Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7638 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Black, Maureen M.
John Wiley & Sons: New York, 2000
155.422 BLA e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Erva Yunilda
"

Latar belakang: Identifikasi dan deteksi dini keterlambatan perkembangan anak sampai usia 3 tahun membutuhkan alat uji penapisan yang sahih dan andal serta mudah diaplikasikan orangtua. Kesahihan eksterna Ages and Stages Questionnaires-Third Edition (ASQ-3) belum teruji di Indonesia sehingga ASQ-3 belum dapat digunakan secara luas sebagai alat uji penapisan perkembangan anak.

Tujuan: Mengetahui kesahihan eksterna ASQ-3 bahasa Indonesia kelompok usia 24, 30, dan 36 bulan sebagai alat uji penapisan keterlambatan perkembangan anak.

Metode: Uji diagnostik ASQ-3 bahasa Indonesia kelompok usia 24, 30, dan 36 bulan dibandingkan dengan Bayley Scales of Infant Development-III (BSID-III) pada populasi anak sehat maupun yang berisiko keterlambatan perkembangan. Untuk menentukan nilai kesahihan eksterna, dihitung: sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif dan nilai duga negatif.

Hasil: ASQ-3 bahasa Indonesia kelompok umur 24 bulan: sensitivitas dan NDN baik (83,3% dan 91,3%), tetapi spesifisitas dan  NDP kurang baik (65,6% dan 47,6%). ASQ-3 bahasa Indonesia kelompok umur 30 bulan: sensitivitas dan NDN baik (84,6% dan 90,9%), tetapi spesifisitas dan  NDP kurang baik (69% dan 55%). ASQ-3 bahasa Indonesia kelompok umur 36 bulan: spesifisitas cukup baik (78,8%) dan NDN baik (86,7%), tetapi sensitivitas dan  NDP kurang baik (66,6% dan 53,3%).

Kesimpulan: Kesahihan eksterna ASQ-3 bahasa Indonesia kelompok usia usia 24, 30, dan 36 bulan pada penelitian ini cukup sahih sebagai alat uji penapisan keterlambatan perkembangan anak.

 


Background: Identification of children with developmental disabilities is critical step in providing early intervention services. Ages and Stages Questionnaires third edition (ASQ-3), a parent-report questionnaires has been proven to be a valid and reliable screening test and good psychometric properties. This test has not been external validated before in Indonesia.

Aim: Providing the external validated form of the Indonesian version of the Ages and Stages Questionnaires third edition as an appropriate developmental screening tool for evaluation of 24, 30, and 36 months Indonesian children’s development.

Method: The Indonesian ASQ-3 diagnostic test for the age groups of 24, 30, and 36 months compared with Bayley Scales of Infant Development-III (BSID-III) in the population of healthy children and at risk of developmental delays. To determine the value of external validity, calculated: sensitivity, specificity, positive predictive value and negative predictive value.

Results: ASQ-3 Indonesian 24 month: sensitivity and NDN are good (83.3% and 91.3%), but specificity and NDP are poor (65.6% and 47.6%). ASQ-3 Indonesian 30 months: sensitivity and NDN are good (84.6% and 90.9%), but specificity and NDP are poor (69% and 55%). ASQ-3 Indonesian 36 months: specificity is quite good (78.8%) and NDN is good (86.7%), but sensitivity and NDP are poor (66.6% and 53.3%).

Conclusion: The external validity of ASQ-3 Indonesian 24, 30, and 36 months in this study is quite valid as a screening test for children's development delays.

 

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ninis Indriani
"Bayi dengan asfiksia perinatal sangat rentan mengalami komplikasi baik jangka pendek seperti disfungsi multi organ maupun komplikasi jangka panjang dengan terjadinya gangguan perkembangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan riwayat asfiksia perinatal dengan perkembangan bayi usia 6 sampai 12 bulan. Desain penelitian ini menggunakan ?cross sectional?, yang melibatkan 56 bayi dengan riwayat asfiksia berat, sedang dan ringan di Kabupaten Banyuwangi.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara riwayat asfiksia perinatal dengan perkembangan bayi (p value=0,026, α=0,05). Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu dilakukan deteksi dini penyimpangan perkembangan khususnya bayi dengan risiko tinggi serta mengoptimalkan peran serta orang tua dalam proses perkembangan anak sehingga perkembangan anak tercapai dengan optimal.

