Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14876 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Perry, Martin
Chichester: John Wiley & Sons, c1997
915.957 SIN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Banduningsih Rahayu
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi persebaran pusat kota di DKI Jakarta berdasarkan tiga sudut pandang, yaitu empiris, keilmuan, dan kebijakan publik. Selain menggunakan metode overlay peta, penelitian ini juga menggunakan menggunakan Teknik Delphi terutama untuk mengumpulkan pendapat ahli planologi, arsitektur, dan sosiologi mengenai kriteria dan lokasi pusat kota di DKI Jakarta. Sementara itu, sudut pandang empiris dilandasi oleh teori kota inti berganda, sedangkan sudut pandang kebijakan publik ditinjau berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah DKI Jakarta Tahun 2010. Semua data yang diperoleh kemudian disintesiskan sehingga menghasilkan pandangan utuh mengenai pusat kota.
Hasil penelitian ini memperlihatkan ada 14 lokasi pusat kota yang terbagi menjadi : 6 lokasi pusat perkantoran yang tersebar baik di bagian tengah maupun di sisi barat dan timur kota; 6 lokasi pusat perdagangan dan komersil yang tersebar memanjang dari utara hingga ke tengah kota; 4 lokasi pusat industri yang tersebar di bagian barat dan timur kota; dan 2 lokasi pusat hiburan dan jasa yang tersebar di bagian tengah kota. Pusat kota yang sesungguhnya di DKI Jakarta adalah di kawasan Sudirman - Thamrin.

This study aims the distribution center city in DKI Jakarta. Jakarta City Center examined using the method Technuique Delphy (Delphi technique) to assess the arguments of experts urban design, architecture, and sociology through the interview process. The results of these interviews will be obtained based on the views of the city center of scientific fields. Empirical point of view obtained through the theory of multiple core city sedangakn public policy point of view seen by Spatial Plan of DKI Jakarta in 2010. Data obtained in the form of each view of city center synthesized or combined to produce acomplete view of city center.
The results obtained there are 14 city center locations which are divided into several functions of 6 as a central office locations spread across the central part of town, west side, and east of the city; 6 locations as trade and commercial center of the scattered extends from north to city center; 4 locations as scattered industrial centers in western and eastern cities, and 2 locations as a center of entertainment and services that are scattered in the middle of town.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S42404
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kemal Abdur Rasyid
"Pengaruh Etnisitas Yahudi sebagai dasar dari Negara Israel terhadap kepentingan Negara Kota Vatikan di Negara Israel sangat menarik untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengaruh Negara Yahudi yang berdiri di Tanah Israel dimana Tanah Israel juga merupakan pusat dari Kekristenan secara umum dan Gereja Katolik secara khusus. terhadap kepentingan Gereja Katolik di Tanah Israel. dalam hal ini beberapa sudut pandang yang melandasinnya baik filsafat teologi, sejarah, sosiologi, dan yurisdiksi. dengan menggunakan analisis teori nasionalisme etnis dari Hans Kohn dalam konteks Negara Israel, maka terdapat pengaruh kepentingan Negara Kota Vatikan di Negara Israel, khususnya pengaruh dalam hal keragaman ritus dan kota Yerusalam.

