Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23662 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Sabrina Nurul Hidayah
"ABSTRAK
Pemerintah Indonesia telah membuat kebijakan terkait energi nasional dengan menargetkan bauran EBT sebesar 23% pada 2025 mendatang dan 31% pada tahun 2030. Guna mencapai target tersebut, pemerintah telah mengambil langkah utama yang salah satunya dengan menambah penyediaan akses energi modern di perdesaan. Upaya tersebut juga bertujuan untuk mempercepat peningkatan rasio elektrifikasi dan akses infrastruktur energi. Walaupun implementasi dari program elektrifikasi tersebut bersifat aktif, namun hanya beberapa unit penghasil listrik yang dapat beroperasi dikarenakan rusak, diabaikan, atau bahkan keberadaan teknologi tersebut belum diperhatikan sama sekali. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa keberlanjutan program elektrifikasi pedesaan yang sudah dilakukan di Indonesia dan mengembangkan kerangka dan strategi program elektrifikasi pedesaan yang berkelanjutan. Dalam mencapai tujuan tersebut, metode penelitian yang digunakan adalah peneltian kualitatif dengan menggunakan data sekunder yaitu video dan berita online. Analisa konten kualitatif dan kuantitatif dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui sudah sejauh mana performa keberlanjutan program
elektrifikasi, dan variabel keberlanjutan apa saja yang paling ditekankan pada data. Hasil menunjukkan bahwa dari 20 program elektrifikasi perdesaan di wilayah Indonesia, mayoritas sudah memiliki performa keberlanjutan yang baik. Permintaan listrik masyarakat dapat terpenuhi, listrik telah digunakan untuk kegiatan perekonomian warga,
memberikan peluang anak-anak untuk dapat belajar dan membantu warga desa dalam beraktivitas khususnay di malam hari. Meskipun demikian, permasalahan teknis merupakan isu yang paling banyak dilaporkan pada beberapa wilayah. Pengembangan kerangka elektrifikasi pedesaan dapat dilakukan dengan mempertimbangkan indikatorindikator yang penting dan ditekankan guna mencapai keberlanjutan. Indikator keberlanjutan teknis yaitu layanan listrik dapat diandalkan, sistem terpelihara dengan baik, kepuasan pengguna terhadap sistem EBT. Keberlanjutan ekonomi khususnya pangsa listrik yang digunakan untuk kegiatan perekonomian, keterjangkauan layanan, terpenuhinya biaya operasi dan pemeliharaan. Keberlanjutan sosial, adanya subsidi, pinajman atau hibah yang ditawarkan, bertambahnya waktu pembelajaran di rumah, berkurangnya kerepotan pengguna, pemerataan manfaat listrik, dan peningkatan telekomunikasi. Keberlanjutan lingkungan khususnya listrik dari pembangkit telah menggantukan sumber energi lainnya. Keberlanjutan institusional berfokus pada partisipasi pemangku kepentingan dan masyarakat setempat.

ABSTRACT
The Indonesian government has made a policy related to national energy by targeting the renewable energy mix by 23% in the coming 2025 and 31% in 2030. To achieve this target, the government has taken the main steps, one of which is by increasing the provision of access to modern energy in rural areas. The effort also aims to accelerate the increase in electrification ratios and access to energy infrastructure. Although the implementation of the electrification program is considered active, only a few electricitygenerating units can operate due to damage, neglect, or even the existence of the technology that has not been considered at all. The purpose of this study is to analyze the sustainability of rural electrification programs that have been carried out in Indonesia and develop a framework for sustainable rural electrification programs. In achieving these objectives, the research method used is qualitative research using secondary data, namely video and online news. Qualitative and quantitative content analysis is carried out in advance to find out the extent to which the electrification program's sustainability performance is, and what sustainability variables are most emphasized in the data. The results show that, out of the 20 rural electrification programs in the territory of Indonesia, the majority already have good sustainability performance. The demand for community electricity can be fulfilled, electricity has been used for rural dwellers' economic activities, providing opportunities for children to be able to learn and help villagers doing
activities at night. Nevertheless, technical issues are the most widely reported issues in several rural regions. The development of the rural electrification framework can be carried out by considering important and emphasized indicators to achieve sustainability. Indicators of technical sustainability are reliability of electricity service, well maintained system, and user satisfaction with the adapted technology. Economic sustainability is emphasized in the share of electricity used for economic activities, affordability of the service, and fulfilled operational and maintenance costs. Social sustainability consists of
