Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 88180 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rondinelli, Dennis A.
Jakarta: Bumi Aksara, 1990
658.404 RON dt (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Firman B. Aji
Jakarta: Bumi Aksara, 1990
658.404 FIR p (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Gravianto
"Keberadaan manajemen proyek sebagai salah satu metodologi manajemen telah mengemuka di berbagai sektor industri. Beberapa dekade yang lalu keberadaan manajemen proyek hanya dikenal terbatas pada industri militer, angkasa luar dan konstruksi. Pada saat ini, baik kalangan bisnis maupun industri juga menerapkan metode manajemen proyek dalam pengelolaan usahanya.
Lebih lanjut, manajemen proyek juga telah berkembang, bukan hanya sebagai metode manajemen saja, namun sudah mengarah kepada suatu profesi. Profesi yang sama seperti dokter, akuntan, ahli hukum dan lain-lain, yang memerlukan suatu pedoman standar, kode etik dan lain sebagainya.
Kemunculan ISO 10006 dimaksudkan untuk memberikan pedoman kepada kualitas di manajemen proyek. Sebenarnya, keberadaan ISO 10006 seharusnya bisa melengkapi standar manajemen proyek yang ada di Indonesia, yaitu Standar IAMPI dan PMBOKTM. Oleh sebab itu perlu diteliti lebih lanjut mengenai proses manajemen proyek yang terkandung di dalam ISO 10006 dan hubungannya dengan Standar IAMPI dan PMBOKTM.
Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan melakukan analisa regresi berganda linier untuk mencari tahu korelasi diantara elemen-elemen manajemen proyek yang terkandung di dalam ISO 10006 terhadap kualitas kinerja waktu pelaksanaan proyek. Variabel penentu yang dihasilkan dianalisa secara kualitatif untuk mengetahui karakteristik dari variabel tersebut dan hubungannya dengan standar yang lain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat proses perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian di dalam ISO 10006. Sehingga mempunyai kesesuaian dengan standar yang lain. Namun, penggunaan ISO 10006 tidak dapat dipisahkan dengan standar lain (IAMPI, PMBOKTM), karena ISO 10006 berfungsi sebagai pelengkap untuk menjaga konsistensi kualitas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T2128
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adre Arista
"Untuk meningkatkan kepercayaan konsumen dan memperoleh keuntungan yang lebih baik, sebuah perusahaan kontraktor harus menjaga kualitas dari pekerjaannya. Salah satunya dengan menjaga ketepatan dalam waktu penyelesaian sebuah proyek. Ketepatan waktu penyelesaian proyek dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah dalam proses pengadaan material untuk konstruksi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko dalam aspek manajemen pengadaan material, tindakan yang diberikan terhadap faktor-faktor tersebut dan tingkat pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap kinerja waktu proyek. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan kuesioner. Wawancara dilakukan terhadap pakar dan kuesioner dilakukan terhadap proyek manajer. Analisa data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif dan uji Mann-Whitney. Hasil Analisa data menunjukkan bahwa variabel yang dominan dalah pada proses perencanaan pengadaan material dan proses pelaksanaan pengadaan material, dan tingkat pengaruh yang tinggi adalah proses pelaksanaan manajemen pengadaan material.

To improve the consument's trust and to gain more profit, a construction company must maintain the quality of works and finish the works by the time. Many factors is influence the punctuation of the construction project, one of that factors is the procurement for construction. The Primary goals of this final assignment is knowing the risk factors in procurement management aspect, the treatment to the factors, and the influence level of the factors. The methods that used in this final assignment is an interview and a questionaire. An interview was occured to the expert and a questionaire was occured to the project manager. A descriptive statiscs and Mmann-Whitney test was occured to data's analysis process. The Analytical data resulsts shows material procurement management plan process and material procurement management executing process are dominant. And procurement management executing process has an huge influence level."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35340
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erijanto
"Joint Operation adalah salah satu cara dalam mengelola suatu proyek konstruksi, yang mana dalam pembentukannya dapat terjadi antara sesama perusahaan konstruksi nasional maupun dengan perusahaan konstruksi asing.
