Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114053 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional , 1979
304.66 BAD i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kantor Menteri Negara Kependudukan. BKKBN, 1997
R 304.66 Ind k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: BKKBN, 1992
001.422 2 BAD k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Lembaga Demografi FEUI, 2007
304.6 DAS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
I.A. Suparman
Jakarta : Puslit Pranata Pembangunan Lembaga Penelitian UI, , 1993
363.959 8 SUP i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yogaswara Permana
"ABSTRAK
Penduduk adalah subyek sekaligus obyek pembangunan, dinamikanya akan berpengaruh pula terhadap aspek kehidupan dan pelaksanaan pembangunan. Pertambahan penduduk di satu sisi merupakan potensi pembangunan, di pihak lain merupakan beban pembangunan. Pembangunan nasional dan ketahanan nasional (Tannas) terdapat hubungan yang timbal balik (GBHN). Masalah penelitian yang diajukan adalah (1) faktor-faktor manakah dari kependudukan yang berpengaruh terhadap Tannas apakah kelahiran, kematian, atau migrasi masuk dan migrasi keluar ? (2) pertambahan penduduk yang begitu pesat apakah menggangu ketertiban umum pada khususnya Tannas pada umumnya ? Hasil penelitian yang diperoleh atas dasar data sekunder 1980-1990 pertambahan penduduk di dominasi oleh migrasi, pertambahan penduduk. meningkatkan PDRS, menambah jumlah perumahan, fasilitas kesehatan, tenaga kerja pada sektor informal, frekuensi kejahatan meningkat, jumlah wanita tuna susila tidak mengganggu keamanan. Pertambahan penduduk DKI Jakarta pada tahun 1980-1990 tidak mengganggu ketertiban umum pada khususnya, Tannas pada umumnya. Untuk melihat pengaruh pertambahan penduduk dengan Ketahanan nasional di tempat lain perlu penelitian lebih lanjut.
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rujiman
"Selama periode 1970 sampai dengan tahun 1990 di Indonesia telah terjadi pertumbuhan ekonomi yang cukup cepat. Pertumbuhan ekonomi tersebut disertai pula dengan adanya transformasi ekonomi dari dominan sektor pertanian bergeser ke sektor industri dalam arti luas, dan industri manufaktur serta jasa. Pergeseran ini mengarah pada komposisi yang makin seimbang.
Pada periode yang sama, telah terjadi pula perubahan demografi yang cepat di Indonesia. Perubahan demografi ini memperlihatkan suatu kecenderungan turunnya fertilitas dan mortalitas.
Terjadinya kemajuan ekonomi dan turunnya fertilitas dalam waktu yang bersamaan tersebut, seakan-akan memperkuat teori-teori yang telah umum diterima, bahwa turunnya fertilitas adalah disebabkan adanya pembangunan ekonomi.
Dari hasil pengamatan untuk kasus di Indonesia, kesimpulan di atas tidak sepenuhnya benar. Benar bahwa di Indonesia secara bersamaan telah terjadi kemajuan ekonomi disertai dengan penurunan fertilitas. Tetapi penurunan fertilitas yang terjadi di Indonesia jauh lebih cepat dari perkembangan ekonomi itu sendiri.
Ini memberi arti bahwa selain pembangunan ekonomi, ada faktor-faktor lain yang memegang peranan penting yang mengakibatkan terjadinya penurunan fertilitas yang cepat di Indonesia. Salah satu faktor yang paling panting dan memegang peranan kunci adalah adanya intervensi pemerintah di bidang kependudukan melalui usaha-usaha dalam bentuk program Keluarga Berencana.
Demikianlah, bahwa pembangunan ekonomi bersama-sama dengan program Keluarga Berencana telah memberikan andil yang besar dalam hal penurunan fertilitas dan mortalitas yang cepat di Indonesia."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Nurhardjo
"Kelompok penduduk usia 65 tahun keatas (lanjut usia) di Indonesia jumlahnya relatif masih rendah dibanding kelompok penduduk usia lainnya. Meskipun demikian jumlahnya cenderung meningkat, baik secara absolut maupun proporsinya terhadap jumlah penduduk secara keseluruhan. Berdasar data Biro Pusat Statistik (BPS), penduduk lanjut usia di Indonesia berjumlah 2,41 juta atau 2,51 % dari seluruh penduduk pada tahun 1971, meningkat menjadi 4,77 juta (3,25 7) tahun 1980 dan di tahun 1990 menjadi 8,92 juta atau sebesar 3,77 % dari keseluruhan jumlah penduduk. Dengan kata lain penduduk Indonesia sedang bergerak kearah struktur usia penduduk yang semakin menua (ageing population).
