Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1506 dokumen yang sesuai dengan query
cover
The Asphalt Institute
Maryland: The Asphalt Institute, [date of publication not identified]
665.538 Asp s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Atica Chairun Nissa
"Dengan ketersediaan aspal yang berasal dari pulau buton yakni Lawele Granular Asphalt sebagai bahan campuran aspal dapat dilakukan untuk meminimalisir pemakaian aspal minyak yang semakin menipis ketersediaannya. Serbuk karet ban berukuran nano (Nano crumb rubber) juga digunakan sebagai bahan tambah pada campuran aspal agregat karena ketersediaannya yang melimpah. Jenis aspal yang digunakan pada penelitian ini adalah aspal Lawele Granular Asphalt (LGA) dengan variasi kadar aspal 6,6%; 7,3%; 7,9%; 8,55% dan 9,21%. Campuran hangat aspal dan agregat ditambahkan dengan oli bekas dan serbuk karet ban bekas dengan variasi kadar 0% dan 1%. Campuran aspal didominasi oleh LGA dengan nilai yang mungkin untuk memenuhi standar Cold Paving Hot Mix Asbuton (CPHMA). Penambahan oli bekas dalam campuran berguna sebagai peremaja fisik untuk meningkatkan angka penetrasi aspal. Kinerja dari variasi campuran aspal ditentukan dengan uji Marshall test dan Marshall immersion test. Sedangkan nilai modulus resilient campuran panas aspal ditentukan dengan uji resilient modulus dengan alat UMATTA pada temperatur yang bervariasi untuk mengetahui perilaku benda uji terhadap beban kejut. Hasil akhir dari penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh temperatur terhadap modulus resilient campuran hangat aspal, agregat dan LGA dengan campuran aspal murni, LGA dan additive berupa oli bekas dan Nano Crumb Rubber

The availability of asphalt from Buton Island in large quantities, an optimizing the utilization of asbuton from Lawele Bay, namely Lawele Granular Asphalt as an asphalt mixture, can minimize the use of asphalt which is gradually depleting its availability and reducing the cost of road construction and maintenance due to asphalt. material prices are quite high. Nano-sized rubber tire powder (Nano crumb rubber) is also used as an additive to asphalt and aggregate mixture because of its abundant availability. The type of asphalt used in this study was Lawele Granular Asphalt (LGA) asphalt with a variation of asphalt content of 6.6%; 7.3%; 7.9%; 8.55% and 9.21%. A warm mixture of asphalt and aggregate was added with waste-engine oil and tire rubber with various levels of 0% and 1%. The asphalt mixture is dominated by LGA with the value that conformthe specification of Cold Paving Hot Mix Asbuton (CPHMA) standard. The addition of waste-engine oil in the mixture is used as a physical rejuvenator to increase the value of asphalt penetration. The quality of the asphalt mixture variations was determined by the Marshall test and Marshall immersion test. While the resilient modulus asphalt mixture is determined by resilient modulus test with UMATTA with varying temperatures. The asphalt mixture test to this temperature change to determine the resilience of the aggregate asphalt mixture of Lawele Granular Asphalt product to the temperature change as it is on the road surface condition.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Naldo Jabari Mulya
"Saat ini Asbuton telah banyak digunakan sebagai alternatif pengganti aspal konvensional pada pembangunan jalan raya. Pertimbangannya adalah keberadaan serta harga aspal minyak selalu cenderung meningkat seiring fluktuasi harga minyak bumu dunia yang meningkat. Pemelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui persentase kadar aspal dan agregat yang terkandung dalam Asbuton Lawele Granular Asphalt (LGA), mengetahui kadar penggunaan limbah beton pada campuran beraspal terhadap nilai parameter Marshall dengan mempertimbangkan kandungan mortarnya.dan mengetahui rancangan susunan agregat baru dan agregat limbah beton untuk mendapatkan Asbuton paving block berpori. Penelitian kali ini diawali dengan pengujian karakteristik agregat, aspal pen 60/70, dan ekstraksi LGA. Untuk mendapatkan kadar aspal serta agregat yang terkandung dalam LGA dapat dilakukan dengan ekstraksi butiran LGA menggunakan metode Reflux dan Centrifuge. Bitumen dan agregat yang sudah ter-ekstrak kemudian diuji karakteristik agregat dan aspalnya. Aspal yang ter-ekstrak dari butiran LGA memiliki nilai penetrasi yang rendah, sehingga perlu penambahan oli bekas untuk menaikan nilai penetrasi. Setelah semua bahan sudah diuji kemudian dilanjutkan dengan pembuatan benda uji untuk mencari nilai kadar aspal optimum sebanyak 30 