Berdasarkan sebuah penelitian Internasional yang dilakukan oleh Li Bing & L.K Tiong (1999) tentang faktor faktor berisiko dalam sebuah Joint Venture, terdapat tiga faktor utama yang dapat menimbulkan risiko yaitu, faktor internal, faktor spesifik proyek dan faktor eksternal, adapun faktor internal yang berisiko dapat dibagi kedalam sepuluh faktor, yaitu kondisi keuangan perusahaan induk perhitungan laba/rugi proyek sikap saling tidak percaya antara karyawan, adanya perubahan kebijakan perusahaan induk, kurangnya kemampuan manajemen dan sumber daya partner, adanya intervensi yang berlebihan dari salah satu pihak, ketidakpuasan dalam penempatan staf, ketidakpuasan dalam pengalokasian pekerjaan, alih teknologi dan adanya perbedaan budaya, sosial dan kepercayaan dari partner.
Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh penulis terhadap beberapa perusahaan konstruksi nasional yang pernah melaksanakan proyek konstruksi yang dikelola secara Joint Operation, dengan jalan menyebarkan kuesioner, dan mengkaji dokumen proyek terkait. Kesimpulan yang diperoleh adalah sebagian besar dari responden beranggapan bahwa kondisi keuangan perusahaan induk, sikap saling tidak percaya antara karyawan dan kurangnya kemampuan manajemen dan sumber daya partner merupakan faktor faktor internal yang sangat berpengaruh dalam sebuah Joint Operation yang mana hal-hat diatas dapat mempengaruhi kinerja dari proyek konstruksi tersebut.

Joint Operation is one of the way in managing a construction project, which is the establishment could be formatted between the National Construction Companies itself or with the International Construction Companies.
Based on an international research by Li Bing & Robert Lee-Kong Tiong (1999), the risk factors are grouped into three main groups: Internal Factor, Project-specific Factor and External Factor, the risk of internal factors can he categorized into fen factors: Partner 's parent company in financial problems, disagreement on accounting of profits and loss, employees from each partner distrust each other, policy changes in your partner 's parent company, partner's lack of management competence and resourcefulness, overinterference by parent company of either partner, disagreement on allocation of staff positions, disagreement on allocation of works, technology transfer dispute and different social, culture, and religious_
Research by distributing questionnaires and document studies to some of the National Construction companies, who have performed Joint Operation of a construction project, can be concluded that mostly of the respondents are agree that the partner 's parent company in financial problems, employees from each partner distrust each other and partner's lack of management competence and recourcefulness, they are the main internal factors that influence to the Joint Operation and will create a bad impact to the performance of the construction project.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T1727
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Gumuruh Soeparto
"Perusahaan yang mempunyai kesulitan dalam menghadapi perubahan lingkungan usaha, perlu melakukan penyesuaian, banyak yang mencoba-tetapi tidak berhasil. PT.X adalah salah satu yang berhasil dalam melakukan transformasi. Tertarik untuk mencari faktor-faktor apa dari sisi metoda pelaksanaan yang menyebabkannya, maka dilakukan studi paska proyek pada proses transformasi PT X tersebut, akan tetapi terkendala karena belum ada metoda standar yang dapat digunakan secara langsung dapat dipakai sebagai bandingan, oleh karena perlu disusun sebuah metoda yang dapat digunakan. Metoda tersebut disusun dengan menggabungkan metoda pengembangan sistem dan metoda manajemen proyek yang disesuaikan dengan kasus proses transformasi perusahaan.
Bentuk proyek transformasi tidak lain adalah sebuah proyek sistem development, karena perusahaan adalah sebuah sistem (Geradajaghi). Jadi tahapan-tahapan siklus sistem dapat diikuti dalam proses transformasi perusahaan. Demikian juga prinsip-prinsip perencanaan sistem juga sangat relevan untuk digunakan terutama yang menyangkut pertanyaan lebih makro seperti policy making, decision making dan problem solving, system archilecting. Tahapan perencanaan sistem dalam hal ini rencana strategis menjadi bagian yang mementukan dalam proyek transformasi dari sudut pencapaian tujuan keberhasilan produk.
