Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31498 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gardner, Mona J.
Chicago: The Dryden Press , 1988
332.1 GAR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Williams, Bill
Rolling Meadows, Ill.: Bank Administration Institute, 1988
332.106 WIL a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Niayah Erwin
"Paket kebijaksariaan 1 Juni 1983 merupakan awal paket deregulasi di bidang perbankan yang menyebabkan bank-bank bebas untuk menentukan sendiri suku bunga deposito, tabungan, bunga pinjaman yang diberikan, serta pengurangan pemberian kredit likuiditas oleh bank sentral.
Paket kebijaksanaan 27 Oktober 1988 adalah deregulasi yang dilakukan pemerintah terhadap bidang keuangan, moneter dan perbankan yang menyebabkan menjamurnya bank bank baru, dan pembukaan kantor-kantor cabang di mana-mana.
Dua paket tersebut di atas adalah merupakan dua paket yang patut dicatat oleh dunia perbankan Indonesia, oleh karena dua paket tersebut di atas secara tidak langsung telah menuntut para perbankan nasional harus mampu tumbuh secara dewasa dan profesional.
Banyak kalangan perbankan merasakan bahwa deregulasi tabun 1988 adalah merupakan awal dari kebangkitan sekaligus juga merupakan awal dari kemerosotan perbankan Indonesia. Karena deregulasi tersebut menuntut ketrampilan manajemen serta sistim yang digunakan dalam mengelola kekayaan, hutang dan modal dalam rangka meningkatkan margìn bank ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat. Ada beberapa bank yang pada awalnya memiliki jumlah asset besar tapi pada akhirnya ambruk oleh karena kekurang siapan sistem dan manajemennya untuk mengelola asset tersebut.
Penghimpun dana masyarakat pada saat ini dirasakan semakin sulit, sedangkan proporsi dana murah terhadap total dana masyarakat yang dihimpun semakin lama semakin mengecil sebaliknya proporsi dana mahal semakin lama semakin membesar. Kecenderungan ini akan sampai pada titik bahwa dana yang diperoleh seluruhnya rnerupakan dana mahal yang sangat meinpengaruhi Net Interest Income bank. Artinya bahwa Net Interset Income akan cenderung semakin mengecil, sedangkan harapan dan Owner adalah Net Interest Income yang semakin meningkat.
Untuk menjembatani kedua hal yang bertolak belakang tesebut, manajemen mencoba menggunakan suatu ilmu terapan yang disebut dengan "Asset Liability Management" untuk mencari keseimbangan struktur di kedua sisi neraca yakni antara sisi asset dan liability agar tetap dapat bertahan pada NII yang telah ditentukan serta mencoba menemukan porfolio yang peka terhadap gejolak bunga.
Pergerakan tingkat bunga yang cukup besar di pasar uang maupun pasar modal akan mempengaruhi ketahanan Asset dan Liability suatu bank. Sedangkan bila ditinjau dari Balance sheet suatu bank, rnaka hampir semua kredit yang disalurkan berasal dari dana pihak ketiga.
Penataan atas asset "Interset rate risk" merupakan tujuan penting dalam penataan asset dan liability di dalam mempertahankan maupun menciptakan Net Interest Income yang tinggi. Interest rate risk merupakan alat untuk pemilihan strategi dan taktik guna mencapai interest spread dalam situasi pergerak tingkat bunga yang cukup besar di pasar uang Inaupur pasar modal (interest rate volatility)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Kartika
"Proses peIaksanaan program kesejahteraan dan Jaminan hari tua memerlukan sistem pendanaan agar memungkinkan terbentuknya akumulasi dana dari karyawan atau perusahaan yang dibutuhkan untuk memenuhi kewajiban perusahaan terhadap para peserta program pensiun tersebut. Sistem pendanaan dana pensiun memerlukan komitmen pembiayaan jangka panjang yang berkembang dan aman. Kelalaian mengelola keuangan dana pensiun dapat berakibat fatal bagi kelangsungan hidup dana pensiun itu sendiri, yang berdampak secara tidak langsung pada kesejahteraan para peserta dana pensiun tersebut.
