Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29124 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Buku ini membahas tentang perkembangan personal, sosial dan emosiaonal anak yang berkaitan dengan perilakunya terhadap dirinya sendiri dan dengan dunia di luar dirinya."
The Open University: Walton Hall, 1995
155.418 PER
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
San Francisco: Jossey-Bass, 1995
305.231 EXP
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Alqurina Norizka
"ABSTRAK
Konsep diri terbentuk dari interaksi seseorang dengan orang lain serta lingkungan. Anak-anak di Indonesia yang melakukan tindakan kriminal ditempatkan di Lembaga Khusus Pembinaan Anak LPKA dan dapat mempengaruhi konsep diri karena memiliki lingkungan tempat tinggal yang berbeda dengan anak yang berada di luar LPKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik dengan konsep diri pada anak di Lembaga Khusus Pembinaan Anak Tangerang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan menggunakan sampel sebanyak 171 narapidana anak usia 9 - 18 tahun dengan menggunakan teknik random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Tennese Self Concept TSCS dengan nilai Alpha Cronbach rsquo;s 0,944. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara usia, pendidikan dan penyebab penahanan dengan konsep diri nilai p > 0,05 . Sebaliknya, terdapat hubungan antara konsep diri dengan lama masa penahanan, suku, dan dukungan keluarga nilai p < 0,05 . Proses pembinaan pada narapidana anak di LPKA perlu dengan mengoptimalkan fasilitas, tenaga yang ada, serta dukungan keluarga.

ABSTRACT
Self concept is formed from one 39 s interaction with others and the environment. Children in Indonesia who commit crimes are placed in the Special Institution for Child Development LPKA and may influence the concept of self because it has a different living environment with children outside the LPKA. This study aims to determine the relationship characteristics with self concept in children in Special Institution of Child Development Tangerang. This research is descriptive research and use sample as many as 171 convict children aged 9 18 years by using random sampling technique. Data collection using Tennese Self Concept TSCS questionnaire with Alpha Cronbach 39 s value 0.944. The results showed that there was no correlation between age, education and causes of self concept detention p 0,05 . Conversely, there is a relationship between self concept and duration of detention, ethnicity, and family support."
2017
S68812
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kuny Fitriyah Tyas Sakanti
"ABSTRAK
Kanker merupakan salah satu penyakit penyebab morbiditas dan mortalitas di dunia. Kondisi kanker pada anak dapat mempengaruhi konsep diri pada anak. Alat ukur konsep diri salah satunya adalah Piers-Harris 2, tetapi kuesioner ini belum pernah digunakan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi validitas dan reliabilitas instrumen Piers-Harris Childrens Self-Concept Scale, Second Edition (Piers-Harris 2) versi Bahasa Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada 32 anak kanker usia sekolah dan remaja berusia 7-18 tahun di rumah singgah dan sekitar Jakarta. Desain penelitian adalah cross sectional dengan teknik sampling consecutive sampling. Instrumen Piers-Harris 2 diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Uji validitas, reliabilitas, skala validitas Piers-Harris 2 diuji menggunakan uji korelasi Pearson di SPSS 20. Hasil: korelasi intraskala per domain 0,55-0,74, sedangkan pada korelasi intraskala antar domain -0,01 -0,706. Nilai cronbachs alpha 0,810. 21 pernyataan memiliki r hitung > r tabel. Rata-rata konsep diri 45,19% atau bernilai positif. Instrumen Piers-Harris 2 versi Bahasa Indonesia terbukti reliabel dan valid untuk mengukur konsep diri. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan uji reliabilitas tes-retes.

