aktivitas produksi Woodchips, muncul berbagai macam biaya yang terkait dengan aktivitas operasi produksi dan juga biaya-biaya lainnya. Laporan ini menganalisis cara pengalokasian biaya dalam setiap kegiatan produksi PT. ZYX serta sistem perhitungan biaya produksi yang dilakukan dalam menghasilkan Woodchips. Analisis yang dilakukan didasarkan pada kesesuaian dengan teori-teori akuntansi biaya serta peraturan-peraturan akuntansi yang berlaku.

Production cost is one part of an important components in determining profit or loss of a firm. PT. ZYX is a company specialized in producing woodchips which is a raw material in pulp production. In woodchips production activities, costs related to operating activities and other cost appeared. This report analyze cost allocation in each activity of PT. ZYX production and the production costing system applied in woodchips production. Analysis carried out based on compliance with cost accounting theories and with the applicable accounting rules."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S44010
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Soekarno - Hatta Airport is the main gateway for international flights, particularly to Greater Jakarta. Currently, it serves more than 44 million passengers per year which causes accessibility problems due to the high volurne of vehicles. Toll Road still becomes the main access to the airport and in peak hours. these high volunics of vehicles create congestion leading to time travei uncertainty. Soel"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yun Arifatul Fatimah
"Globalisasi memaksa industri manufaktur untuk mampu bertahan dalam persaingan yang semakin ketat. Perusahaan harus mempunyai keahlian untuk melakukan inovasi produk yang dihasilkan, menekan biaya serendah mungkin dengan tetap mempertahankan kualitas produk dan tetap berorentasi pada keuntungan yang diinginkan. Salah satu konsep untuk memastikan bahwa sebuah produk cukup untung ketika diluncurkan adalah memfokuskannya pada target costing.
Pencapaian target costing secara efektif dapat diperoleh dengan beberapa pendekatan, yaitu Quality Function Deployment I digunakan untuk mengidentifikasi dan menterjemahkan Voice of Customer ke dalam customer requiremet dan technical requirement. Value Engineering digunakan untuk menetapkan performance produk lebih baik/sama dengan biaya Iebih rendah, dan Fuzzy Logic digunakan untuk merepresentasikan ketidakpastian karena kuantitas pemesanan, fluktuasi permintaan, kondisi pasar dan fluktuasi nilai tukar/kurs.
Penelitian ini dilakukan pada sebuah industri manufaktur klakson PT Hamaden. Target costing ditetapkan berdasarkan ketentuan penurunan harga jual produk lama sebesar 2%, dengan nilai target cost sebesar Rp 15.752. Setelah dilakukan analisa dengan menggunakan QFDI. Value Engineering dan Fuzzy Logic diperoleh usulan rancangan komponen produk diameter nut 6mm, ketebalan nut 4,5mm, diameter core 6mm, panjang core 14,5mm dengan total biaya produk sebesar Rp 15.699. Dari penelitian ini, total biaya poduk usulan lebih rendah dari pada target cost ini brrarti bahwa target costing dapat tercapai.

Globalization forces manufactures to stay emulation on tight competition. Organization must have an expertise to make product innovation, to decrease product cost as low as possibly with maintaining the quality of product and remain oriented for desired profit. One way to ensure that products are profitable when launched is focusing it to target costing.
Achievement of target costing effectively can be obtained with view approach, which are Quality Function Deployment, which usually is used to identify and translate Voice of Customer into Customer Requirement and Technical Requirement. Value Engineering is used to speciiy performance of better/equal product to lower cost, and fuzzy logic is used to present uncertainty because ordering, demand fluctuation, market condition and foreign exchange fluctuation.