Besar kewajiban untuk memenuhi manfaat pensiun pada Program Pensiun Manfaat Pasti tidak pernah dapat diketahui dengan pasti sampai pembayaran kewajiban itu sendiri selesai. Untuk merealisasikan pembayaran kewajiban manfaat pensiun, perlu dibentuk asset yang dimulai sejak para peserta aktif dalam program pensiun. Bagi institusi yang investasinya jangka panjang seperti dana pensiun, kemampuan untuk memproyeksi asset dan kewajiban selama periode tertentu sangat penting. Kebijakan dana pensiun dalam berinvestasi sangat dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan dari hasil proyeksi asset dan kewajiban. Bila asset dana pensiun dikelola dan dikembangkan dengan baik, kualitas pendanaan dapat meningkat, bahkan luran Normal Pemberi Kerja dapat diperhitungkan dan Kelebihan Surplus dan Pemberi Kerja tidak lagi mempunyai kewajiban untuk membayar luran Tambahan.
Investasi dana pensiun di Indonesia diatur berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 296/KMK.O 17/2000. Keputusan ini menentukan jenis investasi yang diperbolehkan dan mengatur batas-batas dalam melakukan investasi. Pada saat ini banyak dana pensiun di Indonesia yang tidak atau belum mengoptimalkan investasinya. Sebagian besar dana pensiun masih memberikan porsi terbesar dari asset mereka untuk berinvestasi di deposito, mengingat jenis asset ini bebas risiko dan sampai saat ini masih memberikan return yang relatif tinggi.
Asset Liability Matching merupakan prinsip investasi yang penting diterapkan dalam mengelola asset dan kewajiban dana pensiun. Konsep ini memberikan arahan dalam membuat pemodelan asset dan kewajiban, sehingga dapat membantu pengelola dana pensiun dalarn menempatkan alokasi asset secara optimal dengan memperhatikan waktu jatuh tempo pembayaran kewajiban manfaat pensiun serta ketentuan batasan investasi yang ada. Dari berbagai alternatif alokasi asset yang dihasilkan, dana pensiun diharapkan dapat mengelola struktur neracanya dengan membentuk portofolio asset maupun kewajiban dalam komposisi yang efisien dan optimal untuic mernenuhi kewajiban pada waktunya. Dalam menentukan alokasi asset yang efisien dan optimal, kriteria keberhasilan investasi dana pensiun, selain mencari kombinasi portofolio yang menghasilkan return yang tinggi pada tingkat risiko tertentu, juga mempunyai kebutuhan agar dapat memenuhi kewajiban dalam jangka panjang.
Dalam kaitannya dengan penerapan konsep asset liability matching ini, permasalahan yang dihadapi Dana Pensiun XYZ (selanjutnya disebut Dana Pensiun), adalah penempatan alokasi asset secara optimal untuk tiap jenis investasi. Metode yang saat ini digunakan untuk alokasi asset Dana Pensiun adalah pertimbangan tingkat return historis hasil investasi sebelumnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah membuat alternatif skenario investasi untuk menentukan alokasi asset yang menghasilkan return yang dapat memenuhi prinsip asset liability matching dengan memperhatikan waktujatuh tempo kewajiban manfaat pensiun. Dengan penerapan konsep asset liability matching, dana pensiun dìharapkan dapat menyusun strategi investasi yang menghasilkan kombinasi portofolio yang efisien dan optimal serta dapat memenuhi kewajibannya. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T3528
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elbert Frits Putranto
"Sekalipun beberapa indikator ekonomi makro telah menunjukan perbaikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sektor ekonomi rill masih belum tampak pulih akibat lesunya pasar, investasi yang belum menunjukkan pertumbuhan serta beban pengembalian kredit yang masih cukup berat. Kinerja Bank Y di tahun 2001, kemungkinan besar masih akan tertekan oleh perolehan pendapatan bunga bersih yang negatif (negative spread), karena turunnya pendapatan bunga dan earning asset bank, yaitu pinj aman. Hal in! timbul karena sedikitnya kredit yang dapat dikucurkan Bank Y. Untuk dapat menghindari resiko kredit, bank cenderung memilih menempatkan dananya pacla surat-surat berharga pasar uang, danipada memberikan kredit dengan resiko dan ketidakpastian pasar. Hal ini erat kaitannya dengan fluktuasi keuntungan bank dan pengelolaan asset dan kewajiban bank.
Bank Y dalani mengelola asset dan kewajibannya hanis melakukannya secara prudent dan profesional serta menerapkan strategi jangka pendek dan jangka panjang yang tepat. Dalam karya akhir ini dianalisis kesenjangan dan profitabilitas Bank Y selama periode 31 Desember 2000 dan di dalam kurun waktu 1 tahun mendatang. Permasalahan karya akhir ini hanya alcan dibatasi pada analisis kesenjangan tingkat bunga pada akhir tahun 2000 dan pengaruhnya terhadap perolehan bunga bersih Bank Y jika terjadi pergerakan tingkat bunga SBI. Adapun tui uan dan karya akhìr ini adalah untuk mengetahui kondisi kesenjangan tingkat bunga antara asset dan kewajiban Bank Y di tahun 2000, mengetahul pengaruh yang ditimbukan perubahan tingkat bunga SHI terhadap profitabilitas atau pendapatan bunga bersih Bank Y akibat adanya kesenjaragan tingkat bunga (interest raie gap), dan menekan strategi yang sebaiknya ditempuh ALCO Bank Y dalam mengelola kondisi kesenjangan tersebut, agar tetap tercapai proiftabilitas yang diinginkan.
