Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5912 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Coedes, George
[place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
959.01 COE lt (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Coedes, George
Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2017
959.01 COE a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Coedes, George
Jakarta : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2010
959.01 COE a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Suwardono
Yogayakarta: Ombak, 2013
959.8 SUW s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jingqing, Yang
"Tesis ini berisi pembahasan mengenai mitos dewa-dewi padi dari tiga negara Asia Tenggara-Thailand, Indonesia dan Filipina untuk menemukan mengapa dan bagaimana agama Hindu-Buddha mempengaruhi teks-teks mitos dewa-dewi padi di Asia Tenggara dan lingkungan sosial setempat. Penelitian ini adalah penelitian perbandingan dan diteliti dengan teori interdisipliner, teori akulturasi dll. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa mitos dewa-dewi Sri yang beredar di Asia Tenggara merupakan cerita rakyat asli. Isinya terus diperkaya setelah agama Hindu-Buddha masuk ke Asia Tenggara. Hal ini tidak hanya memperkuat keanekaragaman budaya Asia Tenggara, tetapi juga mendorong perkembangan masyarakat pertanian dengan diintegrasikan sebagai kearifan pertanian lokal. Pada era globalisasi, pertanian tradisional menghadapi dampak industrialisasi dan modernisasi, sehingga lingkungan alam tercemar. Kearifan pertanian Asia Tenggara dengan filsafat Hindu-Buddha harus ditelusuri dan dipromosikan untuk mewarisi metode penanaman padi yang tradisional. Hal ini tidak hanya dapat mewariskan dan melindungi budaya pertanian tradisional, tetapi juga dapat mendorong keharmonisan antara manusia dan alam, penggunaan sumber alam secara berkelanjutan.

This thesis contains a discussion of the myths of rice goddesses from three Southeast Asian countries - Thailand, Indonesia and Philippines to discover why and how Hindu-Buddhist religion influenced mythical texts of rice gods in Southeast Asia and the local social environment. This research is a comparative research, researched with interdisciplinary theory, acculturation theory etc. The result of this research is that the myths of Sri gods circulating in Southeast Asia are indigenous folk tales. Its contents continued to be enriched after Hindu-Buddhist religion entered Southeast Asia. This not only strengthens the cultural diversity of Southeast Asia, but also encourages the development of agricultural communities by integrating it as local agricultural wisdom. In the era of globalization, traditional agriculture is facing the impacts of industrialization and modernity, so that the natural environment is polluted. Southeast Asian agricultural wisdom with Hindu-Buddhist philosophy should be traced and promoted to inherit traditional rice cultivation methods. This can not only pass on and protect traditional agricultural culture, but can also promote harmony between nature and humanity, sustainable use of natural resources."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Budi Utomo
Jakarta: Kharisma Ilmu, 2012
R 959.8 BAM a
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Kristina Dwihastanti
"Penelitian ini bertujan untuk mengetahui hubungan dan fungsi gua-gua yang terlatak di wilayah Gunung Klotok, kota Kediri. Terdapat tiga gua yang letaknya aberdekatan, gua-gua tersebut adalah Gua Selamangleng Kediri, Gua dedean, dan gua Selabale, ketiganya merupakan gua yang sepenuhnya buatan manusia, yaitu dengan melubangi bukit atau sebongkah batu besar untuk membentuk ruang..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S11579
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Aris Munandar
"ABSTRAK
Dalam masa Hindu~Buddha di Indonesia (abad 7-15 M) terdapat suatu objek arkeologi yang bersifat "monumental" selain dari Candi, patirthan, gerbang, dan punden berundak; objek arkeologi tersebut adalah gua pertapaan. Namun sampai saat ini belum ada penelitian yang secara khusus mengkaji gua pertapaan, sehingga ada anggapan bahwa jenis gua partapaan itu sama, yaitu ceruk alam yang ditempati sementara untuk bermeditasi. Kajian ini menelaah gua pertapaan dari sudut arsitektur, apakah jenis gua pertapaan tersebut benar sama antara satu dengan lainnya, atau ada perbedaannya. Selain itu dibicarakan juga tentang kelompok orang yang menggunakan gua-gua tersebut dahulu.