This research is conducted to industry of manufacture horn PT Hamaden. Target costing is specified based on selling price of old product equal to 2%, with target cost achieved Rp 15.752. After analysis of product component by QFDl, Value Engineering and Fuzzy Logic, the proposal of product component design is determined is as follow : nut diameter is 6mm, nur thickness is 4,5mm, core diameter is 6mm, core length is 14,5mm, and the total cost of product is achieved equal Rp 15.699. From this research, the total cost of product less than target cost, it?s mean that the target costing can be achieved.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16944
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febryani Debora Hertiana
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perhitungan unit cost dan penentuan tarif pada layanan Klinik X dengan pendekatan traditional costing. Klinik X merupakan salah satu klinik milik perusahaan swasta, PT MPI yang memiliki tren merugi selama lima tahun terakhir. Klinik ini dipilih sebagai sampel karena belum memiliki sistem biaya yang baik. Belum adanya sistem biaya yang baik membuat informasi biaya menjadi tidak akurat dalam perhitungan unit cost sebagai dasar penetapan tarif. Penelitian ini adalah studi kasus di layanan dokter umum dan kebidanan Klinik X. Hasil penelitian menunjukan bahwa unit cost berdasarkan traditional costing pada layanan dokter umum lebih rendah dibandingkan tarif klinik saat ini dan unit cost berdasarkan traditional costing pada layanan kebidanan lebih tinggi dibandingkan tarif klinik saat ini. Dengan penerapan traditional costing, tarif layanan dokter umum dan kebidanan lebih kompetitif dan mencerminkan informasi unit cost yang digunakan dalam penentuan tarif secara lebih akurat dibandingkan dengan kondisi saat ini.

This study aims to analyze the unit cost calculation and tariff determination at Clinic X based on traditional costing. Clinic X is one of the clinics owned by a private company, PT MPI, which has suffered losses during the last five years. This clinic was chosen as the sample because this clinic does not have costing accounting system. The absence of costing accounting system makes cost information inaccurate in calculating unit costs as the basis for determining tariffs. This research is a case study at Clinic X's general practitioner and midwifery service. The results show that the unit cost based on the traditional costing of general practitioner services is lower than the current clinic tariff and the unit cost based on the traditional costing of midwifery services is higher than the current clinic tariff. With the implementation of traditional costing, general practitioner and midwifery service’s tariff are more competitive and reflect the unit cost information used in tariff determination more accurately than current conditions."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulius Purnama Junaedi
"Biaya pemasaran mempunyai arti dan pengaruh yang sama pentingnya seperti halnya biaya produksi. Namun demikian seringkali biaya pemasaran kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan biaya produksi. Padahal dalam banyak perusahaan biaya pemasaran ini dapat mencapai 25% sampai 50% dari total biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan untuk suatu produk tertentu.
Sebagai sistem akuntansi biaya yang menggunakan pendekatan aktivitas, sistem ABC memperlakukan semua biaya sebagai biaya langsung. Metode ini mencoba menelusuri semua biaya yang ter¬jadi karena adanya aktivitas ke penyebab timbulnya, sehingga setiap biaya yang dibebankan ke produk merupakan .biaya yang ditimbulkan oleh aktivitas yang dikonsumsi oleh produk yang bersangkutan. Sistem ABC ini akan sangat terlihat manfaatnya, apabila dilaksanakan di suatu perusahaan yang memproduksi banyak produk (multi-produk).Dalam skripsi ini penulis mencoba menganalisa bagaimana penerapan sistem activity-based costing untuk mengendalikan biaya pemasaran.
Adapun metode penelitian yang digunakan adalah:
1. Penelitian kepustakaan yang dilakukan dengan jalan meneliti buku-buku dan artikel-artikel yang berhubungan dengan sistem ABC dan biaya pemasaran. Hasil penelitian ini digunakan untuk membangun kerangka teoritis serta sebagai dasar untuk melakukan analisa atas hasil penelitian lapangan.
2. Penelitian lapangan, dengan obyek penelitian berupa sebuah perusahaan industri lampu.
Dari penelitian-penelitian tersebut diketahui bahwa sistem activity-based costing memungkinkan pihak manajemen perusahaan untuk mendapatkan informasi biaya pemasaran per-produk dan per- daerah pemasaran secara lebih akurat. Dengan adanya informasi biaya pemasaran yang, lebih akurat ini maka pihak manajemen dapat mengendalikan biaya pemasaran tersebut secara lebih baik.
