Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10640 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maryland: The Asphalt Institute, 1969
665.538 ASP m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Puspita Jayanthi
"Kekesatan permukaan jalan merupakan kondisi tahanan gesek antara permukaan jalan dan ban kendaraan sehingga tidak mengalami selip atau tergelincir baik pada kondisi basah waktu hujan ataupun kering. Kekesatan permukaan jalan bergantung pada jenis tekstur permukaan, apabila tekstur yang kasar akan memberikan kekuatan yang lebih dibandingkan dengan permukaan yang licin.
Pada penelitian ini dilakukan pengukuran dan analisis tingkat kekesatan permukaan perkerasan dengan alat British Pendulum Tester pada sampel campuran Asphalt Concrete ? Wearing Course dan pada sampel yang telah terjadi akibat perubahan alur karena terlintas oleh mesin Wheel Tracking sebagai simulasi roda kendaraan di lapangan. Dimana campuran Asphalt Concrete ? Wearing Course yang telah dicampur limbah serat serabut kelapa dengan kadar komposisi 0% ; 0,75% dan 1,5% terhadap aspal modifikasi. Pengujian dilakukan dengan variasi suhu 26°C, 30°C, 35°C, 40°C, 45°C, 50°C dalam keadaan kondisi basah.
Dengan penambahan serat serabut 0,75% pada aspal modifikasi ini, menghasilkan nilai kekesatan permukaan yang lebih tinggi sehingga menambah kestabilan jalan dan memiliki kemampuan tahanan yang tinggi terhadap perubahan suhu pada permukaan aspal dimana yang bersentuhan langsung dengan roda pada kendaraan.

Skid resistance is the frictional condition resistance between road surface and vehicle tires that are not encountering either slip when wet conditions or dry conditions. Skid resistance depends on the type of surface texture if the rough texture will provide more power than the slip surface.
This research is done measurement and analysis of skid resistance number with British Pendulum Tester for mix specimen of Asphalt Concrete ? Wearing Course and specimen has happened due to changes of flow because passed by Wheel Tracking machine as simulation of vehicle wheels on the ground. Which mixture Asphalt Concrete ? Wearing Course has mixed fiber of coconut with content 0% ; 0,75% and 1,5% to asphalt modification. Testing is done with temperature variations 26°C, 30°C, 35°C, 40°C, 45°C, 50°C on wet conditions.
The addition fiber of coconut 0,75% on this asphalt modification will result higher values skid resistance due add the stability of road and have the ability of high resistance to temperature changes on the surface of the asphalt which in direct contact with the wheels on the vehicle."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53417
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofiah Indrayani
"Semakin meningkatnya kebutuhan aspal sebagai bahan pembangunan jalan, perlu adanya upaya penghematan penggunan aspal. Dalam penelitian ini dipertimbangkan penggunaan serat serabut kelapa sebagai bahan tambah pada aspal pen 60/70 yang di modifikasi. Serat serabut yang di gunakan adalah bahan sisa yang tidak terpakai, sehingga di harapkan dalam penelitian ini dapat menggurangi penggunaan aspal dan dapat memanfaatkan limbah serabut kelapa. Proses untuk menentukan kombinasi campuran antara aspal dan serat serabut kelapa, uji kekuatan laston AC-WC dalam penelitian ini meliputi: uji karakteristik agregat, uji karakteristik aspal, uji marshall, uji stabilitas sisa dan uji modulust resilient dengan alat Umatta. Pengujian UMATTA terhadap dua jenis campuran yang diteliti pada temperatur 25°C 300C, 450C dan 600C menunjukkan bahwa nilai modulus resilient menurun dengan peningkatan temperatur. Pada suhu pengujian 300C campuran menggunakan aspal berserabut menghasilkan nilai Modulus Resilien (1743,15 MPa) yang lebih tinggi dibanding campuran menggunakan aspal Pen 60/70 (826,24MPa). Nilai modulust resilien aspal berserabut memiliki nilai 2,11 kali lebih tinggi di bandingkan aspal Pen 60/70.

