Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4069 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta, Gramedia, 1993,
W80 Man N93m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
658.5 Soe m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Laksmi
Depok : FIB-UI, 2007
651.3 L 31 m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Teguh Imam Santoso
"ABSTRAK
Data warehouse bukanlah suatu konsep baru, tetapi merupakan perkembangan dari metode pengumpulan informasi secara tradisional. Teknologi database menjadi faktor utama munculnya kembali data warehouse.
Penulisan bertujuan untuk memperlihatkan bagaimana teknologi database berperan dalam merancang suatu data warehouse. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa perancangan data yang baik akan menghasilkan kemudahan dalam pengembangan dan pemeliharaan suatu data warehouse.
Sebagai objek penelitian, penulis mengambil contoh pada suatu kasus di sebuah Bank, pada bagian MIS. Manajemen menginginkan adanya suatu informasi yang dapat memonitor dan menganalisa penggunaan biaya dari beberapa sisi dengan mudah dan cepat pada rentang waktu yang berbeda.

ABSTRACT
Data warehouse is not a completely new concept. It is a further development of the traditional information gathering method. Database technology improvement is the main reason behind the return of data warehouse.
This paper is intended to show how database technology improvement plays an important role in designing a data warehouse. The result of my research in this field shows that well designed data will provide convenience in developing and maintaining a data warehouse.
I took a case in MIS Department of a Bank as an object of the research. The management asked for an information that can monitor and analyze costs from different angles easily and fast in different time frame.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sulistyanto
"Warisan budaya sebagai media yang dianggap memiliki fungsi dalam menjaga proses pertumbuhan kebudayaan bangsa, ternyata makna yang terkandung di dalamnya dapat diwariskan secara berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan sistem pengetahuan stakeholders (pemangku kepentingan) dalam memaknai warisan budaya Situs Sangiran dan cara-caranya bertindak menggunakan sistem pengetahuan yang mereka miliki. Penelitian mengenai sistem pengetahuan tersebut, dinilai sangat penting, guna memahami perasaan dan pikiran mereka dalam merepresentasikan kebudayaannya terhadap lingkungan sosial, budaya maupun lingkungan alam Situs Sangiran. Pemaknaan pemerintah (pusat) terhadap warisan budaya Sangiran sangat berbeda dengan pemaknaan yang diberikan oleh penduduk, bahkan berbeda pula dengan pemaknaan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah Otonom. Dalam konteks demikian inilah, ketiga sistem pengetahuan budaya yang berbeda itu diperbandingkan guna menjelaskan beberapa faktor penyebab terjadinya konflik pemanfaatan warisan budaya Situs Sangiran. Konsekuensi atas kajian di atas, menuntut penelitian ini menemukan model pengelolaan Situs Sangiran beserta pengembangannya ke depan, karena model pengelolaan yang diterapkan sudah tidak sesuai lagi dengan perubahahan sistem kepemerintahan pada masa sekarang. Hasil penelitian ini memperlihatkan, bahwa model pengelolaan yang masih terpengaruh oleh kerangka pikir masa Kolonial dengan ciri kebijakan bersifat satu arah (top 0 down), eksklusif dan legislator, hanya akan menciptakan konflik r!. kepentingan yang berkepanjangan. Dalam era otonomi Daerah seperti sekarang ini, model pengelolaan yang dianggap sesuai untuk diterapkan di Situs Sangiran, adalah model pengelolaan berdasarkan sistem yang mengutamakan konsep milik bersama atau arkeologi untuk masyarakat. Memperhatikan berbagai konflik yang terjadi di Situs Sangiran selama ini, paling tidak ada lima konsep dasar yang harus dipenuhi oleh lembaga arkeologi dalam menata Situs berskala dunia ini. Pertama, lembaga arkeologi harus bersifat reaktif, yaitu peka dalam menangkap berbagai permasalahan yang terjadi di dalam masyarakat dengan rnemberikan pandangan-pandangan yang bijak dan jalan keluar terbaik (win-win solution). Kedua, akomodatif, artinya lembaga pengelola Sangiran harus mampu menampung berbagai kepentingan yang masing-masing kepentingan memiliki perbedaan sasaran dan tujuan. Ketiga, partisipatif, dalam arti semua kegiatan pengelolaan warisan budaya harus melibatkan berbagai stakeholders. Keempat, lembaga arkeologi pengelola Situs Sangiran harus bersifat transparan, dalam arti semua kebijakan perlu diketahui dan dibicarakan dengan publik. Kelima, integratif, lembaga arkeologi pengelola Situs Sangiran hams mampu mengintegrasikan seluruh kemampuan stakeholders dalam kesatuan visi yang terkoordinasi. Untuk menciptakan model pengelolaan yang reaktif, akomodatif, partisipatif dan transparan, serta integratif, dipandang penting pemerintah (pusat) segera menetapkan Situs Sangiran sebagai kawasan strategis nasional sekaligus membentuk lembaga independen, yaitu Badan Otorita Kawasan Sangiran yang mampu menyatukan berbagai perbedaan persepsi dan berupaya mengakomodir beragarn kepentingan, agar potensi situs dapat dimanfaatkan secara maksimal, baik untuk kepentingan mayarakat lokal, regional, nasional maupun global."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
RB 000 B 33 r
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Justine Zohra Charollyne
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26471
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Kade Sri Widiastuti
"