Karya akhir ini menggunakan metode yang bersifat deskriptif kuantitatif yang bermaksud mengupas permasalahan seputar resiko yang ditimbulkan oleh kesenjangan tingkat bunga dan bagaimana pengelolaan asset dan kewajiban ini agar dapat meningkatkan net interest income bank, melaiui strategi-strategi pengelolaan yang baik Adapun tahapan-tahapan dalam melakukan anaJisis tersebut adaiah pertama, melakukan siniplifìkasi neraca. Kedua, m&akukan analisis vertikal terhadap neraca berdasarkan sensitivitas tingkat bunga. Ketiga, pemilahan komponen neraca berdasarkan time maturity. Keempat, menghitung kesenjangan dan rasio kesenjangan antara asset dan kewajiban. Kelima, menghktung rate diferrential dan asset dan kewajiban dan mengliitung net Entere si income yang diperoieh. Keenani, menghitung perolehan net interest income dan estimasi perubahan dan net interest income dengan menggunakan what i/analysis, yaitu anaiisis yang melihat pengaruh tingkat bunga terbadap Nil Bank Yjika diasumsikan tingkat bunga raie sensitive mengalami kenaikan sebesar 1% dan 2% atau jika tingkat bunga mengalami penurunan sebesar 1% dan 2%, akibat fluktuasi tingkat bunga SBI.
Dari hasil anaiisis, dapat kita simpulkan bahwa kesenjangan yang terjadi di Bank Y adalah kesenjangan negatif, dimana RSA-RSL. Dengan dernikian jika terjadi J kenaikan tingkat bunga, profitabilitas Bank Y akan turun dan sebaliknya akan meningkat. Agar value of the firm dan Bank Y tersebut dapat tetap maksimal, diperlukan pengelolaan dan pengawasan yang dilalcukan secara profesional agar dapat menjadi bank yang sehat dan dipercaya rnasyarakat dan investor.
Pada akhir bagian dan karya akhir ini kami benikan kesimpulan dan saran kepada Bank Y dan para pembaca mengenai pengelolaan asset dan kewajiban yang sebaiknya dilaksanakan agar dapat dijadikan acuan dalam menyajikan informasi bagi para pengambil keputusan ALCO."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T5508
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puteri Akmalia
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh foreign investor dan board ownership terhadap pengambilan risiko perusahaan pada Perusahaan Non Finansial LQ 45, Periode Agustus 2016-Januari 2017. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah generalized least square dengan pendekatan fixed effect model.Hasil penelitian menemukan bahwa baik foreign investor maupun board ownership, secara signifikan mempengaruhi pengambilan risiko perusahaan pada Perusahaan Non Finansial LQ 45, Periode Agustus 2016-Januari 2017. Penelitian ini menemukan bahwa semakin tinggi tingkat kepemilikan saham oleh pihak asing, maka tingkat pengambilan risiko yang tinggi di perusahaan semakin menurun. Penelitian ini juga menemukan bahwa semakin tinggi tingkat kepemilikan saham oleh pihak manajemen seperti Direksi maupun Komisaris, maka tingkat pengambilan risiko yang tinggi di perusahaan semakin menurun.

This research aims to analyze the effect of foreign investor and board ownership toward corporate risk taking behavior in LQ 45 non financial firms, August 2016 January 2017. The analysis method used in this research is generalized least square with fixed effect model.This research found that both foreign investor and board ownership significantly affect corporate risk taking in LQ 45 non financial firms, August 2016 January 2017. Higher shares rate owned by foreign party would lead to lower risky risk taking rate. Higher shares rate owned by firm rsquo s management such as directors and commissioners would also lead to lower risky risk taking rate.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S68240
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ary Nugroho
"ABSTRAK
Masalah yang sering dihadapi dalam pengelolaan bank adalah
hal-hal yang berhubungan dengan Assets and Liabilities . Bagi
suatu bank penataan unsur-unsur assets dan liabilities yang
dimilikinya akan rnenentukan besarnya pendapatan yang akan
diperolehnya.
