Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12946 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mortenson, Greg
jakarta: Hikmah, 2009
371.82 MOR tt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini merupakan terjemahan dari karya Maxim Gorky yang berjudul Трое = Troe. Karya ini diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Margaret Wettlin. "
Moscow: Foreign Languages Publishing House, [date of publication not identified]
891.73 GOR t t (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sapuroh
"Kuntowijoyo adalah sastrawan yang cukup berpengaruh bagi kesusastraan Indonesia. Kontribusinya dalam bidang sastra tidak hanya diwujudkan melalui karya sastra, tetapi juga melalui ide sastra profetik. Sastra profetik adalah sastra yang mengandung tiga nilai, yaitu humanisasi, liberasi, dan transendensi. Dengan metode kualitatif dan pendekatan sosiologi sastra, penelitian ini berusaha mengungkap apakah konsep sastra profetik yang dicetuskan oleh Kuntowijoyo diterapkan dalam cerpen-cerpennya atau tidak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cerpen-cerpen Kuntowijoyo mengandung nilai-nilai profetik, namun cerpen-cerpen tersebut tidak dapat dikatakan sebagai sastra profetik. Hal ini karena ketiga unsur yang ada dalam sastra profetik dihadirkan secara terpisah dalam cerpen-cerpennya.

Kuntowijoyo is one of the most influential man of letters for Indonesian literature. His contribution in the field of literature is not only formed within the literature itself, but also by the ideas of prophetic. Prophetic literature is consisted by three values, namely: humanization, liberation, and transcendence. By using qualitative and literature sociology methods, this research was aimed to express the concept of prophetic literature used in Kuntowijoyo's short stories. The result of this research shows that those short stories contain of prophetic values, but they cannot fully categorized as prophetic literature because the three values in the prophetic literature were presented separately in those short stories."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52919
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mawardiyanti
"Skripsi ini mengkaji tiga cerpen karya Zulidahlan, yang berjudul "Maka Sepurnalah Penderitaan Saya di Muka Bumi", "Maskawin Bagi Istriku", dan "Ulang Tahun". Zulidahlan adalah sastrawan yang luput dari pandangan para peneliti sastra. Analisis ini bertujuan untuk menjelaskan unsur intrinsik (latar dan tokoh) dan klasifikasi emosi. Konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep unsur intrinsik yang terdapat pada buku Nurgiyantoro (1995), konsep klasifikasi emosi yang terdapat pada buku Minderop (2013) dan Walgito (2002). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan cara deskriptif. Penelitian ini menjelaskan tentang latar, tokoh, serta fungsinya. Selanjutnya dianalisis unsur emosi yang muncul, kemudian dianalisis keterkaitan dari ketiga unsur berupa latar, tokoh, dan emosi.

The thesis examined three short stories by Zulidahlan, which are entitled "Maka Sempurnalah Penderitaan Saya di Muka Bumi", "Mas kawin Bagi Istriku", and "Ulang Tahun". Zulidahlan is a litteratuer who escaped from the view of literature researchers. The purposes of this thesis are to explain intrinsict element (setting and character) and to classify the emotion. The concepts that are used in this research are the intrinsict element concept in Nurgiyanto (1995) book, the classification of emotion concept in Minderop (2013) and Walgito (2002) books. This thesis is analyzed by using qualitative methods, then compiled with descriptive method. This thesis explained about setting, character, and its functions. Afterwards, the emotion element, which appeared in this thesis is analyzed. Ultimately, the connection among three elements such as: setting, character, and emotion is elaborated."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S60946
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah I`tiqaf
"Meningkatnya masalah krisis kemanusiaan tentunya mengiringi munculnya berbagai operasi kemanusiaan atau yang biasa disebut humanitarian action dimana bantuan-bantuan tersebut dianggap sebagai solusi untuk mengatasi masalah terkait kemanusiaan yang terjadi di banyak Negara. Humanitarian action ini melibatkan adanya humanitarian intervention dan juga humanitarian assistance. Humanitarian intervention dan juga humanitarian assistance merupakan dua konsep yang berbeda walaupun mereka berangkat dari tujuan yang sama. Terdapat beberapa perbedaan dari kedua konsep tersebut mulai dari bentuk keterlibatan, pihak yang dapat terlibat, dan status hukum pelaksanaan kedua konsep tersebut dalam keadaan konflik.