Proses menyusui bayi di ruang perawatan khusus bayi baru lahir sering mengalami hambatan dikarenakan faktor lingkungan, dampak hospitalisasi dan ketidaknyamanan ibu selama menyusui. Tujuan penelitian untuk mengetahui adakah perbedaan penggunaan bantal menyusui pada kelompok intervensi dan pada kelompok kontrol. Penelitian dengan desain penelitian randomized control Trial (RCT), melibatkan 70 responden yang dibagi menjadi kelompok intervensi (n=35) dan kelompok kontrol (n=35) sesuai kriteria inklusi. Kelompok intervensi mengunakan bantal menyusui saat menyusui bayinya; sedangkan kelompok kontrol memberikan ASI sesuai yang disarankan di ruang perawatan. Pengukuran menggunakan lembar observasi berisi penilaian terhadap posisi, perlekatan, kemampuan menghisap dan durasi menyusu bayi terdiri dari 14 pernyataan, dan instrumen body part discomport scale (BPDS), dengan empat kali penilaian yaitu penilaian awal, penilaian hari I, penilaian hari II dan penilaian akhir. pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hasil analisis statistik menunjukkan ada perbedaan yang signifikan penggunaan bantal menyusui terhadap penurunan ketidaknyamanan ibu, perlekatan, perbaikan posisi, kemampuan menghisap dan durasi menyusu bayi (p<0,05). Dengan demikian implementasi manajemen perlekatan dan posisi dengan bantal menyusui dapat membantu mengatasi masalah pemenuhan nutrisi (menyusu) bayi prematur dan ketidaknyamanan ibu saat menyusui bayi.


The process breastfeeding babies in special care rooms for newborns often experiences obstacles due to environmental factors, the impact of hospitalization and maternal discomfort during breastfeeding. The research objective was to determine whether there were differences in breastfeeding pillow use in the intervention group and in the control group. Research with randomized control Trial (RCT) research design, involving 70 respondents who were divided into intervention groups (n = 35) and the control group (n = 35) according to inclusion criteria. The intervention group uses a breastfeeding pillow when breastfeeding its baby; while the control group provided ASI as recommended in the treatment room. Measurements using an observation sheet containing an assessment of the position, attachment, sucking ability and duration of infant feeding consisted of 14 statements, and body part discomport scale (BPDS) instruments, with four assessments namely initial assessment, day I assessment, day II assessment and final assessment in the intervention group and the control group. The results of the statistical analysis showed that there was a significant difference in the use of breastfeeding pillow to decrease maternal discomfort, attachment, improvement in position, sucking ability and duration of breastfeeding (p <0.05). Thus the implementation of attachment management and positioning with the breastfeeding pillow can help overcome the problem of fulfilling the nutrition of premature babies and maternal discomfort when breastfeeding babies.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abu Ahmadi
Jakarta: Rineka Cipta, 1998
150 ABU p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>