Metoda Manajamen Proyek dapat digunakan untuk mengelola keseluruhan proses maupun bagian-bagian proyek baik secara vertikal (tahapan-tahapan) mapun horizontal (sub-sub system). Terdapat perbedaan fokus pada penerapan manajemen proyek pada fasilitas fisik dengan proyek transformasi karena proyek transformasi lebih abstrak, pengendalian pada ruang lingkup lebih perlu mendapat penekanan, proyek transformasi melibatkan manusia baik sebagai objek maupun subjek maka unsur komunikasi dan ketrampilan kemanusiaan (human skill) perlu pula mendapat penekanan secara khusus pula. Pada bagian procurement kurang diperlukan rinciannya karena pengadaan dari luar relatif sedikit.
Setelah didapat suatu metoda yang terdiri dari proses, sarana dan teknik dilakukan pembandingan praktek pada PT X yang ternyata terdapat keselarasan antara apa yang dipraktekkan dengan metoda yang dikembang. Dengan demikian apabila akan melakukan transformasi perusahan sebaiknya digunakan metoda dan sarana yang tepat untuk melakukannya. Dari penelitian ini juga terindikasi hambatan dan dorongan untuk menerapkan suatu metoda yang terstruktur. Jadi penyebab keberhasilan proses transformasi yang dipraktekkan pada PT. X adalah tujuan telah difahami, proses dilaksanakan tahap demi tahap, menggunakan prinsip-prinsip manajemen proyek, menggunakan sarana dan teknik yang praktis, logis dan mudah difahami, pemecahan masalah diprioritaskan pada masalah yang berdampak strategis dan akhirnya kepemimpinan yang menunjang dan pemberdayaan karyawan yang meningkatkan partisipasi karyawan. Pelaksanaan tahap demi tahap dari suatu program dan menggunakan sarana yang sudah terbukti berhasil karena ada kesempatan me-review setiap tahap sebelum meulai tahap berikutnya mengurangi kemungkinan kegagalan. Sarana yang tidak tepat, terlalu terikat dengan prosedur sarana tanpa penyesuaian dengan kondisi yang dihadapi akan mengarah kepada kegagalan. Dari penelitian ini juga terindikasi hambatan dan dorongan untuk menerapkan suatu metoda yang terstruktur.
Hambatan untuk menerapkan metoda terstruktur antara lain adalah: keengganan untuk menerima teknik baru, para personil belum menguasi metoda, sarana dan tekniknya, jenis proyek seperti ini jarang, terlalu waktu untuk belajar, terlalu rumit, waktu persiapan kurang, tidak ada pengawasan atau permintaan untuk menerapkannya, tidak sesuai dengan persolaan yang dihadapi. Adapun dorongan untuk menerapkan metoda terstruktur adalah: memilih prosedur yang mudah, sederhana, logis, memberikan pelatihan, waktu persiapan yang cukup, kepemimpinan yang menunjang, memberikan contoh.

Project Management Function in Corporate Transformation. An effort to improve performance of Corporate TransformationMany companies are facing many problems when they have to cope with rapid business environment change; they have choices whether or not to take the radical and drastic route of change. Many has decided to take (his route, but many has been failed. PT X is one of the rare cases that succeeded their transformation process. Therefore it will be an interesting subject to be studied to investigate further why they succeed.
This study try to see it from the execution method point of view, how they do it and what method they implemented, what tools they used. The study includes construction of a corporate transformation method base on the system development methodology and project management method, combined and adopted so that it will be suitable for managing a corporate transformation project. The transformation process done by PT X is evaluated by comparing the method and the practice.
The method suggested that in order the transformation process successful, the goal of the transformation project should be defined then disseminate among the actors, it should follow a logical sequences and phases, the appropriate method carefully selected from method and tools arsenal available. The findings are, although they did not follow the suggested method yet the are successful, why?
