Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18131 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Burns, Robert C.
New York: Brunner/Mazel, 1982
618.92 BUR s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kamelia Syani
"Masalah gizi menjadi penyebab utama kematian balita di dunia. Salah satu masalah gizi adalah ketidakseimbangan status gizi. Upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak salah satunya melalui optimalisasi fungsi keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan fungsi keluarga yang termasuk fungsi afektif keluarga, fungsi ekonomi keluarga, dan fungsi perawatan kesehatan keluarga terhadap status gizi anak usia prasekolah pada TK/RA di Kelurahan Cilebut Barat Bogor. Desain penelitian cross sectional ini melibatkan 109 anak usia prasekolah beserta keluarganya pada TK/RA di Kelurahan Cilebut Barat Bogor. Instrumen yang digunakan untuk mengukur status gizi adalah bagan antropometrik WHO yang dikeluarkan oleh Kemenkes RI dan kuesioner fungsi keluarga yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji statistik yang digunakan untuk analisis bivariat adalah uji chi square. Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan antara fungsi keluarga dan status gizi anak prasekolah (p=0,000), terdapat hubungan antara fungsi afektif keluarga dan status gizi anak prasekolah (p=0,000), terdapat hubungan antara fungsi ekonomi keluarga dan status gizi anak prasekolah (p=0,001), dan terdapat hubungan antara fungsi perawatan kesehatan keluarga dan status gizi anak
prasekolah (p=0,001). Oleh karena itu, keluarga diharapkan dapat memanfaatkan program keluarga sehat agar fungsi keluarga dapat dijalankan dengan baik sehingga status gizi anak normal

Nutritioinal problems are the main cause of infant mortality in the world. Imbalance in nutritional status is one of the nutritional problems. By optimizing family function, this can be an efforts to meet children’s nutritional needs. The study aimed to perceive the relationship among family function, include affective function of the family, economic function of the family, and health care function of the family towards nutritional status of preschool children on TK/RA at Cilebut Barat Village Bogor. This cross sectional study involving 109 preschool children and their family on TK/RA at Cilebut Barat Village Bogor. The instrument used to measures nutritional status is WHO anthropometric chart issued by Kemenkes RI and family function questionnaire which has been tested its validity and reliability. The statistical test used for bivariate analysis is chi square test. This study find there is an association among family function and nutritional status of preschoolers (p=0,000), there is an association among affective function of the family and nutritional status of preschoolers (p=0,000), there is an association among economic function of the family and nutritional status of preschoolers (p=0,001), and there is an association among healthcare function of the family
and nutritional status of preschoolers (p=0,001). Therefore family is suggested to utilize Indonesia Sehat program so that family function can be done properly and child’s nutritional
status is normal.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neti Hartaty
"ABSTRAK
Kurangnya stimulasi akan berdampak pada keterlambatan perkembangan balita.
Keluarga memegang peranan penting dalam memberikan stimulasi sedini
mungkin agar mental, emosional, sosial dan kemandirian balita berkembang
secara optimal. Penelitian ini dirancang untuk mengidentifikasi arti dan makna dari
pengalaman keluarga dalam menstimulasi perkembangan balita. Desain penelitian yang
digunakan adalah fenomenologi deskriptif, menggunakan kriteria sampling purposive,
saturasi pada partisipan keenam. Analisa data menggunakan metode Collaizi.
Penelitian menghasilkan enam tema yaitu metode stimulasi, waktu stimulasi, sumber
peran dalam menstimulasi, perasaan dalam proses stimulasi, masalah pada sifat balita dan
anak lebih baik dari orangtua. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan stimulasi perkembangan balita oleh keluarga

ABSTRACT
The lack of stimulation will have an impact on the delay in development of
toddlers. Family plays an important role in providing stimulation as early as
possible so that mental, emotional, social and survival skills of toddlers would
develop optimally. This study was designed to identify the meaning and
significance of the family experience in stimulating the development of toddlers.