the existence of subsidies, loans or grants offered, increased learning time at home, reduced user inconvenience, equitable distribution of electricity benefits, and telecommunications improvements. Environmental sustainability focuses on electricity from plants has replaced other energy sources while institutional sustainability on the
participation of stakeholders and local communities."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Fiko Pradana S
"Panas Bumi (Geothermal) merupakan salah satu energi terbarukan jika dibandingkan dengan energi konvensional seperti minyak, batu bara, dan gas bumi. Potensi pada pengembangan geothermal di Indonesia sangatlah besar yaitu sebesar 29.000 megawatt (MW) atau sekitar 40% dari cadangan dunia. Pada penelitian ini akan mereview pemakaian teknologi pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), terdapat empat teknologi yaitu direct dry steam plant, flash plant, binary plant, dan combined cycle plant. Berdasarkan hasil perhitungan keekonomian melihat nilai NPV, IRR, PBP, dan PI terlihat bahwa teknologi flash plant dan binary cycle yang layak untuk dijalankan. Hasil perhitungan keekonomian didukung oleh hasil analisis risiko dilakukan dengan menggunakan metode Monte Carlo, terlihat bahwa keempat teknologi tersebut memiliki nilai derajat keyakinan terhadap nilai NPV, IRR, PBP, dan PI >50% sehingga dapat dikatakan layak untuk dilakukan. Berdasarkan analisis sensitivitas terlihat bahwa LCOE dan kapasitas pembangkit merupakan faktor yang paling mempengaruhi dalam penenlitian ini.

Geothermal is a renewable energy when compared to conventional energy such as oil, coal and natural gas. The potential for geothermal development in Indonesia is very large, amounting to 29,000 megawatts (MW) or about 40% of world reserves. In this study, we will review the use of technology in Geothermal Power Plants (PLTP), there are four technologies, namely direct dry steam plants, flash plants, binary plants, and combined cycle plants. Based on the results of economic calculations looking at the values of NPV, IRR, PBP, and PI, it can be seen that flash plant and binary cycle technology are feasible to run. The results of the economic calculation are supported by the results of the risk analysis carried out using the Monte Carlo method, it appears that the four technologies have a degree of confidence in the value of NPV, IRR, PBP, and PI >50% so it can be said that it is feasible to do so. Based on the sensitivity analysis, it can be seen that LCOE and generating capacity are the most influential factors in this study."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yafiazmi Dhaniswara
"Indonesia terletak di Ring of Fire dan memiliki potensi panas yang tinggi mencapai 29.000 MW atau setara dengan 40% potensi panas bumi dunia. Potensi ini baru digunakan sebesar 8,9% atau 2.130,6 MW walaupun pemerintah sendiri menargetkan peningkatan penggunaan energi panas bumi sebesar 7.241, 5 MW atau setara dengan 16,8% dari total potensial di tahun 2025, masih banyak yang belum digunakan. Menurut CNN Indonesia (2016), pengembangan energi panas bumi membutuhkan waktu yang lama, memiliki risiko yang tinggi dan modal akan kembali pada waktu yang lama sehingga investor tidak tertarik untuk menelusuri bisnis ini dan sedikit yang tertarik berinvestasi pada pengembangan energi panas bumi di Indonesia. Penelitian ini penting untuk dilakukan guna menganalisa strategi pendanaan investasi proyek geothermal. Terdapat tiga skenario pendanaan proyek panas bumi, yaitu: (1) 100% ekuitas untuk keseluruhan investasi; (2) Pinjaman untuk keseluruhan investasi pembangkit listrik dan ekuitas untuk keseluruhan investasi lapangan uap; (3) Pinjaman untuk investasi lapangan uap kecuali SAGS dan ekuitas pada SAGS dan make up well drilling. Skenario pendanaan tersebut juga akan dibandingkan sebagai berikut: (1) tanpa CDM dan REC; (2) dengan CDM; (3) dengan REC. Alat yang digunakan untuk menganalisis investasi yang digunakan dalam penelitian ini adalan Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP), Discounted Payback Period (DPP) dan Profitability Index (PI). Hasil akhir akan dibandingkan menggunakan metode analisis skenario