total, 15 untuk benda uji aspal dengan agregat baru dan 15 untuk benda uji aspal yang ditambahkan agregat limbah beton. Kemudian sampel akan diuji Marshall Standard berguna untuk mendapatkan nilai KAO. Setelah nilai KAO didapatkan dilanjutkan pembuatan benda uji pavingblock dengan ukuran 25x25x6,5 cm sebanyak 6 buah, 3 untuk campuran tanpa RCA dan 3 buah untuk benda uji menggunakan RCA. Setelah sampel pavingblock dibuat, dilakukan proses core drill sebanyak dua lubang setiap satu pavingblock yang akan diuji nilai volumteriknya dengan uji Marshall Standard dan Immersion. Kemudian dilihat apakah ada pengaruh terhadap nilai volumetric pada pavingblock dan compact standard. Hasil yang didapatkan dari pengujian adalah Asbuton Lawele Granular Asphalt (LGA) memiliki kanduangan bitumen sebanyak 26% dan kandungan agregat sebanyak 73%, komposisi yang digunakan untuk campuran agregat baru tanpa menggunakan RCA yang didapat dari blending agregat yaitu 52% agregat kasar, 40% agregat halus, dan 8% agregat LGA, sedangkan untuk campuran dengan tambahan RCA memiliki komposisi 23% RCA, 29% agregat kasar, 20% agregat halus, dan 8% agregat LGA, kadar aspal optimum yang di dapat dari campuran agregat baru tanpa menggunakan RCA dan campuran dengan tambahan RCA adalah 7%, dan berdasarkan hasil volumetrik dan pengujian marshall menunjukkan bahwa campuran dengan menggunakan agregat baru masih lebih baik dari campuran dengan menggunaan RCA sebagai subtitusi agregat baru.

Currently, Asbuton has been widely used as an alternative to conventional asphalt in highway construction. The consideration is that the existence and price of petroleum asphalt always tends to increase along with increasing fluctuations in world petroleum prices. This research aims to determine the percentage of asphalt and aggregate content contained in Asbuton Lawele Granular Asphalt (LGA), determine the level of use of concrete waste in the asphalt mixture against the Marshall parameter value by considering the mortar content, and determine the design of the new aggregate composition and waste concrete aggregate for get porous Asbuton paving blocks. This research began with testing the characteristics of aggregate, asphalt pen 60/70, and LGA extraction. To obtain the asphalt and aggregate content contained in LGA, extraction of LGA granules can be done using the Reflux and Centrifuge methods. The extracted bitumen and aggregate are then tested for the characteristics of the aggregate and asphalt. Asphalt extracted from LGA granules has a low penetration value, so it is necessary to add used oil to increase the penetration value. After all the materials have been tested then proceed with making test objects to find the optimum asphalt content value of 30 in total, 15 for asphalt test objects with new aggregate and 15 for asphalt test objects with added concrete waste aggregate. Then the sample will be tested using the Marshall Standard to get the KAO value. After the KAO value was obtained, 6 pieces of pavingblock test specimens measuring 25x25x6.5 cm were continued, 3 for the mixture without RCA and 3 for non-RCA test objects and 3 for test objects using RCA. After the paving block samples are made, a core drill process is carried out with two holes for each paving block which will be tested for their volumetric value using the Marshall Standard and Immersion tests. Then see whether there is an influence on the volumetric value of standard paving blocks and compacts. The results obtained from the test were that Asbuton Lawele Granular Asphalt (LGA) had a bitumen content of 26% and an aggregate content of 73%. The composition used for the new aggregate mixture without using RCA was obtained from blending the aggregate, namely 52% coarse aggregate, 40% aggregate fine, and 8% LGA aggregate. Meanwhile, the mixture with the addition of RCA has a composition of 23% RCA, 29% coarse aggregate, 20% fine aggregate, and 8% LGA aggregate. The optimum asphalt content obtained from the new aggregate mixture without using RCA and the mixture with the addition of RCA is 7%. Based on the volumetric results and Marshall testing, it shows that the mixture using new aggregate is still better than the mixture using RCA as a substitute for new aggregate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maryland: The Asphalt Institute, 1983
R 625.85 ASP a
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku yang berjudul "Asphalt paving manual" ini dipersembahkan oleh the Asphalt Institute. Buku ini membahas tentang kalibrasi, pengendalian kualitas, dan inspeksi."