Skripsi ini pada dasarnya membahas mengenai perbedaan dari kedua konsep tersebut dan penerapan dari humanitarian assistance dalam keadaan konflik. Mekanisme dari pelaksanaan humanitarian assistance seringkali ditemukan adanya hambatan-hambatan yang membawa pengaruh buruk bagi keberlangsungan korban-korban konflik. Sepatutnya bagi negara-negara penerima bantuan tidak menutup diri karena dapat memperparah keadaan krisis kemanusiaan. Oleh karena itu seharusnya negara-negara penerima bantuan memanfaatkan bantuan-bantuan yang diberikan oleh PBB melalui organ-organnya dan organisasi kemanusiaan lainnya, guna memberikan perlindungan kepada penduduk yang menjadi korban konflik yang terjadi.

The rising humanitarian crisis made the emergence of various humanitarian operations or so called humanitarian action where the aid is considered as a solution to overcome the problems related to humanity that occurred in many countries. Humanitarian action involves humanitarian intervention and humanitarian assistance. Humanitarian intervention and humanitarian assistance are two different concepts even though they depart from the same goal. There are several differences between the two concepts ranging from the form of involvement, the parties involved, and the legal status of the implementation of the two concepts in a conflict country.
This study basically explains the differences between the two concepts and the application of humanitarian assistance in the conflict country. Mechanisms of the implementation of humanitarian assistance are often found to be obstacles that have a negative impact on the survival of conflict victims. As the humanitarian recipient countries, they should not close themselves because it can worsen the situation of the humanitarian crisis. Therefore, the recipient countries should use the assistance provided by the UN through their organs and other humanitarian organizations, to provide protection to the victims of the conflict.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munifa Yasmin
"Penelitian ini membahas mengenai bagaimana bentuk dan makna dari ketiga puisi dalam gambaran kondisi Suriah sebagai bentuk terpengaruhnya karya sastra terhadap peristiwa Arab Spring di Timur Tengah. Data penelitian ketiga puisi berasal dari penyair Suriah Tarif Youseff Agha yang berjudul “Arwaahu Al-Athfal”, “Yawmiyat Bathatan”, dan “Akhrujuuna Min Buyuutina”. Adapun metode yang dipakai, yaitu metode kualitatif dan metode deskriptif dengan menggunakan teori struktural semiotika pada analisisnya. Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini adalah ketiga puisi menjadi cara penyair untuk melakukan protes terhadap pemerintah negaranya. Penggambaran keadaan sosial di Suriah dalam puisinya menjadi alasan dari protesnya.

This study discusses how the form and meaning of the three poems describe the condition of Syria as a form of literary influence on the Arab Spring events in the Middle East. The research data for the three poems comes from Syrian Poet Tarif Youseff Agha entitled “Arwaahu Al-Athfal”, “Yawmiyat Bathatan”, dan “Akhrujuuna Min Buyuutina”. The methods used are qualitative methods and descriptive methods using semiotic structural theory in their analysis. The conclusion drawn from this research is that the three poems are the poet's way of protesting against the government of his country. The description of social situation in Syria in his poetry as a reasons of his protests."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wilde, W.H.