The research method used was descriptive phenomenological approach, using
purposeful or purposive sampling criteria of six participants. Data analysis used
Collaizi methods. The results produced six themes namely the method of
stimulation, stimulation time, resources role in stimulating, feeling the stimulation
process, the nature of the problem in toddlers and children better than their
parents. The results are expected to improve the ability of the family in
stimulating the development of their toddlers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42063
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khadijah Atthahirah
"Pemenuhan kebutuhan gizi pada 1000 Hari pertama kehidupan seorang anak merupakan hal penting yang perlu diperhatikan. Saat anak berusia di bawah dua tahun (baduta) anak mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dan tidak dapat terulang. Salah satu faktor yang dinilai efektif dalam memenuhi kebutuhan gizi baduta adalah menerapkan praktik pemberian makan responsif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran praktik pemberian makan responsif pada anak usia 6-23 bulan di DKI Jakarta.
Metode penelitian yang digunakan adalah cross-sectional, dengan pengambilan data secara daring dan luring. Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia 6-23 bulan (atau pengasuh yang sudah merawat lebih dari 3 bulan) yang sesuai dengan kriteria inklusi. Teknik sampling yang digunakan adalah proportionate stratified random sampling, dengan jumlah total keseluruhan sampel 445 responden. Peneliti menyebarkan kuesioner yang mencakup data karakteristik anak, karakteristik ibu/ pengasuh, stres pengasuhan, dan praktik pemberian makan responsif.
Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa sebagian besar responden telah menerapkan praktik pemberian makan responsif di tingkat sangat baik (88,1%). Namun, sayangnya masih terdapat 2% responden yang menerapkan praktik pemberian makan responsif dalam tingkat buruk. Tentu angka ini bukanlah angka yang sedikit, mengingat saat ini terdapat lebih dari 100.000 jiwa baduta yang berdomisili di DKI Jakarta. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar intervensi preventif untuk meningkatkan kesuksesan praktik pemberian makan responsif pada anak usia 6-23 bulan.

Fulfilling nutritional needs in the first 1000 days of a child's life is an important thing that needs attention. When a child is under two years old, the child experiences a very rapid growth and it cannot be repeated. One factor that is considered effective in meeting the nutritional needs of under-two years old is implementing responsive feeding practices. This study aims to describe responsive feeding practices in children aged 6-23 months in DKI Jakarta.
The used research method is cross-sectional, with online and offline data collection. The sample in this study were mothers who had children aged 6-23 months (or caregivers who had cared for more than 3 months) who met the inclusion criteria. The sampling technique used was proportionate stratified random sampling, with a total sample of 445 respondents. Researcher distributed questionnaires that included data on child's characteristics, mother's characteristics, parenting stress, and responsive feeding practices.
The results of the study generally showed that the majority of respondents had implemented responsive feeding practices at a very good level (88.1%). However, unfortunately there are still 2% of respondents who apply responsive feeding practices at a poor level. Certainly, this number is not a small number, considering that currently there are more than 100,000 children under two years old living in DKI Jakarta. This research is expected to be the basis for preventive interventions to increase the success of responsive feeding practices in children aged 6-23 months.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Kurniadi
"Keluarga merupakan orang terdekat dengan balita yang mempunyai yang mempunyai berbagai fungsi yang salah satunya fungsi perawatan kesehatan. Fungsi perawatan kesehatan merupakan fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan setiap anggota keluarga supaya tetap memiliki kemampuan optimal untuk melakukan aktivitas seharihari. Kemampuan keluarga dalam melaksanakan fungsinya dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan lima tugas kesehatan keluarga. Salah satu hal yang penting untuk diteliti adalah tugas kesehatan keluarga yang berhubungan dengan stunting. fungsi
kesehatan keluarga mencakup lima kemampuan melaksanakan tugas kesehatan keluarga.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tugas kesehatan keluarga dengan
kejadian stunting pada balita di Keluarahan Pangkalan Kasai, Provinsi Riau. Metode penelitian ini adalah cross sectional dengan jumlah sampel 366 keluarga. Pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Sampel penelitian ini adalah keluarga yang memiliki balita. Analisis menggunakan uji chi square yang menunjukkan terhadap hubungan setiap variabel tugas kesehatan keluarga dengan kejadian stunting pada balita di Kelurahan Pangkalan Kasai, Provinsi Riau dengan nilai p < 0,05. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa kemampuan mengenal masalah kesehatan merupakan variabel yang paling berhubungan dengan kejadian stunting.