The influence of Jewish Ethnicity as the basis of the State of Israel on interest The bVatican City State in the State of Israel is very interesting to study. this research aims to understand the influence of the Jewish State that stands on the Land of Israel where the Land of Israel is also the center of Christianity in general and the Catholicn Church in particular. Against the interests of the Catholic Church in the Lnad of Israel. in this case, several points of view underlying it are used used such as theology, history, sociology, and jurisdiction. By using ethnic nationalism theoretical analysis of Hans Kohn in the context of the State of Israel, then there is influence of Vatican City State interest in the State of Israel. Especially the influence in terms of the diversity of rites and City of Jerusalem."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsa Muafiroh
"Menurut gagasan Park tentang ekologi kota, pada awalnya kota berkembang karena lokasinya yang subur dengan hubungan sosial dan fisik yang kuat. Konsep pembangunan kota dipengaruhi oleh fokus pandangan pada kepentingan tersebut. Kota Madiun merupakan salah satu kota kolonial yang mengalami perubahan dan tidak terlepas dari pengaruh komponenkomponen yang membentuk struktur kota, salah satunya jaringan sirkulasi yang memberikan aksesibilitas untuk menghubungi fungsi utama kota. Secara spasial, masalah utama adalah kecenderungan perubahan struktur kota karena pertumbuhan aktivitas mendorong pembentukan pusat pelayanan baru yang menunjukkan perubahan struktur kota. Tujuan pertama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis keterkaitan aksesibilitas dengan pusat ekonomi. Tujuan kedua adalah untuk menganalisis perkembangan struktur kota Madiun yang dipengaruhi oleh munculnya pusat ekonomi baru. Penelitian ini menggunakan pendekatan spasial dan diakronik dan menggunakan data dari peta kuno, jurnal penelitian, dan survei lapang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan aksesibilitas yang tinggi, terutama melalui jaringan transportasi yang berkembang, berperan krusial dalam memicu pertumbuhan pusat-pusat ekonomi baru. Pola perkembangan Kota Madiun menunjukkan bahwa area dengan aksesibilitas tinggi, seperti di sekitar jaringan jalan utama, cenderung memiliki aktivitas ekonomi yang lebih intensif dan beragam. Selain itu, pusat-pusat ekonomi berperan krusial dalam membentuk struktur kota Madiun, dengan perubahan fungsi dari pertanian ke permukiman, lalu perdagangan dan industri, diikuti perkembangan permukiman baru. Keberadaan pasar dan pabrik sebagai fungsi dasar ekonomi kota mendorong berbagai kegiatan lain yang didukung dengan aksesibilitas yang baik mengakibatkan terbentuknya struktur kota. Evolusi ini menciptakan pola multi-nodal dengan konsentrasi aktivitas di lokasi-lokasi strategis, mencerminkan upaya pemerataan pertumbuhan ekonomi dan adaptasi terhadap kebutuhan masyarakat yang berubah seiring waktu.

According to Park's ideas about urban ecology, cities initially developed because of their fertile locations with strong social and physical connections. The concept of city development is influenced by the focus of views on these interests. Madiun City is a colonial city that is experiencing change and cannot be separated from the influence of the components that make up the city structure, one of which is the circulation network which provides accessibility to contact the main functions of the city. Spatially, the main problem is the tendency to change the city structure because the growth of activity encourages the formation of new service centers which indicate changes in the city structure. The first aim of this research is to analyze the relationship between accessibility and economic center. The second objective is to analyze the development of the structure of the city of Madiun which is influenced by the emergence of a new economic center. This research uses a spatial and diachronic approach and uses data from ancient maps, research journals, and field surveys. The research results show that the existence of high accessibility, especially through a developed transportation network, plays a crucial role in triggering the growth of new economic centers. The development pattern of Madiun City shows that areas with high accessibility, such as around the main road network, tend to have more intensive and diverse economic activities. Apart from that, economic centers play a crucial role in shaping the structure of the city of Madiun, with changes in function from agriculture to settlement, then trade and industry, followed by the development of new settlements. The existence of markets and factories as the basic economic function of a city encourages various other activities which are supported by good accessibility resulting in the formation of a city structure. This evolution creates a multi-nodal pattern with a concentration of activities in strategic locations, reflecting efforts to equalize economic growth and adapt to changing community needs over time."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elkana Catur Hardiansah
"ABSTRAK
Kota yang berbasis sektor pertambangan kerap kali menemui masalah ketika kegiatan
produksi tambang berhenti. Kota Sawahlunto mengalami persoalan penurunan jumlah
penduduk, perlambatan aktivitas perekonomian dan kerusakan lingkungan pasca PT BAUPO
menghentikan kegiatan produksi batubaranya. Untuk mengatasi persoalan tersebut,
Pemerintah Kota Sawahlunto mengeluarkan serangkaian kebijakan yang diharapkan
dapat memulihan kondisi perkotaan seperti sediakala.
Kebijakan regenerasi kota yang diluncurkan oleh Pemerintah Kota Sawahlunto ditujukan
untuk mengembalikan perkembangan kota Sawahlunto melalui transformasi ekonomi,
sosial dan lingkungan yang disebabkan oleh terhentinya kegiatan produksi pertambangan.
Regenerasi yang terjadi Sawahlunto merupakan proses menarik untuk dipelajari dalam
konteks perkembangan kota yang kembali bangkit dari kemunduran yang dialami sektor
pertambangan.
Penelitian ini akan menggali mekanisme penyusutan kota yang terjadi di akhir abad 20.
Pemahaman mengenai faktor-faktor yang mendorong perkembangan kota diharapkan
dapat memberikan latar belakang yang cukup dalam menemukenali proses penyusutan
kota di Sawahlunto. Pemahaman mengenai proses regenerasi kota yang terjadi di
Sawahlunto akan dilakukan melalui eksplorasi terhadap fenomena penyusutan kota yang
terjadi di Sawahlunto pada akhir abad 20.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan strategi penelitian
studi kasus tunggal. Pengumpulan data primer didapat melalui wawancara mendalam
yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada informan.