Infant with perinatal asphyxia history is very susceptible to have both short-term complications such as multiple organ dysfunctions and long-term complications with development disorder. The purpose of this research is to know the relation of perinatal asphyxia history with infant?s development age 6 to 12 months old. The design of this study uses ?cross-sectional?, which involves 56 infants with severe, moderate and mild asphyxia histories in Banyuwangi Regency.
The result of this research shows that there is significant relation between perinatal asphyxia history with infant?s development (p value=0.026, α=0.05). The recommendations of this research is that it is so necessary to be detected early about the development disorder especially for high-risk infants and to optimize the participation of parents in a child's development process that child?s development is achieved optimally.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T41883
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Muryanto
"Nama : Irwan MuryantoProgram Studi : Doktor EpidemiologiJudul Disertasi : Faktor ndash; Faktor Yang Memengaruhi Perkembangan Bayi :Studi longitudinal Pada Bayi Usia 0 hingga 6 Bulan DiKabupaten Kuantan Singingi Provinsi RiauPembimbing : Prof. Dr. dr. Sudarto Ronoatmodjo SKM, M.ScPrevalensi keterlambatan perkembangan bayi di Indonesia berkisar antara 12,8 -28,5 . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang memengaruhiperkembangan bayi dengan merekrut bayi baru lahir yang dikunjungi dalam waktu24 jam setelah kelahiran sebanyak 474 bayi. Penilaian perkembangan pada usia 2,4 dan 6 bulan menggunakan kuesioner Ages Stages Questionnaires, ThirdEdition ASQ - 3 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor ndash; faktor yangmemengaruhi perkembangan bayi pada usia 2 bulan meliputi : inisiasi menyusu dini komunikasi, motor kasar dan motor halus , panjang lahir komunikasi dan motorkasar , status gizi komunikasi , stimulasi semua ranah , kepadatan isi rumah komunikasi , sosial ekonomi pemecahan masalah . Pada usia 4 bulan meliputi :ASI eksklusif komunikasi, motor kasar, motor halus dan personal sosial , statusgizi personal sosial , diare motor kasar, motor halus dan personal sosial , stimulasi komunikasi, pemecahan masalah dan personal sosial , kepadatan isi rumah motorhalus dan pemecahan masalah , jumlah saudara personal sosial . Sedangkan padausia 6 bulan meliputi : inisiasi menyusu dini motor kasar dan pemecahan masalah ,ASI eksklusif komunikasi dan motor halus , panjang lahir personal sosial , ISPA komunikasi, motor kasar dan personal sosial , stimulasi komunikasi, motor halusdan personal sosial , pendidikan ibu personal sosial dan sosial ekonomi komunikasi dan motor halus .Dapat disimpulkan bahwa faktor stimulasi merupakan faktor yang dominanmemengaruhi perkembangan bayi, diikuti oleh faktor inisiasi menyusu dini dan ASIeksklusif.

Name : Irwan MuryantoStudy Program : Doctoral Program in EpidemiologyTitle : Factors Affecting Infant Development : Longitudinal Studyof Infants at 0 ndash; 6 Months in Kuantan Singingi District RiauProvinceCouncellor : Prof. Dr. dr. Sudarto Ronoatmodjo SKM, M.ScThe prevalence of delayed infant development in Indonesia 12.8 - 28.5 . Thisstudy aims to determine the factors that affect the development of infants byrecruiting newborns who visited within 24 hours after the birth of 474 babies.Assessment of development at ages 2, 4 and 6 months using the Ages StagesQuestionnaires, Third Edition ASQ - 3 questionnaire.The results showed thatfactors affecting infant development at 2 months of age included: earlybreastfeeding initiation communication, gross motor and fine motor , birth length communication and gross motor , nutritional status communication , stimulation all domains , density of home content communication , socioeconomic problemsolving . At 4 months of age include: exclusive breastfeeding communication,gross motor, fine motor and personal social , nutritional status personal social ,diarrhea gross motor, fine motor and personal social , stimulation communication,problem solving and personal social , density of home contents fine motors andproblem solving , number of siblings personal social . While at the age of 6 monthsinclude: early breastfeeding initiation gross motor and problem solving , exclusivebreastfeeding communication and fine motor , length of birth personal social ,ISPA communication, crude motor and personal social , stimulation communication, fine motor and personal social , maternal education personalsocial and socioeconomic communication and fine motor .It can be concluded that stimulation factor is the dominant factor influencing infantdevelopment, followed by early breastfeeding initiation and exclusivebreastfeeding factor.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
D2451
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This book provides a wealth of assessment instruments from the world’s experts to help clinicians gather the most important information from their patients. This is the 3rd edition of our highly successful guides to rating scales in schizophrenia, it is a practical and quick reference publication for psychiatrists. "
London: Springer Healthcare, 2012
e20410708
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Andina Widiastuti
"Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pemakaian Brain Booster Sabuk Cerdas pada saat kehamilan terhadap perkembangan bayi usia 1-12 bulan di Kota Salatiga tahun 2019. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kohort retrospeksi. Sampel penelitian sebanyak 146 bayi usia 1-12 bulan yang lahir dari ibu yang memakai dan tidak Brain Booster Sabuk Cerdas saat kehamilan yang berada di 5 wilayah kerja puskesmas di Kota Salatiga. Hasil analisis multivariat menunjukkan besar hubungan antara pemakaian Brain Booster Sabuk Cerdas pada saat kehamilan terhadap perkembangan bayi usia 1-12 bulan dengan OR sebesar 6,053 (95% CI : 1,654-22,145). Hasil penelitian menyarankan agar program pemakaian Brain Booster Sabuk Cerdas pada saat kehamilan dimulai sejak awal kehamilan dan diberikan pada saat K1 pemeriksaan kehamilan. Brain Booster Sabuk Cerdas digunakan setiap hari minimal selama 60 menit pada malam hari.