Peningkatan jumlah maupun proporsi penduduk lanjut usia tersebut merupakan implikasi dari keberhasilan pembangunan di segala bidang, khususnya di bidang kesehatan masyarakat yang semakin membaik di samping menurunnya angka kelahiran. Dalam pelaksanaan pembangunan di bidang kesehatan masyarakat tampak adanya suatu peningkatan.
Disamping hal tersebut diatas, pemerintah berhasil dalam pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB). Hal tersebut di atas memberikan indikasi bahwa semakin membaik derajat kesehatan masyarakat dengan penurunan angka kematian dan peningkatan angka harapan hidup serta penurunan angka kelahiran menjadikan salah satu faktor meningkatnya penduduk lanjut usia dimasa mendatang.
Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia dimasa mendatang akan menyebabkan pola penduduk Indonesia akan berubah dari struktur usia penduduk muda (median umur dibawah 20) menjadi penduduk dewasa (intermidiate, yaitu dengan umur rata-rata 20 s/d 30 tahun), dan akhirnya akan menjadi struktur penduduk tua (median umur 30 tahun atau lebih). Proses perubahan dari penduduk muda kearah penduduk tua bersamaan dengan jumlah absolut serta prosentase penduduk lanjut usia (Agung, 1992)."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wastuti
"Transisi demografi di Indonesia mengubah struktur umur penduduk yang menua. Meningkatnya jumlah penduduk lansia di Indonesia berpotensi besar terhadap permasalahan kesehatan mental, salah satunya Penyakit Demensia. Demensia merupakan stadium akhir dari kemunduran fungsi kognitif, yang sebelumnya diawali dari mudah lupa dan gangguan kognitif ringan MCI . Penelitian sebelumnya di negara lain menunjukkan bahwa salah satu faktor risiko penurunan fungsi kognitif yang dapat dimodifikasi adalah keterlibatan sosial. Namun, penelitian mengenai pengaruh keterlibatan sosial pada konteks negara berkembang khususnya di Indonesia masih terbatas.
Penelitian ini mengukur pengaruh keterlibatan sosial terhadap fungsi kognitif dari 228.216 orang lansia di Indonesia berdasarkan data SUPAS 2015. Keterlibatan sosial lansia diukur melalui kegiatan sosial kemasyarakatan, mengasuh cucu, dan pasangan hidup. Penelitian ini menggunakan metode regresi multinomial logit. Umur, jenis kelamin, pendidikan, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, aktivitas fisik, dan aktivitas kognitif digunakan sebagai variabel kontrol. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa keterlibatan sosial lansia berpengaruh terhadap fungsi kognitif pada lansia di Indonesia. Partisipasi lansia dalam aktivitas sosial kemasyarakatan, mengasuh cucu dan keberadaan pasangan hidup dapat mengurangi risiko gangguan fungsi kognitif MCI dan Demensia pada lansia di Indonesia.

Demographic transition in Indonesia changes the age structure of ageing population. Increasing number of elderly population in Indonesia has big potential to mental health problem, one of them is Dementia Disease. Dementia is the final stage of cognitive decline, preceded by forgetfulness and mild cognitive impairment MCI . Evidence from previous studies in other countries suggests that one potential modifiable risk factor for cognitive decline may be social engagement. However, research that identifies the modifiable risk factors in the context of developing countries, especially in Indonesia is still scarce.
This study analyses the influence of social engagement on cognitive function of 228.216 elderly people in Indonesia from SUPAS 2015. Social engagement is measured through social activities, looking after grandchildren, and the presence of a spouse. This study uses the multinomial logistic regression method. Age, sex, education, visual impairment, hearing loss, physical and cognitive activity are used as covariates. The results suggest that social engagement influences cognitive function of elderly in Indonesia. Participation in social activities, looking after grandchildren and the presence of spouses can reduce the risk of cognitive decline, both MCI and dementia, in the elderly in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T48859
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>