Penerapan sistem activity-based costing juga memungkinkan pihak manajemen untuk melakukan pengaturan aktivitas dengan lebih baik. Melalui sistem ABC, pihak manajemen dapat mengiden¬tifikasikan aktivitas-aktivitas yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Selain itu melalui penentuan cost driver dan rate cost driver untuk setiap aktivitas, pihak manajemen akan memperoleh gambaran yang lebih baik mengenai' penyebab dari variabilitas biaya aktivitas. Jadi, dengan mengatur aktivitas maka pihak manajemen mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk mengendalikan setiap pengeluaran biaya pemasaran.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18588
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Frans Agustinus
"Mengukur dan menganalisa biaya kualitas (Cost Of Quality) adalah suatu langkah awal dalam program manajemen kualitas. Sistem COQ adalah batu loncatan dalam peningkatan kepentingan dikarenakan COQ-related activities mengkonsum sebanyak 25% atau lebih dari sumber daya yang digunakan oleh perusahaan.
Akutansi biaya tradisional, dimana yang menjadi fungsi utamanya adalah penilaian inventori dan penentuan pendapatan untuk laporan finansial eksternal, sehingga tidak dapat melingkupi informasi COQ yang dibutuhkan. Namun, kekurangan-kekurangan ini dapat dengan mudah diatasi dengan activity-based costing (ABC). ABC menggunakan dua langkah prosedur untuk mendapatkan akurasi biaya dari bermacam objek-objek biaya dan melacak sumber dari biaya pada aktivitas dan kemudian melacak biaya dari aktivitas pada objek biaya.
Kegagalan-kegagalan kegiatan pengendalian di PT. X dalam mengurangi kegagalan produk, antara lain adalah kurangnya kegiatan pencegahan dan penilaian dalam mengantisipasi kegagalan produk yang terjadi, dan kegiatan pencegahan yang dilakukan cenderung lebih bersifat mencegah, tidak khusus dilakukan menangani kegagalan utama yakni waste, serta belum dilakukannya pembuatan data lengkap mengenai kegiatan pada biaya kualitas sehingga informasi yang diperoleh kurang lengkap.

Measured and analyze Cost Of Quality (COQ) is a first step in management quality program. Cost Of Quality system is a stepping stone in upgrading priority because cost of quality-related activities consume 25 % or more of using company resources.
Traditional Cost Accounting which is the main goal is inventory assess and income statement for external financial report, so this analyze system cannot covered all of cost of quality information needed. Nevertheless, this lack of information can be easily overcome by using Activity-Based Costing (ABC). ABC has two steps of procedure for gathering cost accuration from many of cost object and tracing sources from cost to activities and then trace activities to cost object.
Restraint activities failures in PT. X can cause defect product, these are minimum prevention and appraisal activities in anticipating defect product that occur, prevention activities was consider only to- prevent, not prior for solving major failure in this matter is waste and bad filling data activities for cost of quality so the information have it is not quite comprehensive.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16875
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Herlingga
"Proses pengeljaan suatu ptoyek bungunnn diawali dengun berbagai tahapan pengexjafm. Hal pertarna yang harus djkexjakan sebelum suatu proyek bexjalun udalah dengan menciptakzm suntu gagusan/konseptual tentung pereneanaan pcmbzmgunan proyek lersebul. Selelah itu, tnhap pengumpulzm data dan diikuti dengan pendesainan. Kemudian, setelah SEITIUB lalwpau sclesai proyek baru dupal dilaksanaknn sesuni dengan penjadwalan yang teluh ditentuknn dan dengan prosw pemeliharun dan opemsional bangunan terebut.