This thesis have purposes to know correlation between the smart belt brain booster in pregnancy stage on 1-12 months infant development in Salatiga City in 2019. This research used cohort restrospection studies. The sampel are 146 1-12 month infant who were born from mother used and not used smart belt brain booster in pregnancy stage in five primary health care in Kota Salatiga. Multivariat analysis shows that colleration between using the smart belt brain booster in pregnancy stage on 1-12 months infant development with OR 6,053 (95% CI : 1,654-22,145). The researcher suggests that the smart belt brain booster in pregnancy stage program should be started on the begining of pregancy stage and should be given on K1 monitoring. Smart belt brain booster should be used 60 minutes every day."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuni Indawati
"Fungsi paru bayi pada usia awal kehidupan dapat memprediksi penyakit pernapasan dan perkembangan fungsi paru di kemudian hari. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik fungsi paru pada bayi di Indonesia dan membandingkannya dengan populasi di negara barat. Penelitian potong lintang dilaksanakan di RS Budi Kemuliaan, Jakarta. Dengan menggunakan automated single occlusion technique, peneliti mengukur fungsi paru pada 124 bayi. Data komplians (Crs) dan resistensi (Rrs) total dari sistem pernapasan kemudian dibandingkan dengan data dari studi WHISTLER di Belanda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selain faktor usia, berat badan, dan panjang badan, polusi udara juga merupakan faktor determinan penting pada fungsi paru bayi di Indonesia.

Infant lung function in early life can predict respiratory disease and later lung development. We aimed to understand the characteristics of lung function in Indonesian healthy infant and to compare these with a Western population. We performed a cross-sectional study in Budi Kemuliaan Hospital in Jakarta. Using the automated single occlusion technique we measured lung function in 124 infants. The data of compliance (Crs) and resistance (Rrs) of the respiratory system were compared with data from the WHISTLER study in Neatherlands. Our results suggest that besides age, weight and height, air pollution is an important determinant of infant lung function in Indonesian children.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
San fransisco: Jossey-Bass, 2005
618.928 9 HAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Infant mortality in Orissa has started showing signs of decline as evident from the National family Health Survey-III (2005-06) after a period of long spell of persistently high infant mortality rate...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Azizah
"Kematian bayi merupakan hal yang penting. Meksi begitu, AKB di Indonesia belum turun sesuai potensi idealnya. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun (SDKI) 2017 dengan populasi penelitian yaitu Wanita Usia Subur (WUS) 15 – 49 tahun. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kematian bayi dan variabel independent dalam penelitian ini yaitu pendidikan ibu, pekerjaan ibu, indeks kekayaan rumah tangga, karakteristik wilayah, kawasan daerah, inisiasi menyusui dini (IMD), layanan antenatal, layanan pos natal, tempat persalinan, penolong persalinan, usia ibu melahirkan, status kehamilan, paritas, interval kehamilan, jenis kelamin, berat lahir bayi, komplikasi kehamilan, dan komplikasi persalinan. Hasil analisis multivariat menunjukkan faktor risiko paling dominan adalah pekerjaan ibu. Ibu yang bekerja 2,2 kali lebih tinggi berisiko mengalami kejadian kematian bayi dibanding yang tidak bekerja. Untuk itu, ibu yang mengalami kehamilan wajib memperhatikan dan melakukan layanan antenatal. Jika terdapat penyulit kehamilan, sebisa mungkin tidak melakukan pekerjaan dengan aktifitas berat agar berat. Serta melakukan layanan pos natal jika bayi yang lahir <2500 gram atau >3500 gram.

Infant mortality is important. However, IMR in Indonesia has not decreased according to its ideal potential. This study uses secondary data from the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) with the study population, women of reproductive age (WUS) 15 - 49 years. The dependent variable in this study was infant mortality and the independent variables in this study were maternal education, maternal occupation, household wealth index, regional characteristics, regional area, early breastfeeding initiation, antenatal services, post-natal services, place of delivery, delivery helper, maternal age, pregnancy status, parity, pregnancy interval, gender, birth weight, pregnancy complications, and delivery complications. The result of multivariate analysis showed that the most dominant risk factors were maternal occupation. Working mothers are 2.2 times higher risk experiencing infant mortality than those who do not work. For this reason, mothers who are experiencing pregnancy are obliged looking for antenatal services. If there is pregnancy complication, better do not do heavy work. As well as carrying out a pos natal service if the baby is born <2500 grams or> 3500 grams."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>