The family is the closest person to a toddler who has various functions, one of which is health care. The health care function is a function to maintain the health condition of
each family member so that it still has the optimal ability to carry out daily activities. The ability of families to carry out their functions can be seen from the ability of families to carry out five family health tasks. One of the important things to study is family health tasks related to stunting. family health functions include five abilities to carry out family health tasks. This study aims to determine the relationship of family health tasks with the incidence of stunting in infants in Pangkalan Kasai Village, Riau Province. This research method is cross sectional with a sample of 366 families. Sampling using simple random sampling. The sample of this study is families who have toddlers. The analysis used the chi square test which showed the relationship of each variable in family health tasks with the incidence of stunting in children under five in Pangkalan Kasai Village, Riau Province with p value <0.05. Further analysis showed that the ability to recognize health problems was the variable most related to the incidence of stunting.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ernia Haris Himawati
"Stunting merupakan masalah kesehatan yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang anak dan bersifat permanen. Penyebab stunting tidak hanya karena faktor gizi, tetapi beberapa faktor lain seperti riwayat kesehatan ibu dan anak, lingkungan dan sosio-ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan hygiene dan sanitasi dengan kejadian stunting pada anak balita di Kabupaten Sampang. Penelitian ini merupakan studi cross sectional dengan besar sampel sebanyak 207 balita di Sampang dengan pengambilan sampel total sampling. Data bersumber dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan RI. Analisis data dengan regresi logistik multivariabel. Prevalensi stunting diperoleh sebanyak 49.2%. Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara hygiene dan sanitasi, yaitu variabel pengelolaan sampah (OR 2.005; 95%CI : 1.037-3.879) dan penggunaan jamban (OR 2.861; 95%CI : 0.973-8.417) Riwayat penyakit ISPA juga berhubungan signifikan dengan kejadian stunting (OR 3.116; 95%CI : 1.071-9.062) Walaupun tidak signifikan, riwayat diare juga menunjukkan adanya risiko terhadap stunting pada balita (OR 1.953; 95% CI 0.694-5.495) Berdasarkan hasil penelitian, disarankan bagi masyarakat Sampang untuk meningkatkan pengetahuan dan kualitas Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, kesehatan untuk ibu dan anak, serta peningkatan penyuluhan dan perbaikan sarana prasarana hygiene-sanitasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang.