Maryland: The Asphalt Institute, 1965
R 625.85 ASP a
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
"One of methods tos increase the caracteristic of asphalt mixture is to add plastic in chemical term know as polymer. Generally, plastic is in pellet form so that additional equipment is needed to mix with asphalt...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wallace, Hugh A.
New York: McGraw-Hill, 1967
625.885 WAL a (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nunung Martina
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39812
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinurat, Ridwan
"ABSTRAK
Pemanfaatan sumber daya alam yang ada di Indonesia diprioritaskan untuk pembangunan sarana maupun prasarana yang dibutuhkan. Aspal Buton (Asbuton)
adalah salah satu produksi kekayaan alam Indonesia yang terdapat di Sulawesi Tenggara, yang dapat digunakan sebagai matelial konstruksi perkerasan jalan.
Asbuton ini terjadi karena suatu Iapisan batu kapur yang porous (globigeline ka1k)diresapi oleh minyak bumi yang mengandung aspal (aspaltic base cmde oil) yang tertekan keluar akibat tekanan yang disebabkan oleh proses geologis dalam waktu yang sangat lama. Asbuton berbentuk sebagai lapisan batu berwarna hitam yang kadang-kadang menyembul di atas permukaan tanah dan sebagian lagi lapisan tersebut hanya terdapat beberapa meter di bawah permukaan tanah. Oleh karena itu cukup dilakukan penambangan terbukae
Untuk keperluan pengaspalan jalan dibutuhkan aspal yang bersifat Ientur (elastis), sehingga tahan terhadap getaran-getaran akibat pukulan-pulculan roda kendaraan. Oleh karena itu pada asbuton perlu ditambahkan bahan peremaja atau pelunak yang mampu membuat asbuton berfimgsi sebagai bahan perekat di dalam campuran lasbutag. Supaya bitumen asbuton dapat bediungsi sebagai perekat, bitumen asbuton hams terlebih dahulu diaktifkan kembali dengan jalan memberlkan resin dan Oi] kepada butiran asbuton.
Pada penelitian ini, sebagai penambah kandungan resins dan oils digunakan campuran antara gilsonite, residu oli bekas dan minyak tanah. Dengan memanfaatkan karalcteristik masing-masing bahan baku modifier tersebut, diharapkan dapat memodifikasi bitumen asbuton sehingga dapat berlimgsi sebagai binder pada campuran lasbutag yang memjliki karakteristik iisik yang mendekati karakteristik aspal minyak.
Pada penelitian ini didapat jenis-jenis kornposisi campuran modifier yang dapat digunakan untuk memodiiikasi bitumen asbuton dengan kadar tertentu yang sesuai dengan spesifikasi modifier asbuton

"
1996
S34596
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Gunarso
"
ABSTRAK
Lapis Asbuton Agregat (Lasbutag) adalah campuran yang terdiri dari agregat kasar, agregat halus, asbuton, dan bahan peremaja yang dicampur, dihampar, dan dipadatkan secara dingin. Fungsinya adalah sebagai lapis permukaan dan melindungi lapis di bawahnya dari pengaruh air dan cuaca.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai permeabilitas dan koefisien kekuatan relatif dari campuran Lasbutag dengan menambahkan bahan peremaja ROB50.
Adapun bahan peremaja ROB50 ini didapat dari hasil campuran residu oli, aspal minyak, dan minyak tanah dengan komposisi sebesar 50 : 30 : 20. Bahan peremaja ini kemudian dikombinasikan dengan bitumen asbuton dan didapat komposisi 48 : 52 sehingga karakteristik dari bitumen asbuton mendekati karakteristik aspal pen 60/70. Setelah itu dilakukan perecanaan campuran.
Hasil uji Marshall menunjukkan bahwa perencanaan campuran dengan variasi kadar aspal antara 6% sampai 8.3% masuk ke dalam spesifikasi, sehingga diperoleh nilai kadar aspal optimum 7.15 % dengan nilai stabilitas sebesar 439 kg. Sedangkan dari hasil uji permeabilitas dapat dilihat bahwa setiap penambahan kadar aspal sebesar 0.5% termasuk penambahan ROB50 sebesar 0.3615% akan semakin mengisi rongga-rongga yang ada di dalam campuran sehingga daya rembes air yang melewati medium yang porous akan menurun.
Koefisien kekuatan relatif didapat dari nilai stabilitas, sehingga koefisien yang didapat berkisar antara 0.297 sampai 0.318."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34615
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>