Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7492 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elkin, Frederick
New York: Random Hause, 1984
303.32 ELK c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Singgih Prabowo
"[ABSTRAK
Sudah lama jika kehidupan masyarakat Tengger yang mendiami tepian
kaldera Gunung Tengger telah menarik perhatian para ilmuan sosial dan antropolog.
Masyarakat Tengger terkenal dengan kehidupannya yang damai, terartur, tertib,
jujur, dan rajin bekerja. Dataran tinggi Tengger dikenal sebagai wilayah yang damai
dan tentram karena orang Tengger masih memegang teguh nilai budaya yang
diwariskan nenek moyangnya. Selain itu mereka juga apresiatif terhadap tradisi yang
diwariskan leluhurnya yang dijadikan rujukan dalam kehidupan bermasyarakat. Akan
tetapi bagaimana dengan kondisi saat ini, dimana interaksi antara masyarakat dataran
rendah dengan masyarakat dataran tinggi mulai intens karena membaiknya kondisi
insfrastuktur yang menunjang. Apakah meningkatnya interaksi tersebut telah
merubah kehidupan masyarakat Tengger khususnya nilai budaya yang selama ini
menjadi rujukan mereka dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam kajian ini yang menjadi fokus utama adalah bagaimana sosialisasi
nilai budaya Tengger yang dilakukan keluarga melalui pola asuh dalam membentuk
karakter anak ditengah perubahan yang terjadi. Keluarga inti dipilih sebagai unit
analisis karena sebagai satuan terkecil dalam satuan sosial memiliki kepekaan
terhadap masalah-masalah sosial yang dihadapai masyarakat dan perubahan yang
terjadi. Hasil penelitian menunjukkan jika pada masyarakat Tengger di Desa Ranu
Pani telah mengalami perubahan, sehingga ada nilai budaya yang tetap dipertahankan
dan ada yang mulai berubah. Selain itu perubahan yang terjadi telah berdampak
sampai tingkat keluarga sehingga berpengaruh terhadap sosialisasi nilai budaya dan
pola asuh dalam pembentukan karakter anak.

ABSTRACT
It's been a long time known that the lives of the people who inhabit the
periphery of Tengger Caldera mountain has attracted the attention of social
scientists and anthropologists. Tengger community famous for a peaceful life,
strong community, orderly, honest, and diligent. Tengger highlands known as the
quiet and peaceful region because of the Tengger still adhere to the cultural values
inherited by their ancestors. In addition, they are also appreciative of the inherited
tradition by their ancestors and it were used as a reference in social life. But what
about the current conditions, where the interaction between the people from the
lowland and highland begin intense because of the improved conditions of
infrastructures. Does increasing the interaction has changed people's lives,
especially Tengger cultural values that have become their reference in social life.
In this study the main focus is how the socialization of Tengger cultural
values carried by families through child rearing in shaping the character of
children amid the changes. Nucleus family chosen as the unit of analysis, as the
smallest unit in a social unit, it has a sensitivity to social problems faced by
society and the changes that happen. The results show that Tengger community at
Ranu Pani village has changed, so there is cultural value will be retained and there
is some that starting to change. Besides the changes have an impact until the level
of the family, it contributes to the changes of socialization of cultural values and
child rearing in the formation of character., It's been a long time known that the lives of the people who inhabit the
periphery of Tengger Caldera mountain has attracted the attention of social
scientists and anthropologists. Tengger community famous for a peaceful life,
strong community, orderly, honest, and diligent. Tengger highlands known as the
quiet and peaceful region because of the Tengger still adhere to the cultural values
inherited by their ancestors. In addition, they are also appreciative of the inherited
tradition by their ancestors and it were used as a reference in social life. But what
about the current conditions, where the interaction between the people from the
lowland and highland begin intense because of the improved conditions of
infrastructures. Does increasing the interaction has changed people's lives,
especially Tengger cultural values that have become their reference in social life.