Melbourne: Oxford University Press, 1969
828.990 WIL t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lie, Ravando
"This article examines the efforts and achievements of Oen Boen Ing, a Tionghoa doctor, to improve the quality of healt of the poorer inbitants of Surakarta. Dr Oen played an important role in five different periods: Duttch colonialism, the Japanese pccuption, the Indonesian revolution, Soekarno's regime, and Suharto's new order. Know for being a benevolent doctor, activist, and patriot of the revolution during his life-time, Dr Oen also gave medical assistance to the needy, which famously earned him the accolade of :doctor of the poor".During the Indonesian revolution, Dr Oen assisted the student Solidiers (tentara pelajar) and afterwand was appointed the member of supreme advisory council (dean pertimbangan agung/DPA) by Soekarno in1949. As a benevolent doctor and activist, Dr Oen is remebered for founding the pant kosala hospital after his passing. When he died, thausands of peoples gathered to pay their final respect to the doctor. He was honored with a ceremony conducted in the Mangkunegaran palace. Dr Oen's name wiil be eternally respected, especially in Surakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
909 UI-WACANA 18:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
A.A.A. Nanda Saraswati
"Penelitian tesis ini membahas tentang legitimasi unilateral humanitarian intervention yang merupakan sebuah intervensi atau penggunaan kekuatan bersenjata oleh suatu negara (atau sejumlah negara) kepada negara lain dengan tujuan untuk menghentikan pelanggaran HAM berat di negara tersebut, yang dilakukan tanpa otorisasi DK PBB. Praktek tersebut menimbulkan perdebatan berdasarkan fakta bahwa apabila DK PBB gagal (baik karena unwilling dan atau unable), komunitas internasional tidak dapat merespon terhadap pelanggaran HAM berat, seperti genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, ethnic cleansing, yang terjadi di suatu negara apabila intervensi ini dianggap menentang kedaulatan negara. Memang, prinsip non intervensi dan perlindungan terhadap HAM, samasama merupakan norma jus cogens dalam hukum internasional. Namun, saat ini kedaulatan negara tidak lagi bersifat absolut, dimana negara (pemerintah) memiliki kewajiban untuk melindungi rakyatnya dan tidak dapat melakukan pelanggaran HAM berat atau kejahatan internasional dan berlindung di balik kedaulatannya tersebut, atau dengan kata lain sovereignty implies responsibility. Atas dasar itulah, komunitas internasional menghadapi dilema terkait tindakan yang harus dilakukan oleh sebuah negara ketika terjadi pertentangan antara apa yang diperbolehkan oleh hukum dengan apa yang seharusnya dilakukan secara moral, karena terdapat jurang yang memisahkan legalitas atau hukum (law) dengan legitimasi atau keadilan (justice). Seperti kasus unilateral humanitarian intervention yang dilakukan oleh NATO di Kosovo yang memunculkan dilemma akan apa yang seharusnya dilakukan oleh Negara-negara ketika ada pertentangan antara hukum internasional dan aspek moral. Dalam kasus tersebut, intervensi NATO dianggap "illegal but legitimate", sehingga menimbulkan suatu pergeseran dalam hukum internasional dari konsep legal menjadi legitimasi. Pendekatan ini terlihat masuk akal untuk mendamaikan pertentangan antara legalitas dan moralitas, tetapi kurang memiliki posisi dalam hukum internasional. Namun, bukan tidak mungkin bahwa bila dikemudian hari ada lagi kasus serupa dimana negara melakukan unilateral humanitarian intervention, dan negara lain tidak menentangnya, maka praktek ini dapat berkembang menjadi sebuah kebiasaan baru yang memiliki posisi dalam hukum internasional. Tetapi perlu diingat bahwa tugas kita adalah bukan untuk mencari sumber otoritas lain sebagai alternatif dari DK PBB, namun untuk membuat DK PBB bekerja lebih baik dari sebelumnya.