The increasing need for asphalt as a road construction material, It is necessary to encourage the efficiency use of asphalt. This study we considering the use of coconut fiber as an additive to penetration bitumen 60/70 which has been modificated. Coir fiber used an unused material. In this study process to determine the combination of a mixture of asphalt and coir fiber with Laston AC-WC strength test include: test characteristics of aggregates, asphalt characteristics test, marshall test, residue stabilities resilient modulust test withUmatta tool. Umatta testing the two types mix in thoroughly at temperatures of 25°C, 30° C, 45° C and 60 °C showed that the resilient modulust value decreases with increasing temperature. At a temperature of 30 °C testing asphalt mixtures using stringy produce resilient modulust value (1743,15MPa) is higher compared using a mixture of penetration bitumen 60/70 (826,24 MPa). Resilient modulust asphalt filamentous value has a value of 2,11 times higher compared to 60/70 penetration bitumen."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53339
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jodi Noor Handibyanto
"Pada penelitian ini digunakan aspal butir lawele (LGA) sebagai subtitusi campuran aspal minyak. Demi pengoptimalan penggunaan asbuton salah satu inovasi dengan penggunaan teknologi CPHMA. Pada peneltian ini digunakan gradasi CPHMA, namun suhu pencampuran dan pemadatan tidak mengikuti spesifikasi CPHMA akibat adanya modifikasi penambahan ONCR dalam campuran aspal. Dilakukan pengujian marshall untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan aditif ONCR (Oli Bekas dan Nano Crumb Rubber) dalam campuran perkerasan terhadap karakteristik marshall. Pengujian dilakukan terhadap campuran aspal modifikasi ONCR dengan kandungan 5% , 10%, 15%, 20%, dan 0% sebagai pembanding hasil. Suhu pencampuran dilakukan secara hangat (125o C) dan secara panas (150o C). Dari hasil Warm Mix dan Hot Mix menunjukan bahwa campuran dengan kadar 0% ONCR memiliki nilai stabilitas yang lebih baik dibandingkan dengan campuran aspal dengan kandungan ONCR. Selain itu penambahan ONCR menyebabkan perubahan parameter volumetrik (VIM.VMA,VFA) dalam campuran. Pada campuran hangat , Kadar aspal optimum untuk campuran aspal modifikasi ONCR didapatkan pada campuran ONCR 10% dengan kadar 8.53%, dan kadar aspal optimum untuk campuran aspal non-modifikasi (0% ONCR) didapatkan pada campuran dengan kadar 8.92%. Pada campuran panas , Kadar aspal optimum untuk campuran aspal modifikasi ONCR didapatkan pada campuran ONCR 5% dengan kadar 6.66%.

In this research, lawele granular asphalt (LGA) is used as a substitution of oil asphalt mixture. For optimizing the use of asbuton, one of the innovations is with the use of CPHMA technology. CPHMA gradation is used in this research, but the mixing and compaction temperatures do not follow the CPHMA specifications due to the modification of the addition of ONCR in the asphalt mixture. Marshall testing was conducted to determine the effect of ONCR additives (Waste Engine Oil and Nano Crumb Rubber) used in the pavement mixture on the characteristics of Marshall. Tests carried out on a mixture of ONCR modified asphalt containing 5%, 10%, 15%, 20%, and 0% as a comparison of results. The mixing temperature is warm (125oC) and hot (150oC). The Warm Mix and Hot Mix results show that the mixture with 0% ONCR content has a better stability value than the asphalt mixture with ONCR content. In addition, the addition of ONCR causes changes in volumetric parameters (VIM.VMA, VFA) in the mixture. In warm mixtures, optimum asphalt levels for ONCR modified asphalt mixes are found in 10% ONCR mixtures with 8.53% content, and optimum asphalt levels for non-modified asphalt mixtures (0% ONCR) are obtained in mixes with 8.92% levels. In the hot mixture, the optimum asphalt level for ONCR modified asphalt mixture is found in the 5% ONCR mixture with 6.66% content."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eggi Luftiawan
"Kerusakan jalan dapat diawali oleh adanya keretakan pada lapis permukaan. Pengaruh dari alur roda kendaraan menjadi salah satu penyebab keretakan atau deformasi alur roda kendaraan. Dengan menggunakan bahan additive pada campuran aspal beton sebagai salah satu yang dapat mengurangi kerusakan jalan tersebut.