Penggambaran proses lersebut mempaknn sistem kelja yang tmjadi dulam induslri konstruksi. System kerja yang dini]ni sukses udnlah sys!em yang dapat memberikan hasil yang optimum dengan biaya dan beban kexja sedikit. Oleh karenanya dnlnm mengelola system kerja yang baik hams merrq>erhnlikan metoclologi kezja yang sesuai dengan yang dibxuuhkan.
Dalam industri konstruksi, metodologj kerja yang dapat menyesuuikan system kelja deugau apa yang dibutuhknnnya adnlah metodologi value engineering. Uniuk mengatur keseluruhnn perencanaan proyek, pereneana sebajknya rnemasukan prinsip value engineering unluk mendapatkan perencanann yang optimum. Dengnn value engineering, selmuh biaya proyek yang tidal; diperlnkan (Umxecessary cost) dapat dihilangkan ,karena dengan value engineering perencana dapat mengembangkan berbagui altematif penyelesaian untuk mendaputkan biaya yung mumh dengan kuzllitas yang lmrnpir same.
Dalam value engineering, unluk mengetahui sebempa besar ketidak efek1iEun biayu yang ierpakai adnlah dengan mengguunknn rnetode Life Cycle Costing Analisis. Mewde ini dupul memberikan annlisispcdmndingan eslimnsi nilai dari selunxh pendcsaiuan nltematif _ Hnsil yang diambil merupakan pilihan terbaik dari segi efisiensi waktu, material, pemlataxg konslruksi, perlengknpun dan metode.
Tahup penumn dari melode ini ndnluh dengun memecnh proyek menjadi bebempa komponen. Setelah itu mendefinisikan keseluruhan biaya-biaya yang termnsuk kedalnm musing-musing kompouen. Tahap kedun ini menlpukan mlmp cstimnsi nilni. Dcngun adnnyn eslinmsi nilai ini perencana dapat melnbandhmgkan estimasi seluruh aitematif kornponen-komponen yang lelah dinnalisis.
Keselumlmnn proses ini merupaknu proses yang panjnng dan memakan waktu apabila dikerjakan secara manual. Oleh karenanya, tujuan daripndn skripsi ini adnluh uniuk meneliti bugnimnnn proses pengambilan keputusnn yang dibuntu dengan program kompuier dapat menenluknn biaya siklus hidup proyek yang paling ekonomis dan efiisien.

There are many steps to have a successlill in project development. And it begin in many kinds of procedural steps that should be work with the right procedure. Every projects have a part frame of work such as Concept, Planning, Development planning (Design), Construction, Operation, and Maintenance. All of these parts are related one each other, and the result can be success if these parts work correctly.
First, innovation are the most important things to have a great result, a good innovation can create a successful development project planning. Secondly, are the steps when the consultant should collecting data and do the design. And finally if all of those procedural steps is done, the project can be started as it schedule before, and ending by doing maintenance and using the result.
The description of those process are work system in construction industry. A success work system is a system that give an optimum result with a less cost. For the reason, in managing a work system a consultant should really pay attention in the methodologies work matching with which is required.
In construction industry, activity methodologies able to accomodate system work by what requiring of it to be is methodologies of value engineering. To arranging a project planning, a plan should have a value engineering principal that can help to get an optimum result. With a value engineering all of the project cost that not needed (unnecessary cost) can be eliminated, with value engineering the can be develop in various altemative ways of solution so we have the most less of cost with a good quality of result.
Value engineering also can show the effectiveness cost that already used by using Life Cycle Costing Analysis. This method can show analysis comparison of value estimation from all altemative design. The asses result of which is taken which is represent best choice of time efficiency facet, material, equipment, construction, method and supply.
First phase of this method is by breaking project become some component. Afterwards define the overall of costs which including into each component. this [bothf second] Phase represent value estimation phase. With existence of estimation assess this planner can compare estimation entire/all components altemative which have been analyzed.
Overall of this process represent long process and eat time if done manually. For the reason, target of than this slaipsi is to check how assisted decision-making processes with computer program can detennine the expense of cycle live the project of most economic and emsien.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35090
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>