Stunting is a health problem which could affect the childs growth and development permanently. The cause of stunting is not only due to nutritional factors, but also several other factors such as maternal and child health history, environment and socio-economics. The purpose of this study was to determine the relationship of hygiene and sanitation with the incidence of stunting among under five age children in Sampang. This research was a cross sectional study with 207 samples in Sampang using a total sampling technique. Data was from the Riskesdas 2018 by the Indonesian Ministry of Healths Research and Development Agency. The results showed that there is a significant relationship between hygiene and sanitation, namely the variable of waste management (OR 2,005; 95% CI: 1,037-3,879) and the use of latrines (OR 2,861; 95% CI: 0.973-8,417). A history of Upper Respiratory Track Infection was also significantly related to the incidence of stunting (OR 3.116; 95% CI: 1.071-9.062). Even if theres no significant result for diarrhea, it showed that there was a risk by 1.9 times (OR 1.953; 95% CI 0.694-5.495) Based on the results of the study, its recommended to society improving their knowledge and quality of protection of Clean and Healthy Living, health for mothers and children, as well as improving the guidance and improvement of health-sanitation infrastructure by the Sampang District Health Office."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agatha Derta Donira
"Hipertensi disebabkan karena interaksi yang kompleks antara gaya hidup yang kurang baik, faktor lingkungan disertai keturunan/genetika. Prevalensi hipertensi penduduk Provinsi Jawa Barat juga meningkat dari 29,4% menjadi 39,6%, sehingga menempatkan Provinsi Jawa Barat sebagai provinsi urutan ke-2 dengan prevalensi hipertensi tertinggi di antara provinsi lain di Indonesia pada tahun 2018 dan peringkat ke-4 pada tahun 2013. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor determinan kejadian hipertensi pada penduduk usia lebih dari 19 tahun di Provinsi Jawa Barat (analisis data IFLS-5). Sampel yang dipilih pada penelitian ini sejumlah 1.568 orang, dengan prevalensi hipertensi tertinggi pada IFLS-5 yang mewakili Provinsi Jawa Barat yaitu Kabupaten Cirebon, Kabupaten Karawang, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Bandung. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional menggunakan data sekunder IFLS-5 tahun 2014. Analisis data yang digunakan adalah Regresi Logistik. Hasil analisis bivariat pada semua usia menunjukkan variabel yang memiliki perbedaan proporsi secara signifikan dengan hipertensi adalah jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, kebiasaan merokok, aktivitas fisik, konsumsi fastfood, Diabetes Mellitus, dan status gizi. Sedangkan pada kelompok usia produktif adalah jenis kelamin, kebiasaan merokok, konsumsi fastfood, Diabetes Mellitus, status gizi; pada kelompok usia tidak produktif adalah jenis kelamin, pekerjaan, dan status gizi. Hasil analisis multivariat yang menunjukkan faktor paling dominan berhubungan dengan kejadian hipertensi pada penduduk Provinsi Jawa Barat tahun 2014 yaitu usia (usia >19 tahun; OR:6,811; CI:4,674-9,925), Diabetes Mellitus (usia produktif >19 tahun; OR:6,139; CI:2,174-17,336), dan Diabetes Mellitus (usia tidak produktif; OR:5,436; CI: 0,518-57,01). Disarankan kepada masyarakat dengan semua kelompok usia untuk lebih memperhatikan peningkatan berat badan agar status gizinya dapat terjaga normal dan tidak sampai pada keadaan obesitas, meningkatkan konsumsi makanan berserat (sayur dan buah), minum air putih cukup minimal 8 gelas sehari atau setara dengan 2 liter, aktivitas fisik cukup, dan batasi konsumsi gula garam dan lemak.