Sedangkan pengumpulan data sekunder yaitu dengan studi kepustakaan dengan
menghimpun data dari berbagai literatur seperti buku-buku, artikel, majalah, surat kabar
dan sebagainya yang berhubungan dengan topik penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka penyusutan kota Sawahlunto
dipengaruhi oleh kondisi ekonomi serta situasi sosial politik di tingkat global dan
nasional. Kesimpulan ini didapatkan melalui data bahwasanya fenomena penyusutan kota
telah beberapa kali terjadi di Sawahlunto. Respon yang diambil dalam menghadapi
persoalan penyusutan kota di masa lalu menjadi perbandingan sekaligus pembelajaran
dalam menilai respon yang diambil saat ini dalam menghadapi penyusutan. Proses
perkembangan kota Sawahlunto merefleksikan bagaimana kota-kota di Indonesia yang
pembentukan awalnya disebabkan oleh kepentingan global dan kemudian secara mandiri
mendefinisikan kembali falsafah kehidupan kotanya.
Pilihan kebijakan dan strategi untuk merespon penyusutan kota amat ditentukan oleh
pihak yang memegang peran sebagai otoritas pembangunan kota. Saat ini Pemerintah
Kota memegang peran lebih besar dalam proses pembangunan kota Sawahlunto.
Pemerintah Kota memberikan ruang yang lebih besar kepada warga untuk terlibat dalam
proses regenerasi kota. Aksesibilitas terhadap ruang kota yang lebih besar mempengaruhi
efektivitas program regenerasi yang diusung oleh Pemerintah Kota Sawahlunto.
Keberadaan Pemerintah Kota sebagai aktor utama proses regenerasi menunjukkan sebuah
pembelajaran yang baik bagi Pemerintah Daerah yang akan menghadapi persoalan serupa dengan Sawahlunto. Perkembangan kota Sawahlunto adalah bentuk nyata
bagaimana transisi pengelolaan kota dari perusahaan tambang kepada pemerintah sipil
berjalan dengan baik. Transisi ini yang kemudian menjadi salah satu faktor keberhasilan
dalam melakukan proses regenerasi kota.
Pemerintah Kota yang memberikan akses yang sama terhadap proses penyusunan
kebijakan ataupun tahapan pelaksanaan regenerasi kota adalah langkah manajemen
pembangunan kota yang patut diimplementasikan di wilayah lain dengan persoalan
serupa.

ABSTRACT
Mining sector-based cities are often encountering problems when the mining activities
closed down. Sawahlunto, a city once well known for its coal mines, has experienced a
decrease in population, economic downturn, environmental damage and other problems
after PT BA-UPO closed down its coal mining operation in the city. To overcome this
problem, Sawahlunto Municipality Administration has issued a series of policies which
are expected to be able to restore the city’s condition.
The city’s regeneration policies aimed at restoring the development of Sawahlunto
through the transformation of economic, social and environment that have been spoiled
due to the closing down of mining activities in the city. The regeneration policies that
takes place in Sawahlunto has been an interesting process to be studied in the context of
urban development whereby a city has managed to revive from economic downturn as the
domino effect of the setback suffered by the mining sector.
This study will explore the city shrinkage mechanism that occurred at the end of the 20th
century. An in-depth comprehension on factors that encourage the development of a city
is expected to provide sufficient background in the process of identifying city shrinkage
in Sawahlunto. The comprehension on regeneration process that occurs in Sawahlunto
will be obtained through the exploration of the city shrinkage phenomenon that took place
in Sawahlunto Municipality at the late 20th century.
This study deploys a qualitative research approach with a single case study as its research
strategy. The primary data collection was carried out through in-depth interviews
conducted by asking questions directly to appropriate infromant. The secondary data
collection was carried out through literature study, collecting data from a variety of
literatures such as books, articles, magazines, newspapers and other media related to this
research topic.
Based on the results of the study, the shrinkage of Sawahlunto Municipality is affected by
global economic condition and socio-political situation at the national level. This
conclusion is made based on the data obtained which suggests that city shrinkage
phenomenons have taken place in Sawahlunto for several times. Responses taken towards
the city shrinkage issues in the past have become the comparison and lesson learned in
assessing the response made in tackling the same issue this time. The development
process of Sawahlunto reflects how the cities in Indonesia, which are originally formed
based on global importance, independently redefine the philosophy of their lives.