Indonesia is located on the Ring of Fire and has a high heat potential of 29,000 MW or equivalent to 40% of the world's geothermal potential. This potential has only been used by 8.9% or 2,130.6 MW, although the government itself targets an increase in the use of geothermal energy by 7,241.5 MW or equivalent to 16.8% of the total potential in 2025, there is still much that has not been used. According to CNN Indonesia (2016), the development of geothermal energy takes a long time, has a high risk and the capital will return in a long time so investors are not interested in exploring this business and few are interested in investing in the development of geothermal energy in Indonesia. This research is important to do in order to analyze the funding strategy of geothermal project investment. There are three geothermal project funding scenarios, namely: (1) 100% equity for the entire investment; (2) Loans for the entire power plant investment and equity for the entire steam field investment; (3) Loans for investment in steam fields except for SAGS and equity in SAGS and makeup well drilling. The funding scenarios will also be compared as follows: (1) without CDM and REC; (2) with CDM; (3) with REC. The tools used to analyze the investments used in this research are Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP), Discounted Payback Period (DPP), and Profitability Index (PI). The final results will be compared using the scenario analysis method."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juan Khosashi
"Energi terbarukan merupakan sumber energi alternatif yang dapat membantu mengurangi ketergantungan kebutuhan energi terhadap bahan bakar fosil seperti batubara, minyak bumi, dan gas. Namun, teknologi yang dibutuhkan untuk mengelola energi terbarukan itu mahal. Sehingga diperlukan analisis ekonomi untuk menentukan apakah suatu investasi energi terbarukan dapat menguntungkan atau tidak. Mengetahui potensi dan dorongan untuk mengurangi emisi karbon, banyak negara termasuk Indonesia telah menetapkan beberapa tujuan untuk meningkatkan pengembangan energi terbarukan di Indonesia seperti, menerapkan 23% bauran energi terbarukan pada tahun 2025. Untuk mencapai target tersebut dengan cara yang paling efisien, perlu dilakukan kajian untuk menentukan jenis pembangkit listrik energi terbarukan yang terbaik untuk diinvestasikan. Data Envelopment Analysis (DEA) merupakan metode non-parametrik yang digunakan untuk mengukur efisiensi Unit Pengambilan Keputusan (DMU). Oleh karena itu, DEA merupakan suatu metode yang mampu mengukur efisiensi seorang pengambil keputusan dengan menganalisis data input dan outputnya. DEA juga dapat digunakan untuk mengukur efisiensi investasi energi terbarukan di Indonesia. Dengan mengetahui data input dan output masing-masing pembangkit listrik, kita dapat menghitung efisiensi teknis setiap pembangkit listrik dan mengurutkan pembangkit listrik yang paling efisien hingga pembangkit listrik yang paling tidak efisien untuk diinvestasikan menggunakan DEA dengan berbagai sub-model. Seluruh hasil akan dianalisis menggunakan SPSS IBM dengan metode One-way ANOVA, didapatkan metode BCC-I sebagai metode paling baik dengan significance value sebesar 0.02 (p<0.05). Hasil analisis menunjukkan wind menghasilkan efisiensi terbaik, dilanjutkan dengan biomassa dan tenaga air.

Renewable energy is an alternative energy source that can help reduce dependence on fossil fuels such as coal, oil and gas for energy needs. However, the technology needed to manage renewable energy is expensive. So an economic analysis is needed to determine whether a renewable energy investment can be profitable or not. Knowing the potential and impetus for reducing carbon emissions, many countries including Indonesia have set several goals to increase the development of renewable energy in Indonesia, such as implementing a 23% renewable energy mix by 2025. To achieve this target in the most efficient way, it is necessary to conduct a study to determine the best type of renewable energy power plant to invest in. Data Envelopment Analysis (DEA) is a non-parametric method used to measure the efficiency of a Decision-Making Unit (DMU). Therefore, DEA is a method that is able to measure the efficiency of a decision maker by analyzing the input and output data. DEA can also be used to measure the efficiency of renewable energy investments in Indonesia. By knowing the input and output data of each power plant, we can calculate the technical efficiency of each power plant and rank the most efficient power plant to the least efficient power plant to invest using DEA with various sub-models. All results will be analyzed using SPSS IBM with the One-way ANOVA method, the BCC-I method is the best method with a significance value of 0.02 (p<0.05). The results of the analysis show that wind produces the best efficiency, followed by biomass and hydropower.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Zulfikar Singadikerta