Penelitian ini membahas pengaruh deformasi pada campuran aspal dengan penambahan Buton Natural Aspal terhadap aspal pen 60/70 untuk campuran laston AC-WC. Penambahan additive sebesar 20%dan 30% telah dilakukan. Benda uji untuk pengujian marshall standar, marshall immersion dan uji deformasi dengan Wheel Tracking Machine pada kadar aspal optimum 5.5%.
Beberapa pengujian untuk mengetahui pengaruh temperature telah digunakan suhu 30°C dan 60°C dan jumlah 1260 lintasan tiap benda uji. Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan additive BNA telah menunjukkan adanya ketahanan campuran aspal beton akibat temperature.

Road damage can be initiated by the presence of cracks in the surface layer. Influence of groove wheel vehicle to be one cause cracking or deformation of grooves wheel vehicle. By using additive materials in asphalt concrete mix as one that can reduce the damage to the road.
This study discusses the effect of deformation on he asphalt mixture with theaddition of Buton Natural Asphalt to asphalt mix laston pen 60/70for AC-WC. The addition of the additive by 20% and 30% have done. Specimens for testing standar marshall, marshall immersion and deformation test with Wheel Tracking Machine at optimum bitumen content 5.5%.
Some testing to determine the effect of temperature has been used a temperature of 30°C and 60°C and the number of 1260 trajectories for each test specimen. Based on the test results, we can conclude that the use of additive materials BNA have shown resilience mix asphalt concrete due to temperature.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53867
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erditya Fajri
"Untuk mengurangi penggunaan material alam, limbah beton digunakan sebagai pengganti agregat batu alami. Penambahan limbah plastik LDPE dalam campuran aspal juga dilakukan sebagai upaya peningkatan kualitas aspal. Penggunaan material alternatif pada campuran aspal perlu memperhatikan aspek keselamatan yakni kemampuan agregat pada lapisan aspal untuk menahan gaya gelincir permukaan jalan pada segala kondisi cuaca. Dalam penelitian ini mengkaji pengaruh penggunaan agregat limbah beton dan penambahan plastik LDPE pada campuran aspal terhadap nilai skid resistance. Penelitian diawali dengan pembuatan benda uji campuran ACWC dengan agregat RCA pada variasi kadar aspal 7%, 7.5%, 8%, 8.5%, dan 9% yang dihasilkan KAO pada 9%. Untuk menghilangkan kadar mortar pada agregat RCA dilakukan peremajaan dengan pencucian dan penggosokan. Penelitian dilanjutkan dengan mencari kadar plastik optimum yang didapatkan pada kadar plastik sebesar 5%. Pengujian skid resistance dilakukan menggunakan alat British Pendulum Tester (BPT) pada variasi suhu 26˚C, 30˚C, 35˚C, 40˚C, 45˚C, dan 50˚C. Pengujian dilakukan dengan dua jenis uji yakni skid resistance standard dan immersion. Didapatkan hasil penggunaan agregat RCA dan penambahan plastik LDPE menaikan nilai skid resistance. Nilai SN tertinggi didapat 58,5 pada suhu normal (26˚C) dan nilai terendah 51,6 pada suhu tinggi (50˚C).