Gua pertapaan perlu untuk dikaji karena sebagian dari gua-gua tersebut sudah mulai lapuk termakan usia. Jika saja gua-gua tersebut hancur dan belum ada suatu penelitian secara arsitektural saja, make arkeologi akan kehilangan salah satu data dari masa Hindu-Buddha. Untuk meneliti arsitektur gua-gua pertapaan diperlukan kunjungan langsung ke lokasi, dan kemudian diamati komponen-komponen arsitekturnya. Dengan demikian diperoleh suatu kejelasan bahwa secara arsitektural keadaan gua-gua tersebut berbeda sehingga dapat dikelompokkan dalam jenis arsitektur tertentu. Sementara untuk mengetahui siapa pengguna gua-gua pertapaan dilakukan tinjauan terhadap sumber tertulis, antara lain kakawin Nagarakertagama.
Berdasarkan pengamatan terhadap arsitektur gua, ternyata gua pertapaan dapat dikelompokkan dalam tiga jenis yaitu,(1) gua alam tanpa pengerjaan lebih lanjut, (2) gua alam yang dilengkapi dengan karya arsitektur, dan (3) gua buatan yang sepenuhnya karya arsitektur. Para pengguna gua pertapaan di masa Hindu-Buddha adalah para rsi, yang awalnya dari kelompok wanaprastha dan Sannyasa yang dikenal dalam Hinduisme. Dalam masa Majapahit gua-gua pertapaan tersebut berada dalam satu lingkungan kehidupan para rsi yang disebut denqan karsyan, contohnya adalah karsyan Pawitra yang tidak lain adalah gunung Penanggungan. Hal itu mendapat bukti-bukti yang cukup kuat karana di lereng barat gunung tersebut terdapat gua-gua pertapaan jenis (1) dan (2) serta puluhan bangunan punden berundak."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ratnaesih Maulana
"Di Indonesia, khususnya Jawa dari hasil analisa ikonometri ukuran ?tinggi tokoh : tala? menunjukkan berada tidak jauh dari batas besaran ikonometri bagi dewa-dewa utama di India, yaitu uttama-dasa-tala. Kesesuaian ikonometri arca Siva Mahadeva Jawa dengan ikonometri Siva Mahadeva India erat kaitannya dengan kedudukan Siva Mahadeva sebagai dewa utama. Dari 43 macam laksana yang umum dibawa Siva Mahadeva, 21,2644% adalah camara. Berbeda dengan di Indonesia (Jawa), di India camara umumnya dibawa oleh dewa rendahan. Kenyataan ini bagi masyarakat Indonesia, khususnya Jawa bukanlah hal yang mustahil mengingat adanya konsep kamanunggalan yang dianut masyarakat ketika itu.

The iconographic analysis of the deities on the ?height measurement? showed that the tala measurement of the Javanese statues are not so different from those of the Indian ?tala measurement?, i.e. the uttama-dasa-tala. The similarity between the Javanese Siva Mahadeva?s iconometry and the Siva Mahadeva statues in India showed that the Siva Mahadeva statues in Java have the same role with the Indian Siva Mahadeva statues. Among the 43 general laksanas of Siva Mahadeva, the camara (fl ywisk) is the most important one (about 21,2644%). However, in India the camara is not always belonged to Siva Mahadeva, because we found some lower deities have the same laksana. This reality showed that the Indonesian silpin were not always followed strictly the Indian manual books. They created the statues a.o. the Siva Mahadeva statues according to local concept (the Kamanunggalan)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Depok Fakultas Sastra Universitas Indonesia 1994
LAPEN 03 Mau r
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>