"Eropa, yang menggunakan energi terbarukan hingga 1.469 TWh pada tahun 2019, telah mengokohkan diri sebagai benua pionir dalam hal pengembangan dan penggunaan energi terbarukan. Hal ini pun menjadikan negara-negara Eropa menjadi percontohan bagi negara-negara yang hendak mengalami transisi penggunaan energi primer nya ke arah energi terbarukan.Hal ini pun kemudian menjadi perhatian, apakah sejatinya keberhasilan pemanfaatan energi terbarukan di Eropa dipengaruhi oleh pola pikir masyarakatnya yang maju ataupun sebaliknya. Maka dari itu penelitian, yang dilandasi oleh teori transisi energi (Energiewende) ini mengkaji pengembangan energi terbarukan di 4 (empat) negara Eropa dengan menguji beberapa variabel independen dan pemanfaatan energi terbarukan (direpresentasikan oleh data produksi dan energi terbarukan dalam TWh). Studi Kuantitatif Partial Least Square menunjukan jika variabel independent PDB Per Kapita, Indeks Pembangunan Manusia, adalah variabel yang berpengaruh secara positif untuk konsumsi dan produksi energi terbarukan, sedangan variabel laten Konsumsi-Produksi Bahan Bakar Fosil merupakan variabel yang memberikan efek negative bagi pengembangan energi terbarukan. Keberhasilan negara-negara Eropa dalam pengembangan energi terbarukan ini pun dipengaruhi oleh paket kebijakan yang jelas, logis, dan terarah via berbagai insentif dari pemerintah untuk individu maupun pihak swasta.

Europe, which used up to 1,469 TWh of renewable energy in 2019, has established itself as a pioneer continent in terms of the development and use of renewable energy. This also makes European countries a role model for countries that want to experience a transition from their primary energy use towards renewable energy. on the contrary. Therefore, this research, which is based on the energy transition theory (Energiewende), examines the development of renewable energy in 4 (four) European countries by examining several independent variables and the use of renewable energy (represented by production and consumption renewable energy data in TWh). The Partial Least Square Quantitative Study shows that the independent variable GDP Per Capita, and the Human Development Index, are the variable that have the biggest magnitude the consumption and production of renewable energy, while the latent variable Consumption-Production of Fossil Fuels is a variable that has a negative effect on the development of renewable energy. The success of European countries in developing renewable energy is also influenced by a clear, logical, and targeted policy package via various incentives from the government for individuals and private parties."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Josephine Natasya
"Sistem kelistrikan rumah tangga off-grid terus mengalami perkembangan. Dengan berkembangnya teknologi energi terbarukan, teknologi komputasi, teknologi informasi dan teknologi komunikasi, fungsi dan peran sistem kelistrikan rumah tangga dalam menurunkan emisi gas buang dan meningkatkan efisiensi semakin penting. Untuk merancang sistem kelistrikan rumah tangga diperlukan suatu alat. Saat ini pemodelan dan simulasi menjadi alat yang efektif untuk mendapatkan rancangan sistem yang diinginkan.
Dalam penelitian ini, dirancang pemodelan dan simulasi sistem kelistrikan rumah tangga. Sistem ini terdiri dari panel surya, turbin angin, baterai dan beban yang terkoneksi melalui konverter. Pemodelan diturunkan dari model matematik sistem sedangkan simulasi menggunakan MATLAB/Simulink. Dalam penelitian ini, rancangan sistem kendali supervisi juga diimplementasikan. Kendali ini berfungsi menyeimbangkan antara pasokan energi dan beban yang terus berubah. Dari hasil simulasi yang dilakukan didapatkan bahwa model dan simulasi dapat bekerja dengan baik. Perubahan beban dan pasokan energi dapat diantisipasi dengan bekerjanya baterai dan juga fuel cell.

The off-grid household electrical system continues to develop. With the development of renewable energy technology, computational technology, information technology and communication technology, the function and role of off-grid household electrical systems in reducing exhaust emissions and increasing efficiency are increasingly important. To design an off-grid household electrical system, a tool is needed. Currently modeling and simulation are effective tools to get the desired system design.
In this study, a household electrical system modeling and simulation was designed. This system consists of solar panels, wind turbines, fuel cells, batteries and loads connected through a converter. Modeling is derived from system mathematical models while the simulation uses MATLAB / Simulink. In this study, the design of the supervision control system was also implemented. This control functions to balance the energy supply and the ever-changing burden. From the results of the simulations carried out, it was found that the model and simulation could work well. Changes in load and energy supply can be anticipated by the operation of the battery and also the fuel cell.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mackillop, Andrew
London: Frances Pinter , 1983
338.2 MAC o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>