To reduce the use of natural materials, waste concrete can be used as a substitute for natural aggregates (NA). The addition of LDPE plastic waste in asphalt mixtures is also carried out to improve asphalt quality. The use of alternative materials in asphalt mixtures needs to pay attention to safety aspects, to withstand the sliding force of the road surface in all weather conditions. This study examines the effect of the use of concrete waste aggregates and the addition of LDPE plastic to the asphalt mixture on the value of skid resistance. The study began with the manufacture of a mixture of ACWC specimens with RCA aggregates at variations in asphalt content of 7%, 7.5%, 8%, 8.5%, and 9% produced by KAO at 9%. RCA aggregates have previously been rejuvenated by washing and rubbing to remove the mortar content. The research was continued by finding the optimum plastic content obtained at a plastic content of 5%. Skid resistance testing was carried out using the British Pendulum Tester (BPT) at various temperatures of 26 ˚C, 30 ˚C, 35 ˚C, 40 ˚C, 45 ˚C, and 50 ˚C. The test is carried out with two types of tests, standard skid resistance and immersion skid resistance. It was found that the use of RCA aggregate and the addition of LDPE plastic increased the value of skid resistance. The highest SN value was 58.5 at normal temperature (26˚C) and the lowest value was 51.6 at high temperature (50˚C)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anas Dwi Prasetyaning Imran
"Meningkatnya permintaan material aspal dan agregat membuat terbatasnya pasokan material sehingga digunakan aspal bekas yaitu Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) sebagai pengganti material aspal. Selain itu, meningkatnya limbah plastik yang semakin tidak terkontrol menjadi pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, pada penelitian ini menggunakan gabungan campuran RAP dan material agregat dan aspal baru dengan aspal modifikasi plastik LDPE. Penelitian ini menggunakan gradasi ACWC. Pengujian dilakukan pemeriksaan karakteristik material RAP, agregat baru, dan aspal modifikasi plastik. Kadar aspal yang digunakan adalah kadar 3%, 4%, dan 5% dan terpilih kadar 3% karena mendekati spesifikasi aspal ACWC. Dalam pencampuran dilakukan secara hot mix dengan suhu pencampuran 150oC dan pencampuran aspal plastik menggunakan wet process (cara basah). Pengujian dilakukan uji marshall untuk mengetahui pengaruh kadar RAP dan aspal modifikasi plastik pada campuran aspal. Dari hasil uji marshall, RAP dengan kadar tinggi membuat stabilitas dan flow semakin tinggi seiring dengan pertambahan RAP. Pengaruh plastik membuat nilai stabilitas semakin baik dan nilai flow semakin rendah dibandingkan dengan tidak memakai plastik. Selain itu, penambahan kadar RAP dan aspal modifikasi plastik menyebabkan perubahan parameter VMA, VIM, dan VFA dalam campuran.

The increasing demand for asphalt and aggregate materials limited the supply of material so that used asphalt, namely Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) as a place for asphalt material. In addition, plastic waste environment that is increasingly uncontrolled is becoming environmental pollution. Therefore, this study uses a combination of RAP and aggregate material and new asphalt with modified LDPE plastic asphalt. This study uses ACWC gradations. Tests carried out an examination of the characteristics of the RAP material, new aggregates, and plastic modified asphalt. The asphalt content used was 3%, 4%, and 5% content and 3% grade was selected because of the ACWC asphalt specifications. Mixing is done by hot mix with a mixing temperature of 150oC and mixing plastic using the wet process. The Marshall test was conducted to measure the effect of RAP and plastic asphalt on the asphalt mixture. From the results of the Marshall test, the RAP with high levels made the flow stable and the flow higher along with the increase in RAP. The effect of plastic makes the stability value better and the flow value is lower compared to not using plastic. In addition, the addition of RAP and plastic asphalt levels caused changes in the VMA, VIM, and VFA parameters in the mixture."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eriz Ageng Wicaksono
"ABSTRAK
Kondisi perkerasan jalan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh peningkatan suhu dan perendaman air. Kerusakan yang terjadi akibat suhu yang panas dan genangan air merupakan hal yang sudah biasa. Pada penelitian ini, material baru BNA-Rubber diuji setelah dicampurkan pada aspal penetrasi 60/70 untuk mengetahui pengaruh penambahannya terhadap daya tahan akibat suhu dan perendaman. Penelitian dilakukan dengan penambahan BNA-R sebesar 20% dari kadar aspal dan pengujian antara lain adalah dengan uji Marshall, Marshall Immersion, dan juga uji Indirect Tensile Strength dengan alat UMATA. Hasil yang didapat menujukkan bahwa penambahan BNA-R pada campuran aspal memiliki Indeks Kekuatan sisa yang lebih baik ketimbang campuran aspal tanpa BNA-R. Sementara untuk uji Indirect Tensile Strength didapat bahwa hasil Modulus Resilient dari campuran benda uji dengan 20% BNA-R lebih baik ketimbang campuran tanpa menggunakan BNA-R.