After further study it has been revealed that although the goal of the transformation project was not formally defined, majority of the actors has certain goal in their mind already, when compared with the standard goal definition it has only minor deviation, secondly, study revealed they do not used predefined and structured method but most of the actors are engineers and project managers hence they master the project management process and system development process, it is already in the mind of each member, and they used it automatically when given a task. They do not used extensive and exhaustive tools and technique but they used simple tool and technique such as group decision making tools, Analytic Hierarchical Process, Plan-Deploy-Review Techniques, and Fishbone diagram for their strategic problem. Conclusion is even though they do not formally used any method what has been practice in transforming their company is in conformance with the suggested method. Other findings are, there are hurdles in implementing the new management method and techniques, such as, the techniques are too complicated, tedious and time consuming, some peoples non respectable to new techniques, has been doing the way they do for many years, lazy to learn, they think some of methods and technique are even hampering the progress of their works etc. Many good methods and techniques loses its chances because of those reason, therefore an effort to overcome this problem should be developed and implemented."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T8810
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulaeman
"Sebagai bagian dari ilmu Manajemen, konsep maturity dalam Manajemen Proyek juga banyak persamaan dengan konsep maturity yang diterapkan dalam Manajemen secara umum. Adanya perbedaan dalam kedua konsep tersebut lebih dikarenakan adanya keunikan manajemen proyek itu sendiri dibandingkan dengan cabang-cabang ilmu manajemen yang lain. Salah satu persamaan yang prinsipil dalam kedua konsep tersebut adalah memakai "Organisasi sebagai objek yang dipakai untuk mengukur tingkat maturity.
Untuk mengetahui sejauh mana suatu perusahaan telah menerapkan prinsip-prinsip manajemen proyek, tentunya diperlukan suatu metode untuk menentukan positioning perusahaan tersebut dalam menerapkan prinsip-prinsip manajemen proyek. Dengan kata lain, sudah sejauh mana tingkat maturity manajemen proyek pada perusahaan tersebut. Cara yang paling umum adalah dengan melakukan assesment pada perusahaan tersebut.
Suatu perusahaan secara terus-menerus akan selalu berhadapan dengan tantangan berupa persaingan yang ketat dan lingkungan usaha yang terus berubah. Perusahaan harus secara terus-menerus (continue) beradaptasi dengan lingkungan jika ingin bertahan dan berhasil dengan baik. Pimpinan perusahaan akan selalu dikonfrontasikan dengan tugas-tugas kritis untuk menganalisis dan mengembangkan kemampuan perusahaan untuk survive dan berkembang dalam iklim dunia usaha yang kompleks dan terus berubah. Banyak perusahaan yang berhasil menggunakan/menerapkan manajemen proyek sebagai strategic tool untuk menjawab perubahan lingkungan ini. Perusahaan yang berhasil menerapkan manajemen proyek sering menjadi perusahan yang agile (gesit) serta tahu cara menghadapi dan mengendalikan perubahan tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16878
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kris Adiwibowo
"Kualitas seorang manajer proyek, sebagai wakil dan perusahaan kontraktor yang memimpin tim kerja di lapangan, mempunyai pengaruh terhadap kinerja mutu produk yang dihasilkan oleh tim proyeknya.
Kegagalan dari produk yang dihasilkan dapat menimbulkan pekerjaan perbaikan ulang sebagai konsekuensinya. Hal ini dapat saja teijadi bila pemberi kerja, setelah memeriksa sebagian atau secara keseluruhan, merasa tidak puas atas mutu basil kerja kontraktor kemudian menolaknya dan diikuti dengan perintah kerja perbaikan ulang.
Salah satu usaha untuk mengurangi tingkat kegagalan produksi, adalah dengan cara meningkatkan kualitas pekerja, dalam hal ini manajer proyek sebagai pimpinan tim proyek yang memiliki peranan kunci terhadap kesuksesan pekerjaan. Peningkatan kualitas manajer proyek merupakan bagian dari program peningkatan manajemen mutu (quality management) dan dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan dan pendidikan, yang merupakan bagian dari standar prosedur mum ISO 9000.