The policy and strategy option to respond to the city shrinkage is heavily determined by
any party who holds the role as the urban development authority agency. Currently, the
city administration holds a greater role in the development process of Sawahlunto. The
city administration provides a larger space for the community to be involved in the
regeneration process of the city. The larger accessibility to urban space affects the effectiveness of the regeneration program promoted by Sawahlunto Municipality
Administration.
The existence of city administration as the main actor of the regeneration process in
Sawahlunto has shown a good lesson for any other local governments who will face
similar problem. The development of Sawahlunto is a real tremendous example on the
transition of urban management from mining company to a public government. It is
indeed this transition that become one of the success factors in the regeneration process of
the city.
The Urban Local Government that provides equal access towards the policy making
process or the city regeneration phases is the urban development management measures
that should be implemented in other local governments with similar problems"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Any Dweyana
"Kota Tenggarong sebagai ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara mengembangkan kegiatan pariwisata dengan memanihatkan potensi yang dimilikinya yaitu potensi sejarah, kedudukannya di jalur lalu-lintas sungai dan darat, berada di tepi sungai Mahakam, adanya keinginan Pemerintah untuk menjadikannya sebagai kota wisata, adanya pembangunan jalur jalan Tenggarong-Samarinda, dan rencana pembangunan Bandara baru. Sehubungan dengan potensi tersebut, maka Tenggarong ditetapkan sebagai pusat satuan pengernbangan pariwisata kota dengan salah satu programnya adalah meningkatkan infrastruktur (sarana dan prasarana) pendukung pariwisata. Pertanyaan penelitian ini adalah dimana saja terjadi perkembangan prasarana pariwisata di Tenggarong, bagaimana pola perkembangan prasarana tersebut dan bagaimana perkembangan kota Tenggarong. Prasarana pariwisata adalah adalah unsur-unsur wisata yang terdiri dari unsur primer, unsur sekunder dan unsur kondisional pariwisata. Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut digunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian diskriptif. Sumber data adalah pengamatan, wawancara, dan dokumen.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa , pertama, pada tahun 2000 prasarana pariwisata hanya terdapat pada 5 (lima) kelurahan yaitu kelurahan Panji, Melayu, Sukarame, Timbau dan Bukit Biru. Dan pada tahun 2004 telah bertambah menjadi 7 (tujuh) yaitu kelurahan Bam dan Mangkurawang. Kedua, perkembangan unsur primer terkonsentrasi pad kawasan perdagangan/jasa dan pariwisata, selanjutnya perkembangan unsur sekunder dan kondisional terkonsentrasi pada penggunaan tanah perdagangan/jasa dan mulai memasuki kawasan permukiman dan pernerintahan pada tahun 2004 dengan pola perkembangan ke arah selatan mengikuti jalur transportasi utama menuju kota-kota besar yaitu Samarinda dan Balikpapan dan dengan tingkat masih berada pada skala lokal dan regional. Dan ketiga, perkembangan Tenggarong sebagai daerah tujuan wisata berada pada tahap awal perkembangan kota wisata. Dengan demikian perkembangan prasarana pariwisata di kota Tenggarong memiliki kaitan yang erat dengan perkembangan kota.

Tenggarong city as the capital of Kutai Kartanegara Regency had developed tourism that used its potency likes history, its position in water and land traffic, lies on the edge of Mahakam Rivers, the government has a desire to change the city into tourism city, the development of road between Tenggarong to Samarinda, and the development plan of new airport. With those potention, Tenggarong city turned into the center of urban tourism development with one of the programs is raising the tourist infrastucture. The questions of the research are :Where the tourist infrastructure development is?How the pattern of its development is?and How the development of Tenggarong city is? Tourist infrastructures are the tourist elements consist of primary elements, secondary elements and conditional elements. To answer those question with used qualitative approach and descriptive research. The sources of data are observations, interviews and documents.