Hypertension is caused by a complex interaction between poor lifestyle, environmental factors and heredity/genetics. The prevalence of hypertension in the population of West Java Province also increased from 29,4% to 39,6%, thus placing West Java Province as the 2nd place with the highest prevalence of hypertension among other provinces in Indonesia in 2018 and 4th in 2013. The purpose of this study was to analyze the determinants of the incidence of hypertension in the population aged over 19 years in West Java Province (IFLS-5 data analysis). This study uses a cross sectional study design using secondary data from IFLS-5 in 2014. The data analysis used is Logistic Regression. The sample selected in this study amounted to 1.568 people, with the highest prevalence of hypertension in IFLS-5 representing the Province of West Java, namely Cirebon Regency, Karawang Regency, Majalengka Regency, and Bandung Regency. The results of bivariate analysis at all ages showed that the variables that had significant proportion differences with hypertension were gender, age, education, occupation, smoking habits, physical activity, fastfood consumption, Diabetes Mellitus, and nutritional status. While in the productive age group are gender, smoking habits, fastfood consumption, Diabetes Mellitus, nutritional status; in the unproductive age group is gender, occupation, and nutritional status. The results of a multivariate analysis that showed the most dominant factor related to the incidence of hypertension in the population of West Java Province in 2014 were age (age >19 years; OR:6,811; CI:4,674-9,925), Diabetes Mellitus (productive age >19 years; OR:6,139; CI:2,174-17,336), and Diabetes Mellitus (unproductive age; OR:5,436; CI: 0.518-57.01). It is recommended to people of all age groups to pay more attention to increasing body weight so that their nutritional status can be maintained normally and not up to a state of obesity, increase consumption of fibrous foods (vegetables and fruits), drink enough water at least 8 glasses a day or the equivalent of 2 liters, sufficient physical activity, and limit the consumption of salt sugar and fat."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Aulia Ramadhan
"Stunting mempengaruhi perkembangan kognitif yang menyebabkan gangguan kognitif untuk jangka panjang. Status gizi yang rendah pada anak yang masih dalam perkembangan otaknya akan berdampak pada rendahnya kualitas sumber daya manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika perubahan kondisi stunting dalam kelompok balita usia 3-5 tahun terhadap kemampuan kognitif usia 10-12 tahun. Penelitian ini merupakan analisis data sekunder berbasis komunitas (Community based study) dikenal dengan nama Indonesian Family Life Survey (IFLS), yang merupakan survei longitudinal atau populasi tetap kohort yang awalnya mencakup 13 provinsi di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data IFLS 4 (2007) dan IFLS 5 (2014). Didapatkan sebanyak 459 anak yang merupakan sampel tindak lanjut IFLS 4 dan IFLS 5. Perhitungan bobot koreksi digunakan dalam analisis ini. Teknik analisis yang digunakan adalah chi square dan regresi logistik ganda. Hasil analisis menunjukkan terdapat beberapa kelompok, yaitu kelompok anak yang dapat memperbaiki kondisi stunting sebanyak (15,92%), kelompok terjadi stunting pada masa anak sebanyak (14,40%) dan kelompok terjadi stunting pada masa balita dan tetap stunting sebanyak (8,26%), sisanya adalah anak-anak yang tumbuh normal (61,42%). Hasil analisis lebih lanjut menggunakan regresi logistik ganda bahwa kelompok terjadi stunting pada masa balita dan tetap stunting dengan adjusted OR 1,52 (CI : 0,728 - 3,195), kelompok terjadi stunting pada masa anak dengan adjusted OR 1,17 (CI : 0,629 - 2,187) dan kelompok anak yang dapat memperbaiki kondisi stunting dengan adjusted OR 1,69 (CI : 0,894 - 3,220) berisiko memperoleh kemampuan kognitif kurang dibandingkan dengan anak-anak yang tumbuh normal setelah dikontrol status pekerjaan ibu, kebiasaan makan protein hewani, riwayat penyakit diare dan pendidikan pra SD. Berdasarkan temuan dari penelitian ini, meningkatkan pelaksanaan skrining secara rutin status gizi balita sampai dengan usia anak sekolah 7-12 tahun dapat mengurangi dampak dan memberikan intervensi lebih awal terhadap anak tersebut. Meningkatkan program food family terutama mengenai konsumsi makanan mengandung protein hewani seperti telur, ikan, daging dan susu. Menambah alat ukur tes IQ untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak seperti Raven’s Intelligence Test dimulai dari usia 7 tahun. Meningkatkan program pencatatan dan informasi kesehatan remaja dalam My Health Report Book terutama mengenai pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Stunting affects cognitive development has led to long-term cognitive impairment. undernourished status in children who were developing their brains will have an impact on the low quality of human resources. The purpose of this study is to