Penelitian ini difokuskan pada proyek konstruksi bangunan prasarana perhubungan, seperti : jalan, rel kereta api, jembatan, pelabuhan laut darat pelabuhan udara, di wilayah Indonesia. Dari hasil survey diketahui bahwa pada tingkat biaya kerja ulang pada bangunan jenis ini antara 0% sampai 1%.
Dari hasil penelitian statistik dengan program SPSS diketahui bahwa ada hubungan antar kualitas manajer proyek dan kerja ulang. Dari beberapa kriteria manajer proyek yang berkualitas, diketahui bahwa kemampuan manajer proyek di bidang pembinaan hubungan informal dengan konsultan dan tingkat perhatiannya terhadap masalah kesehatan dan keselamatan pemakai bangunan nantinya menjadi variabel penentu terhadap variasi prosentase biaya kerja ulang yang terjadi di proyeknya. Faktor pertama tadi didukung pula oleh pendapat dari para manajer proyek itu sendiri yang menunjukkan bahwa kemampuan membina hubungan antar manusia mendapat peringkat tertinggi sebagai kriteria penilaian bagi manajer proyek yang akan berkinerja baik.
Dari penelitian ini diperoleh gambaran bahwa seorang manajer proyek perlu dididik dan dikembangkan kemampuannya di bidang sacioiechnical system_ Yaitu suatu sistem yang mencakup sistem manajemen proyek, yang meliputi masalah manajerial, teknis dan organisasi, serta sistem sosial, yaitu masalah hubungan antar manusia. Berangkat dari. sistem inilah kiranya masalah standarisasi kualifikasi manajer proyek dapat dimulai sehingga nantinya diperoleh manajer proyek yang mampu berkinerja baik dan menghasilkan produk yang bermutu.

The Affection of Project Manager Quality to ReworkA project manager's qualification, as a representative of a contractor company on site, has relation with quality of the product,, which is produced by his project team.
The failure of product can make the contractor to do rework as the consequence. This could be happen if the owner, after check each parts or general of works, feel no satisfied for the quality of contractor's work. Then, it can be followed by rework order.
One of the efforts to reduce the failures of product, is improving the worker's quality, project manager it means, as the leader of project team who has major influence to get project's success. The improvement of project manager's quality is part of quality management improvement and it can be given by training and education program, as an element of quality procedure standard ISO 9000.
The result of this observation base on observation data on communication infrastructure projects (e.g.: road, bridge, harbour, airport and rail track), in Indonesia. From survey data, known that the value of rework for that kind of project is between 0% and 1%. It is smaller than in building project.
From the statistic observation by SPSS software program, known that there is a relation between project manager quality and rework From some criteria of project manager quality, known that the capability of project manager in informal human relation between project manager and consultant as well as his concern to health and safety of user, e.g. : the owner or public, are two main variables those affect the rework variation. The first criteria is supported by project manager opinion, they put the human relation as the top criteria for a good manager.
From this observation also known that project managers need training and education in sociotechnical system to improve their ability. This system consist of project management system and social system. The project management system consists of organizational, technical and management skill. The social system is human relationship skill.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T740
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Rosa Kuntari
"Sistem penyediaan tanah untuk perumahan dan permukiman haruss ditangani secara nasional karena tanah merupakan sumberdaya alam yang tidak dapat bertambah akan tetapi harus digunakan dan dimanfaatkanr bagi kesejahteraan masyarakat. Proses pengadaan tanah harus dikelola dan dikendalikan pemerintah agar supaya penggunaan dan pemanfaatannya dapat menjangkau masyarakat secara adil dan merata.
Sumber daya alam berupa tanah sangat diperlukan sebagai lokasi pembangunan. Dalam mengelola suatu proyek yang didalamnya terdapat pembebasan tanah, perlu adanya keterlibatan pengetahuan manajemen proyek dalam mengendalikan biaya, mutu dan waktu suatu proyek. Karena dalam proses pengadaan tanah memerlukan waktu dan biaya yang cukup besar. Proses pengadaan tanah mencakup kegiatan proses penyusunan daftar normatif yang termasuk didalamnya inventaris bangunan, tanaman, ukuran tanah, pekerjaan potret udara, proses pembuatan peta rincik, proses rnusyawarah harga serta negosiasi harga dan proses jual beli hingga proses sertifikasi.