ABSTRACT
The condition of road pavement in Indonesia relies deeply upon the increase of temperature and its submersion in water. Heat and puddles of water are usual causes of road damages. This study tests the effects of BNA-Rubber; after being mixed in an asphalt hot-mix, against its vulnerability to an increase in temperature and submersion in water. This study is conducted by applying BNA-R in an asphalt hot mix, as much as 20% of the total asphalt content. This mixture is then tested through a series of tests including Marshall, Marshall Immersion, and the Indirect Tensile Strength by using the UMATA. Results from the test indicates that the addition of BNA-R in an asphalt hot-mix has a better index of retained stability than an asphalt hot-mix without the addition of BNA-R.While the results from the Indirect Tensile Strength test states that the Modulus Resilience of the asphalt hot-mix with the BNA-R is much better than the one without the BNA-R."
2014
S54292
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laily Kartika
"Ban bekas merupakan salah satu limbah yang terdapat cukup banyak di dunia, termasuk di Indonesia. Salah satu cara untuk mengurangi limbah tersebut adalah dengan menjadikannya sebagai bahan tambah yang dapat digunakan untuk meningkatkan nilai-nilai karakteristik dari suatu perkerasan aspal sekaligus untuk mengurangi limbah ban bekas. Bahan tambah ini dinamakan serbuk karet Crumb Rubber. Pada penelitian ini, aspal yang digunakan adalah asbuton semi-ekstraksi dengan agregat gradasi senjang. Penggunaan asbuton semi-ekstraksi yang diberi nama asbuton retona ini bertujuan untuk menggantikan aspal minyak yang ketersediaannya di Indonesia tidak cukup untuk konstruksi perkerasan jalan aspal di Indonesia sedangkan penggunaan agregat gradasi senjang bertujuan untuk menurunkan biaya konstruksi.
Pengujian akan dilakukan dengan cara mencari nilai kadar aspal optimum KAO melalui uji Marshall yang nantinya akan divariasikan dengan nilai serbuk karet sebesar 0,48, 0,96, dan 1,44 untuk mendapatkan komposisi terbaik dari campuran KAO, serbuk karet dan agregat berdasarkan deformasi alurnya. Pengujian KAO dengan variasi serbuk karet dilakukan dengan menggunakan mesin pelacak roda Wheel Tracking Machine/WTM. Pengujian dengan WTM ini dilakukan untuk mengetahui kedalaman deformasi alur yang terjadi pada benda uji perkerasan aspal yang diujikan.
Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa deformasi alur terkecil terjadi pada campuran asbuton panas dengan serbuk karet sebesar 0,96 pada suhu 27 C dan pada suhu 60 C dengan dua siklus lintasan didapat deformasinya sebesar 10,17 mm sehingga dapat disimpulkan bahwa penambahan serbuk karet dengan persentase tertentu pada campuran asbuton panas bergradasi senjang dapat meningkatkan ketahanan deformasi alur.

Used tire is one of the most abundant wastes in the world, including in Indonesia. One way to reduce such waste is to make it an added material that can be used to enhance the characteristic values of an asphalt pavement at once to reduce waste of used tires. This added material is called Crumb Rubber CR. In this study, the asphalt used was semi extraction of buton natural asphalt with gap graded aggregate. The use of semi extraction of buton natural asphalt aims to replace the oil asphalt that its availability in Indonesia is not sufficient for asphalt pavement construction in Indonesia while the use of gap graded aggregate is to lower the construction cost.