ABSTRACT
Cancer is one of the causes of morbidity and mortality in the world. Conditions of cancer in children can affect self-concept in children. Self-concept measuring instrument one of them is Piers-Harris 2, but this questionnaire has not been used in Indonesia. The aim of this study was to analyze validity and reliability of an Indonesian version of the Piers-Harris Childrens Self-Concept Scale, Second Edition (Piers-Harris 2). The research method used is cross sectional with consecutive sampling technique to 32 respondents in children age 7-18 years old in shelter house and aroud Jakarta. Piers-Harris 2 questionnaire was translated into Indonesian. The validity, reliability, validity scale Piers-Harris 2, and were tested with Pearson test in SPSS 20. Inter-scale correlation per domain 0,55-0,74, while on inter-scale correlation between domain -0,01 -0,706. Cronbachs alpha 0,810. 21 item was valid. The mean total Piers-Harris 2 score was 45,19%. The Indonesia version of Piers-Harris 2 suggested that is a valid and reliable instrument for measuring self-concept in children ages 7-18 years old. For the next research it is desirable to conduct test re-test reliability."
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shanina Rosa Famila
"ABSTRAK
Manusia seringkali dihadapkan pada pilihan dilematis apakah mereka memilih untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya untuk diri sendiri atau menahan diri demi keuntungan bersama. Pada anak-anak SD, dapat terlihat pada saat mereka memilih antara segera pulang agar lebih cepat sampai rumah dan membiarkan teman lain yang mengangkat bangku mereka atau bersama-sama merelakan waktu pulang mereka tertunda untuk menaikkan bangku masing-masing terlebih dahulu. Pilihan dilematis tersebut dikenal dengan istilah dilema sosial. Keputusan seseorang ketika menghadapi dilema sosial dapat dipengaruhi berbagai macam faktor. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah identitas sosial memoderasi pengaruh faktor situasional terhadap keputusan seseorang ketika menghadapi dilema sosial. Desain penelitian ini adalah randomized blocked factorial design. Sebanyak 204 anak berusia 9-12 tahun dilibatkan dalam penelitian eksperimental ini. Hasil penelitian ini, terdapat pengaruh signifikan dari faktor situasi terhadap keputusan dilema sosial dengan χ2 = 14.648, p < .05 dan identitas sosial terhadap keputusan dilema sosial dengan χ2 = 4.640, p < .05; namun tidak ditemukan pengaruh yang signifikan dari interaksi ketiganya dengan χ2 = .000, p > .05. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk lebih meningkatkan identifikasi melalui pembacaan instruksi dengan mengatakan bahwa hasil penelitian akan dibandingkan dengan kelompok penelitian lainnya

ABSTRACT
Manusia seringkali dihadapkan pada pilihan dilematis apakah mereka memilih untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya untuk diri sendiri atau menahan diri demi keuntungan bersama. Pada anak-anak SD, dapat terlihat pada saat mereka memilih antara segera pulang agar lebih cepat sampai rumah dan membiarkan teman lain yang mengangkat bangku mereka atau bersama-sama merelakan waktu pulang mereka tertunda untuk menaikkan bangku masing-masing terlebih dahulu. Pilihan dilematis tersebut dikenal dengan istilah dilema sosial. Keputusan seseorang ketika menghadapi dilema sosial dapat dipengaruhi berbagai macam faktor. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah identitas sosial memoderasi pengaruh faktor situasional terhadap keputusan seseorang ketika menghadapi dilema sosial. Desain penelitian ini adalah randomized blocked factorial design. Sebanyak 204 anak berusia 9-12 tahun dilibatkan dalam penelitian eksperimental ini. Hasil penelitian ini, terdapat pengaruh signifikan dari faktor situasi terhadap keputusan dilema sosial dengan χ2 = 14.648, p < .05 dan identitas sosial terhadap keputusan dilema sosial dengan χ2 = 4.640, p < .05; namun tidak ditemukan pengaruh yang signifikan dari interaksi ketiganya dengan χ2 = .000, p > .05. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk lebih meningkatkan identifikasi melalui pembacaan instruksi dengan mengatakan bahwa hasil penelitian akan dibandingkan dengan kelompok penelitian lainn"
2016
S65677
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aloysia Rarasningtyas
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh aktivitas kreatif melalui menggambar terhadap afek dalam dua pengalaman emosi negatif yang berbeda. Penelitian ini menginduksi emosi 120 partisipan dalam dua kondisi: sedih atau marah, lalu meminta mereka untuk menggambar kelompok eksperimen atau mengerjakan permainan Cari Kata kelompok kontrol. Afek positif dan negatif diukur sebelum dan setelah rangkaian penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas kreatif secara signifikan memengaruhi afek positif, dan tidak memengaruhi afek negatif. Penelitian ini juga menemukan bahwa tingkat kesukaan dan frekuensi menggambar seseorang tidak memengaruhi afek. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas kreatif dapat memperbaiki afek tanpa memedulikan tingkat kesukaan maupun frekuensi menggambar.
Usulan penelitian lanjutan adalah mempertimbangkan adanya variabel moderator, yaitu ekspektasi regulasi emosi negatif.