The focus of this thesis is to analyze the legitimacy of unilateral humanitarian intervention in international law. Unilateral humanitarian intervention is a threat or a use of force by a state (or a group of states) aiming to prevent or end widespread of grave human rights violations or international crimes, without the permission or the target state and without the Security Council authorization. This practice has created a debate based on the fact that if the United Nations Security Council fails to act (unable and or unwilling), the international community may not respond to stop international crimes, such as genocide, crimes against humanity, ethnic cleansing that occur in other states because the intervention is considered to violate the sovereignty of that state. The tension is between the principle of non-intervention (use of force) which is related to the primacy of state sovereignty and the protection of fundamental human rights, which both are norms of jus cogens in international law. However, sovereignty is no longer an absolute concept. The sovereignty of States can no longer be used as a shield for gross violations of human rights, or in other words sovereignty implies responsibility. This poses the dilemma of what states should do when there is a great divide between what international law requires and what morality dictates, as there is a gap between legality and legitimacy, law and justice. This issue was brought into sharp relief by NATO?s intervention in Kosovo in 1999, which raised the dilemma of what states should do when there is a divide between the demands of international law and morality. In the end, many states concluded that NATO?s use of force was illegal but legitimate. However, while this approach provides an intuitively plausible way of reconciling legality and morality, it ultimately does not have a sustainable position in international law. It could have a position in international law, if in the future, there are other similar cases or state practice where states did act unilaterally to respond to international crimes, and received no condemnation from other states. But let's remember that the task is not to find alternatives to the Security Council as a source of authority, but to make the Security Council work much better than it has.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
T30391
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Suhardono
"Reciprositas secara luas diyakini sebagai suatu penentu panting dari
kepuasan sosial dalam hubungan yang sedang berlangsung antara dua orang. Namun
resiprositas tidak identik dengan kepuasan sosial itu sendiri, karena resipro-
sitas dalam hubungannya dengan kepuasan sosial hanyalah merupakan salah satu
prediktor- Resiprositas sosial lebih dekat dengan aspek dinamis dan prospektif,
terutama dengan aspek kscenderungan untuk melaknkan tindakan. Dalam studi ini,
"resiprositas untuk mempertukarkan pelbagai macam sumber" diartikan sebagai
predisposisi seseorang untuk memberikan balasan atas uang yang mereka terima
dari orang lain dengan pelbagai jenis sumber, seperti cinta, status, barang,
informasi, layanan dan uang. Dalam studi ini, diteliti pengaruh dari nilai
alosentrisme-idiosentrisme terhadap tingkat resiprositas untuk msmpertukarkan
pelbagai jenis sumber dengan uang. Sampel terdiri dari 278 mahasiswa/i. Mereka
berasal dari tingkat status sosio-ekonomi, status residensial tempat tinggal
asal dan jumlah saudara kandung yang berbeda. Variabel-variabel ini diasumsikan
sebagai variabel independen dari nilai alosentri eidiosentrisme. Secara tidak
langsung, variabel-variabel ini juga diduga sebagai variahel yang berpengaruh
terhadap tingkat resiprosvitas untuk mempertukarkan pelbagai jenis smnber dengan
uang melalui pengaruhnya terhadap tingkat nilai alosentrisme-idiosentrisns.
Hasil Path Analysis msnunjukkan bahwa tingkat resiprositas untuk mempertu-
karkan pelbagai sumber dengan uang secara langsung dipengaruhi oleh tingkat
status sosio-ekonomi, jumlah saudara kandung dan status residensial te-mpat
tinggal asal. Tingkat resiprositas untuk mempertukarkan status dengan uang
secara langsung dipengaruhi baik oleh nilai alosentrisme-idiosentrisme, jumlah
sandara kandlmg maupun status resirlensial tempat tinggal asal; sementara ting-
kat esiprositas untuk mempertukarkan barang dengan uang dipengaruhi langsung
oleh tingkat status sosio-ekonomi, status residensial tempat tinggal asal dan
nilai alosentrisme-idiosentrisme. Lebih dari itu, resiprositas untuk mempertu-
karkan informasi dengan uang hanya dipengaruhi oleh status residensial tempat
tinggal asal. Tak satupun dari variabel independen itu berpengaruh terhndap
tingkat resiprositas untuk msmpertukarkan layanan dengan uang dan uang dengan
uang. Akhirnya, berdasarkan hasil-hasil tersebut. dibangun model yang lebih
jelas tentang hubungan antar variable."
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1991
T38217
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>