Studi ini bermakSud untuk menganalisa kinerja bank, dalam
hal ini Bank Rakyat Indonesia, melalui pendekatan Asset Liability
management. Analisa yang dilakukan terhadap data?data keuangan
bulanan BRI tahun 1991, dalam hal ini. balance sheet dan income
statement. Pertama-tama tiap?tiap unsur assets dan liabilities
dipilah-pilah menurut jenisnya dan pendapatan yang diperolehnya
atau biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkannya, ROE model
dipergunakan untuk menganalisa perkembangan tahunannya. Analisa
GAP dipergunakan untuk memperlihatkan proses manajemen Asset
Liabilities yang dilakukan oleh BRI sepaniang tahun 1991.
Pada tahun 1991 BRI merupakan bank dengan asset terbesar
namun profit margin-nya merupakan yang terkecil dibandingkan
dengan bank-bank umum milik pemerintah lainnya. Rendahnya profit
margin BRI tersebut disebabkan makin mengecilnya interest spread,
sehingga NIM yang diperoleh juga makin kecil.
Mengecilnya interest spread tersebut disebabkan oleh
meningkatnya biaya bunga yang dikeluarkan. Makin, mahalnya biaya
bunga menuntut BRI untuk mengembangkan sumber?sumber dana yang
murah. Selanjutnya untuk lebih meningkatkan profit margin yang
diperolehnya, BRI mengembangkan sumber?sumber pendapatan non-
bunganya, serta menekan biaya?biaya non bunga yang dikeluarkan.
Biaya non-bunga yang dikeluarkan dapat ditekan dengan
memperbaiki kualitas portfolio kredit yang disalurkan dengan
memfokuskan pada bidang usaha yang mempunyaí prospek. Selanjutnya
BRI membina nasabah?nasabah penerima kreditnya untuk mempertajam
wawasan usahanya.
Untuk meningkatkan efektivitas sumberdaya manusia yang
dimilikinya, peningkatan kualitasnya melalui pelatihan-pelatihan
yang teratur perlu untuk dilaksanakan, Penìngkatan kualitas
sumberdaya manusia ini bertujuan untuk mengoptimumkan penggunaan
biaya tenaga kerja dan biaya operasional dalam memperoleh
pendapatan. Pendapatan non-bunga dapat dikembangkan lagi dengan
memberikan layanan jasa?jasa keuangan, memanfaatkan luasnya
jaringan kerja yang dimiliki BRI.
Dalam rangka mengembangkan pendapatan bunga, studi ini
merekomendasikan untuk lebih mengembangkan lagi Kupedes yang
memiliki suku bunga tertinggi dibandingkan dengan produk-produk
penyaluran dana lainnya dengan lebih mendayagunakan jaringan
kerja yang dimiliki di pelosok-pelosok pedesaan.
Sedangkan untuk menekan biaya bunga, direkomendasikan untuk
lebih mengembangkan produk-produk penghimpunan dana yang tingkat
bunganya rendah, seperti Giro Rp dan Giro Valas, dengan cara
meningkatkan daya tariknya misalkan dengan sedikit menaikkan suku
bunganya maupun dengan memberikan hadiah (promosi dana), serta
mengurangi penghimpunan dana yang tingkat bunganya tinggi.
Menata Asset Liability secara pro-aktif, bukan reaktif untuk
dapat lebih mengantisipasi perubahan-perubahan ekstern yang akan
mempengaruhi industri perbankan pada urnumnya dan BRI pada
khususnya."