In this study the main focus is how the socialization of Tengger cultural
values carried by families through child rearing in shaping the character of
children amid the changes. Nucleus family chosen as the unit of analysis, as the
smallest unit in a social unit, it has a sensitivity to social problems faced by
society and the changes that happen. The results show that Tengger community at
Ranu Pani village has changed, so there is cultural value will be retained and there
is some that starting to change. Besides the changes have an impact until the level
of the family, it contributes to the changes of socialization of cultural values and
child rearing in the formation of character.]"
2015
T44087
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Agustin Adhandani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program workshop seperti apa yang sesuai untuk mensosialisasikan kompetensi inti di PT X dan apakah terdapat peningkatan pengetahuan dan pemahaman karyawan mengenai kompetensi setelah dilakukan intervensi tersebut. penilitian ini pada awalnya dilakukan terhadap 34 orang responden, namun karena kondisi perusahaan yang ada, maka responden yang mengikuti intervensi ini yaitu 10 orang karyawan.

This study aims to find out what kind of workshop program is suitable for socializing core competencies in PT X and whether there is an increase in knowledge and understanding of employees regarding competency after the intervention. This research was initially carried out on 34 respondents, but because of the condition of the existing company, the respondents who followed this intervention were 10 employees."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
T38438
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zhafirah Zhafarina Irawan
"[Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan emosi malu dan bersalah antara generasi tua dan muda pada suku Bugis. Tidak hanya melihat perbedaan, penelitian ini melihat lebih jauh bagaimana proses sosialisasi nilai terkait emosi malu dan bersalah pada suku Bugis. Penelitian dilakukan menggunakan mixed methods, dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan melalui pengukuran emosi malu dan bersalah menggunakan TOSCA 3 yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Pendekatan ini dilakukan pada 45 orang generasi tua dengan umur minimal 65 tahun dan 45 orang generasi muda dengan kisaran umur 18 – 20 tahun dan pendekatan kualitatif dilakukan menggunakan wawancara dan observasi terhadap dua orang generasi tua dan dua orang generasi muda. Partisipan penelitian merupakan suku Bugis di Kabupaten Barru dan Bone, dengan kriteria memiliki orangtua yang juga berasal dari suku Bugis dan selama hidupnya tinggal di Sulawesi Selatan. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan signifikan pada emosi malu (p = 0,00, LoS 0,05) dan pada emosi bersalah (p = 0,00, LoS 0,05) antar generasi pada suku Bugis. Adapun berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa orangtua, sekolah dan komunitas merupakan agen sosialisasi yang penting dalam menanamkan nilai budaya terkait emosi malu dan emosi bersalah pada suku Bugis.
, This research was conducted to investigate differences in shame and guilt between old generation and young generation in Buginese. Beside that, this research aims to find cultural values related shame and guilt socialization process. This research used mixed methods, which used both quantitative and qualitative approach. Quantitative approach was measured shame and guilt using TOSCA 3 that has been adapted to Indonesia. This approach was conducted to 45 old generation minimum 65 years and 45 young generation from 18 to 20 years. Qualitative approach was using interview and observation to both 2 person representing old and young generation. Sample of this research was Buginese in Barru and Bone with qualification such as has Buginese parents and stay in South Sulawesi as they live. The findings show that there are significant differences in shame (p = 0,00, LoS 0,05) and guilt (p = 0,00, LoS 0,05) intergeneration on Buginese. Moreover, findings shows that parents, school and community as important agent of socialization in implant cultural values related shame and guilt in Buginese
]"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S60247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Mangasi Nofrina Erri Mutiha