Penelitan irni bertujuan untuk menilai pengaruh proses pembebasan tanah terhadap kinerja proyek perumahan. data perihal proses pembebasan tanah diperoleh melalui kuesioner yang disampaikan oleh petugas/pejabat yang bertanggungjawab terhadap proses pembebasan tanah. Dari penyebaran kuesioner sebanyak 35 angket dan kembali sebanyak 28 angket. Hasil seleksi angket kuesioner, didapatkan 26 angket yang dapat digunakan sebagai sampel yang layak untuk dilakukan analisis statistik.
Model regresi berganda linier berhasil menggambarkan hubungan antara variabel terikat, yaitu kinerja biaya pembebasan tanah terhadap 3 (tiga) variabel bebas penentu yang terpengaruh, yaitu : pendataan status kepemilikan tanah, kesepakatan harga ganti kerugian atas tanah, dan musyawarah mufakat untuk menentukan ganti rugi tanah. Selain temuan model, suatu variabel dummy yang mungkin berpengaruh pada kinerja biaya pembebasan tanah diperhatikan dalam penelitian lanjutan, yailu Pemahaman peraturan prosedur pembebasan tanah dan adanya kenaikan harga tanah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14701
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Wicaksono
"Keberhasilan suatu proyek ditentukan sejak awal pelaksanaan konstruksi itu berjalan Perencanaan adalah tahapan penting dari manajemen konstruksi, untuk menghasilkan suatu kegiatan yang dapat berjalan dengan baik dan untuk memonitor serta mengendalikan sehingga tercapai suatu pelaksanaan konstruksi yang tepat biaya proyek bangunan gedung adalah salah satu bidang dalam proyek konstruksi salah satu kriteria keberhasilan suatu proyek konstruksi dilihat dari intensitas keterlibatan tiap anggota tim pada suatu proyek, yang diantaranya adalah seorang manajer proyek pihak pemilik proyek.
Seorang manajer proyek pihak pemilik proyek mempunyai tanggung jawab penuh atas semua hasil yang dicapai pada setiap tahapan proyek dari awal hingga selesainya masa konstruksi, Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui seberapa besar peranan manajer proyek pihak owner pada tahap perencanaan konstruksi dalarn meningkatkan kinerja biaya pelaksanaan proyek konstruksi.
Dilihat dari besarnya tanggung jawab manajer proyek pihak pemilik proyek tersebut, maka dalam tesis ini dilakukan penelitian tentang intensitas. keterlibatan manajer proyek pihak pemilik proyek pada tahap perencanaan untuk meningkatkan kinerja biaya penyelesaian proyek bangunan gedung di Jabotabek.
Data-data primer dari penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuisioner ditambah wawancara langsung kepada manajer proyek pihak pemilik proyek dalam hal ini proyek yang ditangani adalah bangunan gedung yang berada di wilayah Jabotabek. Data-data tersebut di edit, ditabutasi, diolah dan di bobot kemudian dilakukan analisa korelasi, inter-korelasi, faktor dan regresi berganda serta dilakukan pengujian-pengujian dan validasi.
Dua analisa statistik melalui program SPSS versi 9.0, diperoleh hasil bahwa variabel yang memberikan kontribusi atau korelasi positif terhadap peningkatan kinerja biaya proyek adalah kegiatan manajer proyek pihak pemilik proyek dalam menentukan pilihan organisasi proyek umum dan kontrak yang akan digunakan, kegiatan dalam menentukan dan membuat perkiraan biaya pelaksanaan proyek atau owner estimate.
Dari hasil variabel penentu lam tambahan yang juga dapat memberikan kontribusi terhadap kinerja biaya proyek didapat dua variabel kegiatan yaitu identifikasi potensi kebutuhan proyek dan kegiatan memprediksi kendala proyek. Hubungan variabel intensitas keterlibatan manajer proyek pihak pemilik proyek terhadap peningkatan kinerja biaya proyek merupakan hubungan regresi non-linear."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T10154
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>