The research has been summaries into 3 points of conclusion. First, the location of tourist elements in 2000 consist of 5 kelurahan are kelurahan Panji, Melayu, Sultarame, Timbau and Bukit Biru and scattered to kelurahan Baru and Mangkurawang in 2004. Second the development of primary elements had concentrated in commerce. and then the development of secondary elements had concentrated in commerce landuse and started to get into housing and government landuse with development pattern to South followed the primary road toward Samarinda and Balikpapan and shows tourism development in local and regional scale. Third the development of Tenggarong City as destination lies in the beginning phase of urban tourism. Thus, tourist infrastructure have the significant relationship with the city development.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17960
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Rahmat Topo Susilo
"Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Kota Terpadu Mandiri (KTM) merupakan kunci keberhasilan pembangunan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan partisipasi masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa masyarakat telah berpartisipasi pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemanfaatan, namun kewenangan tetap ada ditangan pemerintah. Faktor pendorong untuk berpartisipasi adalah masyarakat sudah terbiasa dengan program pemerintah, bermanfaat, kebutuhan masyarakat dan adanya stimulan. Sedangkan penghambat partisipasi meliputi seringnya pergantian pejabat, pembangunan KTM terlalu singkat, kesibukan warga dan bencana alam. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35750
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
F. Rachmat Kautsar
"Belum adanya kesepakatan terhadap persepsi smart city di kalangan pembuat kebijakan di Indonesia menimbulkan potensi permasalahan dalam pelaksanaannya, baik dalam hal efisiensi penggunaan anggaran belanja pemerintah, juga dalam hal hasil yang dicapai. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persepsi pembuat kebijakan terhadap konsep smart city dan arah kebijakan smart city di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Konsep smart city yang digunakan di dalam penelitian ini adalah konsep yang digunakan di dalam Nam dan Pardo 2011 , Chourabi, et al 2012 dan Giffinger, et al. 2011 . Dalam aspek persepsi, para pembuat kebijakan masih terfokus pada Dimensi Teknologi dan Dimensi Kelembagaan, sedangkan Dimensi Manusia belum mendapat perhatian yang cukup besar di kalangan pembuat kebijakan. Dalam aspek arah kebijakan, Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN tahun 2015-2019 merupakan peraturan paling tinggi yang ada saat ini yang telah menjelaskan tentang smart city, namun peraturan ini belum dijadikan sebagai acuan utama dalam arah pembangunan smart city di Indonesia.

The lack in perception of smart city concept among policy makers in Indonesia poses potential problems in implementation, both in terms of government budgets inefficiency, also in terms of the results expected by smart city programmes. This study aims to assess the perception of policy makers about smart city and its policy in Indonesia which is using qualitative approach. Smart city concepts used in this study developed by the Nam and Pardo 2011 , Chourabi, et al 2012 and Giffinger, et al. 2011 . In the aspect of perception, policy makers are still focused on Technology Dimension and Institutional Dimension, while the Human Dimension has not received significant attention among policy makers. In the aspect of policy direction, Perpres No. 2 Tahun 2015 about RPJMN years 2015 2019 is the highest regulations that applied today which has been explaining smart city. Unfortunately, this regulation has not been used as main reference in smart city development in Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T49784
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haworth, Lawrence
Bloomington: Indiana University Press, 1963
301.36 HAW g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Alfia Choirie
"Laju pertumbuhan pembangunan yang terus meningkat, banyaknya para investor yang ingin menanamkan modalnya, dan adanya pengaruh perguruan tinggi menjadi daya tarik tersendiri untuk Kota Depok. Ketidaksiapan Depok menjadi kota dan perencanaan yang kurang tepat, membuat pembangunan tiap-tiap wilayah tidak merata. Pengaruh adanya perguruan tinggi seperti kampus UI dan Gunadarma membuat pembangunan kawasan Margonda Raya tumbuh dengan pesat. Tetapi sangat disayangkan cepatnya pertumbuhan tersebut tidak diikuti dengan ketersediaan prasarana yang memadai khususnya dalam hal ketersediaan halte dan jembatan penyeberangan orang. Jalan Raya Margonda yang begitu lebar, dan banyaknya bangkitan disana, membuat pejalan kaki kesulitan untuk menyeberang, menunggu dan memberhentikan kendaraan. Tidak sedikit pejalan kaki yang menjadi korban kecelakaan / tertabrak dikarenakan sulitnya untuk menyeberang, serta kendaraan yang melaju dengan cepat. Perencanaan yang telah dibuat oleh Pemda Kota Depok harus segera direalisasikan demi keselamatan pejalan kaki dan kenyamanan bersama.

Development growth rate continues to rise, many investors who want to invest their shares, and the influence of the college, the main attraction for the city of Depok Margonda region. Unpreparedness Depok into the city and the lack of proper planning to make the development of each region does not spread with blanced. Development in the rapidly growing Margonda not matched by availability of shelter and adequate pedestrian bridge. This makes it difficult for pedestrians to cross. Not the least pedestrian accident victims. Plans that have been made by local governments must be realized Depok City for the creation of pedestrian safety and convenience together."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S52624
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>