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan, gambaran, dan sosialisasi emosi malu dan emosi bersalah pada generasi tua dan generasi muda di suku Batak. Emosi malu dan bersalah termasuk dalam kelompok moral emotions karena dianggap berperan dalam membina perilaku bermoral dan mencegah terjadinya perilaku yang salah (Tangney&Fischer, 1995). Tangney dan Fischer (1995) mengatakan bahwa ketika merasa malu, individu menilai diri mereka telah gagal dalam memenuhi standar lingkungan sosialnya. Sementara dalam emosi bersalah, individu menilai diri mereka bertanggung-jawab terhadap kesalahan yang mereka lakukan. Fokus evaluasi pada emosi malu adalah diri secara keseluruhan, sementara pada emosi bersalah adalah pada suatu tindakan yang telah dilakukan. Tipe penelitian ini adalah gabungan dari penelitian kuantitatif dan kualitatif (mixed method). Analisis kuantitatif dilakukan untuk menguji hipotesis null bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada emosi malu dan emosi bersalah antara 50 partisipan generasi tua dan 50 partisipan generasi muda suku Batak. Emosi malu dan emosi bersalah diukur dengan menggunakan Test of Self-Conscious Affect 3 (TOSCA-3) (Tangney, Dearing, Wagner, & Gramzow, 2000). Analisis kualitatif dilakukan dengan mengolah data yang diperoleh dari wawancara dengan 6 partisipan. Hasil penelitian dengan menggunakan teknik statistik Independent Samples T-Test menunjukkan perbedaan yang signifikan pada emosi malu antara generasi tua dan generasi muda suku Batak. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada emosi bersalah antara generasi tua dan generasi muda suku Batak. Dari analisis hasil wawancara diperoleh hasil yang menunjukkan kesamaan antara generasi tua dan muda dalam situasi dan ekspresi emosi bersalah. Sementara untuk situasi dan ekspresi emosi malu terdapat perbedaan. Sosialisasi emosi malu dan emosi bersalah pada kedua generasi diperoleh dari lingkungan keluarga, sekolah, teman dan ajaran di gereja sejak usia Sekolah Dasar.

This research was conducted in order to see the difference, portrayal, and the socialization of shame and guilt in the old and younger generation of Batak tribe. The emotions of shame and guilt belongs to a group of moral emotions, because their role are considered in fostering moral behavior and preventing wrong behavior (Tangney & Fischer, 1995). Tangney dan Fischer (1995) says that in shame, people evaluate themselves that they have failed to meet the standards of the social environment. While guilt, makes people evaluate themselves to be responsible of the wrongdoing they has done. The focus of evaluation in shame is the self as a whole, while in guilt the focus is on the action that the self has done. The type of this research is a mix of quantitative and qualitative methods. The quantitative analysis was conducted to test the null hypothesis that there is no significant difference in the emotions of shame and guilt among the 50 participants of older generation and 50 younger participants of Batak tribe. The emotions of shame and guilt were measured using the Test of Self-Conscious Affect 3 (TOSCA-3) (Tangney, Dearing, Wagner, & Gramzow, 2000). Qualitative analysis performed by processing data obtained from interviews with 6 participants. The results using statistical techniques of Independent Samples T-Test showed a significant difference in the emotion of shame between the older generation and the younger generation of Batak tribe. There was no significant difference in the emotion of guilt between the two generation. The analysis results of data obtained from interviews show similarities between the old and younger generation in situation that can elicited guilt feeling and in emotional expression of guilt. As for the emotion of shame, there were differences in situation that can elicited the feeling and also in emotional expression of shame. The socialization of shame and guilt in both generation were mostly obtained from family, especially from parents since they are in elementary school age. Although, there are other agents such as school, friends, and church teachings."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S60659
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ary Maulana
"ABSTRAK
Sosialisasi Orang Tua Kader PKS diperlukan untuk menanamkan nilai kepada anak terkait pengetahuan Islam yang khas PKS. Sosialisasi kekhasan tersebut dilakukan orang tua dengan memanfaatkan masa kanak-kanak dan remaja anak kader. Anak kader sebagai objek sosialisasi diharapkan bisa menjadi kader di masa yang akan datang. Selain itu, keluarga kader mengalami tantangan dalam memberikan sosialisasi ketika anak sudah memasuki tahap dewasa, sosialisasi primer mengalami pergeseran kepada sosialisasi sekunder dan partisipatori yang lebih dominan daripada anak kader pada masa sebelumnya.
Penelitian ini menggunakan kualitatif deksriptif dengan menggunakan konsep sosialisasi untuk melihat proses penanaman nilai dalam konteks Islam khas PKS dan mengambil informan dengan unsur pengurus Bidang Perempuan PKS, orang tua Kader, dan anak kader.