determine the dynamics of changing conditions of stunting in the 3-5 year age group on cognitive abilities at 10-12 years of age in Indonesia. This research is a community-based secondary data analysis known as the Indonesian Family Life Survey (IFLS), which is a longitudinal or fixed population cohort survey that originally covered 13 provinces in Indonesia. The data used in this study are IFLS 4 (2007) and IFLS 5 (2014) data. There were 459 children who were follow-up samples of IFLS 4 and IFLS 5. Calculation of correction weight was used in this analysis. The analysis technique used is chi-square and multiple logistic regression. The analysis results have several categorized participants as stunted in a toddler but not childhood (catch-up) (15.92%), stunted in childhood (14.40%), stunted in a toddler and childhood (8,26%), and not stunted (61.42%). The analysis results used multiple logistic regression that stunted in a toddler and childhood adjusted OR 1.52 (CI: 0.728 - 3.195), stunted in childhood adjusted OR 1.17 (CI: 0.629 - 2.187), and stunted in a toddler but not childhood (catch-up) adjusted OR 1.69 (CI: 0.894 - 3.220) have risk were ability cognitive lower compared as not stunted when adjusted for mother’s work status, animal protein eating habits, history of diarrhea and attended preschool. Based on findings from this study, increasing the implementation of the routine screening of nutritional status of toddlers until school children at 10-12 years of age can reduce the impact and provide early intervention against the children. Increase the food family program, especially regarding the consumption of foods containing animal protein such as eggs, fish, meat, and milk. Adding an IQ test measuring tool to improve children's cognitive abilities such as the Raven's Intelligence Test starting at the age of 7 years. Increasing the health recording and information program in My Health Report Book, especially regarding monitoring child growth and development"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Martha
"Skripsi ini membahas mengenai gangguan pertumbuhan yakni pendek (stunting), kurus (wasting), dan berat badan kurang (underweight) pada anak umur 0-59 bulan di Indonesia.Gizi mempunyai peranan penting dalam periode pertumbuhan dan perkembangan anak yang bersifat irreversible.Penilaian gizi dilakukan dengan pengukuran antropometri menggunakan, indeks tinggi badan terhadap umur (stunting), serta indeks tinggi badan terhadap berat badan (wasting), indeks berat badan terhadap umur (underweight).
Tujuan penelitian ini mengetahui keterkaitan faktor sosial ekonomi dan beberapa faktor lain seperti kecukupan energi dan protein, infeksi malaria dan pelayanan kesehatan sanitasi dasar serta status BBLR pada gangguan pertumbuhan anak 0-59 bulan. Penelitian bersifat kuantitatif, dengan desain studi cross-sectional dengan menggunakan data sekunder Riskesdas Tahun 2010. Sampel penelitian ini adalah semua anak umur 0-59 bulan yang menjadi responden dalam Riskesdas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa status ekonomi, pendidikan ibu dan ayah mempunyai pengaruh terhadap gangguan pertumbuhan.Semakin rendah status ekonomi keluarga semakin tinggi juga risiko balita dalam keluarga tersebut untuk mengalami kejadian pendek, kurus dan berat badan kurang. Balita dari keluarga status ekonomi terbawah mempunyai risiko 1,8 kali lebih besar untuk mengalami kejadian pendek (stunting) 1,4 kali lebih besar mengalami kekurusan (wasting), dan 1,7 kali lebih besar untuk mengalami berat badan kurang (underweight) dibandingkan dengan balita dari keluarga status ekonomi tertinggi.
Balita yang mempunyai ayah dan ibu dengan tingkat pendidikan rendah mempunyai risiko lebih besar dalam mengalami gangguan pertumbuhan. Sosial ekonomi keluarga merupakan faktor yang mendasari gangguan pertumbuhan balita, sosial ekonomi keluarga baik akan berdampak baik juga dalam kesediaan asupan, lingkungan yang sehat, dan perilaku sehat.

This thesis mainly discusses about the growth disorders, stunting, wasting and underweight in children aged 0-59 months in Indonesia. Nutrition be an important role during the growth and development period of the children, which is irreversible. Nutritional assessment by anthropometric measurements performed using height of age index (stunting), height of weight index, weight of age index.