The test will be done by finding the value of optimum bitumen content through Marshall test. The value of optimum bitumen content will be varied with CR value 0.48, 0.96, and 1.44 to get best composition from KAO, CR and aggregate mix based on the rutting. This will be done by using wheel tracking machine WTM for the test. Testing with WTM is done to find out the depth of rutting that occurs on the samples of asphalt pavement that were tested.
The results of the test show that the smallest rutting occurs on hot buton natural asphalt mixture with crumb rubber of 0.96 at 27 C and the value of rutting at 60 C with two cycle paths is 10.17 mm. So, it can be concluded that the addition of crumb rubber with a certain percentage on HRS WC hot mixture buton natural asphalt can increase the rutting resistance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatih Nuurahman Putro Imansyah
"ABSTRAK
Perkerasan jalan raya dirancang dengan ketentuan mampu memenuhi faktor ketahanan terhadap deformasi akibat pengulangan beban roda. Deformasi alur terjadi ketika terjadi peningkatan tegangan tarik pada suhu tinggi akibat beban roda. Hubungan antara jumlah lintasan roda dengan tegangan permanen dapat diketahui melalui uji alur roda. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh nano crumb rubber dalam upaya peningkatan ketahanan aspal campuran panas terhadap pengaruh suhu akibat beban roda kendaraan khususnya pada jalan lalu lintas berat. Limbah ban bekas yang telah dihaluskan sampai butiran ukuran nano yang disebut dengan nano crumb rubber (NCR). Material ini ditambahkan pada agregat halus, pada umumnya disebut dengan pencampuran kering. Penambahan NCR sebesar 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100% terhadap kandungan filler pada campuran aspal panas (ACWC). Dengan metode ini didapatkan bahwa terjadi penurunan dari segi kualitas, dilihat dari hasil stabilitas yang menurun cukup jauh. Penelitian dilanjutkan dengan melakukan penambahan NCR sebanyak 2,5% dan 5% dari berat aspal. Sehingga dapat diketahui pengaruh penambahan Nano Crumb Rubber yang didapat melalui uji Wheel Tracking Machine. Dari pengujian WTM didapatkan bahwa penambahan NCR dalam campuran beraspal akan meningkatkan kualitas dari campuran tersebut, pada suhu rendah peningkatan kualitas 2,5% NCR tidak setinggi penambahan 5% NCR, akan tetapi penambahan 5% NCR lemah terhadap suhu yang tinggi. Pada suhu pengujian 60°C 2,5% merupakan yang terbaik.

ABSTRACT
Highway Pavement is designed with the provision of being able to meet the resistance factor to deformation due to repetition of wheel load. Rutting occurs when there is an increase in tensile stress at high temperatures due to wheel load. The relationship between the number of trajectories of wheels with permanent stress can be known through the wheel tracking test. This study was to determine the effect of nano crumb rubber in an effort to increase the resistance of hot mix asphalt to the influence of temperature due to vehicle wheel loads, especially on heavy traffic roads. Waste from used tires to nano-size granules called nano crumb rubber (NCR). This material is subtitute to fine aggregates, generally called dry mixing. The addition of NCR is 0%, 25%, 50%, 75%, and 100% of the filler content in hot asphalt mixtures (ACWC). With this method, it was found that there was a decrease in quality, from the results of the stability which decreased quite far. The research was continued by adding NCR as much as 2.5% and 5% of the asphalt weight. So that it can be seen the effect of adding Nano Crumb Rubber obtained through the Wheel Tracking Machine test. From the WTM test it was found that the addition of NCR in the asphalt mixture would improve the quality of the mixture, at low temperatures the increase in the quality of 2.5% NCR was not as high as the addition of 5% NCR, but the addition of 5% NCR was weak to high temperatures. At the test temperature 60 ° C 2.5% is the best."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>