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Arman Zulkarnain
"RINGKASAN EKSEKUTIF
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan perbankan di Indonesia, telah
menempatkan usaha di sektor perbankan sebagai suatu usaha yang highly regulated dan beresiko tinggi. Berbagai deregulasi yang terjadi seperti pada Juni 1983, Oktober 1988, Mei 1993 dan berbagai deregulasi lanjutannya serta kemungkinan adanya intervensi oleh otoritas moneter, menyebabkan pengelola perbankan harus mampu mengantisipasi perubahan-perubahan tersebut Hal ini sangat disadari terutama dalam rangka mendapatkan net interest income (Nil) yang diharapkan. Karena besamya Nll sangat bergantung pada struktur neraca maupun tingkat bunga, maka pengelqla perbankan menggunakan pendekatan asset liability management (ALM) dalam pengelolaan keuangannya. ALM merupakan suatu pendekatan terpadu atas kedua sisi neraca untuk mencapai target retur yang diharapkan, dalam batasan-batasan resiko yang telah ditentukan. Dalam perbankan, ALM dilakSanakan oleh suatu lembaga yang bernama asset liability committee (ALCO). Karena merupakan sebuah komite, untlik pelaksanaan tugas sehari-hari ALCO dibantu oleh staff supporting group-ALCO (SSG-ALCO)
Dalam kaitannya dengan ALM, pennasalahan yang ditangani SSG-ALCO PT Bank
Persero dapat diKelompokkan menjadi tiga bagian. Pertama, adanya hambatan internal berupa coriflict of interest dalam gapping strategy. Kedua, metode perhitungan biaya dana yang digunakan sebagai penentuan base lending rate tidak menjamin maksimisasi 1aba dan tidak mencerminkan harga pengorbanan yang sebenamya dalam meraih pendapatan. Ketiga, pemanfaatan secondary reserves sebagai swnber likuiditas yang sekaligus memberikan tambahan pendapatan, masih belum optimal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kondisi tingkat bunga pasar yang tidak
berubah, upaya yang dilakukan untuk merubah tingkat bunga kredit atau deposito dalam rangka membentuk posisi GAP yang diinginkan, selalu mendapat hambatan dari pengelola sisi asset maupun pengelola sisi liabilitas. Selain itu, penggunaan metode weighted average cost of fund dalam perhitungan biaya dana lebih sesuai untuk menilai kinerja bank dimasa lalu. Sedangkan marginal cost of fund lebih sesuai untuk keperluan ekspans~ karena biaya dana untuk base lending rate mengikuti fluktuasi tingkat bunga yang berlaku. Strategi yang digunakan untuk memanfaatkan idle fund dilakukan secara pasif, yaitu menernpatkan kelebihan dana path rekening penempatan path bank (placement) dan surat-surat berharga (marketable securities) berjangka pendek dengan tujuan untuk menyangga likuiditas
minimum yang ditentukan Bank Indonesia. Hal liii terjadi karena relatif sedikitnya produkproduk treasury di Indonesia. Disampmg itu, Bank Indonesia membatasi perbankan untuk melakukan kegiatan spekulatif, misalnya untuk memiliki portfolio saham yang diperdagangkan di pasar modal.
Untuk membentuk slruktur neraca sesuai dengan yang diinginkan (gapping strategy), perubahan formula bunga antar kantor (internal transfer pricing) dapat dianggap sebagai jalan yang cukup kompromistis. Perubahan formula mi diharapkan dapat menghindari terjadinya conflict of interest diantara pengelola kedua sisi neraca Bank. Selanjutnya untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi dalam menerapkan marginal cost of fund, formula weighted average cost of fund tetap dapat dipergunakan dengan sedikit modifikasi. Kesulitan dalam mengalokasikan servicing cost dapat diatasi dengan menghitung besamya
servicing cost tersebut atas dasar selisih antara biaya overhead dengan pendapatan bukan bunga. Selanjutnya, servicing cost dialokasikan sesuai dengan besarnya komposisi rupiah dan valuta asing yang dapat dihimpun Bank. Dengan cara i, maka biaya bunga dapat ditekan melalui peningkatan kegiatan yang menghasilkan fee based income. Akhimya, untuk mengoptimalkan kelebihan dana path secondary reserves, Bank dapat beipartisipasi di pasar modal secara tidak langsung. Partisipasi tersebut dilakukan melalui perusahaan
reksadana, dengan cara memanfaatkan core of excess fund yang dimiliki Bank untuk membeli sekuritas reksadana yang memiliki portfolio obligasi. Pendekatan ini lebih diarahkan untuk memperoleh pendapatan daripada sebagai sumber dana yang menopang likuiditas minimum. Dengan cara im, Bank diharapkan memperoleh return yang relative lebih tinggi dengan resiko yang relatif lebih rendah, disamping tetap dapat menyangga likuiditas minimum.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hull, John, 1946-
"Risk Management and Financial Institutions explains all aspects of financial risk and financial institution regulation, helping readers better understand the financial markets and potential dangers. This new fourth edition has been updated to reflect the major developments in the industry, including the finalization of Basel III, the fundamental review of the trading book, SEFs, CCPs, and the new rules affecting derivatives markets. There are new chapters on enterprise risk management and scenario analysis. Readers learn the different types of risk, how and where they appear in different types of institutions, and how the regulatory structure of each institution affects risk management practices. Comprehensive ancillary materials include software, practice questions, and all necessary teaching supplements, facilitating more complete understanding and providing an ultimate learning resource."
New Jersey : John Wiley & Sons, 2015
332.106 81 HUL r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>