The purpose of this study is to determine the relationship of socio-economic factors and other factors, such as the adequacy of energy and protein, malaria infection, basic sanitation, and health care of LBW status in children 0-59 months of growth disorders. This research is quantitative, with a cross-sectional study design usingData Analysis of Primary Health Research 2010. Samples of this study are all children aged 0-59 months who were respondents in Data Analysis of Primary Health Research 2010.
Result of this study indicates that economic status and level of intelligence of the parents have influence on children's growth disorders. The lower the economic status of the family the riskier a toddler in the family would experience growth disorder.Toddlers from the family with lowest economic status have 1.8 times greater risk for experiencing stunting, 1.4 times greater risk for experiencing wasting, and 1.7 times greater risk for experiencing underweight compared with toddlers from family with highest economic status.
Toddlers with less educated parents also have greater risk for experiencing growth disorder. Socio-economic factors in family underly the growth disorder of the toddlers and would also affect the fulfillment of the nutritional intake, health services, and healthy behaviors in toddlers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55976
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jondan Indhy Prastyo
"Anak-anak yang tidak divaksinasi meningkatkan resiko kesehatan diri mereka sendiri dan
juga orang-orang di sekitarnya karena sifat menular dari penyakit yang dapat dicegah
dengan vaksin. Cakupan pemberian vaksin dasar memberikan indikasi kondisi kesehatan
publik saat ini, serta menunjukkan kemampuan akses masyarakat terhadap sistem
kesehatan setempat. Dengan memanfaatkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
2017, penelitian ini mengungkap keterkaitan proses pengambilan keputusan keluarga
dengan kelengkapan imunisasi anak di rumah tangga. Studi ini juga bertujuan memberi
informasi terbaru tentang kepatuhan terhadap kewajiban vaksinasi dasar anak berusia 12
- 35 bulan di Indonesia. Regresi logistik memberikan indikasi bahwa orang tua yang
berdiskusi dalam pembelian besar cenderung mempunyai anak dengan imunisasi dasar
lengkap dalam rumah tangga yang sama. Frekuensi akses media massa ibu, interaksi
mereka dengan medis profesional, dan kepemilikan kartu kesehatan / vaksinasi terkait
positif dengan kepatuhan vaksin dasar. Perbedaan lengkapnya vaksinasi terlihat juga pada
jenis kelamin dan urutan lahir anak. Kebijakan untuk mempengaruhi pengambilan
keputusan vaksinasi keluarga, seperti meningkatkan serapan informasi dan menurunkan
hambatan akses vaksinasi, perlu diterapkan untuk meningkatkan imunisasi dasar anak,
yang akhirnya berdampak pada kesehatan masyarakat dan masa depan bangsa.

Unvaccinated children pose danger not only to themselves but also to others due to the
contagious nature of vaccine-preventable diseases. Coverage on basic vaccines
administration could give an indication on the current state of public health as well as
demonstrates peoples ability to access health care system in the country. This study aims
to provide latest insight on compliance to mandated basic vaccination for children
between 12 to 35 months in Indonesia. The research will also try to uncover the relation
between decision-making processes in the family and immunization completion status for
the children within. This study will make use of the latest data from the 2017 Indonesia
Demographic and Health Survey. Descriptive analysis shows differences of basic
immunization coverage in regions across Indonesia, indicating a correlation between
economic status and knowledge acquisition. Logistic regression suggests that joint
discussion between parents in the households major purchases is more likely to result in
complete basic immunization for their children. In addition, mothers frequency of access
to mass media, their exposure to medical professionals, and their possession of
health/vaccination card are positively associated with the compliance of mandated basic
vaccines administration. Differences in vaccination compliance can also be observed in
childrens characteristics such as their gender and order of birth. Appropriate policies that
could intensify positive knowledge acquisition, lower the barrier of access to vaccination,
and influence the familys decision making on vaccination should be designed in order to
increase childrens basic immunization rate, as it could have effect on public health and
nations future."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>