This study aims to identify the influence between creative activity through drawing towards affect in two different experiences of negative emotion. This study induced the emotion of 120 participants in two conditions sadness or anger, and then asks them to draw experiment group or do a Word Search puzzle control group . Positive and negative affect was measured before and after the treatment.
The results of the study show that creative activity significantly influence positive affect and doesn rsquo t influence negative affect. This study also found that preference level and drawing frequency doesn 39 t influence affect. This shows that creative activity influences affect despite of whether one likes to draw or often draws.
Suggestion for further reseach is to consider a moderator variable, such as expectancies for negative emotion regulation.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67478
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurlaila Fiam Putri
"ABSTRAK
Sebagian besar orang tua sampai saat ini masih beranggapan bahwa kontrol yang tinggi berupa hukuman fisik serta berbagai macam perintah merupakan hal yang wajar diberikan dalam mendidik anak. Padahal beberapa penelitian sebelumnya menemukan pengaruh yang negatif dari praktek kontrol yang demikian terhadap perkembangan fungsi kognitif anak, salah satunya fungsi executive function (EF). Akan tetapi masih sedikit riset yang membahas lebih lanjut dinamika antar kedua variabel ini. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kontribusi ujaran verbal yang dilakukan Ibu ketika mengontrol tingkah laku anak (management language) dalam memprediksi EF anak usia 48-72 bulan. Sebanyak 90 anak dan para Ibu diikutsertakan dalam aktivitas permainan yang direkam dengan durasi 10 menit untuk menentukan tipe management language (direction maupun suggestion) yang Ibu ucapkan selama bermain. EF anak diukur menggunakan serangkaian tes peforma yang terdiri dari Matahari/Rumput, Backwards Word Test, dan Dimensional Change Card Sorting. Hasilnya management language, khususnya management direction berkontribusi secara signifikan negatif terhadap perkembangan EF anak bahkan ketika pengaruh usia dan SSE telah dikontrol. Riset ini berimplikasi pada pengetahuan terkait cara Ibu mengontrol tingkah laku anak menggunakan komunikasi verbal yang dapat mengoptimalkan perkembangan EF anak usia prasekolah.

ABSTRACT
Until recently, it is known that majority of parents consider a high control such as corporal punishment as well as a variety of commands are common practice in nurturing children. On the other hand, some studies have found a negative impact on the practice of such controls to the development of children's cognitive functions, including executive function (EF). Nevertheless, the number of study covering this issue is still limited. This study aimed to examine the contribution of verbal utterances used by mother when controlling the child's behavior, known as management language, in predicting EF on children age 48-72 months. A number of 90 children and the mothers participate in the game activity video-taped with a duration of 10 minutes to determine the type of mother’s utterance of language management (direction or suggestion) during activity. Child’s EF performance was measured using a series of tests consisting of Matahari/Rumput, Backwards Word Test, and Dimensional Change Card Sorting. The result showed that management language, especially management direction, had a significant negative contribution to the development of child’s EF, even when the effects of age and SSE are controlled. This research has implications on the way mother control child's behavior using verbal utterances that can optimize the development of EF preschoolers."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63580
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Washington, DC: American Psychology Association, 2005
155.4 CHI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kail, Robert V.
London : Prentice Hall International, 2001
305.231 KAI c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wuwung, Try Yulike Seskoadinda
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan regulasi emosi pada anak usia 9
tahun dengan menggunakan teknik Resource Development and Installation (RDI),
sebagai tahapan stabilisasi psikologis. Penelitian dilakukan dalam empat sesi yang
setiap sesinya berlangsung selama kurang lebih 60 menit. Teknik RDI diterapkan
guna mengaktifasi perasaan aman dan sumber daya positif pada anak. Hasil dari
penelitian menunjukan kemampuan klien dalam mengembangkan perasaan aman
dan meningkatkan sumber daya positif. Klien menunjukan perubahan perilaku
yang terlihat dalam pengukuran Child Behavior Checklist (CBCL), wawancara
dan observasi, serta skala agresivitas sebelum dan sesudah intervensi.

ABSTRACT
This study aims to increase emotion regulation in 9 years old child using Resource
Developmental and Installation (RDI) technique as a psychological stabilization phase.
The study was done in a total of 4 sessions with each session runs for more or less 60
minutes. RDI technique served as activating agent in order to activate positive resources
and develop a sense of security. The results is show that participant was able to
successfully develop a sense of security and positive resource. Participant indicates
behavioral changes that were reflected in the Child Behavioral Checklist (CBCL),
interview and observation, and aggression scale scores pre and post intervention."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35634
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>