Penelitian ini menemukan bahwa pada masa dewasa, mereka lebih dipengaruhi oleh peer group nya dan media massa sebagai pendukung dalam memandang Islam khas PKS. Keluarga kader juga tidak bisa memutuskan anak dalam memilih pilihan untuk tidak mengikuti jalur menjadi kader sesuai orang tua harapkan.

ABSTRACT
PKS's Successor Socialization from Parents is necessary to instill values to children related the knowledge of Islam PKS. The unique socialization from the parents is done to take the advantage of childhood and adolescent of the children of the successor. The successor's child as an object of socialization is expected to be a successor in the future. In addition, the successor's family experience challenges in providing socialization when the child has entered the mature stage, the primary socialization has shifted to the secondary socialization and participatory is more dominant than the children of the successor in the past.
This study used a qualitative descriptive by using the concept of socialization to view the investment process in the context of Islamic values which is typical with PKS and took the informants who are the board of Women Affairs in PKS, the successor's parents, and the successor's children.
This study found that in adulthood, they are more influenced by the peer group and the mass media as a supporter of looking at Islam PKS. Successor's Family also can not force the child to choose the option to follow the path into a successor that the parents expect.
"
2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi kronis yang memertukan perawatan lama. Keberhastlan pengobatan TBC tergantung pada status kekebalan pasien dan perilaku terapi multi obat secara rutm Pengetahuan tentang TB dan bagaimana keberhasilan melakukan pengobatan sangat penting bagi pasien TB dan keluarga mereka. Keluarga pasien TB adalah orang kunci yang mengamati secara langsung ketika pasien mengambil obat TB sebagai PMO (mengambil obat Observer/Pengawas Minum Obat). Oleh karena itu kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pasien TB dan keluarga mereka mengenai ten/ang TB, sosialisasi tentang infusum sambiloto sebagai penunJang pengobatan TB Peserta kegiatan ini adalah pasien TB yang melakukan pengobatan di Puskesmas Dupak, Keluarga pasten TB yang mengamati pasien TB mengambil obat TB dan kader kesehatan juga dari Puskesmas Dupak. Jumlah total peserta adalah 54 orang. Me/ode kegiatan ini adalah Presentasi, Diskusi dan Demonstrasi. Hasil kegiatan ini adalah: Hasil uji Pra para peserta menunjukkan bahwa separuh dari peserta memiliki pengetahuan yang baik mereka tentang Tuberkulosts Dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed peringkat. ada perbedaan yang betmakna pengetahuan tentang TB di antara peserta antara pra dan pasca Sosialisasi (p: 0,00). Dengan menggunakan uji Speatman, tidak ada korelasi antara tingkat pendtdikan fotmal dan tingkat pengetahuan Peserta tentang TB pra dan pasca Sosialisasi. Sosialisasi tentang lnfusum sambtloto sebagai suplemen terapi TB sepertinya diterima oleh peserta."
610 BULHSR 13:3 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lisca Presylia W.
"Pengarusutamaan gender (PUG) saat ini telah menjadi konsep yang banyak diterapkan di berbagai sektor. Pentingnya kesetaraan gender bahkan sudah pada level kebijakan pemerintah dimana dengan dikeluarkannya Inpres no 9 tahun 2000, penerapan PUG menjadi keharusan, salah satunya di Departemen Hukum dan HAM. Sejak tahun 2002 telah diadakan serangkaian kegiatan sosialisasi program PUG ini di lingkungan Departemen Hukum dan HAM untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai konsep dasar gender kepada pegawai Departemen Hukum dan HAM. Tesis ini membahas mengenai efektifitas program sosialisasi PUG di lingkungan Departemen Hukum dan HAM, disamping itu juga berusaha untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi efektifitas sosialisasi program PUG di lingkungan Departemen Hukum dan HAM.
Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam dan lengkap mengenai objek penelitian dengan mengesampingkan generalisasi. Dalam melakukan pengambilan data, penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi, dan studi literatur/kepustakaan mengenai pelaksanaan sosialisasi program PUG di Departemen Hukum dan HAM dan literatur pendukung lainnya. Analisis terhadap data lapangan disajikan dalam bentuk analisis data wawancara dan observasi terhadap kegiatan sosialisasi serta peserta sosialisasi setelah mengikuti sosialisasi khsusunya mengenai isu gender.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses sosialisasi program PUG masih menemui berbagai hambatan. Meskipun dengan adanya sosialisasi telah mampu membangun pemahaman yang baik mengenai konsep dasar gender di kalangan peserta namun belum efektif dalam mengubah perilaku peserta dalam isu-isu gender. Menurut peneliti, hal ini disebabkan tidak adanya opinion leaders yang mampu menjadi pemimpin sekaligus suri tauladan yang baik dalam pelaksanaan konsep PUG di kehidupan sehari-hari. Saran yang diberikan oleh peneliti antara lain perlu adanya evaluasi menyeluruh atas kegiatan sosialisasi yang telah dilakukan, disamping itu perlu dikembangkannya forum informal agar muncul opinion leaders yang mumpuni.

Gender mainstreaming today is a very well known concept and has been adopted in many sector, including in public sedor. In Indonesia, the gender mainstreaming, since the Inpres no. 9 / 2000 being adopted in many govemmental organization, including the Department of Law and Human Rights. Therefore, since 2002, the Department planned and conduct some socialization program in order to giving some broader knowledge about basic gender concept to their administration. This graduate thesis discusses the effectiveness of the socialization of gender mainstreaming program in the Department of Law and Human Rights. The purpose of this research, is not only to know the effectiveness, but also to identify the fadors that affecting the effectiveness of the socialization.
In conduding research, the researcher applies gualitative approach with descriptive type of research. The method incorporated is case study, which is aimed at obtaining deeper and more complete picture of the object under research putting aside broader generalization. This research used field observation and in-depth inlerview as a data colledion techniques. Data analysis is performed through the field data and the concept of effective Information dissemination by Duggan and Banwell.
The result brings out some conclusions and insights about the program’s socialization process, which is still had problems occurred during the socialization. Although the socialization program took some success in giving a great understanding about the basic concept of gender, but it's still ineffective in terms of changing the gender behavior. According to the researcher 's, its because of the lack of opinion leaders among the employees. Opinion leaders whom can lead and give some great self-example about how the gender concept applied in the daily basis. The researcher's recommendation for the socialization program is try to evaluate the program in order to find gaps and the second recommendation is to create informal forum, so later, from the forum can emerge good opinion leaders about gender concept.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26834
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hafizh Anditya Putra
"Skripsi ini membahas tentang perkembangan anak tunggal khususnya mengenai capaian keterampilan sosial. Pembahasan mengenai sosialisasi anak tunggal dilakukan dengan menggunakan Pemikiran Ekologi. Pemikiran ini digunakan untuk melihat keterkaitan dari latar-latar yang dimiliki anak dalam memberikan sosialisasi. Metode kualitatif digunakan berkaitan dengan model studi ini yang bersifat naratif. Dari tiga anak tunggal yang menjadi informan, dua diantaranya memiliki keterampilan sosial lebih baik dari satu anak lainnya. Kedua anak tunggal tersebut melalui interaksi-interaksi yang beradaptasi dengan ketunggalannya; sebuah proses yang membuat keterampilan sosial dari satu anak lainnya tidak terlalu terlatih dan berkembang dengan baik.

This final paper discusses about only child development, mainly focused in its social skill as output of child's socialization. This study investigates the socialization using the framework of (human) ecology. This thought useful in order to examine the relevance of each layer in ecological framework when doing the socialization processes. Qualitative method used by this paper related to its narrative model of inquiry. Two out of three informant shows better social skill than the other one. Both of them pass through the adaptive interaction in each ecosystem when encounter their onliness; the process which made the poorer one less having good social skills.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S55286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chichester: Wiley Blackwell, 2014
306.44 HAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>